Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 6

Brak !!!!

Suara gebrakan antara kertas dan meja mewah menghiasi sang surya yang tengah membangunkan makhluk kesayangannya, serta suara helaan nafas yang cukup lelah mengisi ruangan yang luas ini tanpa ada tanggapan dari benda disekitarnya.

Pria tua yang duduk di singgasana terlihat begitu gusar tiap melihat kertas yang ada ditangannya. Kepalanya ingin pecah tiap membaca kabar di kertas itu hingga jam buka agensi pun tiba. Ia segera meminta unit Trigger untuk segera menghadap mereka.

"Selamat pagi, Yaotome sacchou. Apa ada sesuatu yang membuatmu memanggil kami sepagi ini?"

Suara wanita yang tersirat tegas itu membuat sang pria paruh baya itu meliriknya dan mendapati unit yang bersangkutan serta manajernya kini tengah berdiri dihadapannya. Ia pun segera mengalihkan mata dan mencengkram kertas yang tak berdosa itu.

"Lihat ... lihat dan perhatikan! Kalian ini, masih baru sudah membuat masalah!" ucapnya dengan nada penuh amarah yang terpendam.

"Idola : Skandal Idola Mirip Yaotome Gaku, Bertemu dengan Seorang Wanita di Tengah Malam," ucap Anesagi yang membaca headline kertas itu dan langsung mengalihkan pandangannya pada orang yang bersangkutan.

"Ah, itu mungkin hanya orang yang mirip. Karena Gaku tidak mungkin kesana," bela Ryu yang tak begitu mempercayai apa yang ada di kertas itu.

"Jangan pikir aku tidak mengenal siapa dan tingkah anakku sendiri!" ucap Yaotome sacchou dengan penuh penekanan.

"Tahu apa kau tentangku," ucap Gaku dengan nada tak terima.

"Gaku, bisa pinjam ponselmu?" ucap Tenn dengan tatapan serius.

"Hah!? Untuk apa?" Tanya Gaku.

"Pinjam saja," ucap Ten yang kemudian Gaku pun memberikan ponselnya pada Ten yang membuat mereka hening seketika.

"Gaku pergi kesana," ucap Ten yang belum mengalihkan pandangan dari ponsel Gaku.

"Gaku mengirim pesan pada orang yang bernama (Name) pukul 00.00, dan kita telah diizinkan pulang pada pukul 22.00. Kemana saja kau selama dua jam itu, Gaku?" tanya Ten serius dan disambut dengan tatapan tajam dari ayah serta manajer nya.

"Aku menemui dan mengantar (Name) pulang," jawab Gaku dengan tatapan serius.

"Jadi, berita itu benar bukan, Gaku?" Tanya Tenn yang terdengar lebih serius dari sebelumnya.

"Tentu," jawab Gaku tanpa keraguan sedikitpun.

"Kalau begitu, akan ku buat peraturan baru. Para idola dilarang untuk memiliki seorang kekasih," ucap Yaotome sacchou dengan datar dan dingin.

"Hah!? Kenapa agensi jadi ikut campur dalam masalah ini!?" ucap Gaku yang tak terima atas ucapan ayah sekaligus pimpinannya.

"Tak peduli apapun itu, itu bisa membuat prestasi kalian hancur. Lebih baik kalian konsentrasi pada karir dan jika kalian ingin memiliki kekasih, lebih baik kalian keluar dari sini!" ancam Yaotome sacchou yang membuat Gaku geram.

"Sudahlah anak-anak. Lebih baik patuhi saja aturannya," ucap Anesagi dan Gaku pun saat ini tak memiliki suara sedikitpun untuk berontak.

"Kalian boleh kembali," ucap Yaotome sacchou setelah mengetahui tak ada perlawanan dari mereka dan Trigger pun segera keluar dari ruangan itu menuju ruangan mereka.

Sesampainya disana, Gaku langsung merebahkan diri. Frustasi adalah kata yang tepat untuk menggambarkan Gaku saat ini, karena ia tak tahu bagaimana membela hubungan dengan kekasihnya dihadapan ayah sekaligus pimpinannya.

"Minumlah," ucap Ryu yang menyodorkan segelas wine pada Gaku.

"Terima kasih," ucap Gaku yang memaksa dirinya untuk tersenyum.

"Gaku, ada baiknya jika kau meninggalkan unit ini. Unit ini bisa besar tanpa kemampuanmu pula," ucap Ten yang terdengar sangat sadis ditelinga Gaku.

Dan ia ingin sekali membalas perkataan Ten, namun bibirnya sedang tak ingin berucap untuk menanggapi pernyataan tak berguna baginya.

"Tenn ... Gaku sedang bimbang, tolong mengerti pikirannya ya," ucap Ryu dengan aura layaknya seorang ayah yang membuat Ten menurut.

"Gaku, coba bicarakan langkah terbaik pada kekasihmu. Karena ini akan menentukan masa depan kalian, apapun keputusannya kami akan selalu mendukungmu," ucap Ryu yang membuat Gaku merasa tenang.

"Kurasa kau benar," ucap Gaku yang sudah selesai meneguk dua gelas wine dalam waktu singkat.

"Apapun pilihanmu, jangan sampai kau kecewa," ucap Ten yang pada akhirnya menghibur Gaku.

"Aa ... Terima kasih atas dukungannya," ucap Gaku mengulas tersenyum yang dipaksakan.

*****

Matahari telah bergerak perlahan-lahan menuju puncak bumi serta mengingatkan para makhluk kesayangannya untuk tidak melupakan makan. Termasuk pasangan kekasih di kafe yang berada tak jauh dari agensi Yaotome Production.

Mereka menikmati hidangan dengan penuh khidmat, tak ada diantara mereka yang mencoba membuka suara setelah kejadian itu. Hanya suara orang yang berlalu lalang serta obrolan orang-orang tak penting yang mereka dengar.

"(Name)," panggil Gaku yang akhirnya membuka suara dan membuat yang bersangkutan menatap matanya.

"Ada yang harus ku sampaikan padamu," sambung Gaku yang membuat (Name) menatapnya dengan tatapan penasaran.

"Maaf, aku rasa hubungan kita hanya bisa sampai disini," ucap Gaku dengan berat hati.

(Name) langsung tersedak dan batuk-batuk ringan setelah mendengar pernyataan dari kekasihnya yang membuat Gaku memberinya segelas air putih agar (Name) bisa menghilangkan batuknya.

"Tak apa, aku mengerti. Ini pasti aturan agensi," ucap (Name) dengan senyuman tulus setelah batuknya hilang.

"(Name), jujur saja aku ..."

"Sudah, tak apa. Ku akan terus menjadi penggemarmu yang nomor satu dan aku akan terus menyemangati serta mendukungmu apapun yang terjadi," ucap (Name) dengan senyuman tulus yang membuat hati Gaku semakin tak tega untuk melepas (Name).

"Semangat ya, Gaku. Ah, aku akan bayar dan ku akan pergi duluan. Nanti kakek bisa mencariku jika ku tak segera kembali," ucap (Name) yang kemudian membayar pesanannya dan segera pergi dari tempat itu, meninggalkan Gaku seorang diri.

(Name) terus berjalan hingga ia berhenti pada rumah sederhana yang biasa menjadi tempatnya bekerja.

"(Name)?"

"Kakek," ucap (Name) yang kemudian memeluk pria rentan yang telah termakan usia. Ia menangis sejadi-jadinya dalam pelukan sang kakek.

"Ada apa (Name)?" tanya sang kakek yang bingung akan tingkah gadis yang merupakan kekasih cucunya.

"Apa cucuku membuatmu menangis?" Tanya sang kakek sambil menepuk pelan punggung (Name), berharap agar ia berhenti menangis.

"Kek, maaf. Aku tak bisa tinggal disini lagi, karena ku akan mencoba berkarir di luar negara ini," ucap (Name) dengan hati yang hancur berkeping-keping.

"Ada apa, (Name)? apa gajimu disini kurang? apa cucuku membuat kesalahan?" tanya kakek yang terkejut dengan pernyataan lawan bicaranya.

(Name) pun menggeleng mendengar pernyataan kakek itu, "Tentu tidak, kek. Justru ku senang bisa bekerja di tempat kakek sampai bertemu cucu kakek. Dan sekarang, kurasa ku harus menempuh jalanku sendiri. Kakek, aku pamit dan jangan bilang Gaku ya kek."

(Name) pun kembali menitikkan air mata dan kemudian berlari untuk kembali ke rumahnya, meninggalkan sang kakek dengan penuh pertanyaan yang tak tersampaikan.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro