Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 6

###

Pukul 08.00 pagi Luhan masih bergelut dengan selimut tebalnya. Semalam dia pulang cukup larut dengan diantar oleh Sehun.

Terlihat Nyonya Xi memasuki kamar Luhan dan membangunkan anak gadisnya itu. Beliau menyibak selimut yang menutupi badan Luhan.
"Luhan... bangun sayang," ujarnya.

"Enghhhh..."

"Bukannya hari ini kau mau fitting baju?" tanya Nyonya Xi.

"Besok saja ya, Eomma," jawab Luhan masih enggan untuk membuka matanya. Nyonya Xi menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah anaknya itu. Lalu beliau pergi dari ruangan tersebut, enggan memaksa Luhan untuk bangun.

Drrrttt... Drrrttt...

Ponsel Luhan bergetar. Si empunya langsung mencari benda persegi panjang tersebut di sebelahnya. Ada satu pesan yang masuk.

From: Kim (playboy) Jongin

Bisakah kita bertemu di cafe biasa? Aku ingin mengatakan sesuatu padamu. Penting.

'Jongin? Tidak biasanya dia menghubungiku,' batin Luhan.

Sudah lama memang Jongin tidak menghubunginya. Semenjak kejadian di cafe tempo hari, baik Luhan maupun Jongin tidak ada yang berniat menghubungi duluan atau sekedar memberi kabar.

###

Luhan sudah berada di cafe sekarang. Kira-kira sudah dari 10 menit yang lalu dia menunggu kedatangan Jongin, namun pemuda tersebut belum menampakkan batang hidungnya sama sekali.

Pintu cafe kemudian terbuka. Menampilkan sosok seorang pemuda yang Luhan tunggu-tunggu datang bersama seorang gadis yang Luhan pikir dia pernah melihat gadis itu sebelumnya.

"Hai, Lu. Kau sudah sampai dari tadi, ya?" sapa Jongin begitu tiba di depan Luhan.

"Hai juga, Jong. Tidak kok, baru juga 10 menit yang lalu."

"Err...maaf membuatmu menunggu. Oh ya, perkenalkan ini Kyungsoo, pacar aku," ujar Jongin memperkenalkan gadis bermata bulat di sebelahnya.

Luhan kemudian menjabat tangan Kyungsoo. "Hai Kyungsoo, aku Luhan. Senang berkenalan denganmu," ucapnya.

"Hai juga Luhan. Senang juga bisa berkenalan denganmu," balas Kyungsoo.

"Oh ya, Jong. Kau menyuruhku datang kemari tidak hanya untuk kau kenalkan sama pacarmu, kan?" selidik Luhan curiga.

"Errr...sebenarnya aku menyuruhmu kemari itu ya..karena aku...mau minta maaf."

"Minta maaf? Untuk?" tanya Luhan tak paham.

"Yaaa karena aku sudah bisa move on darimu."

"Hahaha... kau lucu deh Jong," tawa Luhan.

"Dan juga, aku mau pamit padamu."

"Ne?" kaget Luhan.

Jongin tersenyum. "Besok aku dan Kyungsoo mau pergi ke Amerika untuk melanjutkan studi kami," ucapnya.

"Benarkah? Jadi kau tidak bisa hadir dong di acara pertunanganku? Padahal kan aku sudah menyiapkan undangan spesial buatmu."

Jongin terlonjak kaget. "Jadi kau serius akan bertunangan?!" Pasalnya dia menyangka kalau yang dikatakan Luhan tempo hari waktu putus dengannya hanyalah akal-akalan Luhan saja.

"Serius dong, Jong."

"Maaf ya Luhan-ssi, kami tidak bisa hadir. Kami hanya bisa berdoa semoga acaranya berjalan lancar," ucap Kyungsoo.

"Gomawoyo Kyungsoo-ssi. Oh ya, Kyung. Kalau Jongin berbuat macam-macam padamu, bilang padaku. Akan aku hajar dia sampai dia hancur kalau perlu."

"Yakk Xi Luhan! Aku sudah insyaf tau. Kau jahat banget. Entar kalau aku tidak tampan lagi gimana?" Jongin lalu memegang tangan Kyungsoo erat. "Jangan dengarkan dia, oke?" lanjutnya.

"Yakk Kim Jongin..!"

###

Luhan tengah berada dalam perjalanan pulang ke rumahnya. Dia tidak naik taksi ataupun naik bus, melainkan dengan berjalan kaki. Alasannya karena dia ingin menikmati suasana sekitar dengan lebih leluasa. Sudah lama dia tidak seperti ini.

You can call me monster monster...

Ponsel Luhan berbunyi. Dia lalu merogoh saku celananya untuk mengambil benda persegi panjang tersebut. "Yeoboseyo!" serunya.

"Yakk Luhan-ah! Di mana kau sekarang?" seru suara di seberang telepon.

"Aku lagi dalam perjalanan pulang, Eomma," ucap Luhan pada seseorang di seberang telepon yang ternyata adalah Nyonya Xi.

"Sehun sudah menunggumu di rumah. Katanya kalian mau fitting baju."

"Benarkah? Dia tidak mengatakan apapun padaku. Kalau begitu suruh Sehun menjemputku di jalan, Eomma. Aku jalan kaki, nih."

"Baiklah... Eomma akan kasih tau Sehun dulu. Kau tunggu saja di situ. Arasseo?"

"Ne, Eomma. Aku tutup teleponnya."

Luhan merasa sangat senang hari ini, entah karena apa. Mungkin karena tidak lama lagi dia akan melangsungkan pernikahannya dengan Sehun. Dia senyum-senyum sendiri membayangkannya.

Tin tin!

Bunyi klakson mobil terdengar di telinga Luhan dari sebuah mobil yang berhenti tepat di depannya. Itu Sehun.

"Masuklah!" perintah Sehun menyuruh Luhan masuk ke dalam mobilnya. Luhan menurut dan langsung masuk ke dalam mobil.

"Dari mana saja kau?" tanya Sehun datar tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan di depannya.

"Habis ketemuan sama Jongin," jawab Luhan santai.

"Mwo?" ucap Sehun sedikit terkejut.

"Waeyo? Apa ada yang salah?" tanya Luhan.

"Tidak. Untuk apa kau bertemu lagi dengan namja itu? Bukankah kalian sudah putus tempo hari?"

"Memang. Tidak ada salahnya kan, kalau kami masih saling bertemu dan berkomunikasi."

"Jadi kau masih berhubungan dengannya?" tanya Sehun penuh selidik.

"Wae? Apa kau cemburu?"

"A-aniya," elak Sehun.

"Ck, mengaku saja kalau kau itu cemburu." Luhan lalu mencubit pipi kanan Sehun gemas.

"Iya, aku cemburu," ucap Sehun jujur akhirnya.

"Huuuu... Kami tadi bertemu karena dia mau pamit padaku. Dia akan pergi ke Amerika untuk melanjutkan studinya di sana. Lagian, dia sudah move on kok dariku. Dia tadi juga perginya dengan pacar barunya," jelas Luhan panjang lebar.

"Oh."

"Tsk, kau tidak asyik. Oh, ya Hun. Boleh aku bertanya sesuatu padamu?" pinta Luhan. Dia sudah lama ingin menanyakan hal ini pada Sehun. Namun karena ketidaksempatan dan sifat pelupa Luhan saat bersama Sehun, membuatnya baru sekarang bisa mengingatnya dan mengatakannya.

"Tanya apa?"

"Um... sejak kapan kau menyukaiku?" tanya Luhan.

Sehun langsung menatap kearah Luhan. "Memangnya aku pernah menyukaimu?" ucapnya lalu beralih menatap jalanan di depannya kembali.

"Mwo? Jadi kau tidak pernah menyukaiku? Terus, ciuman yang tempo hari itu apa? Duet romantis waktu di acara prom night itu apa? Jadi kau hanya mempermainkanku saja, hah? Jahat banget kau, Oh Sehun!" amuk Luhan sambil memukul-mukul lengan Sehun dengan keras. Matanya sudah mulai berkaca-kaca. Dia kecewa karena selama ini ternyata Sehun hanya mempermainkan perasaannya saja. "Hiks.." Luhan mulai terisak.

Sehun yang melihatnya tertawa kencang. "Hahaha... kau cengeng banget, ya. Aku tadi hanya bercanda," ucapnya.

"Mwo? Jadi kau tadi hanya bercanda? Yakk Oh Sehun!" teriak Luhan.

"Iya, iya. Aku menyukaimu. Kau mau tahu kan, sejak kapan aku menyukaimu?"

Luhan mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Sejak satu tahun yang lalu. Waktu ada acara pensi di sekolah."

"Mwo? Selama itu?" ucap Luhan tak percaya.

"Iya. Kau sangat lucu waktu itu. Dan aku sangat menyukai gadis yang lucu sepertimu."

"Jadi, kau suka padaku yang saat itu mengenakan kostum cabai?"

"Ne."

"Yakk! Itu adalah hal yang paling memalukan yang pernah aku alami, tahu.."

"Benarkah?"

"Yeah..."

"Tapi aku suka itu."

"Yakk Oh Sehun!"

###

"Kami sudah menyiapkan lima gaun yang akan anda coba. Mari ikut saya," ucap salah satu pegawai butik kepada Luhan. Pemilik butik tersebut merupakan rekan bisnis orang tua Luhan.

"Ne..." sahut Luhan sembari melangkah mengikuti pegawai butik tersebut. Sedangkan Sehun menunggunya sambil duduk-duduk di atas sofa.

Beberapa menit telah berlalu, namun Luhan belum juga keluar dari ruang ganti. Sehun mulai bosan menunggunya. Dia lalu menyibukkan diri dengan memainkan ponselnya.

"Sehun-ah!" panggil Luhan begitu keluar dari ruang ganti.

Sehun mengerutkan dahinya begitu melihat Luhan dengan gaun putih panjangnya yang mengekspos bahu mulusnya.

"Bagaimana, hah? Apa gaun ini cocok untukku?" tanya Luhan sambil memutar tubuhnya.

"No no no. Aku tak ingin kau memakai gaun itu," jawab Sehun.

"Kenapa? Gaun ini cantik dan terlihat glamour."

"Tsk, itu terlalu terbuka. Belahan dadamu kelihatan. Aku tidak mau calon istriku kelihatan seksi di depan orang lain," ujar Sehun.

Luhan yang mendengarnya mendengus sebal. "Arasseo, arasseo. Aku tidak akan memakai gaun ini. Aku akan mencoba yang lainnya saja." Luhan kemudian kembali masuk keruang ganti untuk mencoba gaun selanjutnya.

Beberapa menit kemudian Luhan keluar dari ruang ganti dengan mengenakan gaun yang berbeda dengan sebelumnya. Namun Sehun masih menggelengkan kepalanya tanda tak setuju. Sampai pada gaun yang ke empat pun Sehun belum menganggukkan kepalanya.
Hingga sampai pada gaun yang terakhir. Luhan keluar dari dari ruang ganti dan berdiri di hadapan Sehun. Namja tampan itu terpesona melihatnya, bahkan sampai tidak berkedip untuk sesaat. Luhan sangat cantik memakai gaun yang terakhir tersebut.

"Sehun-ssi, bagaimana yang ini? Apa sudah cocok untukku?" tanya Luhan. Namun tidak ada jawaban dari Sehun.

"Hun! Sehun! YAK OH SEHUN!" teriak Luhan akhirnya.

"Y-ya? Ada apa?" jawab Sehun. Luhan mendengus sebal melihatnya.

"Gaun ini cocok kan, untukku?" tanyanya sekali lagi.

"Tentu saja. Gaun itu sangat cocok untukmu. Aku menyukainya," jawab Sehun setuju.

Luhan tersenyum senang mendengarnya.

.

.

.

Bersambung...

Kependekan, ya????
Efek galau gara2 kartu memoriku gk bisa terbaca... Hiks... #curhat

Yodah, voment gih....

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro