Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Devil Beside You | 1.4

Naeun menghentikan langkahnya di dekat gerbang kampus, saat mendapati sosok Jaehwan berdiri disana. Pria itu tampak tersenyum hangat pada Naeun membuat kedua pipi gadis Son itu terasa panas.

"pagi" sapa Jaehwan sedikit kaku

"pa...pagi" balas Naeun tak kalah kaku

Keduanya tergelak canggung, menertawakan sikap mereka yang terasa aneh.

"ayo masuk" ajak Jaehwan setelah tawanya terhenti

Naeun hanya mengangguk, lantas berjalan bersisian bersama dengan Jaehwan. Tak ada yang mereka bahas di sepanjang perjalanan, baik Naeun ataupun Jaehwan memilih saling diam.

"bagaimana tidurmu semalam? apa kau tidur dengan nyenyak?" tanya Jaehwan karena tak nyaman dengan suasana kaku diantara mereka.

"hmm...aku tidur dengan nyenyak" jawab Naeun dengan wajah tersipu

"begitukah?" Jaehwan mengangguk pelan "terdengar baik" tambahnya lagi.

"lalu bagaimana denganmu? apa tidurmu nyenyak?" tak ingin dianggap tak pengertian, Naeun balas bertanya pada Jaehwan.

Laki2 itu diam sebentar, sambil membenarkan letak tas punggungnya.

"aku sedikit kesulitan tidur semalam" jawabnya kemudian

"benarkah? Kenapa?"

"entahlah...mungkin karena terlalu senang"

Wajah Naeun sentak memerah mendengar jawaban Jaehwan. Gadis itu bahkan sudah mengipas2 kedua wajahnya untuk mengurangi rasa panas yang terus merambat.

"wuaaah...mesranya pasangan baru" seorang mahasiswa berujar saat Jaehwan dan Naeun melewatinya

"lihat...pasangan romantis kita sudah datang" sahut yang lain.

Naeun memandang Jaehwan heran, begitupun sebaliknya. Keduanya nampak bingung karena sikap yang ditunjukan oleh teman2 satu jurusan mereka.

"Naeun-a...kau wanita yang hebat, kau juga pemberani" salah satu gadis yang merupakan teman sekelas Naeun berujar sambil mengacungkan kedua ibu jarinya pada Naeun.

Masih bingung, Naeun hanya mengerutkan dahinya tanpa mengatakan apapun. Naeun baru akan bertanya pada pada gadis tersebut, namun sosok Eunji yang belari menghampirinya menahan pertanyan yang sudah ada di ujung lidah Naeun.

"Naeun-a...suratmu" ujar Eunji dengan nafas terengah

"surat?" tanya Naeun tak mengerti

Belum lagi Eunji menjelaskan apa maksud ucapannya, tiba2 saja puluhan kertas surat berhamburan di sekitar Naeun. Seperti hujan,kertas2 tersebut berjatuhn begitu saja di sekitar tubuh Naeun, Eunji juga Jaehwan. Salah satu tangan Naeun meraih kertas yang berterbangan itu dan langsung terkejut, manakala menyadari kalau itu adalah copyan surat cinta miliknya.

Wajah Naeun pun kembali memerah saat ini, tapi bukan karena gadis itu tersipu...melainkan karena rasa marahnya bercampur malu. Naeun benar2 kesal saat ini, terlebih saat melihat Jaehwan sudah membaca salah satu copy-an surat cintanya.

"Kang Daniel" sungut Naeun lantas berlalu meninggalkan Eunji juga Jaehwan di sana.

Dengan emosi yang memenuhi hatinya, Naeun pun menemui Daniel. Tak sulit bagi Naeun menemukan pria itu, karena sosok yang ia cari memang sedang berada di kelas tempat kemarin Naeun mengerjakan tugas mereka.

"KANG DANIEL" pekik Naeun diambang pintu masuk

Yang dipanggil menoleh, lantas menatap heran kearah asal suara. Naeun -orang yang memanggilnya- nampak melangkah lebar mendekati Daniel yang terlihat acuh dengan kehadirannya.

PLAK

Sebuah tamparan Naeun layangkan di pipi kanan Daniel, membuat semua yang ada disana terkejut...tidak terkecuali Daniel sendiri.

"apa kau senang? Sudah mengerjaiku seperti ini apa kau senang?" ujar Naeun dengan nada kesal

Daniel hanya diam sambil melayangkan tatapan herannya pada Naeun.

"kau pasti bangga sudah membuatku malu seperti ini bukan?" tambah Naeun lagi

"apa maksudmu?" tanya Daniel yang tak mengerti dengan ucapan Naeun.

"jangan pura2 bodoh, aku tahu ini semua ulahmu" Naeun berujar sambil melempar kertas surat yang sudah ia remat sedemikian rupa

"YA!" bentak Daniel tak terima dengan perlakuan Naeun.

"kau tahu...tindakkanmu itu sangat menjijikan Kang Daniel. Semua tindakkan yang kau lakukan ini, seperti seorang bocah yang kekurangan kasih sayang" tak menghiraukan wajah kesal Daniel, Naeun lagi2 berujar.

Daniel kian terusik dengan kata2 Naeun, tangan besar pria itupun sudah mencengkram tekuk leher Naeun dengan keras.

"kau datang kemari hanya untuk mencercaku huh?" sungut Daniel dengan tatapan syarat rasa marah.

Jujur Naeun takut, namun gadis itu masih mencoba membalas tatapan Daniel dengan tatapan sengit.

"kalau memang kau sudah selesai dengan urusanmu...kau bisa pergi" tukas Daniel lagi kali ini sambil mendorong tubuh Naeun.

Naeun terhuyung kesamping dan nyaris membentur meja. Beruntung ada Woojin yang menahan tubuhnya sehingga gadis itu gagal terjerembab.

"apa yang kau tunggu? Apa kau mau aku bersikap lebih kasar dari itu?" ancam Daniel membuat Naeun sedikit ciut.

Cepat Naeun melangkah pergi meninggalkan Daniel dan kawan2nya. Sepeninggalan gadis itu, Daniel pun meraih kertas yang dilemparkan Naeun padanya.

"kertas apa itu?" hanya sosok Daehwi yang berani bertanya diantara ke empat teman2 Daniel

Tidak menjawab, Daniel membiarkan tangan Daehwi mengambil kertas itu dari tangannya dan membacanya.

"ini surat cinta itu bukan?" tanya Daehwi dengan nada suara yang terdengar terkejut.

Woojin dan Sungwoon yang mendengar itu mendekat pada Daehwi, untuk melihat surat tersebut.

"benar...ini surat itu" tukas Sungwoon dengan mata yang membulat

"bagaimana ini ada pada Naeun noona?" Woojin bertanya entah pada siapa

Daniel masih belum menjawab, pria itu terus bungkam sambil mengepalkan tangannya keras.

*

"apa dia ada di dalam?" tanya Jaehwan pada Eunji yang baru saja keluar dari toilet wanita

Eunji menjawab pertanyaan itu dengan gelengan kepala, membuat Jaehwan mendesah frustasi.

"Naeun pasti sedih" Eunji bergumam pada dirinya sendiri, namun masih bisa didengar Jaehwan.

"Kang Daniel benar2 sudah keterlaluan, bagaimana dia bisa mempermalukan seseorang gadis seperti ini?" tambah Eunji lagi

Jaehwan belum mengatakan apapun, pria itu masih setia dalam bungkamnya sambil memikirkan sosok Naeun. Dia benar2 khawatir dengan keberadaan Naeun yang tak ia ketahui ada dimana.

"kau tak membencinya bukan?" tiba2 Eunji bertanya pada Jaehwan

"eh?"

"kau tak membenci Naeun karena peristiwa ini bukan?" ulang Eunji sedikit menjelaskan maksud pertanyaanya.

"kenapa aku harus membencinya?" balas Jaehwan

"entahlah...mungkin karena kau risih"

Jaehwan menggeleng pelan mendengar penuturan Eunji tersebut, lantas menatap sahabat kekasihnya itu lamat2.

"aku takkan membenci Naeun hanya karena masalah seperti ini Jung Eunji, jadi jangan cemas" jawab Jaehwan

Eunji tersenyum lega mendengar jawaban yang dilontarkan Jaehwan.

"aku senang mendengarnya, Naeun juga pasti bahagia memiliki kekasih pengertian sepertimu" puji Eunji

"kau tahu aku dan Naeun berpacaran?" tanya Jaehwan terkejut

"tentu saja, semalam dia heboh menceritakan tentang kalian yang berpacaran di line grub kami"jelas Eunji

Jaehwan tersipu malu mendengar itu, sambil mengusap leher belakangnya. Melihat hal tersebut, Eunji pun ikut tersenyum.

"Eunji...Jaehwan" itu suara Bomi yang memanggil keduanya dari arah tangga

Keduanya sama2 menoleh, lantas berjalan mendekati Bomi.

"aku sudah menemukan Naeun" adu Bomi

"benarkah?" Jaehwan dan Eunji berujar bersamaan

Bomi mengangguk membenarkan, membuat Jaehwan dan Eunji merasa lega.

"dimana dia?" tanya Eunji antusias

"Naeun ada di atap kampus" jawab Bomi

"kalau kau tahu dia disana...kenapa kau justru kemari?" Eunji bertanya dengan tatapan bingung

Kali ini Bomi tak langsung menjawab, gadis itu hanya melayangkan tatapan datarnya kearah Eunji.

"kau kan tahu aku tak pintar menghibur orang Jung Eunji. Aku tak mau nantinya aku justru membuat perasaan Naeun kian kacau karena ulahku" papar Bomi

Eunji menggaruk kepalanya yang tak gatal mendengar itu, lantas mengarahkan tatapannya pada Jaehwan

"Jaehwan-a...kalau begitu kau saja yang menemui Naeun" usul Eunji

"aku?" Jaehwan menunjuk dirinya sendiri

"ne"

"apa...tak masalah kalau aku yang menemuinya?"

Jaehwan berujar dengan wajah yang menunjukan keraguan.

"tentu saja tak masalah, kau kekasihnya...karena itu kupikir sosokmu yang dia perlukan saat ini" jawab Eunji.

Sesaat Jaehwan diam untuk menimbang2, hingga akhirnya pria Kim itu mengangguk pelan.

"baiklah...aku akan menemui Naeun" tukasnya

Eunji tersenyum mendengar itu, begitu juga dengan Bomi. Kedua gadis itu pun membiarkan Jaehwan berlalu, setelah lebih dulu berpamitan pada mereka.

Seperti yang dikatakan Bomi, Jaehwan bergegas menuju atap kampus. Benar saja, sosok Naeun memang ada disana tengah melamun dengan wajah yang terlihat sedih.

"Naeun-a" panggil Jaehwan

Cepat kepala Naeun menoleh pada Jaehwan yang sudah melempar senyuman kepadanya.

"jaehwan" Naeun hanya bergumam pelan, membalas panggilan kekasihnya itu.

Perlahan Jaehwan mengikis jarak antara mereka, kemudian berdiri di hadapan Naeun. Kepala Naeun pun langsung tertunduk, begitu Jaehwan berada di depannya.

"Naeun-a" Jaehwan mencoba membuat atensi Naeun kembali padanya, namun hal tersebut gagal.

Naeun masih enggan menatapnya, gadis tersebut malah semakin tertunduk seolah lantai yang ia pijaki lebih menarik dari sosok Jaehwan.

"maaf" cicit Naeun

"ke...kenapa kau meminta maaf?" tanya Jaehwan bingung

Pelan Naeun mengadahkan pandangannya, meski belum berani menatap Jaehwan sepenuhnya.

"aku sudah melibatkanmu dalam peristiwa memalukan seperti ini, maafkan aku" jelas Naeun kemudian

"kau pasti ternganggu bukan, dengan apa yang tejadi hari ini?" Naeun kembali berujar tanpa memandang Jaehwan.

"aku sama sekali tak ternganggu dengan hal ini" bantah Jaehwan

Kata2 Jaehwan kali ini berhasil membuat Naeun memandangnya, bahkan iris gadis itu mengarah tepat padanya seolah ingin mencari kebenaran dari pancaran mata milik Jaehwan.

"hal ini sama sekali tak mengangguku" tambah Jaehwan ingin meyakinkan Naeun dengan ucapannya.

"be...benarkah?"

Tangan Jaehwan meraih kedua bahu Naeun, lantas pria tersebut tersenyum lembut pada Naeun.

"dengar Naeun-a, ada sebagian orang di dunia ini yang akan mencoba membuatmu terluka. Tapi...ada juga orang2 yang akan terluka saat melihatmu terluka" Jaehwan berujar bijak

"dan aku...adalah orang yang akan terluka saat melihatmu terluka" tambahnya lagi

Hangat melingkupi hati Naeun kini, kata2 sederhana yang Jaehwan ucapkan seperti mantra yang menenangkan hatinya.

"kalau kau sedih karena berpikir aku ternganggu dengan surat itu, aku sudah mengatakan kalau aku sama sekali tak ternganggu. Jadi...jangan lagi memikirkannya dan bersedih karena hal terebut" Jaehwan kembali berujar.

"kau...sungguh tak mempermasalahkannya?" tanya Naeun

Jaehwan mengangguk pelan untuk menjawab pertanyaan gadis itu.

"kau tak malu karena hal itu?"

"surat itu berisi ketulusan hatimu, kenapa aku harus malu?" balas Jaehwan

Naeun tak bisa menahan senyumnya kini, gadis Son itu benar2 senang mendengar jawaban Jaehwan yang menyentuh hatinya.

"dia benar2 malaikat, Kim Jaehwan benar2 malaikat" bisik Naeun dalam hati

"sudah membaik?" tanya Jaehwan memastikan kondisi hati Naeun

Naeun mengangguk antusias sambil merekahkan senyum lebar miliknya.

"kalau begitu ayo temui Bomi dan Eunji, mereka juga khawatir karena tak bisa menemukanmu sejak tadi" ajak Jaehwan

"ne"

Keduanyapun kini melangkah meningalkan tempat tersebut dengan saling bertaut. Pasangan itu terlalu tenggelam dalam perasaan bahagia mereka, hingga tak menyadari sosok Daniel yang menatap kepergian keduanya.

*

Naeun melangkah ringan memasuki kediamannya. Gadis itu bahkan bernyanyi2 kecil sambil menari dengan raut wajah yang terlihat sangat bahagia.

"omma...aku pulang" ujar Naeun sembari menganti sepatunya dengan sandal rumah

Tak ada jawaban dari sang omma, membuat dahi Naeun berkerut karena hal tersebut.

"omma...omma" panggil Naeun sedikit khawatir

"omma di dapur" balas Seah dengan sedikit berteriak.

Cepat Naeun melangkah menuju dapur dan mendapati ommanya sedang memasak banyak makanan. Hal itu kembali membuat Naeun menjadi heran, pasalnya mereka hanya berdua...jadi buat apa memasak begitu banyak makanan seperti ini.

"omma...kenapa omma memasak begitu banyak?" tanya Naeun yang tak bisa menahan raa penasarannya lagi

"omma memasak karena akan ada tamu istimewa yang akan datang" jawab Seah dengan wajah berbinar

"tamu istimewa?" Naeun bertanya sambil meyuapkan satu potong sosis ke dalam mulutnya

Kepala Seah bergerak naik turun bersama senyum yang merekah lebar di wajahnya.

"siapa? Apa paman Sooro?"

"bukan...bukan dia" sanggah Seah

"kalau bukan dia...lantas siapa?"

Seah menghentikan kegiatannya sesaat, guna memandang putrinya yang terlihat kebingungan.

"putra Sooro yang akan datang, dia ingin mengenal omma katanya" jelas Seah

"putra? paman Sooro sudah memiliki putra?" Naeun nampak terkejut

"omma belum mengatakan padamu ya? kalau dia seorang duda yang memilki seorang putra?"

Naeun menggeleng menjawab itu, membuat Seah memasang raut wajah bersalah.

"maafkan omma, sepertinya omma lupa mengatakan padamu" sesal Seah kemudian

"sudahlah...lupakan" Naeun tak mau ambil pusing "tapi...kenapa dia mau datang kemari? tidakkah aneh mengunjungi rumah kekasih appanya seperti ini?" tukas Naeun kemudian

"tentu saja tidak, dia kan ingin dekat dengan calon ommanya"

"uhuk...uhuk...uhuk" Naeun yang baru saja meneguk air terbatuk mendengar ucapan Seah

"Naeun-a...kau baik2 saja?" tanya Seah panik

Naeun mengangguk sambil berusaha menghilangkan rasa tersedaknya.

"tadi omma bilang apa? calon apa?"

"calon omma" ulang Seah

Kembali Naeun merasa terkejut dengan jawaban sang ibu, gadis itu pun seolah kehilangan katanya untuk beberapa saat.

"omma...apa omma dan paman Sooro sudah membahas tentang pernihakan?" selidik Naeun

"ne, kami sudah membahasnya beberapa hari ini"

"tapi...bukankah kalian baru saja memulai hubungan. Maksudku...omma bilang dia baru menyatakan perasaan pada omma beberapa hari lalu" cecar Naeun

Mata Seah mengerjap beberapa kali, sedikit merasa bingung dengan reaksi yang ditunjukan putrinya.

"Naeun-a...omma dan Sooro itu bukan pasangan remaja. Kami menjalin hubungan bukan hanya untuk bersenang2, melainkan untuk sebuah komitmen" jelas Seah

"aku tahu itu omma, tapi masalahnya...omma dan paman Sooro itu baru memulai hubungan beberapa hari yang lalu. dan sekarang omma bilang sudah merencanakan pernikahan dengannya, yang benar saja"

Seah memandang sedih kearah Naeun kini, membuat Naeun sedikit merasa bersalah.

"kau tak suka omma menikah lagi ya Naeun?" ujar Seah dengan suara yang terdengar bergetar

"bu...bukan begitu omma" sanggah Naeun

"kalau bukan begitu...kenapa kau terlihat sangat keberatan dengan keputusan omma?" tanya Seah lagi

Naeun menggaruk kepalanya yang tak gatal, gadis itu benar2 merasa salah tingkah kini.

"aku...aku hanya mencemaskan omma" jelas Naeun kemudian

"jangan cemas Naeun, Sooro bukan namja yang jahat. Omma sudah mengenalnya dengan baik, jadi...kau tak perlu mencemaskan apapun lagi ok" Seah coba memberi pengertian pada Naeun.

Mendengar ucapan Seah, Naeun pun hanya bisa menghela nafasnya pelan. Dia tak mau membuat sang omma sedih, karena itu Naeun coba kembali mengalah pada wanita itu walau sedikit terpaksa.

Ting...Tong

Suara bel membuat keduanya mengalihkan pandangan mereka.

"bisa kau buka pintunya? Omma mau melanjutkan memasak" pinta Seah pada Naeun

Tak coba membantah, Naeun segera keluar dari dapur guna membuka pintu. Namun betapa terkejutnya gadis itu saat mendapati seseorang yang sama sekali tak ingin ia lihat.

"KANG DANIEL?!" pekik Naeun dengan mata dan mulut yang terbuka lebar.

TBC_

Kang Daniel or Kim Jaehwan?
(Penggambaran sikapnya)

Langsa, 15 November 2018
05:24

-Porumtal-

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro