Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 2

###

     Hari ini Luhan berangkat sekolah lebih pagi lagi daripada biasanya, ya walaupun cuma beda 10 menit saja. Mungkin suasana hatinya sedang bahagia, tidak seperti kemarin yang gundah gulana. Mengingat ini adalah hari sabtu atau menuju akhir pekan dan otomatis besok merupakan hari minggu, yang artinya hari libur. Dan mungkin juga dia bahagia karena sudah menemukan solusi jitu untuk mengakhiri hubungannya dengan Kim (playboy) Jongin -begitu dia menjulukinya- dengan memanfaatkan rencana perjodohannya itu.

###

     "Jadi, rumus suku ke-n dari barisan aritmatika adalah Un sama dengan a ditambah buka kurung n dikurang 1 tutup kurung b, dengan b sama dengan blablablabla..." di depan sana terlihat Choi saem –sang guru matematika di kelas Luhan– tengah asyik menulis materi di papan tulis dan sesekali menerangkannya kepada anak-anak didiknya termasuk Luhan.

     Berkali-kali Luhan nampak menguap menahan bosan dan kantuk yang menderanya akibat materi yang dijelaskan oleh Choi saem tersebut. Matematika merupakan pelajaran yang dibenci Luhan, dan gadis manis itu ingin cepat-cepat mendengar bunyi bel istirahat.

     "Ya Luhan. Kau tahu, aku barusan di-notice sama Park Chanyeol," ujar Baekhyun setengah berbisik seraya membalikan badannya ke belakang karena posisi duduknya tepat di depan Luhan.

     "Hmm.." Luhan hanya menjawabnya dengan gumaman.

     "Yakk! Kau tidak senang eoh melihat sahabatmu yang paling cantik ini ada kemajuan dalam menggapai cintanya?" ucap Baekhyun setengah berteriak.

     "BYUN BAEKHYUN-ssi...!!! Apa anda sudah bosan dengan pelajaran saya? Anda boleh meninggalkan kelas ini jika anda bersedia," tegur Choi saem.

     'Sial..' gerutu Baekhyun lirih.

     "M-maafkan saya Saem, saya janji tidak akan mengulanginya lagi," ujar Baekhyun menyesal.

     "Baiklah. Kali ini anda saya maafkan. Tapi lain kali saya berharap anda tidak mengulanginya lagi. Anda paham Byun Baekhyun-ssi?"

     "Saya paham, Saem. Terima kasih sudah memaafkan saya."

     "Baiklah kalau begitu kita lanjutkan lagi pelajarannya. Jadi apabila suku-suku di dalam barisan aritmatika dijumlahkan, maka blablablabla..."

     'Huh membosankan..' gumam Luhan pelan. Entah sudah berapa kali Luhan menguap dan melihat arloji di tangan kirinya. Untung Choi saem tidak memperhatikannya, jadi tidak ada teguran atau bahkan hukuman untuknya.

5...4...3...2...1

Tengtengtengteng

     'Yeaaaaahhhh akhirnya...' gumam Luhan semangat. Dia lalu memasukan semua buku-buku dan alat tulisnya ke dalam tas.

     "Baiklah anak-anak, pelajaran kali ini cukup sampai di sini dan saya mohon kepada kalian agar mempelajari pelajaran yang saya berikan tadi di rumah, karena ujian tidak lama lagi, dan lusa kita akan membahas soal-soal prediksi ujian," ucap Choi saem sebelum meninggalkan kelas Luhan.

     Suasana kelas kembali ribut. Luhan langsung menuju ke meja Baekhyun di depannya dan menyeret gadis mungil itu untuk pergi ke kantin.

     "Yak! Cepatlah, Baek. Aku sudah lapar nih. Kenapa kau lama sekali, sih?" gerutu Luhan.

     "Iya iya..sabar sedikit kenapa. Nah, ayo!"

###

     "Kau di sini dulu biar aku yang pesan makanan, oke? Kau mau makan apa?" tanya Baekhyun setelah mereka tiba di kantin.

     "Aku mau yang seperti biasanya, Baek. Nasi goreng kimchi dan jus strowberry," jawab Luhan.

     "Oke."

###

     "Yak Luhan, lihatlah mereka! Mereka begitu tampan, bukan? Huwaaa Chanyeolie.." ujar Baekhyun menunjuk ke arah sisi kanannya, di mana terlihat dua orang laki-laki tampan yang tidak lain dan tidak bukan adalah Oh Sehun dan Park Chanyeol tengah berjalan beriringan menuju sebuah meja kosong yang ada di kantin.

     Para yeoja-yeoja yang berstatus jomblo pun mulai melakukan aksinya dengan meneriaki keduanya dengan kata-kata yang menurut Sehun aneh.

     "Huaaa Oppa...!!! Kau begitu tampan!"

     "Kyaa Sehunie...!!! Menikahlah denganku!"

     "Kyaa Chanyeol Oppa...!!! Jadilah kekasihku!"

     Teriakan yeoja-yeoja itu pun mendominasi seluruh isi kantin. Chanyeol menanggapi hal tersebut dengan senyum lebarnya, sedangkan Sehun hanya menunjukkan ekspresi datar yang sudah menjadi andalannya.

     "Cih, apa-apaan mereka itu? Dasar yeoja-yeoja genit," gerutu Baekhyun kesal.

     "Baek?" panggil Luhan.

     "Ya?" jawab Baekhyun.

     "Apa ini sudah menjadi nasibku ya, punya calon tunangan seperti Sehun?"

     "Yaakk! Kan aku sudah bilang kalau itu merupakan sebuah rejeki nomplok."

     "Terserahmu sajalah," ucap Luhan pasrah sambil menikmati makanannya.

Di sisi lain...

     "Hun, menurutmu yeoja itu manis tidak?" tanya Chanyeol.

     "Yeoja yang mana?" tanya Sehun balik.

     "Itu... yeoja yang duduk di sebelah Xi Luhan, lurusan meja kita," terang Chanyeol.

     "Manis, tapi lebih manis lagi yeoja yang duduk di sebelahnya."

     "M-maksudmu, Luhan lebih manis gitu?"

     "Hmm."

     "Tsk..terserahmu sajalah.. Ngomong-ngomong, bukannya Xi Luhan sudah punya pacar ya?"

     "Benarkah? Siapa pacarnya?" tanya Sehun penasaran.

     "Ohhh..namanya Kim Jongin, dia teman smpku. Wae?" ucap Chanyeol.

     "Tidak apa-apa."

     'Kim Jongin? Pacar Luhan? Apa karena hal itu dia menolak perjodohannya?' batin Sehun.

     "Makan cake cokelat sambil melihat wajah manisnya...siapa itu namanya ? Byun..Byun...ah sial aku lupa namanya...rasanya jadi semakin manis ya, Hun?" ujar Chanyeol sambil terus-terusan memandangi wajah Baekhyun.

     "Hmmm."

     Sementara itu, Baekhyun juga tengah memandangi Chanyeol sambil senyum-senyum tidak jelas. Dan terjadilah acara saling pandang-memandang di antara keduanya, sampai-sampai mengabaikan makanannya.

Drrrttttt drrrrtttt...

     Ponsel Luhan bergetar, pertanda ada pesan yang masuk. Dia lalu mengecek ponselnya tersebut.

From : Oh Sehun

Temanmu sehat?

     Luhan menatap ke arah Sehun, lalu mengendikan bahunya pelan dan beralih menatap Chanyeol yang sedang melakukan hal yang sama dengan Baekhyun.

To : Oh Sehun

Yaakk! Bukan cuma temanku saja...temanmu juga..

From : Oh Sehun

Ngomong², eomma menyuruh kita pulang bersama nanti...ottae?

To : Oh Sehun

Benarkah? Yaaak...apa kau mau melihatku dirajam oleh fans² mu itu eoh...? Aku tdk mau.

     Luhan kembali menatap ke arah Sehun sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

From : Oh Sehun

Pokoknya nanti kita pulang bareng. Aku tdk menerima penolakan. Aku tunggu di tempat parkir, 30 menit setelah bel pulang berbunyi.

To : Oh Sehun

Terserahmu!..

###

     Sesuai dengan perjanjian, 30 menit setelah bel pulang berbunyi Luhan langsung menuju ke tempat parkir setelah sebelumnya dia pergi keperpustakaan sendirian dengan dalih supaya waktu 30 menit tersebut tidak sia-sia, padahal dia hanya meminjam novel saja dan berlama-lama di sana sambil menunggu murid-murid lainnya pada pulang. Bisa bonyok dia jika sampai ada yang melihat kalau dia pulang bareng si Sehun.

     Sehun sudah menunggu di sana, bersandar dengan santainya di bagian belakang mobilnya. Suasana sekitar sudah sepi. Hanya tinggal satu dua murid saja yang masih berada di sana.

     "Apa kau sudah menungguku lama?" tanya Luhan setelah sampai di depan Sehun.

     "Yaa... Sepuluh menit yang lalu," jawab sehun sambil menatap arloji di pergelangan tangan kirinya.

     'Tsk, baru juga 10 menit-_-' batin Luhan kesal.

     "Maaf, aku tadi mampir dulu keperpustakaan," ujar Luhan dengan tampang menyesal yang dibuat-buat.

    "Hmm.. masuklah," ucap Sehun datar. Sehun lalu membuka pintu mobilnya dan mengisyaratkan Luhan agar masuk kedalamnya. Dia juga memasangkan Luhan sabuk pengaman namun Luhan menepisnya dengan alasan dia bisa sendiri.

###

     "Apa kau mau es krim? Kalau kau mau, aku akan membelikanmu. Di perempatan depan sana ada minimarket," tawar Sehun di seperempat perjalanannya tanpa menoleh ke arah Luhan karena fokus menyetir.

     "Emmm boleh juga," jawab Luhan.

     Sehun lalu menepikan mobilnya setelah sampai di perempatan jalan.

     "Kau tunggu di sini dulu. Aku akan membelikannya untukmu. Mau es krim rasa apa?" tanya Sehun sebelum turun dari mobilnya.

     "Hemm... rasa strowberry.." jawab Luhan.

     Luhan menunggu Sehun sambil sesekali memainkan ponselnya dan melihat pemandangan sekitar yang ramai oleh kendaraan dan para pejalan kaki. Matanya tiba-tiba melihat pemandangan seseorang yang tidak asing baginya di depan sana yang berjarak ±20 meter darinya.

     "Yaakk, bukannya itu Jongin? Sama siapa dia? Tsk, lihat saja nanti," kata Luhan sambil ber-smirk ria.

     Dia melihat Kim Jongin, seseorang yang masih berstatus namjachingu-nya itu tengah bergandengan mesra dengan seorang gadis bermata bulat yang Luhan tidak kenali. Mereka masih memakai seragam sekolah yang berbeda dengannya karena memang Luhan dan Jongin tidak berada di sekolah yang sama. Berarti mereka belum pulang ke rumahnya masing-masing, pikir Luhan. Luhan lalu mengirimi pesan kepada Jongin.

To : Kim (brengsek) Jongin

Nanti malam jam 7 kita ketemuan di cafe biasa. Tidak ada penolakan..

Tidak sampai semenit, Jongin sudah membalas pesannya.

From : Kim (brengsek) Jongin

Iya beb :* entar malam kan malming.. jadi sekalian malam mingguan kan...aku pasti datang..
With Love <3

     "Tsk..terserahmu sajalah Jong.." dengus Luhan.

Tak lama kemudian, Sehun akhirnya kembali dari membeli es krim dan langsung memasuki mobilnya. Ia lalu menyodorkan ea krim yang terbungkus kantong plastik di tangannya itu ke arah Luhan.

     "Ini es krimnya," ucap Sehun.

     "Gomawo..." ujar Luhan berterima kasih.

     "Kau tidak beli es krim untuk dirimu sendiri?" Luhan bertanya karena melihat Sehun yang hanya membawa satu kantong plastik es krim di tangannya dan semua diberikan padanya.

     "Tidak. Aku tidak suka es krim," jawab Sehun datar dan mulai menjalankan mobilnya.

     "Oooo..." ujar Luhan ber'O' ria.

     "Luhan..." panggil Sehun tanpa menoleh ke arah Luhan.

     "Ya, waeyo?" sahut Luhan.

     "Boleh aku bertanya sesuatu padamu?"

     "Emmm...boleh. Mau tanya apa?"

     "Aku dengar...kau sudah punya pacar, ya? Namanya Kim Jongin, kan? Apa karena hal itu kau menolak perjodohannya?" tanya Sehun sedikit penasaran tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan di depannya.

     "Iya...memang aku sudah punya pacar, tapi masalah kenapa aku menolak perjodohannya bukan karena hal itu. Pasti kau dapat informasinya dari Park Chanyeol, kan?" tebak Luhan. "Lagian, aku juga mau putus kok sama dia," lanjutnya.

     "Wae?" tanya Sehun.

     "Dia playboy...dan aku sudah berkali-kali meminta putus dengannya, namun dia selalu menolak.. ya mungkin dengan alasan perjodohan ini dia mau menerima keputusanku. Kau bisa kan bantu aku? Ya..ya.." pinta Luhan.

     "Baiklah. Aku akan membantumu. Tapi ada syaratnya," ujar Sehun.

     "Apa syaratnya?" tanya Luhan.

     "Kau tidak boleh menolak perjodohan ini?" jawab Sehun sambil menyunggingkan senyum tipis yang tidak Luhan sadari.

     "Tapi kenapa?"

     "..."

     "Huuffttt...baiklah, aku tidak akan menolaknya. Kalau begitu nanti malam jam tujuh, jemput aku di rumah. Aku sudah menghubungi Jongin agar datang ke cafe tempat kami biasa bertemu."

     "Arasseo.."

###

     "Sudah sampai..turunlah," perintah Sehun setelah mereka berdua sampai di depan rumah keluarga Xi.

     "Iya...terima kasih sudah mengantarku dan membelikanku es krim. Kau tidak mau mampir dulu?"

     "Tidak. Lain kali saja," ujar Sehun datar.

     "Baiklah kalau begitu... Ingat nanti malam jangan sampai lupa.." ujar Luhan sembari turun dari mobil.

     "Hmmmm," gumam Sehun sambil berlalu dari hadapan Luhan.

     "Bye..." seru Luhan sambil berdada-dada ria.

###

     "Luhan-ah! Sehun sudah menunggu tuh di depan!!!" seru Nyonya Xi di depan kamar Luhan.

     "Ne, Eomma.." jawab Luhan keluar dari kamarnya. Malam ini Luhan mengenakan dress selutut warna putih dengan motif bunga warna pink, rambut panjangnya dibiarkan terurai bebas.

     "Kalian mau kencan ya?" tanya Eomma Luhan penasaran.

     "T-tidak kok, Eomma. Kami cuma mau jalan-jalan saja. Sekalian refreshing. Sebentar lagi kan ujian," ucap Luhan berbohong sembari berjalan menuju selasar.

     "Benarkah? Eomma tidak percaya.."

     "Terserah Eomma saja.."

     Sehun sudah menunggu Luhan di depan teras rumahnya. Dengan setelan kemeja garis-garis melintang warna biru putih yang bagian lengannya dilipat sebatas siku, dengan sebuah jam tangan warna silver yang melingkar dengan indah di pergelangan tangan kirinya dan berpadu dengan bawahan celana jeans warna hitam serta sepatu sneakers hitam yang sangat pas melekat di tubuhnya yang atletis itu.

     "Maaf sudah membuatmu menunggu lama," ujar Luhan setelah tiba di depan Sehun.

     'Cantik..' batin Sehun.

     "Tidak, kok. Aku juga baru sampai," kata Sehun. Dia lalu membuka pintu depan sebelah kanan mobilnya dan menyuruh Luhan untuk masuk. "Eommoni...aku dan Luhan berangkat dulu," ucap Sehun.

     "Baiklah..hati-hati di jalan, ya! Pelan-pelan saja kalau bawa mobil..dan jangan pulang terlalu malam.." kata Nyonya Xi menasehati.

     "Baik, Eommoni.." Sehun lalu memasuki mobilnya setelah sebelumnya membungkuk sebentar kepada Nyonya Xi.

     "SELAMAT MENIKMATI MALAM MINGGU KALIAN...!!!" seru Nyonya Xi.

###

     Luhan dan Sehun kini sudah sampai di cafe 'Foodies and Foodies' tempat Luhan dan Jongin biasa bertemu. Di dalam sana sudah ada Jongin yang sedang duduk sendirian di meja nomor 5 yang letaknya di pojok kanan dekat jendela.

     Mereka berdua (Luhan dan Sehun) lalu masuk dan berjalan ketempat Jongin berada. Jongin bingung melihat Luhan yang datang bersama dengan seorang namja yang sepertinya seumuran dengannya itu.

     "Apa kau sudah dari tadi di sini?" tanya Luhan sembari duduk di kursi yang berada di depan Jongin. Jadi Luhan dan Jongin saling berhadap-hadapan, sedangkan Sehun duduk di sebelah kiri Luhan.

     "Dia siapa, Luhan-ah?" tanya Jongin balik sambil menunjuk ke arah Sehun tak suka.

     "Oh...perkenalkan dia Oh Sehun, putra tunggal Oh Seo Joon ahjussi. Dia tunangan aku," jawab Luhan memperkenalkan Sehun.

     "Mwo? Tunangan?" ucap Jongin terkejut.

     "Iya..kami akan menikah 3 bulan lagi, tepatnya setelah kami lulus sma," ujar Luhan memanas-manasi Jongin.

     "Apa? T-tidak...tidak bisa seperti itu. Aku tidak terima..yak Luhan-ah! Apa kau tidak memberitahu mereka dan juga dia kalau kita ini masih berstatus kekasih?"

     "Memberi tahu mereka? Maksudmu kedua orang tuaku? hahaha... YAK KIM JONGIN-SSI! APA KAU TIDAK BERPIKIR EOH, KALAU AKU SUDAH MEMUTUSKANMU BERAPA KALI? SATU? DUA? ATAU TIGA? hahaha PULUHAN JONGIN...APA KAU TIDAK BERPIKIR HAL ITU? TSK.." emosi Luhan.

     "Ya...itu karena aku sangat mencintaimu Luhan-ah.."

     "MENCINTAIKU? YANG BENAR SAJA KAU. APA KAU PIKIR AKU TIDAK MELIHATNYA, HAH? KAU TENGAH BERMESRAAN DENGAN SEORANG GADIS LAIN, KAU BILANG KAU MENCINTAIKU?"

     "KAPAN AKU BERMESRAAN DENGAN GADIS LAIN LUHAN-AH...KAPAN?" Jongin mulai meninggikan volume suaranya. Sedangkan Sehun hanya mengamati keduanya dengan wajah datar, belum berniat untuk menengahi mereka berdua.

     "KAPAN KATAMU? YAK KIM JONGIN..APA MENURUTMU AKU TIDAK MELIHATNYA, HAH? DUA MINGGU YANG LALU KAU TENGAH BERDUAAN DENGAN GADIS TEMAN SEKOLAHMU ITU. SIAPA LAGI NAMANYA? TAL..TAL..AH TAU AH SIAPA ITU NAMANYA. DAN TADI WAKTU AKU PULANG SEKOLAH AKU JUGA MELIHATMU BERMESRAAN DENGAN GADIS YANG BERBEDA LAGI. SIAPA ITU GADIS BERMATA BULAT HAH?!" ujar Luhan berapi-api.

     "Kyungsoo maksudmu? Yak aku itu sama dia cuma berteman Luhan..tidak lebih.."

     "CUMA BERTEMAN KAU BILANG? YAKK APA ITU CUMA BERTEMAN NAMANYA KALAU BERPEGANG-PEGANGAN TANGAN..DAN BAHKAN KAU MENCIUMI TANGANNYA..." amuk Luhan.

     "Kalau i-itu.." kata Jongin bingung.

     "TUH, KAN! BENAR KALAU KAU ITU ADA APA-APA DENGAN GADIS ITU.."

     "ITU KARENA KAU TIDAK PERNAH MEMPERKENALKANKU SAMA KEDUA ORANG TUAMU LUHAN...!" teriak Jongin marah.

     "KAU KAN TAU SENDIRI KALAU MEREKA ITU MELARANGKU PACARAN. KAU MAU, KALAU AKU DIKIRIM KESEKOLAH KHUSUS YEOJA DAN TIDAK BALIK-BALIK, HAH?" balas Luhan tidak mau kalah.

     "Yakk kurangi volume suara kalian. Apa kalian tidak malu dilihat oleh seluruh pengunjung cafe? Kalian sudah besar, jadi selesaikan masalah kalian dengan cara baik-baik," Sehun memperingati mereka berdua, dan benar saja para pengunjung cafe sedang asyik menikmati tontonan gratis yang diperlihatkan oleh Luhan dan juga Jongin. Seperti menonton drama secara live menurut mereka.

     "Diam kau Oh Sehun!" ujar Luhan menatap Sehun dengan tatapan menusuk dan Sehun hanya membalasnya dengan mengendikan bahunya acuh tak acuh.

     "JADI KAU LEBIH MEMILIH DIA DARIPADA AKU YANG JELAS-JELAS LEBIH TAMPAN DARI DIA, HAH?"

     "APA KAU BILANG? LEBIH TAMPAN? YAKK BERCERMINLAH KAU KIM. KAU ITU SUDAH HITAM, PESEK LAGI. POKOKNYA AKU MAU KITA PUTUS. TIDAK ADA PENOLAKAN!" ucap Luhan.
    
     "T-tapi..."

     "TIDAK ADA TAPI-TAPIAN. AKU MUAK DENGANMU..!!!" potong Luhan. "JANGAN PERNAH MENEMUI ATAUPUN MENGHUBUNGIKU LAGI..AKU TAK SUDI MELIHAT WAJAHMU.. AYO SEHUN KITA PERGI DARI SINI!" lanjutnya sambil menarik tangan Sehun untuk pergi dari tempat itu.

###

     "Sudah merasa lega?" tanya Sehun sambil menyodorkan capuccino kearah Luhan. Mereka berdua kini sedang berada di pinggir sungai Han.

     "Lega sekali..." jawab Luhan sambil menerima capuccino dari tangan Sehun.

     "Tadi itu lucu sekali.." kata Sehun.

     "Lucu? Yakkk apanya yang lucu..orang serius begitu.." ujar Luhan tidak terima.

     "Terserah kau.."

     Mereka pun menghabiskan malam minggu dengan obrolan-obrolan ringan dan diselingi oleh tawa keduanya sampai jam menunjukkan pukul 10 malam, lalu keduanya pulang karena hari sudah malam.

.

.

.

Bersambung...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro