Devil Beside You | 1.3
Neun melangkah ringan menuju kelasnya, sesekali terdengar gadis itu bersenandung pelan. Senyum pun terus terukir di wajah cantiknya, hingga Naeun mendapati sosok Daniel disalah satu koridor kampus.
Tak ingin kembali berurusan dengan salah satu berandal kampus, Naeun dengan cepat memutar tubuhnya dan bersiap berlalu dari tempat itu.
"noona...apa kau tak kehilangan sesuatu?" suara Daniel menghentikan penggerakan Naeun
Gadis Son itu kembali berbalik menghadap kearah Daniel. Matanya seketika membulat penuh waktu mendapati tangan Daniel yang mengacungkan sebuah amplop yang sangat dia kenal.
"suratku" Naeun berlari kencang kearah Daniel guna mengambil surat miliknya.
Namun gerakan gadis itu kalah cepat, karena dengan seenaknya Daniel justru mengangkat tangannya tinggi2 agar Naeun tak dapat meraih surat itu dari tangannya.
"Kang Daniel! Apa yang kau lakukan? berikan suratku" pinta Naeun dengan raut kesal
Dahi Daniel berkerut mendengar intonasi suara Naeun dan hal itu membuat gadis tersebut sadar kalau sikapnya melukai tuan muda Kang.
"kumohon Daniel...bisakah kau kembalikan suratku?" kali ini Naeun berujar dengan suara yang dibuat selembut mungkin.
"bagaimana ya?" jawab Daniel dengan seringai yang terlihat menyebalkan di mata Naeun.
"kumohon...kembalikan suratku" pinta Naeun penuh harap
Daniel menatap Naeun dengan ujung matanya.
"baiklah...akan kuberikan" senyum Naeunpun terukir mendengar itu
"tapi ada syaratnya"
Senyum yang beberapa detik lalu terukir di wajah Naeun, sirna seketika. perasaan gadis itu pun berubah tak baik, terlebih saat Daniel mendekatkan wajahnya pada Naeun.
"kau harus menjadi budakku" ujar Daniel tepat ditelinga Naeun
Naeun menjauhkan tubuhnya dari Daniel lantas menatap sengit lelaki yang lebih tinggi darinya tersebut.
"aku tak mau" tolak Naeun ketus
Senyum miring Daniel terukir di wajahnya "baiklah"
"kalau begitu aku akan menyerahkan surat ini pada pria itu" mata Naeunpun kembali membulat mendengar itu
"ehmm, kalau tak salah namanya Kim Jaehwan" tambah Daniel lagi membuat Naeun semakin ketakutan
Pria Kang itu pun sudah bersiap melangkah menuju kelas Naeun sambil bersiul2 kecil.
"BAIKLAH" teriak Naeun dari tempatnya
Daniel berbalik, guna melihat Naeun yang menatap kearahnya dengan tatapan sendu.
"aku akan menjadi budakmu" tambah Naeun lagi dengan suara yang terdengar lesu
Kembali Daniel mengukir senyum miring di wajahnya, lantas menghampiri Naeun yang belum bergeming dari tempatnya berdiri.
"pilihan yang tepat" tukas Daniel dengan wajah yang terlihat begitu angkuh.
*
"APA?" Eunji dan Bomi memekik mendengar cerita yang Naeun lontarkan.
Kedua gadis itupun memijat tekuk lehernya pelan, tak menyangka kalau surat yang mereka cari2 kemarin ternyata ada di tangan Daniel.
"bagaimana ini? apa aku harus menjadi budak Kang Daniel hanya karena surat itu?" Naeun berujar sedih.
Mendengar itu Eunji dan Bomi saling pandang lantas mengusap bahu Naeun pelan.
"lakukanlah sesuatu, aku tak mau menjadi budak namja bodoh itu" tukas Naeun kemudian
"kami mau melakukannya Naeun-a, tapi...kau tahu bukan Kang Daniel itu siapa?" tukas Eunji putus asa.
"Eunji benar, kami sama tak berdayanya denganmu Naeun-a...maafkan kami" sesal Bomi
Naeun menangkupkan kepalanya di atas meja sesaat sambil menyentak2 kakinya kesal.
"aku benar2 tak mau menjadi budak namja bodoh itu" dengan suara kerasa Naeun berujar
"siapa namja bodoh?" suara yang begitu familiar membuat Naeun seketika menegakkan tubuhnya.
Cepat dia menoleh kebelakang dan mendapati Daniel yang sudah berdiri sambil melipat kedua tangannya di dada.
"apa kau mengataiku barusan?" tanya Daniel dengan raut wajah tak senang
"anni...itu bukan kau" sanggah Naeun sambil tertawa hambar
"benarkah?" Daniel berujar tak yakin
"be..benar, itu bukan kau. Iya kan teman2?" kali ini Naeun coba meminta bantuan Eunji juga Bomi
Eunji mengangguk membenarkan begitu juga dengan Bomi. Kedua gadis itu mati2an menahan gugupnya saat mata Daniel menyorot tajam pada mereka.
"baiklah...aku percaya" Daniel berujar membuat ketiga gadis itu menghela nafas lega.
"sekarang cepat bangkit!" perintah Daniel kemudian
Tanpa banyak bertanya, Naeun cepat bangkit dari duduknya sambil menatap Daniel. Senyum Danielpun mengembang melihat itu bersama tangannya yang menarik kerah belakang Naeun.
"ya!...apa yang kau lakukan" dengan langkah yang diseret, Naeun mengikuti langkah Daniel yang menariknya kesebuah ruangan.
Di ruangan tersebut sudah ada empat orang pria dan satu orang gadis yang berdiri menatap Daniel dan juga Naeun.
"kenalkan diri kalian pada budak baruku!" perintah Daniel pada teman2nya.
Keempat orang tersebut saling pandang dengan tatapan heran, sebelum akhirnya kembali menatap Naeun yang sama bingungnya dengan mereka.
"hai...aku Ha Sungwoon" salah satu pria berperawakan kecil dan manis lebih dulu memperkenalkan dirinya pada Naeun
"aku Park Woojin" pria yang lain ikut buka suara
"aku Lee Daehwi" satu pria lagi dengan wajah menggemaskan ikut memperkenalkan dirinya
"aku Yoon Jisung dan itu Kim Namjoo" Jisung memperkenalkan dirinya berserta gadis yang berdiri tepat disisinya.
Naeun yang melihat itu hanya terdiam di tempatnya tanpa tahu harus mengatakan apa.
"ya! kau tak mau memperkenalkan dirimu?" tanya Daniel sambil menatap Naeun
Pandangan Naeun tertuju pada Daniel sesaat, sebelum akhirnya mengarahkan pandangannya pada semua teman2 Daniel.
"aku Son Naeun" balas Naeun sambil membungkuk sopan
"jangan terlalu formal begitu noona, kami tahu kau lebih tua dari kami" Daehwi berujar dengan suaranya yang terkesan manja.
Mendengar itu Naeun hanya bisa tersenyum kaku kearah pria imut itu.
"sekarang kau harus mulai melakukan tugasmu" Daniel berujar pada Naeun
"tugas? Tugas apa?" Naeun menatap Daniel bingung
Bukan menjawab, Daniel justru mengisyaratkan semua teman2nya untuk mengeluarkan sesuatu dari tas mereka.
"kami memiliki tugas untuk merangkum materi dari buku ini noona" Sungwoon berujar sambil meletakkan sebuah buku tebal di tangan Naeun.
"bisakah kau merangkumnya untuk kami, minimal...30 halaman untuk satu orangnya" tambah Sungwoon lagi membuat mata Naeun membulat
"kalian bercanda?" tukas Naeun
Daniel mendekat kearah Naeun lantas mengarahkan tubuhnya untuk menatapnya.
"apa wajahku terlihat seperti orang yang sedang bercanda noona Son Naeun?" tukas Daniel membuat Naeun membatu.
"kalau ditanya seharusnya kau menjawab bukan?" tukas Daniel kemudian
"tidak" tukas Naeun dengan suara pelan
"tidak apa?" tanya Daniel
"wajahmu tidak seperti orang yang sedang bercanda" jelas Naeun
Senyum Daniel terukir lebar membuat dirinya terlihat tampan juga menyebalkan dalam satu waktu.
"kalau memang aku tak terlihat bercanda, kerjakan tugasmu tanpa banyak bertanya!" perintah Daniel dengan nada suara tak ingin dibantah.
Rasanya ingin sekali Naeun menangis saat itu juga, tapi entah kenapa air matanya justru enggan mengalir. Mungkin air matanya juga takut dengan sosok Kang Iblis Daniel ini, begitu kira2 batin Naeun.
*
Bahu Naeun sakit, lehernya terasa kaku, matanya perih dan kepalanya pusing. Intinya gadis itu benar2 lelah karena harus membuat enam buah rangkuman milik Daniel dan kawan2nya.
"hah...selesai" Naeun meluruskan pinggangnya setelah menyelesaikan rangkuman terakhir milik Daehwi
"sudah selesai? Wuah...noona hebat" puji Daehwi dengan suara aegyonya
Siapa yang mendengar pasti akan merasa gemas mendengar nada suara Daehwi, bahkan mereka takkan sadar kalau pria imut ini juga termasuk iblis yang bisa membuat hidup orang lain menderita.
Mengabaikan wajah berbinar Daehwi yang mulai membaca tugas yang Naeun ketik di laptop miliknya. gadis Son mendatangi sosok Daniel yang sedang duduk bersandar di salah satu kursi ruangan itu.
"aku sudah selesai mengerjakan tugasku? Bisa aku pergi?" tanya Naeun
Mata Daniel yang awalnya terpejam, terbuka perlahan.
"belikan dulu kami makanan!" perintah Daniel tanpa perasaan
"apa?"
"jangan pura2 tak mendengar, aku yakin kau mendengar dengan baik ucapanku barusan" tukas Daniel sambil menatap lurus Naeun.
Naeun mendengus mendengar itu sambil memijat lehernya yang terasa semakin kaku akibat emosi yang meluap.
"Kang Daniel...aku benar2 lelah sekarang, tak bisakah kau membiarkan aku pergi?" dengan menekan semua emosinya, Naeun mencoba berujar sopan.
"lelah? kau hanya mengetik beberapa rangkuman, apa yang melelahkan dari itu" balas Daniel
"hanya katanya?" umpat Naeun dalam hati
"kalau memang kau merasa itu tak melelahkan...kenapa tak kau kerjakan sendiri saja tadi tuan muda Kang Daniel?" tukas Naeun dengan mengeratkan giginya
Daniel mengendikan bahunya pelan.
"untuk apa aku memiliki budak, kalau memang semuanya harus kulakukan sendiri?"
Kata2 itu benar membuat Naeun geram, gadis itu bahkan ingin sekali mengeluarkan koleksi ucapan2 kotornya untuk memaki Daniel.
"ini...belikan semua yang kutulis. Dan jangan berani kembali sebelum mendapatkannya" Daniel menyerahkan selembar kertas pada Naeun tanpa menghiraukan wajah kesal gadis itu.
Tak mau masalah yang menimpanya semakin buruk, Naeunpun memilih melakukan apa yang diperintahkan Daniel dengan cepat.
Sambil menggerutu dan mengatai sosok Daniel, Naeun membeli semua barang2 yang ditulis oleh Daniel. Tangan kecilnya bahkan kesulitan membawa semua barang2 itu dan hal tersebut membuat Naeun semakin membenci Daniel.
"bisa minggir sedikit? Aku harus kembali kedalam dan memberikan semua benda ini pada tuan muda Kang" Naeun berujar pada Namjoo yang menghalangi jalannya.
Bukan menyingkir, Namjoo justru menatap sengit kearah Naeun membuat gadis itu menggerutu dalam hati.
"apa tujuanmu sebenarnya sunbae?" tanya Namjoo
"maksudmu?" Naeun tak mengerti
"kau sengaja ya, mendekati Daniel?" tuduh Namjoo
"apa?"
"kau suka padanya, jadi sengaja mendekatinya?"
Naeun tertawa sarkas mendengar tuduhan Namjoo, membuat gadis tersebut menatap Naeun heran.
"kau pikir aku gila ya? bagaimana mungkin aku menyukai iblis sepertinya?" bantah Naeun
"benarkah?"
"ne, aku tak menyukainya...jadi cepat minggir agar aku bisa memberikan ini pada tuan muda itu"
Namjoo belum menyingkir membuat Naeun kian dilanda rasa kesal.
"kalau kau memang tak menyukainya? Kenapa kau mau melakukan semua ini sunbae?" tanya Namjoo masih dengan wajah angkuhnya
"aku melakukan ini karena namja bodoh itu mengambil surat cintaku, kalau dia tak mengambilnya...kau kira aku sudi menjadi budak hobae2 seperti kalian huh?" akhirnya Naeun meluapkan emosinya
"surat?" Namjoo bergumam pelan namun belum menggeser tubuhnya
Naeun mengangguk pelan walau masih dengan wajah yang dihiasi raut kesal.
"jadi semua ini karena sebuah surat, kalau begitu...apa kau akan menjauh jika aku mengembalikan suratmu?" Namjoo berujar sambil menyungingkan senyum sinisnya
"apa maksudmu?" Naeun tak mengerti dengan maksud ucapan Namjoo, terlebih dengan senyum yang gadis itu ukir di wajahnya.
Belum lagi menjawab, sosok Jisung tiba2 muncul diantara mereka.
"noona, mengapa kau lama sekali. Daniel sudah menunggumu di dalam" Jisung berujar pada Naeun
Dengan wajah masih terlihat kesal, Naeun berjala melewati Namjoo yang masih mengukir senyum aneh di wajahnya.
"Jisung-a" panggil Namjoo
Jisung menoleh pada Namjoo yang memanggilnya
"mau melakukan satu hal untukku?" tanya Namjoo sambil mengukir senyum manis di wajahnya.
*
"MENGAPA LAMA SEKALI!?" bentak Daniel pada Naeun
"aku harus membeli semua ini di sumpermarket di ujung jalan, belum lagi barang2 ini terlalu banyak. Kau pikir bisa berjalan dengan cepat kalau membawa barang sebanyak ini?" balas Naeun tak terima dibentak dengan pria yang lebih muda darinya itu.
Daniel mendadak kesal mendengar nada suara Naeun, terlebih saat melihat wajah Naeun yang terlihat menantangnya.
"kau selalu membuat alasan" ejek Daniel
"aku tak membuat alasan, semua yang kukatakan itu kebenaran" balas Naeun
"jangan tinggikan suaramu atau kau akan menyesal" ancam Daniel.
Naeun mengepalkan tangannya keras mendengar itu, kesabarannya sudah sampai diujung batas saat ini.
"apa?" ujar Daniel melihat Naeun yang melotot padanya
"aku tak mau jadi budakmu lagi" tukas Naeun lantang
Daniel cukup terkejut mendengar hal tersebut, namun namja itu berusaha tidak menunjukannya pada Naeun.
"aku akan mengatakan perasaanku langsung pada Jaehwan, dengan begitu...aku tak perlu takut dengan ancamanmu" tambah Naeun lagi
"kau yakin bisa melakukannya?" Daniel tersenyum remeh
"aku yakin...sangat yakin"
Setelah mengatakan ucapan tersebut, Naeun pun berlalu meninggalkan Daniel. Gadis tersebut cepat mengarahkan tubuhnya menuju ruang club basket. Beruntung bagi Naeun, sosok yang ia cari baru saja keluar dari ruangan tersebut.
"Jaehwan-a" panggil Naeun
Jaehwan yang mendengar suara Naeun, menghentikan langkahnya kemudian melangkah mendekati Naeun.
"bisa kita bicara? ada yang ingin kukatakan" pinta Naeun
"ingin mengatakan apa?"
"kita cari tempat yang lebih nyaman" Naeun menatap sekelilingnya yang sedikit ramai
Pandangan Jaehwan ikut mengarah kesekitar, kemudian pria itupun mengangguk setuju. Keduanya pun memutuskan untuk berbincang di taman kampus, yang sedikit lengang.
"Naeun...bukankah tadi kau bilang ingin mengatakan sesuatu?" tanya Jaehwan pada Naeun yang menjadi diam setelah mereka tiba disana
Naeun tak menjawab, gadis itu sibuk memainkan tali tas yang tersampir di pundaknya.
"Naeun...kau baik2 saja bukan?" Jaehwan sedikit cemas kini
"kalau kau merasa ada yang sakit sebaiknya...."
"aku menyukaimu" cepat Naeun memotong ucapan Jaehwan.
Ada lega di hati Naeun setelah mengatakan hal tersebut, walau gadis itu juga merasa cemas saat melihat reaksi yang Jaehwan tunjukan.
"k...kau mengatakan apa tadi?" tanya Jaehwan setelah rasa kagetnya sedikit hilang
"aku menyukaimu...Lee Jaehwan" dengan suara yang sedikit lebih pelan, Naeun mengulang ucapannya.
Naeun benar2 sudah siap kalau memang nanti Jaehwan akan menolaknya.
"maaf...aku pasti membuatmu bingung. Kalau kau mau menolakku juga tak..."
GREB
Tiba2 Jaehwan memeluk tubuh Naeun dengan erat.
"J...Jaehwan" Naeun berujar gugup dalam pelukan Jaehwan.
"aku juga menyukaimu...bahkan aku sangat menyukaimu Son Naeun" balas Jaehwan masih sambil memeluk Naeun.
Naeun terdiam mendengar itu, gadis itu bahkan merasa tubuhnya melayang hanya karena satu kalimat yang Jaehwan ucapkan.
Cepat tangannya menarik tubuh Jaehwan guna menatap kedua mata pria Kim tersebut. mencoba mencari kebohongan dan Naeun harus bersyukur karena dia tak mendapati hal tersebut.
"kau serius Kim Jaehwan? Apa kau serius menyukaiku?" Naeun memastikan
"iya...aku serius" balas Jaehwan sambil mengangguk
"maaf karena sudah membuatmu jadi yang pertama mengatakan ini. Tapi itu karena aku tak memiliki rasa percaya diri yang tinggi" jelas Jaehwan kemudian
Naeun tersenyum senang mendengar hal tersebut, lantas mengangguk mengerti
"tak masalah...yang penting kau membalas perasaanku" tukas Naeun dengan wajah yang berbiar cerah
Jaehwan ikut tersenyum sambil menatap lekat sosok Naeun.
"jadi...apa kita sekarang sepasang kekasih?" tanya Naeun sambil menunduk malu
"tentu saja" balas Jaehwan ikut tersipu
Keduanyapun saling melempar pandangan sesaat, sebelum kembali membuang pandangan mereka karena rasa gugup yang mendera.
TBC_
Park Jisung
Han Sungwoon
Park Woojin
Lee Daehwi
Kim Namjoo
Dicerita aslinya itu wajah teman2 se gengnya tokoh pertama prianya itu kayak preman2.
Tapi karena anak wanna one gak ada yang punya tampang preman, jadi eon buat konsep malaikat2 berhati iblis gitu
(Apaan coba)
Yah pokonya gitu lah, mudah2an pada ngerti sama yang eon maksud. Kalo ada yang gagal paham tanya aja ya
-porumtal-
Langsa, 5 November 2018
06:37
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro