Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Tetangga

Perlahan kedua mata [YN] terbuka, dan ia mendapati dirinya tengah berbaring ditempat tidur.

"Uh.. Kenapa aku bisa disini..?"

Tubuhnya terasa berat, dan selembar kain basah jatuh dari kepalanya.

Tak ada siapapun disana, ia pun melirik jam dinding yang menunjukan pukul 7 malam.

"Aah.. Selarut ini?!" kejutnya.
"Aku harus memasak makan malam sebelum Dazai pulang."

Ketika hendak turun dari tempat tidur, pintu kamar mulai terbuka.

"Dazai? Kau sudah pulang.."

Pria itu muncul dari balik pintu dengan membawa semangkuk air.

"Kapan kau pulang? Kenapa kau tidak membangunkanku? Aku belum membuat makan--"

Ia tak menjawab apapun, setelah meletakan mangkuk itu, Dazai mendorong [YN] agar tetap ditempat tidur dan mengganti kompresnya itu.

"Aku tidak demam, Dazai.."

Ooff...

Tanpa mengatakan apapun, dazai memasukan termometer ke mulut [YN]. [YN] tidak mengerti, kenapa Dazai tak mau menjawab perkataannya.

Ia terus melakukan sesuatu tanpa bicara apapun.

"Tatapannya dingin, sepertinya ia marah.. Ada apa sebenarnya?" pikir [YN].

Ia kembali pergi keluar kamar, setelah mengecek termometer. Dan kembali dengan semangkuk bubur.

"Untukku? Terima kasih."

Satu persatu Dazai menyendokanya untukmu. Kau sudah mengatakan bahwa kau bisa memakannya sendiri, namun Dazai tak menghiraukan hal itu.

Sesudah makan, Dazai kembali meniggalkanmu. Tapi kau menarik tangannya.

"Dazai, kau marah padaku?" entah kenapa hal itu membuatmu merasa sangat bersalah.

"Maaf, jika aku membuatmu marah."

Dazai sedikit menoleh padamu. Kepalamu terasa makin berat, dan napasmu mulai terengah, namun kau tak bisa diam saja.

"Aku..haah.. tidak tahu, apa yang..haah.. membuatmu marah padaku. Haah..."

"Tapi.. Aku tidak ingin melihatmu seperti ini. Ini membuatku bersalah.." lanjutmu.

Kau bisa merasakan tangan Dazai melepaskan genggamanmu. Masih dengan kebisuannya, ia berjalan pergi.

Bruk
Prang..

"Ahh!!"

[Yn] terjatuh dari tempat tidur diikuti pecahnya gelas, membuat dazai kembali dan mengangkatnnya.

"Apa yang kau lakukan? Seharusnya kau tetap ditempat tidur"

"Akhirnya kau.. Mau bicara denganku..."

[YN] kembali hilang kesadarannya, Dazai membaringkannya ditempat tidur. Ia bisa melihat jelas [YN] yang terengah karena demam tingginya.

Dengan jelas Dazai bisa mengingat kejadian pagi ini saat [YN] ditemukan tak sadarkan diri didepan tangga.

☆☆☆☆

"Kau pikir aku tak tahu keadaanmu.." ternyata Dazai tidak benar benar pergi ke kantor agensi, tapi dia menunggu saat dimana [YN] sudah tak bisa menahan semuanya.

Grep

Perlahan pria perban itu mengangkat istrinya dengan briged style, ke kamar mereka. Meletakkannya diatas tempat tidur, dan membawakan kompres.

Kau tidak pernah berubah. Selalu menahan semua itu sendirian, tanpa mau membebani siapapun. Pantas chuuya selalu mengkhawatirkan dirimu.

Tidakkah kau berpikir hal itu membebani orang lain? Membuat mereka khawatir karena keadaanmu, walau kau tak mengatakannya.

Haa.. Sebaiknya ku lakukan sesuatu sebelum demamnya semakin tinggi. Obat penurun demam ini berbentuk tablet, ia bisa tersedak jika menelan ini secara utuh.

Dazai menenggak obat itu, lalu memasukkanya ke mulutmu. Ia pun menarik diri, karena tak ingin hal itu berlarut semakin jauh.

Mungkin itu cukup untuk sementara. Aku harus memanggil Yosano sensei untuk memeriksanya lebih jauh.

"[YN] Demam? Dia pasti tertular demammu." jawabnya saat aku pergi ke ruang kerjanya.

"Hahaha.. Kau benar. Jadi, bisakah kau memeriksanya, Yosano Sensei?"

"Baiklah, aku akan memeriksanya."

"Terima kasih."

★★★★

Malam harinya aku tak tahu harus membuat apa. Tapi yang kuingat saat demam, [YN] membuatkanku semangkuk sup. Sup.. Bagaimana cara membuatnya..

Tak ada bahan yang kubutuhkan untuk membuat sup dikulkas. Mungkin aku hanya akan membuat bubur.

Menunggu bubur matang, sebaiknya aku mengecek keadannya.

Klak

"Dazai.. Kau sudah pulang.."

Saat kubuka pintu, kulihat ia sudah bangun dan hendak meninggalkan tempat tidur. Yang bisa kulakukan hanyalah menahannya untuk bangun.

"Kapan kau pulang? Kenapa kau tidak membangunkanku? Aku belum membuat makan--"

Ia terkejut karena gerakanku yang tiba tiba. Entah bagaiamana aku tak ingin mengatakan apapun padanya, yang bisa kulakukan hanya mengecek keadaanya.

"Aku tidak demam, Dazai.."

Jelas jelas wajahnya memerah. 39.7.. Demamnya belum turun rupanya.

Kutaruh benda itu, dan pergi mengambil bubur miliknya.

Ia memakan bubur itu, yang bahkan tak kuketahui rasanya. Kurasa cukup seperti ini saja hingga ia menyerah.

"Dazai, kau marah padaku?" entah kenapa hal itu membuatmu merasa sangat bersalah.

Tiba tiba [YN] menarik lenganku.

"Maaf, jika aku membuatmu marah."

Akhirnya dia paham kesalahannya.

"Aku..haah.. tidak tahu, apa yang..haah.. membuatmu marah padaku. Haah..."

"Tapi.. Aku tidak ingin melihatmu seperti ini. Ini membuatku bersalah.." lanjutmu.

Ternyata tidak. Kulepaskan lengannya, agar ia bisa istirahat. Namun hal itu justru memperburuk keadaan.

Bruk
Prang..

Dengan sigap kutangkap tubuhnya yang hampir mengenai pecahan gelas.

"Apa yang kau lakukan? Seharusnya kau tetap ditempat tidur" kesalku.

"Akhirnya kau.. Mau bicara denganku..."

Setelah mengatakan itu, dia justru tak sadarkan diri. Kau memang tidak pernah berubah. Selalu melakukan apapun, agar aku bicara lagi padamu.

★★★★

"Dazai-san! Apa kau marah?"

"...."

"Katakan sesuatu..."

"..."

Saat itu, kuingat jelas pikiranku cukup kacau karena gagal menangkap mimic. Tentu itu semua karena Akutagawa.

"Oh ya, tadi Odasaku-san datang kemari mencarimu..."

"Benarkah?" tentu hal itu membuatku cukup terkejut. Apa Odasaku mendapat sesuatu.

"Ahh.. Akhirnya kau mau bicara lagi.. Sebenarnya.. Itu hanya bohong.."

"...[YN]"

"Ya?"

"Cari ranting dengan panjang 45cm dan lebar 6cm."

"Eehh... U-Untuk apa?"

"Ini hukuman untukmu. Jangan kembali sampai kau menemukannya!"

"B-Baik!"

Dan akhirnya dia benar benar menemukannya, walau kembali dengan berantakan.

☆☆☆☆

Keesokan paginya, [YN] bangun dengan terasa lebih segar. Dan didapati Dazai tertidur disampingnya.

"Terima kasih, Dazai.."

Dengan segera ia turun dan pergi ke dapur untuk memasak. Tapi tentu ia sedikit dikejutkan dengan keadaan dapur yang berantakan.

"A-Apa apaan ini..."

[YN] membersihkan semua peralatan masak, dan mulai membuat sarapan.

"Jika bisa berkomentar, bubur semalam tidak ada rasa.. Apa Dazai tidak memasukan garam atau bumbu lainnya ya.."

"Tapi kalau dipikir, dia berjuang masak hanya untuk diriku. Aku harus berterima kasih."

Tak tak tak..
Csssss...

"Aku tidak pergi ke supermarket kemarin. Jadi bahan makanan tidak ada. Aku harus mencatat ulang menu hari ini.."

Dari tangga kau dengar langkah kaki menuruninya. Disanalah dia, pangeran tampan baru saja bangun dari tidur.

"Ohayou Dazai"

"[YN].. Kau seharusnya istirahat.."

"Tidak apa. Aku sudah lebih baik. Lihat!"

Kau menari nari menunjukkan bahwa kau sudah membaik. Dazai mendekat dan menempelkan dahi kalian.

"D-Dazai...?"

"Demamnya sudah turun.. Walaupun begitu, kau jangan banyak bergerak. Yosano sensei sudah memperingatiku."

"Tenang saja. Oh.. Karena kita tak ada bahan makanan lainnya. Jadi aku memasak seadanya. Siang nanti, pulang saja kerumah jika bisa untuk makan siang. Atau kau mau membeli di tempat Uzumaki-san"

"Aku akan lihat nanti."

Pagi yang cerah dan begitu indah. Tidak ada kebisingan yang mengganggu. Hanya [YN] dan Dazai. Namun tentu, Dazai harus pergi ke agensi.

"Kami berangkat, [YN]"

"Hati hati dijalan, Dazai.. Kunikida-san!"

Setelah semua beres, [YN] pun bersiap untuk pergi ke supermarket.

"Wortel.. Jamur.. dan.. Jagung.."

Ketika tengah belanja, ia melihat seseorang kebingungan mencari sesuatu.

"Ada apa? Apa ada yang bisa kubantu?" tanya [YN].

"Oh.. Aku mencari tempat susu dan cereal. Bisa kau tunjukan jalannya? Aku baru pertama kali kemari."

"Ah.. Begitu ya. Ayo akan kuantarkan.."

Kalian berdua pergi menuju tempat yang diminta sambil berkenalan satu sama lain.

"Namaku Takeuchi Ryoutaro. Kau?"

"Aku Osamu [YN]. Senang bertemu denganmu, Takeuchi-san"

"Ryou-kun juga tak masalah.."

"Kalau begitu, kau bisa memanggilku [YN], Ryou-kun. Oh disana.."

Kalian pun sampai ditempat itu.

"Kalau begitu, aku duluan ya Ryou-kun. Selamat tinggal."

"Jangan ucapkan selamat tinggal, aku yakin suatu hari nanti kita akan bertemu lagi.."

"Hm.. Kalau begitu, sampai jumpa.."

"Sampai jumpa, [YN]-san. Terima kasih.."

Kau tersenyum padanya lalu pergi.

★★★★

"Ryou-kun pria yang cukup baik. Apa benar kami akan bertemu lagi? Kelihatannya dia seumuran denganku.."

Saat kau berjalan menuju rumah, didepan kau melihat para tetangga sedang berkumpul.

"Ohayou Gozaimasu. Tanaka-san dan Yui-san."

"Oh [YN]-chan! Ohayou Gozaimasu." sapa mereka. Mereka memanggilmu dengan -chan, karena sudah mengenalmu sejak pertama kau tinggal disini.

"Ada apa pagi pagi begini?"

"Ne [YN]-chan, kau tahu tetangga sebelah kirimu? Ya.. Kudengar anak muda yang pindah kesana." jelas Yui sambil melihat mobil jasa pindahan.

"Oh.. Maksudmu keponakan Yamada-san?"

"Benar! Ahh.. Kita bisa melihat pria muda lainnya. Hubungan anak muda sangat romantis, sepertimu dan Dazai-kun" ledek Tanaka yang berada disebelah kanan rumahmu.

"Anak muda biasanya selalu semangat, hingga terdengar sampai sebelah.." ledeknya lagi.

Wajahmu memerah mendengar hal itu.

"Hahaha... Gomen.."

"Bagaimana ya wajahnya? Apa dia tampan? Haaa.. Sejauh ini pria tampan selalu datang sejak Dazai-kun disini.. Apa mereka teman temannya?"

"Maksudmu Atsushi-kun, Tanizaki-kun dan Kunikida-san? Hm.. Mereka teman kerja Dazai"

"Sudah kuduga.."

Mereka jadi asik berbincang bincang. Sampai sebuah suara mengejutkan mereka.

"Terima kasih atas pujiannya. Senang bisa jadi tetangga kalian.."

Spontan mereka bertiga menoleh, dan mendapati pria itu disana.

"Ryou-kun?" kejut [YN].

"[YN]-san? Apa yang kau lakukan disini?"

"Rumahku tepat disebelah kananmu, Ryou-kun" jelas [YN].

"Benarkah? Wahh.. Kebetulan yang luar biasa!" Ryoutaro menarik kedua tangan [YN] dan menggenggamnya dengan mata berbinar.

"Ryou-kun?" tanya Yui dan Tanaka.

"Ah maaf, namaku Takeuchi Ryoutaro. Senang bertemu dengan kalian" ucapnya seraya melepasmu.

"Maa.. Dia tampan sekali. Namaku Haruka Yui. Ini Shiota Tanaka. Kau sudah mengenal [YN]-chan?"

Ryoutaro mengangguk.

"Kami bertemu di supermarket tadi. Aku senang sekali bisa bertemu lagi dengannya. Iyakan [YN]-san?"

"Ya.. Begitulah.."

"Ano Ryou-kun, [YN]-chan itu sudah--"

"Takeuchi-san! Barang barang ini akan diletakan dimana?" teriak seorang kurir.

"Aku akan kesana! Maaf kita akan berbincang lagi nanti. Jaa!"

Ia langsung berlari menuju rumah barunya sebelum mendengarkan penjelasan dari yang lainnya.

"[YN]-chan.. Kau harus mengatakan bahwa kau sudah menikah dengan Dazai-kun." saran Tanaka.

"Benar. Kelihatannya Ryou-kun tertarik padamu. Jangan sampai dia jadi pemicu keributan dirumah tangga kalian nantinya" tambah Yui.

"Begitu ya.. Baiklah, akan kucoba terima kasih sarannya.."

"Oh.. Sudah jam segini, aku harus mengantarkan putriku sekolah.."

"Benar.. Keita-kun juga harus segera ke sekolah. [YN]-chan, kami tunggu ya anakmu nanti."

"E-Ehh..." [YN] sedikit membeku saat diminta seperti itu.

"Kami bercanda. Sudah ya, kami harus segera pergi!"

Kalian bertiga akhirnya menyelesaikan pekerjaan masing masing.

Hal itu membuat terpikirkan olehmu.

"Sudah dua tahun sejak pernikahan. Tapi belum dikaruniai seorang anak. Terkadang ku juga berpikir, apa Dazai akan menerimanya ya.."

Triiingg

Kau mendapat sebuah pesan diponselmu.

Aku akan pulang siang ini untuk makan masakanmu. Jika kau lelah, jangan terlalu dipaksakan. Aku akan membawa minuman kesukaanmu nanti. Tunggu aku ya~

Suamimu~
Dazai.

Kau tertawa kecil membaca pesan itu.

Baiklah, aku akan membuat makan siang yang enak untukmu~

Istri tersayangmu,
[YN]

Balasmu.

"Yosh! Aku akan mulai memasak. Sekarang sudah pukul 10 siang. Aku yakin akan tepat waktunya!"

Kau mulai memasak makan siang dengan semangat dan senyuman. Mengingat Dazai menyemangatimu.

Knock knock

Terdengar ketukan pintu depan, seseorang datang bertamu.

"Siapa ya.." kau berjalan menuju pintu dan membuka kunci.

Klak

"Ryou-kun?" ternyata Ryoutaro datang mengunjungimu.

"Halo [YN]-san!"

Bersambung

Bagaimana kisah kelanjutannya? Akankah [YN] mengatakan bahwa dia sudah menikah dengan Dazai? Atau tidak?!

Apa yang akan Ryoutaro lakukan selanjutnya?

Tunggu episode kelanjutannya jika banyak respon dari votes dan comment "Lanjut"

Respon kalian sedikit. Jadi Rai pikir kalian tidak suka kisah ini. Kalau gamau votes, bisa komen aja. Gamau komen bisa votes. Wwwww

Thanks for reading, comment, votes and follow!

Nb : jangan lupa baca book Rai yang baru. Non fanfic "Random Stories"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro