Chapter 4
###
Ujian telah usai lima hari yang lalu. Dan Luhan merasa senang, karena tandanya libur panjang sudah di depan mata. Tinggal menunggu pengumuman kelulusan dan acara prom night dilaksanakan. Dan sudah seminggu pula Luhan tidak bertemu dengan Sehun. Sehun hanya mengiriminya pesan singkat saja biasanya. Luhan kangen by the way.
"Baek... otw yuk.. bosen nih di rumah." Luhan sekarang sedang mengobrol dengan Baekhyun di telepon.
"Otw ke mana?" tanya Baekhyun.
"Ke mana aja deh.. yang penting aku senang."
"Bagaimana kalau ke Namsan Tower saja?"
"Bosen ah ke situ."
"Lotte World?"
"Tsk, mainstream.."
"Myeongdong?"
"Yakkk! Apa nggak ada yang lebih seru, gitu? Bagaimana kalau kita ke rumah Sehun saja? Aku kangen nih sama dia..." tawar Luhan.
"Yakkk! Kalau ke sana, nanti aku jadi obat nyamuk dong... tidak! Aku tidak mau ke sana," tolak Baekhyun.
"Tsk..terus ke mana?"
"Ke taman Han-gang saja, yuk. Katanya di sana lagi ada semacam festival gitu.. kan keren tuh kalau dijadikan background buat selca."
"Wah.. boleh juga tuh. Let's go... kita otw ke sana. Jangan lupa bawa kameramu Baek.."
"Sipp.. aku akan menjemputmu sepuluh menit lagi."
###
"Kita duduk di sini dulu yuk Baek.. capek nih.." ajak Luhan setelah asyik berkeliling dan berfoto-foto ria.
"Ayo...!"
Luhan kemudian melihat-lihat hasil jepretannya tadi di kamera digitalnya. "Woah... cantik sekali..." ujarnya.
Sedangkan Baekhyun, matanya kini tengah sibuk berkelana melihat orang-orang di sekitarnya. Ada yang sibuk ber-selca ria, duduk-duduk seperti dirinya, dan lain-lain. Pandangannya kemudian terfokus pada sesosok laki-laki yang sangat dikenalnya tengah berduaan dengan seorang perempuan asing yang kira-kira berjarak 50 meter darinya. Baekhyun lalu menepuk-nepuk pundak Luhan yang masih asyik dengan kameranya. "Han.. Luhan, itu bukannya Oh Sehun, ya?" tanyanya sambil menunjuk ke arah sesosok laki-laki dan perempuan tadi.
"Sehun? Mana?"
"Itu..." tunjuk Baekhyun.
Luhan refleks menarik tangan Baekhyun untuk bersembunyi di semak-semak yang tumbuh di belakang mereka.
"Siapa gadis itu?" tanya Luhan entah kepada siapa.
"Aku juga tidak tau," Baekhyun menjawab pertanyaan Luhan. Mereka sekarang jadi seperti seorang stalker.
"Mereka berpelukan?" ujar Baekhyun tak percaya.
"Sepertinya mereka berdua ada hubungan spesial, deh..." lanjutnya. Kedua sosok yang diduga adalah Sehun dan seorang perempuan itu kini masih dalam posisi berpelukan sambil berdiri. Lalu, mereka melepaskan pelukan dan beralih dengan menempelkan bibir masing-masing. Cukup lama... dan dalam. Luhan tak bergeming. Pandangannya kosong dan air mata mulai menggenang di pelupuk matanya.
"Mworago? Yakk! Apa-apaan mereka itu, hah? Berciuman di depan umum? Oh, b*tch please.." umpat Baekhyun. Pandangannya lalu beralih pada sahabat di sampingnya itu. "Luhan... kau baik-baik saja, kan?" tanyanya khawatir.
"Hiks.. Baek... neomu appo.. hiks..." isak Luhan sambil memukul-mukul dadanya.
Baekhyun lalu memeluk Luhan.
"Haah... yang sabar ya... kau pasti kuat menghadapi ini semua," ucapnya mencoba menyemangati Luhan.
"Hiks... Baek..."
"Ne. Waeyo?"
"Aku hiks mau pulang hiks sekarang."
Baekhyun lalu melepas pelukannya. "Baiklah..."
***
When the scenery around me,
bring tears to my eyes
And all that sorround me are secrets and lies.
I took for granted,
all the times that I thought would last somehow.
I hear laughter, I felt tears.
Do you know ?
Even you may not be able to guess,
I was the one who could not sleep and felt sore chest when thinking about you every night.
However, you like a distant star to me.
I didn't have the strength to reach you.
Can you see it, baby
You've got me goin' crazy.
Thanks for all you've done to me.
Sometimes myself was destroyed, but did not admit.
Sometimes I wanted to hide, because you're the one that I missed...
***
"Huaaaaaaa...!!!" tangis Luhan pecah. Dia tidak mau pulang ke rumahnya dan berakhir di kamar Baekhyun lah dia berada sekarang, memporak-porandakan kasur Baekhyun sambil menangis meraung-raung.
"Yang sabar ya, Han," kata Baekhyun sambil menepuk-nepuk bahu Luhan.
"Huaaaa!!! Neomu appayo, Baek... hiks lebih sakit hiks daripada diselingkuhi hiks Jongin Baek.." ujar Luhan sambil terisak.
"Iyaaa... Aku tau kok kalau itu sakit. Yaa walaupun aku belum pernah merasakannya sih."
"Hiks hiks..."
"Aku buatkan makanan, ya? Kau belum makan dari tadi," tawar Baekhyun.
"Shireo...hiks..." tolak Luhan.
"Kalau coklat panas bagaimana? Katanya cokelat mampu membuat orang bahagia."
Luhan menggelengkan kepalanya.
"Hah..." Baekhyun menghela napas pasrah.
"Aku mau ambil cemilan dulu di dapur kalau begitu." Baekhyun lalu beranjak ke dapur.
Luhan kemudian mengambil earphone Baekhyun yang ada di meja rias, lalu mencolokkannya ke ponsel dan memasangnya di kedua telinganya. Dia lalu memutar musik dengan volume tinggi.
"Han, kau mau salad?" tanya Baekhyun setelah kembali dari dapur.
"Sarangcham apeuda.. hiks.. neomu apeuda... swimeobsinal utkehago ggeuteobsi nareul ullinda.. hiks.." Luhan malah menyanyi dengan gajenya. Suasana hatinya benar-benar buruk saat ini. Posisinya sekarang membelakangi Baekhyun dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.
(Song : Yesung - Love Really Hurts Ost. Tazza)
"Duh, sepertinya dia benar-benar setrong deh.." gumam Baekhyun.
(Setrong: stres tak tertolong)
Na eureurong eureurong ndae...
Ponsel Baekhyun berdering. Ada satu panggilan masuk dari nomor yang tidak dia kenal.
"Yeoboseyo!" seru Baekhyun.
"Apa betul ini dengan Byun Baekhyun-ssi?" sahut suara di seberang telepon.
"Ne... dangsineun nugu?" tanya Baekhyun.
"Aku Park Chanyeol. kau pasti tahu kan, siapa aku?" jawab suara di seberang telepon tersebut yang ternyata adalah Chanyeol.
'Park Chanyeol? Jinjja?' gumam Baekhyun tak percaya.
"Oh...Ne...ngomong-ngomong, ada perlu apa ya kau meneleponku?" tanya Baekhyun.
"Aku hanya ingin kenal denganmu lebih dekat saja, kok. Ngomong-ngomong, di mana kau sekarang?"
"Aku ada di rumah. Waeyo?"
"Maukah kau pergi jalan-jalan berdua denganku?"
'Wahhh rejeki nomplok nih...tapi...Luhan sedang membutuhkanku sekarang..' batin Baekhyun.
"Maaf Chanyeol-ssi, bukannya aku menolak ajakanmu. Keundae... Luhan sekarang sedang ada di rumahku. Dia sedang gundah gulana, jadi aku harus menghiburnya. Mianhae.. jeongmal mianhae.." sesal Baekhyun.
"Oh, aniya... tidak apa-apa, kok. Mungkin di lain waktu bisa. Ngomong-ngomong, apa sesuatu telah terjadi pada Luhan?" tanya Chanyeol penasaran.
"Ne...tapi aku tidak bisa menceritakannya padamu."
"Waeyo? Apa hal itu sangatlah penting?"
"Ne..."
"Arasseoyo...aku akan ke situ sekarang." Chanyeol lalu mengakhiri panggilannya.
"Chanyeol mau ke sini? Jinjja? Memangnya dia tahu alamat rumahku? Ah terserahlah.." gumam Baekhyun.
"Han, Luhan...!" Baekhyun menggoyang-goyangkan badan Luhan.
"Mmmmm..."
"Yakkk! Perasaan dulu waktu si Jongin menduakanmu kau nggak kayak gini deh..." ujar Baekhyun heran.
"Ojjonji geudeneun nege...molli inneun byol gata...hiks chama yonggiga obso hiks dagasol su obso...MANGSORIJIMAN...hiks..." Luhan malah menyanyikan lirik lagu yang diputarnya sambil sesenggukan.
(Song : Yesung ft. Jang Hyejin - I'm Behind You)
Baekhyun menepuk jidatnya. Pasrah dengan apa yang dilakukan Luhan saat ini.
Tingtongtingtong...
Suara bel menggema di seisi rumah. Baekhyun lalu melangkah pergi menuju pintu depan.
'Pasti Chanyeol, deh..' pikirnya.
Tingtongtingtong...
Bunyi bel kembali menggema.
"IYA, IYA! SEBENTAR...!!!" teriak Baekhyun. "Nggak sabaran banget sih," gumamnya.
Ceklek
Pintu dibuka Baekhyun, dan nampak seorang namja tinggi dengan senyum Ciptadent nya sedang berdiri di sana. (Karena pepsodent udah terlalu mainstream).
"Errrr... Chanyeol-ssi, s-silahkan masuk..." ujar Baekhyun gugup.
"Arasseo..."
Baekhyun lalu menyuruh Chanyeol untuk duduk.
"A-aku buatkan minum, ya?" tawar Baekhyun. Dia nervous by the way.
"Tidak usah repot-repot. Aku tidak haus, kok. Ngomong-ngomong, Luhan mana? Katamu lagi di rumahmu tadi," tanya Chanyeol celingak-celinguk mencari keberadaan Luhan.
"Ohhh...dia ada di dalam kamarku. Dia lagi sedih banget. Kasihan aku melihatnya," jawab Baekhyun.
"Memangnya dia sedih kenapa?" tanya Chanyeol penasaran.
"Yakkk! Semua itu gara-gara temanmu itu," ucap Baekhyun kesal.
"Temanku? Nuguya?" Chanyeol nampak berpikir. "Si Sehun maksudmu?" lanjutnya.
"Ne..." Baekhyun mengiyakan.
"Waeyo? Apa yang telah terjadi sebenarnya? Kenapa ada hubungannya dengan Sehun?" tanya Chanyeol beruntun.
"Bukannya tidak lama lagi mereka akan melangsungkan acara pertunangan? Lalu, kenapa tadi Sehun bermesra-mesraan dengan yeoja lain, hah?" amuk Baekhyun.
"Apa katamu tadi? Bertunangan? Sehun dan Luhan.. akan bertunangan?"
"He'em..." Baekhyun manggut-manggut.
"Mworago? Kenapa aku baru mengetahuinya sekarang?"
"Jadi, kau baru tahu sekarang, kalau mereka akan bertunangan?" tanya Baekhyun.
"Iya," jawab Chanyeol.
"Sehun tidak pernah cerita ya, padamu?"
"Aniya.." Chanyeol menggeleng. "...dia tidak pernah cerita masalah pribadinya padaku," lanjutnya.
"Begitu ya..."
Baekhyun lalu mengajak Chanyeol untuk melihat Luhan yang berada di kamarnya.
"Nae gyote neul... isseo jun saram... geu saram baro noran han saram... jabeul su eomneun nohcil sudo eomneun.. naui... apeun... saram..." Luhan masih dalam kegiatan yang sama. Menyanyi dengan gaje. Posisi Luhan membelakangi Baekhyun dan Chanyeol. Jadi dia tidak tau kalau ada Chanyeol di situ, dan dia menutupi kepalanya dengan bantal.
(Song : Lee Min Ho - Painful Love Ost. The Heirs)
"Lihatlah sendiri, bagaimana sakitnya hati Luhan Yeol... Dia jadi seperti orang tidak waras," ujar Baekhyun dramatis.
"Ne, kau benar Baek."
You can call me monster monster...
Ponsel Luhan berdering. Sehun meneleponnya.
"Isshhh.. kenapa sih ni orang nelepon aku...?" ujar Luhan kesal. Dia lalu membalikan badannya ke arah Baekhyun dan melepas earphone yang terpasang di telinganya. "Yak! Sejak kapan kau ada di sini?" lanjutnya menunjuk ke arah Chanyeol.
"Aku? Dari tadi," jawab Chanyeol.
"Baek, ngapain Chanyeol ada di sini? Mau ngetawain aku yang lagi patah hati? hiks.." Luhan kembali terisak.
"Tidak, kok. Dia cuma main saja.."
You can call me monster monster...
Ponsel Luhan berdering lagi. Dia kembali me-reject nya.
"Kenapa tidak kau angkat teleponnya? Akhhh..." jerit Chanyeol karena Baekhyun menginjak kaki kanannya. "Yak! Sakit, tahu.." protesnya.
"Kau sih... sudah tahu Luhan lagi kesal sama Sehun, malah kau suruh angkat teleponnya. Gimana sih kau, Yeol?" bisik Baekhyun.
"Hehehe...mian." cengir Chanyeol.
Beberapa saat kemudian...
Just love me right aha baby love me right aha...
"Yakk Yakk Sehun meneleponku," panik Chanyeol.
Baekhyun lalu menarik tangan Chanyeol agar keluar dari kamarnya.
"Angkat! Cepat..." suruh Baekhyun.
"Yeoboseyo!"
###
Sehun POV
Aku baru saja pulang dari taman Han-gang. Dan sekarang aku lagi di dalam kamarku. Aku jadi kangen sama Luhan. Sudah dua hari ini aku belum menghubunginya dan dia juga tidak menghubungiku. Aku lalu mengambil ponsel di sebelahku dan men-dial nomor ponsel Luhan. Luhan tidak menjawab panggilanku. Dia me-reject nya. Apa dia lagi sibuk? Entahlah.. Aku mencoba menghubunginya lagi, namun keadaannya masih sama, di-reject.
'Kenapa dia tidak menjawab panggilanku?' pikirku bertanya-tanya.
Akupun pergi ke rumah Luhan. Perasaanku tidak enak. Instingku mengatakan kalau sesuatu sedang terjadi padanya. Aku menekan bel rumah Luhan. Pintu terbuka. Namun yang keluar adalah Bibi Kwon, pembantu di rumah Luhan.
"Oh...Den Sehun.. pasti cari Non Luhan, ya...?" ucap Bibi Kwon tepat sasaran.
"Iya, Bi. Luhannya ada tidak, Bi?" tanyaku.
"Yaaa...Non Luhannya lagi pergi sama Non Baekhyun dari tadi. Dan sampai sekarang belum pulang Den.." jawab Bibi Kwon.
"Errr pergi ke mana ya, Bi?" tanyaku penasaran.
"Kalau itu saya kurang tahu Den.."
"Oh..kalau begitu saya pamit pulang dulu, Bi. Annyeonghi gyeseyo," pamitku.
Akupun pulang ke rumah, dan masih terus memikirkan Luhan. Aku bingung harus berbuat apa. Tiba-Tiba sekelebat ide muncul di otakku.
"Kenapa tidak meminta nomor ponsel Baekhyun lewat Chanyeol saja, ya...?" gumamku.
Aku lalu menelepon Chanyeol.
"Yeoboseyo!"
Sehun POV End
###
"Yeoboseyo!" Chanyeol menjawab panggilan Sehun. Dia men-loudspeaker ponselnya, jadi Baekhyun juga bisa mendengar apa yang dibicarakan oleh Sehun.
"Bisakah aku minta nomor ponselnya Baekhyun? Penting," pinta Sehun.
"Untuk apa nomor ponsel Baekhyun?" tanya Chanyeol.
"Untuk..."
Baekhyun lalu merebut ponsel Chanyeol dan memotong ucapan Sehun. "Yakkk! Oh Sehun-ssi... Aku Byun Baekhyun, sahabat Luhan.." ucap Baekhyun penuh penekanan.
"Eoh, Baekhyun-ssi... kebetulan kau ada di situ. Apa Luhan juga ada bersamamu saat ini?" tanya Sehun.
"Cih, mencari Luhan, eoh? Setelah apa yang kau lakukan padanya."
"Apa maksudmu, Baekhyun-ssi? Aku tidak mengerti."
"Tsk, jangan pura-pura tidak tahu, deh.."
"Di mana Luhan? Aku mau bicara dengannya."
"Jangan ganggu Luhan lagi! Kau sudah menyakiti hatinya."
"Aku ke situ sekarang. Kirimi aku alamat rumahmu."
Sehun lalu memutuskan panggilannya secara sepihak.
"Gimana ini, Baek? Sehun mau ke sini..." risau Chanyeol.
"Ya mau gimana lagi. Biarkan saja mereka berdua menyelesaikan masalahnya sendiri."
"Baiklah...aku akan kirimkan alamat rumahmu ke Sehun," ucap Chanyeol.
To : Hunhun
Alamat rumah Baekhyun: jl. Cintah No. 12 depan toko Maemunah. Rumahnya yang pagarnya bercat pink dan banyak pohon kambojanya.. *hwaiting
"Segitunya kau kirim pesan, Yeol.."
"Kenapa memangnya?"
"Lebay..."
"Hehehe..." cengir Chanyeol.
Tingtongtingtongtingtong...
Bel rumah Baekhyun berbunyi.
"Itu pasti Sehun," tebak Baekhyun. "Ayo kita ke depan," lanjutnya sambil menarik tangan Chanyeol.
"Di mana Luhan? Aku mau bertemu dengannya." Sehun memaksa untuk masuk, namun Baekhyun dan Chanyeol menghadangnya.
"YAKK OH SEHUN-SSI!LUHAN TIDAK MAU BERTEMU DENGANMU!" teriak Baekhyun. "Sepertinya kita perlu bicara empat mata Oh Sehun-ssi," lanjutnya. "Kau tunggu di sini saja, Yeol."
PLAKK!!!
Baekhyun langsung menampar pipi Sehun ketika mereka berdua sudah sampai di sebuah ruangan.
"Kenapa kau menamparku?" protes Sehun.
"Tsk, kenapa eoh? Yakk! Sehun-ssi, apa kau tidak merasa bersalah terhadap apa yang kau lakukan tadi di taman Hang-gang?" amuk Baekhyun. "Cih, kenapa sih namja yang pernah dekat dengan Luhan semuanya br*ngs*k? Tidak kau tidak Jongin, semuanya b*ngs*t," lanjutnya.
"Hahaha... jadi kalian melihatku tadi di taman Hang-gang?" tawa Sehun.
"Yakk kenapa kau malah ketawa, hah? Tidak ada yang lucu tahu."
"Jadi Luhan cemburu melihatku bersama yeoja lain?"
"Menurutmu? Siapa sih yang tidak sakit hati jika melihat orang yang kita sukai sedang bercumbu dengan yeoja atau namja lain tepat di depan mata kita? Kau tidak tahu ya, kalau akhir-akhir ini itu Luhan mulai punya rasa suka padamu," cerocos Baekhyun panjang lebar.
"Jadi Luhan sudah mulai suka padaku?" gumam Sehun.
"Terus, siapa yeoja yang bersamamu tadi, eoh?" tanya Baekhyun.
"Aku harus bertemu dengan Luhan sekarang." Sehun tidak menjawab pertanyaan Baekhyun dan malah pergi meninggalkan ruangan itu, lalu menuju ke ruang tamu tempat Chanyeol berada.
"Yeol, di mana Luhan?" tanya Sehun.
"Tuh..." Chanyeol menunjuk sebuah kamar yang terletak di lantai dua.
Sehun langsung berjalan menuju kamar tersebut dan membuka pintu kayu yang terdapat sebuah ukiran yang bertuliskan *Baekhyun's Room* itu.
"Luhan-ah...!" panggil Sehun.
Luhan tak bergeming. Dia tidak mendengar suara Sehun karena dia masih memakai earphone dan posisinya yang membelakangi Sehun.
"Xi Luhan!" panggil Sehun lagi. Namun Luhan masih tetap tak menjawabnya.
Sehun lalu mendekati Luhan dan dilihatnya Luhan yang masih sedikit terisak itu. Pandangan Sehun lalu beralih pada earphone yang ada di telinga Luhan.
'Pantas saja dari tadi dia tidak menjawab panggilanku,' batin Sehun.
Sehun kemudian menarik paksa earphone yang ada di telinga Luhan tersebut, sedangkan sang pemakai membalikkan tubuhnya dan terkejut akan keberadaan Sehun di sebelahnya.
"Yakk! Ngapain kau ke sini?!" teriak Luhan marah.
"Kau marah padaku?" tanya Sehun.
"NE... AKU SANGAT MARAH PADAMU. AKU SUNGGUH SANGAT MENYESAL TELAH MENERIMA PERJODOHAN ITU.." amuk Luhan.
Sehun lalu memeluk Luhan.
"Lepas...!" Luhan mencoba berontak, namun Sehun tambah mengeratkan pelukannya.
"Aku tidak akan melepaskanmu. Aku akan menjelaskan semuanya padamu," ucap Sehun serius.
"Hiks... kau jahat Sehun, jahat!" isak Luhan.
"Yeoja yang bersamaku tadi itu adalah mantan kekasihku. Dia ingin memulai hubungan denganku lagi, namun aku menolaknya. Kenapa? Karena di hatiku hanya ada kau, Xi Luhan," jelas Sehun.
DegDegDeg
Jantung Luhan berpacu lebih cepat dari biasanya. Tubuhnya memanas dan muncul rona merah di pipinya.
"Dan kenapa aku tadi memeluk serta menciumnya? Karena itu adalah permintaan terakhirnya sebelum dia meninggalkan Seoul dan menetap di Kanada untuk selamanya," lanjut Sehun. Dia lalu melepas pelukannya. "Jadi..." Dia kemudian meraih tangan Luhan dan menempelkannya di depan dada bidangnya. Luhan bisa merasakan detak jantung Sehun yang seirama dengan detak jantungnya.
"Sekalipun ada orang lain yang dekat denganku, percayalah... bahwa cintaku hanya untukmu, Luhan-ah..." ucap Sehun yakin. Dia lalu mencium hidung bangir Luhan dan beralih pada bibir pink di bawahnya. Sehun melumat bibir Luhan dengan lembut, dan sepertinya Luhan juga menikmatinya.
"Baek..." panggil Chanyeol pelan.
"Waeyo?" jawab Baekhyun.
"Pergi yuk...ke mana gitu. Envy nih lihat mereka," ujar Chanyeol. Mereka berdua kini sedang mengintip pasangan Sehun dan Luhan yang sedang bercumbu mesra melalui celah pintu yang sedikit terbuka.
"Nanggung nih..." kata Baekhyun. Chanyeol lalu menepuk jidatnya pelan. Heran sama kelakuan Baekhyun.
.
.
.
Bersambung...
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro