Chapter 1
###
Di dalam sebuah restoran yang -katanya- berlabel bintang lima yang terletak di kawasan kota Seoul, nampak dua keluarga yang sedang menikmati hidangan makan malam yang tersaji di atas meja dengan khidmatnya. Dua keluarga tersebut antara lain keluarga Xi dan keluarga Oh.
Keluarga Xi yang terdiri dari tuan Xi You Shan dan nyonya Wu Qian beserta anak perempuannya yang bernama Xi Luhan. Dan keluarga Oh yang terdiri dari tuan Oh Seo Jun dan nyonya Lee Soo Kyo beserta anak laki-laki semata wayangnya yang bernama Oh Sehun.
Atmosfer di dalam restoran tempat dua keluarga makan malam tersebut cukup sunyi, hanya terdengar bunyi sendok dan piring yang bergesekan. Sampai akhirnya tuan Xi memecah kesunyian itu.
"Kami berencana menjodohkan kalian berdua, Luhan dan Sehun," ujarnya.
"Apa? Menjodohkan kami berdua? Aku dan dia?" ucap Luhan terkejut sambil menunjuk dirinya dan Sehun bergantian.
"Iya... kalian berdua akan bertunangan setelah kalian lulus SMA nanti," kata tuan Oh.
"Tapi kan Appa, kami masih terlalu muda untuk menikah. Tidak bisa seenaknya begitu dong.." tolak Luhan tidak terima dengan rencana -yang menurutnya aneh- yang dibuat oleh para orang dewasa tersebut.
"Kami tidak peduli dengan hal itu. Pokoknya setelah lulus SMA kalian harus tunangan. Kami tidak menerima penolakan," kata Nyonya Xi.
"Tapi kan Eomma, kami lulusnya kan dua bulan lagi. Apa secepat itu?" tanya Luhan.
"Iya... dua bulan lagi. Iya kan Kyu-ah?"
"Iya Qian-ah."
"Tapi Eomma..."
"Tidak ada tapi-tapian," potong Nyonya Xi.
Tampak jelas raut kekecewaan dari wajah Luhan, sedangkan Sehun terlihat tidak peduli dengan hal itu dan malah asyik menikmati makanannya dengan khidmat.
Apa-apaan mereka hah? Menjodohkanku dengan lelaki es batu ini heol. Cih.. mana dia hanya diam saja lagi. Apa dia setuju dengan rencana itu? Batin Luhan dengan wajah cemberutnya.
###
Luhan dan Sehun kini tengah duduk berdua di sebuah bangku panjang yang terletak di taman yang tidak jauh dari restoran. Tadi saat selesai makan malam, kedua orang tua mereka menyuruh keduanya untuk berjalan-jalan dengan alibi supaya mereka berdua bisa lebih akrab lagi. Sedangkan kedua orang tua mereka sudah pulang duluan.
Dan di sinilah mereka berdua sekarang berada. Tidak ada yang namanya jalan-jalan, yang ada hanyalah duduk-duduk.
"Jadi kau menerima perjodohan ini?" tanya Luhan kepada pemuda yang duduk di sampingnya.
"Ya," jawab Sehun singkat.
"Kenapa?"
"..." tidak ada jawaban dari Sehun.
"Yak! Aku butuh alasanmu menerima perjodohan ini itu karena apa. Kenapa kau cuma diam saja, hah?" bentak Luhan.
"Tak ada alasan pasti. Aku hanya tidak ingin mengecewakan appa dan eomma-ku saja," jawab Sehun seadanya.
"Tsk.. alasan yang tidak logis," dengus Luhan. "Aku mau pulang sekarang," lanjutnya sambil beranjak dari duduknya.
"Baiklah... aku akan mengantarmu," kata Sehun.
###
Luhan POV
Aku dan Sehun adalah teman satu sekolah. Kami bersekolah di Seoul Senior High School. Kami sama-sama kelas 3. Kami hanya beda kelas. Dia di kelas 3-A, sedangkan aku berada di kelas 3-C. Kami bukanlah teman dekat. Ya bisa dibilang kami hanya kenal nama masing-masing saja. Jangankan dekat, bertegur sapa saja tidak pernah.
Sifat dan kepribadian kami sangatlah berbeda. Dia dengan sejuta prestasi karena kejeniusan otaknya, sedangkan aku dengan sejuta kekonyolan karena otak standarku. Dia yang dingin dan tidak banyak bicara, sedangkan aku cerewet. Dia yang -kata Baekhyun (teman seperjuanganku) primadona sekolah dengan banyak fans, sedangkan aku yang... ah sudahlah. Kami itu bagaikan bumi dengan langit. Beda jauh.
Pagi ini aku berangkat sekolah lebih pagi dari biasanya. Kalau biasanya aku berangkat pukul 07.10, hari ini aku berangkat pukul 06.30. Ya, mungkin karena efek 'perjodohan' itu yang menyebabkan aku jadi bangun pagi. Ada baiknya juga sih sebenarnya, tapi aku jadi tidak bisa tidur semalaman karena memikirkan hal yang kusebut 'aneh' itu. Dapat dilihat dari wajahku yang ku tekuk, lingkaran hitam di bawah mata, dan oh jangan lupakan wajah bete-ku. Dan tidak lama lagi ujian akhir, memikirkannya saja sudah membuatku sakit kepala, apalagi ditambah dengan rencana 'perjodohan' itu, ingin meledak kepalaku rasanya.
Aku berjalan menuju ke dalam kelasku dengan langkah gontai. Kelas masih terlihat sepi. Ya karena ini memang masih pagi. Ku langkahkan kakiku menuju ke bangkuku yang terletak di pojok belakang dekat dengan jendela. Kududukan pantatku di kursi lalu kulipat kedua tanganku di atas meja, kemudian kutelungkupkan kepalaku di tengah-tengahnya. Mungkin tidur sebentar bisa menjernihkan kepalaku.
gedebug gedebug gedebug
"Yaa Luhan! What’s up bray!"
Oke, sepertinya aku harus melupakan acara -mari tidur sebentar- ku karena pengganggu sudah tiba rupanya. Ku tegakkan kepalaku dengan ogah-ogahan.
"Yak aku punya kabar baik," kata Baekhyun.
"Apa?" tanyaku malas.
"Kau tahu, aku di-follback sama Park Chanyeol dan itu wow banget tau.." jelasnya dengan semangat 69.
"Oh," ucapku singkat.
"Yaaa... kok cuma ‘oh’ doang sih. Kau tidak seru, ah."
"Terus, aku harus jungkir balikin badan sambil bilang wow wow wow gitu?!" teriakku tepat di dekat telinganya.
"Mulai deh... Ngomong-ngomong, kau kenapa sih, kok tidak seperti biasanya gitu?" tanyanya. Baekhyun memanglah orang yang paling peka jika aku sedang ada masalah apapun. Karena sikapku akan berubah tidak seperti biasanya. Maka dari itulah, semenyebalkan apapun Baekhyun dia adalah satu-satunya sahabatku yang pengertian.
"Apa ada suatu hal yang belum aku ketahui? " lanjutnya.
"Apa aku kelihatan seperti itu?" tanyaku.
"Bukan kelihatan lagi, tapi sungguh-sungguh sangat kelihatan sekali kalau kau memang sedang punya masalah."
"Ya... aku memang sedang punya masalah."
"Masalah apa? Ceritalah.. aku pasti dengarkan, kok," ucapnya sambil menepuk-nepuk pundakku.
"Tapi kau harus janji tidak akan mengatakannya pada siapapun," jawabku sambil mengacungkan jari kelingkingku di depan wajahnya.
"Janji.." Baekhyun lalu melingkarkan jari kelingkingnya di jari kelingkingku sambil tersenyum yakin.
"Aku dijodohkan," ucapku lirih.
"APA?! DIJODOHKAN?!" teriaknya heboh.
"Yak! Pelan-pelan kalau bicara. Jangan sampai orang lain tau," kataku sambil membekap mulutnya dan melihat sekeliling. Syukurlah kelas masih sepi, jadi tidak ada yang mendengar teriakannya tersebut.
"Yak! lepaskan tanganmu dari mulutku!" dia pun menyingkirkan tanganku dari mulutnya. "Serius kau dijodohkan? Sama siapa?" tanyanya penasaran.
"Tapi janji kau jangan kaget dan jangan menertawaiku."
"Iya, iya."
"Aku dijodohkan sama Oh Sehun, siswa kelas sebelah," kataku sambil menundukkan kepala.
"APAAA?!" Baekhyun memang paling susah jika disuruh untuk tidak berteriak.
"Yak! Kurangi volume suaramu Baek.. Kelas mulai ramai. Kau tahu, nanti akan banyak yang mengetahuinya," ujarku menegurnya.
"Aku hanya tidak menyangka. Bagaimana bisa?"
Aku menghela napas panjang. "Bagaimana tidak bisa, kalau kedua orang tuanya adalah rekan bisnis orang tuaku?"
"Begitu ya.."
"Hmm... dan dua bulan lagi tepatnya setelah acara kelulusan, aku akan bertunangan dengannya.. Bagaimana ini? Aku bingung," ucapku nelangsa.
"Yak.. bukannya itu adalah sesuatu yang luar biasa? Maksudku, bukannya itu hal yang baik. Kau adalah orang yang beruntung kalau aku boleh bilang. Bayangkan saja, banyak gadis di luar sana yang mengantri untuk ingin menjadi kekasih Sehun. Bukannya itu merupakan sebuah rejeki nomplok?"
"Rejeki nomplok kepalamu," ucapku sarkartis.
"Itu bagus.. Aku setuju dengan rencana kedua orang tuamu."
"Tapi kan aku tidak suka sama dia. Apalagi cinta.."
"Masalah suka sih itu gampang diatur. Yang paling bagusnya lagi adalah kau bisa memanfaatkan perjodohan itu juga."
"Memanfaatkannya? Untuk?" tanyaku penasaran.
"Hadeuhh...ya untuk putus sama Kim Jongin secara resmi lah..." jawabnya.
Ishh.. Kenapa hal itu tidak terpikirkan olehku, ya? Ide bagus tuh.
"Hahaha, tumben otakmu cerdas."
.
.
.
Bersambung...
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro