Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Devil Beside You | 2.1

"KANG DANIEL?!" pekik Naeun

Yang dipanggil menampakkan seringainya pada Naeun yang berada di depannya.

"k..kau, se..sedang apa kau disini?" tanya Naeun sambil menunjuk wajah Daniel

Belum ada jawaban dari Daniel, pria itu hanya diam sambil menatap lamat sosok Naeun.

"ap...apa kau kemari untuk meminta maaf?" dengan percaya dirinya Naeun bertanya sambil memicingkan matanya.

Daniel pun menaikan sebelah alisnya mendengar pertanyaan Naeun, yang dibalas senyum miring oleh gadis tersebut.

"jika memang kau mau meminta maaf padaku, maka lupakan. Aku..takkan pernah memberikan maaf padamu" lanjut Naeun lagi angkuh

"minta maaf? Aku?" Daniel berujar setelah diam cukup lama.

"untuk apa aku meminta maaf? Memangnya aku salah apa?" tambahnya kemudian

Wajah Naeun terlihat kesal mendengar hal tersebut, gadis itu bahkan sudah berkacak pinggang sambil menatap tajam Daniel.

"kau bertanya salahmu apa? apa kau tak ingat apa yang kau lakukan padaku tadi?"

"aku tak melakukan apapun, kurasa justru kau yang menamparku bukan?"

"ya, benar...aku memang menamparmu, tapi itu kulakukan karena sikapmu yang keterlaluan"

Suara Naeun sedikit meninggi saat mengucapkan kalimat tersebut. pasalnya gadis itu sangat kesal dengan sikap Daniel yang terlihat acuh seolah dirinya tak melakukan kesalahan.

"Naeun...siapa yang datang? kenapa kau bersuara keras seperti itu?" suara Seah terdengar dari balik punggung Naeun.

Naeun pun buru2 berbalik, lantas menghampiri sang ibu. Tangan Naeun bahkan sudah melingkar di lengan Seah sambil menunjuk kearah Daniel yang masih berdiri di tempatnya.

"omma...omma, pria ini..."

"Kang Daniel?" belum lagi Naeun menyelesaikan ucapannya, sang ibu sudah menyebut nama Daniel begitu saja.

"Anyeonghaseyo nega Kang Daniel" jawab Daniel sambil tersenyum.

Mulut Naeun terbuka lebar saat mendengar nada suara Daniel. Pria itu berujar begitu sopan dan lembut, bahkan jauh dari kesan angkuh. Bahkan Daniel tersenyum begitu lucunya sambil memasang puppy eyes yang akan membuat orang2 gemas ketika melihatnya.

"jadi benar kau Kang Daniel....omo" Seah berujar senang sambil melepas tangan Naeun yag melingkar di lengannya.

Mata Naeun membelalak lebar melihat itu, terlebih saat tangan Seah tanpa sungkan meraih pundak Daniel dan mengusapnya lembut.

"kau terlihat sama persis seperti dalam gambar yang appamu tunjukan, begitu tampan dan menggemaskan" puji Seah sambil mencubit sayang pipi Daniel

Senyum Daniel kian melebar mendengar itu, membuat Naeun bersungut kesal melihatnya.

"ayo masuk....bibi sudah membuatkan banyak makanan untukmu" Seah menarik tubuh Daniel bersamanya.

Sambil menggandeng lengan Daniel, Seah pun membawa pria itu ke ruang makan. Seah, bahkan melewati tubuh Naeun begitu saja tanpa berujar apapun.

"apa2an ini" Naeun menatap kesal kearah ibunya dan Daniel yang sudah menghilang ke ruang makan.

Dengan langkah yang disentak2 gadis itu pun menyusul keduanya. Sang ibu sedang sibuk menghidangkan makanan2 di atas meja ketika Naeun tiba.

"omma kita perlu bicara" Naeun menarik lengan Seah yang baru saja meletakkan sumpit disisi mangkuk nasi milik Daniel.

Gadis itu pun menyeret tubuh ibunya hingga mereka berada di dekat westafel yang tak jauh dari meja makan.

"Naeun-a, apa yang kau lakukan?" tanya Seah bingung.

"omma...apa yang omma lakukan pada iblis itu?" tanpa mau berbasa basi, Naeun bertanya pada sang omma.

"iblis? Siapa iblis?" tanya Seah bingung

Naeun tak menjawab, dia menunjuk sosok Daniel dengan ujung matanya. Seah yang melihat sikap Naeun segera mengarahkan pandangannya pada Daniel.

"kenapa kau memanggilnya iblis?" tanya Seah pada Naeun.

"itu karena dia memang iblis" jawab Naeun

Dahi Seah berkerut mendengar jawaban Naeun, terlebih ketika melihat raut kesal yang tergambar jelas di wajah anaknya tersebut.

"bagaimana kau bisa menyebut pria semanis Daniel dengan sebutan iblis Naeun-a?" tangan Seah mengusap pipi Naeun lembut.

"lihat senyumannya"

Seah menunjuk Daniel yang tengah tersenyum lebar padanya, membuat Naeun memutar bola matanya jengah mendapati hal itu.

"dia hanya berakting omma, percayalah...dia tak sebaik yang kau katakan" ungkap Naeun

"namja itu..." Naeun menunjuk Daniel "ya...ya...ya" belum lagi Seah mendengar Naeun melanjutkan ucapannya, putrinya tersebut sudah berjalan kembali kearah meja makan.

Naeun memukul kasar tangan Daniel, yang baru akan mengambil makanan yang dihidangkan di atas meja.

"siapa yang menyuruhmu makan huh? dasar tidak sopan" sungut Naeun.

Mendapatkan perlakuan dari Naeun tersebut, Daniel memasang wajah sedih sembari menundukkan pandangannya. Hal tersebut membuat Seah yang melihatnya jadi sedih. Ibu Naeun tersebut menghampiri Daniel dan berdiri di samping pria itu sambil mengusap bahunya.

"Naeun-a...jangan bersikap kasar seperti itu pada Daniel. Lihat...kau membuatnya sedih" nasehat Seah

"omma...dia hanya berpura2" bantah Naeun

Seah menatap sedih Naeun kini, kedua mata wanita itu pun terlihat berkaca2.

"Naeun-a...apa kau begini karena tak bisa menerima ayah Daniel sebagai pengganti appamu?" tanya Seah membuat Naeun tergugu.

"kau takut kasih sayangku akan terbagi karena kehadiran orang lain, apa begitu?" tanya Seah lagi

"omma...tidak begitu" kilah Naeun

Naeun jadi merasa bersalah kini, terlebih saat melihat Seah sudah terduduk di samping Daniel sambil menutup wajahnya. Isak kecil terdengar dari bibir sang ibu, membuat Naeun salah tingkah.

"bibi..." tanpa diduga2 Daniel meraih bahu Seah lantas menarik wajahnya untuk menatap padanya.

"jangan menangis, aku merasa buruk melihatnya" tukas Daniel lagi seraya menyeka air mata di pipi Seah.

Rasa haru menyeruak di hati Seah mendapat perlakuan Daniel, bibirnya pun merekahkan senyum tipis karena sikap yang pria itu tunjukan.

"hal yang wajar jika noona tidak bisa menerima kehadiran orang asing dalam keluarganya, terlebih semua ini terkesan tiba2. Tapi...bibi jangan menangis karena hal itu, sebab...kehadiranku dan appa dalam kehidupan bibi bukan karena ingin melihat bibi bersedih" tambah Daniel lagi.

Naeun terpaku mendengar ucapan yang Daniel lontarkan, gadis Son tersebut benar2 tak menyangka kalau pria seperti Daniel bisa mengucapkan kata2 manis seperti barusan.

"ya ampun Daniel, kau anak yang sangat baik. Bibi jadi ingin merawatmu seperti anak bibi sendiri" Seah mengusap pipi Daniel lembut

"begitukah? kalau begitu....bolehkan aku memanggil bibi dengan sebutan omma?" tanya Daniel dengan mata yang berbinar

Mata Seah berbinar seketika saat mendengar pertanyaan Daniel tersebut.

"tentu...tentus aja boleh" ujarnya antusias

"lagipula...memang sebentar lagi kita akan menjadi keluar bukan?" tambah Seah lagi

Lagi, Daniel menyunggingkan senyum malaikatnya. Naeun bahkan sempat terpana beberapa saat, ketika melihat senyum Daniel yang dirasakan begitu hangat dan terkesan lugu.

"terimakasih omma...terimakasih banyak" Daniel memeluk Seah erat

Daniel membiarkan Seah membalas pelukannya, lantas memamerkan senyum liciknya pada Naeun yang masih memandanginya.

"dasar iblis sialan" rutuk Naeun dalam hati.

*

Naeun mengantar Daniel hingga ke depan kediamannya. sebenarnya Naeun enggan melakukan hal itu, namun karena tak ingin Seah sedih karena sikapnya mau tak mau Naeun pun melakukan hal tersebut.

"terimakasih noona" Daniel berujar dengan wajah lugunya

"tak usah berakting, karena disini sudah tak ada ommaku" kesal Naeun

Senyum lugu Daniel berganti seringai sinis kini, pria itu bahkan sudah menyilangkan tangannya di dada.

"kau ketus sekali, begitu tak sukakah kau dengan keputusan ommamu?" tanya Daniel dengan nada sarkas.

Naeun tak menjawab, gadis itu hanya melayangkan tatapan herannya pada Daniel.

"kalau memang kau tak suka dengan keputusan ommamu, katakan itu padanya dengan tegas. Bukankah akan mudah bagimu melakukannya, karena...sepertinya ommamu sangat menyayangimu" tambah Daniel lagi

"apa maksudmu? kenapa sepertinya kau memintaku menghalangi keputusan yang sudah dibuat ommaku?" tanya Naeun tak mengerti

"itu bukan sepertinya, aku memang ingin kau menolak rencana ini"

"apa? ya! tadi di dalam..."

"aku hanya berakting" potong Daniel cepat "kau sendiri yang bilang begitu bukan?" tambahnya dengan tatapan yang sukar Naeun artikan.

"aku tak mau menjadi orang jahat yang menentang keputusan appaku sendiri, karena itu...sebaiknya kau yang melakukannya"

Naeun memijat tekuknya pelan mendengar hal tersebut, gadis bersurai panjang itu tak menyangka kalau Daniel bisa mengatakan semua itu padanya.

"kau tak mau terlihat jahat, tapi kau ingin membuatku terlihat jahat" protes Naeun

"pintar" Daniel mengembangkan senyum tanpa dosanya.

"ish...bocah ini, kau..."

"Naeun-a" ucapan Naeun kembali terpotong oleh panggilan seseorang.

Cepat Naeun berpaling ke arah orang yang memanggilnya dan mendapati sosok Jaehwan disana.

"Jae...Jaehwan-a" ujarnya sedikit tergugup

Jaehwan tak menjawab, pria Kim itu hanya menatap Naeun dan Daniel bergantian dengan tatapan bingung.

"sedang apa kau disini? apa kau disini untuk menganggu Naeun lagi?" tanya Jaehwan pada Daniel

Daniel yang mendapati pertanyaan itu memilih tak menjawab, pria Kang itu justru menatap sosok Jaehwan dengan tatapan tak suka. Sadar suasana sedikit menjadi menyeramkan karena tatapan intimidasi yang Daniel arahkan ke Jaehwan, Neun pun buru2 berdiri diantara mereka.

"anni Jaehwan-a...dia kemari bukan untuk mengangguku" sanggah Naeun.

Pandangan Jaehwan yang semula tertuju pada Daniel, kini mengarah lurus pada Naeun.

"benarkah?" tanya lelaki itu pada Naeun

Naeun mengangguk membenarkan, membuat Jaehwan melengkungkan senyum di wajahnya. Rasa lega pun Naeun rasakan, dia senang karena bisa kembali melihat senyum hangat Jaehwan.

"lalu ada apa dia kemari?" tanya Jaehwan lagi

"aku kemari karena..."

"dia ingin mengunjungi ibuku" potong Naeun cepat.

Daniel menatap tak suka kearah Naeun yang sudah mengisyaratkan padanya untuk tetap diam.

"menemui ibumu? Untuk apa?" tanya Jaehwan

"untuk melamarnya" jawab Daniel sembari melingkarkan tangannya di bahu Naeun

"ish..." Naeun mendorong tubuh Daniel keras hingga pria itu terhuyung kesamping.

"jangan bicara omong kosong" sambungnya kemudian.

Jaehwan yang mendengar itu belum mengatakan apapun, pria Kim itu masih sedikit terkejut dengan jawaban yang Daniel lontarkan barusan.

"ibuku dan ayahnya Daniel akan menikah, karena itu dia datang kemari untuk mengenal ibuku lebih dekat" jelas Naeun membuat wajah Jaehwan kembali dihiasi senyum lebar.

"ah...begitu, jadi kalian akan menjadi saudara?" tanyanya

"ne, majayo" jawab Naeun

Naeun tersenyum cerah kearah Jaehwan membuat perasaan kesal menaungi hati Daniel.

"ngomong2...jadi kau yang bernama Jaehwan? Kim Jaehwan?" Daniel tiba2 bertanya pada Jaehwan

Mata pria itu bahkan sudah menatap singkat kearah Naeun, seolah menyiratkan sesuatu. Hal itu seketika membuatperasaannya Naeun berubah tak enak. Gadis itu yakin ada sesuatu yang sedang Daniel rencanakan saat ini.

"benar, aku Kim Jaehwan" jawab Jaehwan sambil mengangguk

"jadi benar kau Kim Jaehwan, kapten tim basket yang terkenal itu?" tukas Daniel memastikan

"benar" jawab Jaehwan lagi

Seringai aneh Daniel kembali terlihat, menambah rasa tak nyaman di hati Naeun.

"wah...sangat beruntung" tukas Daniel sambil mendekat kearah Jaehwan "aku...penggemarmu sunbae" tambahnya kemudian.

"penggemar?" bisik Naeun pelan sambil menatap tak percaya pada Daniel

"aku...dari dulu sangat ingin bertanding basket melawanmu, apa...kita bisa melakukannya?" tukas Daniel lagi

Sesaat Jaehwan diam, mencoba menimbang2 tawaran yang diberikan oleh Daniel padanya. pandangan pria itu pun sempat tertuju pada Naeun yang menatap kesal kearah Daniel.

"tentu saja bisa, kapan kau ingin bertanding denganku?" sanggup Jaehwan kemudian

"eh?" Naeun nampak terkejut mendengar jawaban dari Jaehwan

"bagaimana kalau besok?" tanya Daniel, mengabaikan ucapan terkejut Naeun barusan.

"baiklah...besok setelah makan siang kita akan bertanding"

Daniel mengangguk lantas kembali menatap Naeun yang berdiri di sampingnya.

"baiklah noona, aku pulang dulu. Pikirkan baik2 apa yang kukatakan padamu tadi" tukas Daniel seraya tersenyum miring pada gadis itu.

Naeun memilih tak menjawab, ia hanya menatap kesal pada Daniel yang sudah menaiki sepeda motor miliknya.

"sampai bertemu besok sunbae" pamit Daniel sebelum benar2 berlalu.

"namja sialan, aku benar2 membencimu" rutuk Naeun dalam hati sambil menatap motor Daniel yang kian menjauh.

"ekhem" Jaehwan berdehem pelan karena pandangan Naeun belum terlepas dari sosok Daniel

Gadis Son itu pun berjengit kaget, lantas kembali mengalihkan atensinya pada sosok Jaehwan.

"maaf...aku mengabaikanmu" Sesal Naeun sedikit salah tingkah.

"tak masalah" balas Jaehwan tak mempermasalahkan sikap Naeun padanya.

"jadi...kenapa kau kemari?" tanya Naeun kemudian

"uhmmm...itu" Jaehwan menggaruk kepalanya yang tak gatal, kemudian mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya.

Mata Naeun mengarah pada benda yang ada di tangan Jaehwan kini, yang ternyata adalah 2 buah tiket konser musik.

"itu...acara musik yang biasanya diadakan salah satu club tempat temanku. Aku berencana mengajakmu kesana untuk menonton, apa...kau mau pergi denganku?" tanya Jaehwan sedikit ragu

"MAU....TENTU SAJA MAU" jawab Naeun terlihat antusias

Jaehwan bahkan sedikit terkejut mendapati Naeun yang terlalu semangat, membuat gadis itu tersipu malu.

"ma...maaf, aku terlalu bersemangat" ujarnya sambil menunduk

"tak masalah, aku senang melihat itu" jawab Jaehwan

Kembali Naeun memandang Jaehwan dengan tatapan tak percaya. Gadis itu benar2 merasa senang, karena Jaehwan tak pernah mempermasalahkan sikap konyol yang ia tunjukan.

"acara itu hari Minggu ini, kuharap kau bisa mengkosongkan waktumu" pinta Jaehwan

"tentu...tentu saja aku akan melakukannya"

"baiklah...kalau begitu aku kembali dulu. Jangan lupa...besok melihat pertandinganku dan Daniel ya"

"ne...aku akan melihatnya"

Jaehwan lagi2 merekahkan senyum pada Naeun, yang membuat gadis tersebut ikut melakukan hal serupa.

"aku pulang, anyeong" pamitnya

"anyeong" balas Naeun sambil melambaikan tangannya pada sosok Jaehwan.

Gadis itu pun terus memandang kepergian Jaehwan, hingga laki2 itu menghilang di tikungan jalan.

"malaikatku" bisik Naeun sembari tersenyum bahagia.

TBC_

Langsa,25 November 2018
06:33

-Porumtal-

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro