Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 1

Pagi diawal musim semi memang sangat indah, seindah harapan manusia untuk mengubah sesuatu menjadi lebih berarti. Namun, pagi ini pula masih banyak manusia yang mengalami kendala dalam aktivitas nya.

Termasuk Gaku Yaotome. Pagi ini ia dipanggil untuk menemui ayahnya di gedung yang telah puluhan tahun melahirkan seorang bintang, Yaotome Production.

"Selamat pagi, Ayah," sapa Gaku setelah membuka pintu dan mendapati ayahnya tengah berada dalam jeratan kertas di awal tahun ini.

"Ah, Gaku," ucapnya tanpa melirik anaknya sedikitpun.

"Ada apa memanggilku kemari?" tanya Gaku yang telah duduk di sofa serta mengalihkan pandangan ayahnya.

"Ku hanya ingin membentuk unit idola baru, kau akan kupakai sebagai ketua," jawabnya dengan ekspresi datar.

"Hah!? apa-apaan itu!? jangan putuskan apapun tanpa mendiskusikan dengan orang yang bersangkutan," protes Gaku.

"Sudahlah, aku tidak butuh diskusi. Yang terpenting, malam ini kau bisa menemui dua orang anggota mu di stasiun dan sang center di kafe yang telah ku sewa," jelasnya dengan tampang tak mau tahu.

"Seharusnya ini tanggung jawabku sebagai kepala agensi," protes Gaku yang berusaha mengingatkan ayahnya akan tanggung jawabnya.

"Aku tak butuh ceramah dari anak-anak sepertimu, cukup lakukan saja apa yang kukatakan. Selebihnya, aku sibuk. Segeralah pergi dari sini," jelas ayahnya yang membuat Gaku tak mampu membela apapun lagi dan mau tak mau Gaku harus melakukannya.

Setelahnya, Gaku pun melangkahkan kaki untuk meninggalkan agensi ternama itu dengan perasaan kesal yang belum hilang sama sekali.

"Gaku, apa kau baik-baik saja?"

Suara manis langsung menyapa pendengaran pria ini.

"Aa, hanya saja orang itu selalu berbuat seenaknya tanpa berpikir terlebih dahulu," adu Gaku pada gadis dihadapannya dan membuatnya tertawa.

"Bersabarlah, setidaknya ayahmu telah memikirkan nasibmu," ucap gadis itu dengan senyuman manis terpatri di bibir mungilnya.

"Baiklah. Kurasa kali ini kau benar, (Name)," ucap Gaku yang membalas senyuman gadis dihadapannya.

"Hmmm ... berarti kau harus mentraktir ku kali ini," ucapnya dengan pose berpikir.

"Traktir? tidak ada hari spesial bulan ini, mengapa harus traktir?" tanya Gaku.

"Gezzz ... kau ini, ayo ikut," ucap (Name) yang gemas pada ketidakpekaan Gaku.

Ia pun menggandeng Gaku menuju sebuah kafe yang berada tak jauh dari agensi tersebut dan sesampainya disana, (Name) langsung memesan parfait.

"Oi oi, main pesan saja," protes Gaku.

"Hmph! jadi laki-laki itu jangan suka protes, nanti sulit dapat jodoh," ucap (Name) yang tengah menunggu pesanannya.

"Berarti kau yang bayar sendiri," ucap Gaku.

"Tidak mau, kau saja," ucap (Name). Dan tak lama kemudian pesanan (Name) pun datang dan disaat itu pula, Gaku langsung mengambil suapan pertama dari parfait itu. (Name) yang melihatnya pun hanya bisa menghela nafas kesal.

"Jadi, ada hari spesial apa? Sampai minta traktir pula," tanya Gaku yang mencoba mencari topik, lagipula pertanyaannya pun belum dijawab oleh gadis ini.

"Hmmm ... apa kepekaanmu perlu dilatih? dengar ya, Sobaman. Kau sebentar lagi jadi idola, jadi kau harus mentraktir kekasihmu dulu sebelum akhirnya kau sibuk ini itu," jelas (Name) yang diakhiri dengan suapan parfait.

Ya, Gaku dan (Name) adalah sepasang kekasih. Mereka sudah dekat sedari kecil, bahkan mereka pun selalu bersama hingga sekarang.

"Kurasa aku akan kabur setelah ini," gumam Gaku yang masih dapat didengar oleh gadis diseberangnya.

"Oh, mau kabur? akan ku laporkan pada kakekmu," ancam (Name) dengan ekspresi cuek.

"Kau ini, gemar sekali melapor pada kakekku," ucap Gaku yang mirip seperti sebuah protesan kecil.

"Memangnya aku peduli? aku cuma peduli pada parfait ini" ucap (Name) dengan nada lebih dingin yang membuat Gaku merasa tertusuk. Hingga Gaku berpikir tentang hebatnya (Name), bahkan ia lebih memilih parfait dibandingkan kekasihnya sendiri.

"Gaku," panggilnya yang membuat sang pemilik nama menatapnya.

"Jika malam ini kau keluar, maka pastikan kau hangat dan aman. Jangan pakai sesuatu yang berlebihan walaupun kau kaya," ucap (Name) dengan nada tidak ada khawatir sedikitpun, walaupun kata-kata yang ia gunakan cukup khawatir.

"Jangan khawatir, akan ku ingat pesanmu," ucap Gaku yang kemudian mengacak gemas surai gadisnya.

"Ah, Gaku! Nanti rambutku berantakan," protes (Name) sambil menepis tangan Gaku.

Setelahnya, iapun segera memperbaiki rambutnya.

"Pokoknya, sebagai permintaan maaf, kau harus bayar ini," ucap (Name) yang menunjuk parfaitnya.

Ya, (Name) akan melakukan segala cara agar Gaku mau membayarnya. Walaupun begitu, tanpa (Name) minta pun Gaku siap menuruti semua perkataan kekasihnya selama ia mampu.

*****

Malam telah tiba, Gaku pun bersiap melakukan tugasnya untuk menjemput dua anggotanya yang berada di lokasi berbeda. Ia pun memutuskan untuk menjemput rekannya yang berada di stasiun terlebih dahulu ketimbang di kafe, karena akan kasihan jika ia membiarkan rekannya duduk kedinginan di luar sana.

Derap langkah kaki serta orang lalu lalang menemani langkahnya menuju stasiun. Namun sebelum sampai stasiun, ia telah menemukan seorang pria dengan ciri-ciri yang sesuai dengan informasi yang ayahnya berikan.

"Kau Ryunosuke Tsunashi?" tanya Gaku yang membuat orang yang diajaknya bicara pun menoleh.

"Ah, iya. Aku Ryunosuke Tsunashi. Apa kau tahu dimana Yaotome-san berada ?" tanya orang itu dengan ramah. "Iya, itulah aku" jawab Gaku.

"Aku ditugaskan untuk menjemputmu. Mari ikuti aku ke tempat pertemuan kita yang sebenarnya," sambung Gaku yang kemudian melangkahkan kakinya lagi sambil diekor oleh pria yang ia jumpai sebelumnya.

Keheningan pun menyelimuti tiap langkah mereka.

"Apa maksud orang itu untuk menyewa tempat khusus untuk pertemuan dengan center," omel Gaku yang tengah menatap ponselnya, khususnya map yang telah dikirim oleh ayahnya.

"Mungkin ... dia orang yang spesial," tebak Ryunosuke yang berusaha untuk akrab.

"Bisa jadi," ucap Gaku yang tak lama kemudian mereka pun sampai pada kafe yang dimaksud.

Dan saat mereka membuka pintu, terdapat seseorang mengenakan kaos merah muda tengah duduk menghadap tembok.

"Kau Kujo Tenn?" Tanya Gaku.

"Iya, itu aku," jawab pria itu dengan wajah datar.

"Berapa umurmu?" Tanya Gaku.

"Enam belas tahun," jawab pria itu.

"Hah!? Center nya seorang bocah!?" Ucap Gaku.

"Memangnya, ada masalah?" tanya pria itu dengan tatapan semakin datar.

"Kurasa orang itu membuat kesalahan," protes Gaku yang kemudian dilerai oleh Ryu dengan cara mengajak mereka minum, kecuali Tenn. Tenn diberi jus apel oleh Ryu, mengingat ia masih di bawah umur.

"Apa ku bisa menikmati malam ini dengan segelas jus dingin?" tanya Tenn yang menatap jus itu dengan tatapan bosan.

"Kau pasti bisa, Tenn," ucap Ryu dengan senyum ramah.

Setelah puas minum, mereka pun memutar musik dan melakukan dance individu yang diakhiri dengan dance kombinasi. Dan mereka pun sadar, jika mereka bisa kompak serta mampu menjadi idola yang hebat.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro