Hidup baru
[YN]/Your Name.
[FN]/Family Name.
★★★★ : Buat ganti Scene/tempat/ waktu.
☆☆☆☆ : Buat Flashback.
♣♣♣♣♣♣♣
[YN]'s Pov
Setelah melarikan diri dari port mafia, Dazai-san tinggal ditempatku. Karena selama ini ia tak memiliki tempat tinggal.
Dan rumahku, cukup luas untukku sendiri. Lagipula mafia tak mengetahui rumahku, kurasa..
Ia cukup banyak membantuku melakukan pekerjaan rumah. Pada awalnya aku tak bisa memintanya melakukan itu, karena.. Kau tahu? Aku masih terbiasa menjadi bawahannya.
Tapi Dazai-san tidak memikirkan hal itu. Jadi lama kelamaan, aku mulai terbiasa dengan keberadaannya.
Tidak hanya itu masalahnya, para tetangga memandang buruk kami karena tentu saja. Aku yang masih cukup muda, ya umurku masih 17 tahun.
Tinggal berdua dengan seorang pria dirumahku. Yang bukan bagian dari keluargaku.
Chuuya? Hm.. Hingga saat ini Chuuya belum mengetahui hal ini, karena ia sibuk bekerja. Kupikir itu lebih baik. Ketika ia datang pun, Dazai akan sembunyi atau keluar rumah.
Aku juga tak bisa begitu saja mengusir Dazai-san dari rumahku. Itu terdengar gila, bukan?
Selama kurang lebih dua tahun setelah hari itu, aku masih mempertanyakan.
Kenapa ia mengajakku pergi juga? Aku.. Cukup lega sebenarnya bisa keluar Port Mafia. Karena kupikir, aku sekarang mulai bisa hidup tanpa itu.
Tapi kenapa? Agar aku tak memberitahu anggota lain soal pelariannya?
Atau...
Deg
..dia menyukaiku?
Deg..deg..
Jantungku berdegup kencang lagi, ketika ku memikirkan hal itu. Aahh... [YN] Sadarlah.. Itu tidak mungkin!
Pria secerdas, sepintar dan... Setampan.. Dazai-san... Ti-tidak mungkin menyukaimu!
Kurasa wajahku semakin terasa panas.
"Kau sakit?"
"!!!" tubuhku tersentak mendengar suara yang tiba tiba muncul dari balik telingaku.
Kulihat pria itu berdiri tepat dibelakangku dengan wajah penasaran.
Ia sudah tidak memakai perban lagi diwajahnya. Jadi terlihat cukup jelas, seluruh wajah.
"Ah tidak, aku baik baik saja!" seruku.
"Tapi wajahmu memerah" ucapnya lagi.
Aku tak tahu harus mencari alasan apa, aku hanya mengatakan apa yang terlintas dipikiranku.
"Mandi!"
"Mandi?"
Apa yang kau katakan [YN]..?!
"Ya! Hari ini sangat panas, jadi aku ingin mandi air dingin!" dengan segera aku berlari menuju kamar mandi.
"Ini kan masih bulan April"
[YN]'s Pov End.
★★★★
Dengan perasaan bingung, Dazai hanya berjalan dan duduk didepan tv.
Saat menonton tv, ia mendengar teriakan dari kamar mandi.
"AAAAAAA....!!!"
Tanpa pikir panjang ia berlari menuju kamar mandi.
"[YN], ada apa?!"
"I-Itu..." ia menunjuk kearah kursi yang ada di kamar mandi.
Dazai mendekati kursi itu, dan seekor kecoa berlari keluar darisana.
"J-Jangan lihat kemariii!!" serunya karena hanya memakai selembar handuk.
"Lalu bagaimana aku menangkapnya?"
"Lakukan sesuatuuu!!" ia membeku di sudut kamar mandi.
Dazai segera mencari kecoa itu, dan menarik antena. Lalu membuangnya keluar melalui jendela yang ada didepan kamar mandi.
"S-Sudah?"
"Ya. Kau bisa mandi sekarang."
"Hampir saja.." pikir [YN].
Mereka berdua tahu, bahwa mereka hanyalah orang asing. Tidak memiliki hubungan apapun, selain teman sekarang.
Namun rasanya sudah seperti pengantin baru yang bahagia.
"Hentikan [YN]!! Apa yang kau pikirkan!!" keluhnya seraya memeluk kedua kaki.
Knock knock
"[YN], Kau didalam?" terdengar suara ketukan dari luar kamar.
"Oh, iya.." gadis itu segera menuruni tempat tidur, dan berjalan membuka pintu.
"Aku akan pergi keluar. Kau mau ikut?" tanyanya.
"Keluar?" sejenak ia berpikir. Karena sudah agak bosan dirumah, ditambah terkadang ia sendirian menunggu Dazai pulang dari pekerjaan barunya, tidak ada salahnya untuk berjalan sebentar.
"Tentu!"
★★★★
Setelah mengganti pakaian, mereka berjalan-jalan ditengah kota. [YN] tidak tahu kemana Dazai akan pergi membawanya.
Tapi ya, lebih baik untuk tidak bertanya.
"Jadi.." Dazai memulai pembicaraan.
"Ya?"
"Kau belum menemukan pekerjaan baru?"
"Ah.. Belum. Untuk sementara ini, aku belum menemukannya. Tapi nanti pasti kutemukan!"
Selama dua tahun ini, kau memakai uang simpanan yang masih ada untuk memasak dan membeli keperluan rumah. Karena ada Dazai bersamamu, kau harus memasak lebih banyak dari biasanya.
"Lalu bagaimana pekerjaanmu sekarang, Dazai-san?" tanyamu.
"Cukup menarik. Walau sangat berbeda dengan yang dulu"
"Begitu ya.. Tapi kulihat, kau menikmatinya"
"Ya. Begitulah"
Setelah beberapa lama, mereka sampai disebuah cafe. Kalian masuk dan duduk didekat jendela.
"Kau bisa pesan sesukamu, [YN]" ucapnya.
"Kalau begitu.. Aku mau [es krim kesukaanmu]"
Tak ada pembicaraan saat itu. Satu persatu kau menyendoki es krimmu. Dazai hanya melihat keluar, dan meminum kopinya.
"Kenapa jadi begitu canggung" pikirmu.
"Aku akan pindah"
"Eh?"
Tiba-tiba pria yang dulu menjadi bosmu itu, mengatakan hal yang membuatmu cukup terkejut.
"Agensi menyediakan kamar untuk anggotanya. Jadi kupikir untuk pindah kesana. Aku tak bisa terus menumpang dirumahmu" jelasnya.
"T-Tapi.. Aku tak masalah dengan hal itu. Kau banyak membantuku, Dazai-san. Dan.."
"Tapi orang sekitar berpikir buruk tentangmu, bukan?"
Deg
Benar. Selama Dazai tinggal bersamanya. Tetangga berpikir bahwa [YN] menyimpan pria yang belum menikah dengannya bersama.
"Itu kenapa aku membawamu kemari. Aku ingin membicarakan hal ini"
"B-Begitu ya.." dan seketika selera makanmu hilang. Kau hanya menatap gelas es krim.
Rinnggg rinngg
Ponsel Dazai berbunyi, ia segera mengankat telpon dan bicara. Memakan waktu hampir 5 menit, ia menutup telponnya.
"Aku harus kembali ke agensi. Kau bisa pulang sendiri, bukan?"
"T-Tentu.."
"Kalau begitu, aku pergi. Mungkin akan ku kemasi barangku malam ini"
Ia menghilang dari hadapanmu, meninggalkanmu yang masih duduk didalam cafe.
"...Semua.. Berakhir ya"
★★★★
Klak
[YN] tiba dirumah. Ia melihat rumahnya kosong, sama seperti pertama kali Dazai belum datang.
Walau barang-barang pria itu masih ada. Namun [YN] masih terbayang jika kehidupannya akan kosong tanpa Dazai.
Dirumahnya yang cukup luas, ia hanya tinggal sendirian. Chuuya memiliki apartemennya sendiri.
☆☆☆☆
Ia masih mengingat jelas hari dimana Dazai menghampirinya saat menonton acara memasak di tv.
"Hm.. Jadi dagingnya harus direbus kurang lebih 45 menit."
"Apa yang kau lakukan?"
"Oh Dazai-san. Aku sedang mencatat cara memasak yang ada di tv"
"Apa kau akan mencobanya?"
"Mungkin. Apa kau mau, Dazai-san?" tanya [YN].
"Kenapa tidak?" jawabnya tersenyum.
☆☆☆☆
Atau saat mengambil sesuatu diatas lemari.
"Aah..!" Karena kurang keseimbangan, kau terjatuh dari atas kursi.
Grep
"Kau baik baik saja?"
"D-Dazai-san!" dengan cepat [YN] turun dari tangkapan Dazai.
"Apa yang akan kau ambil?"
"Hm.. Kotak disana" pintamu.
Tubuhnya yang tinggi, berhasil meraih kotak tersebut.
☆☆☆☆
"Semua akan kembali seperti dulu, ya..."
[YN] berjalan menuju kamarnya, dan mulai berbaring diatas tempat tidur.
Tanpa disadari, ia tertidur pulas. Tak lama [YN] mendengar suara dirumahnya.
"Dazai-san?"
Berjalan menuju lantai bawah, dan mendapati Dazai dengan tasnya.
"Oh [YN], apa aku membangunkanmu? Aku hanya mengambil bajuku" ucapnya.
Kau yang hanya berdiri ditangga, terdiam menatapnya.
"Aku akan mengambil sisanya besok. Terima kasih sudah menerimaku"
Punggung itu. Lagi-lagi pemandangan dimana.. Kau akan merasakan kesendirian lagi..
"Dazai-san!" panggilmu ketika melihat Dazai memegang pintu.
"...aku...aku..."
Pria itu membalikan tubuhnya, dan..
Grep!
Bruk!
[YN] tiba tiba berlari dan melompat memeluk Dazai. Mereka berdua sama-sama terjatuh.
"[YN]...??"
"..jangan pergi.."
"Jangan pergi... Dazai-san... Jangan pergi..."
Dazai hanya diam melihat kearah [YN] yang menangis memeluknya.
"[YN].. Sebenarnya aku.."
☆☆☆☆
Aku tahu, mungkin ini bukanlah keputusan yang benar. Hanya saja..
"Maukah kau, ikut denganku?"
Aku tidak bisa..
"Iya!"
...meninggalkannya sendirian.
Kami berdua meninggalkan Port Mafia, dan ia membawaku kerumahnya.
"Karena kau tidak ada tempat lain untuk tinggal, Dazai-san. Kau bisa tinggal dirumahku"
Kupikir tidak ada salahnya menerima tawaran itu. Sejak itu, aku tinggal bersama gadis sepupu dari makhluk yang kubenci.
"Ah maaf Dazai-san, kamar belakang belum sempat kubereskan."
"Tidak masalah. Aku bisa tidur disofa ini sementara"
"Aku.. Akan membereskannya" kulihat [YN] berlari mengambil sapunya dan mulai membersihkan.
Ia memang selalu memaksakan diri. Karena kupikir ia tak mungkin melakukan itu sendirian, aku pergi dan ikut membantunya.
"Tidak perlu, Dazai-san! Aku bisa melakukannya sendiri"
"Bukankah akan lebih cepat jika dilakukan bersama" ucapku.
"Ah.. Baiklah" ia memalingkan wajahnya. Ada apa dengannya?
Hari demi hari kami lewati dirumah itu. Setiap makhluk itu berkunjung, aku akan pergi keluar. Sampai ia pergi.
Setelah berhenti dari Port Mafia, aku bekerja sebagai Agen Detektif Bersenjata.
Tidak terasa 2 tahun berlalu sejak hari itu. Partner kerjaku yang baru, Kunikida. Mengatakan bahwa aku bisa tinggal di asrama yang agensi sediakan.
Kurasa itu ide bagus. Karena aku tak bisa terus disini dan melihatnya dibicarakan oleh orang lain karena diriku.
Jadi hari itu, kukatakan padanya bahwa aku akan segera pindah ke asrama agensi. Ia hanya terdiam, mungkin ia sedikit lega. Karena tidak perlu berbagi hal dirumahnya sendiri.
Aku menyuruhnya pulang duluan, karena aku mendapat telpon tentang kamar baruku.
Saat kembali, pintu tidak terkunci. Kupikir sesuatu terjadi padanya. Saat menuju lantai atas, kudapati ia tengah tertidur dikamarnya.
"Maafkan aku, [YN].." ucapku.
Tanpa membangunkannya, aku mengemasi pakaianku dan pergi darisana. Namun ternyata [YN] menyadari hal itu.
"Aku akan mengambil sisanya besok. Terima kasih sudah menerimaku" jelasku.
"Dazai-san!" kudengar ia memanggil namaku.
"...aku...aku..."
Aku menoleh padanya, dan tak mengatakan apapun.
Grep!
Bruk!
[YN] tiba tiba berlari dan melompat memelukku, dan kami terjatuh didepan pintu.
"[YN]...??"
"..jangan pergi.."
"Jangan pergi... Dazai-san... Jangan pergi..."
...[YN].. Kau seperti ini.."[YN].. Sebenarnya aku.."
"[YN].. Sebenarnya aku.."
..membuatku semakin.. Tidak bisa meninggalkanmu..
☆☆☆☆
"Bagaimana? Kau menyukainya?"
"Ya. Ini terlihat luar biasa" jawab [YN].
"Baguslah jika kau menyukainya"
Knock knock
Sebuah ketukan menghentikan mereka. Diikuti pintu terbuka.
"Apa aku sudah boleh masuk?"
"Tentu. Aku akan meninggalkan kalian" jawab Yosano Akiko, salah satu anggota ADB seperti Dazai.
"Chuuya!" serumu berlari kearahnya.
"H-Hei.. Jangan berlari, nanti kau bisa terjatuh"
"Maaf.."
Chuuya menangkap kedua tanganmu.
"Kau terlihat sangat cantik, [YN]" pujinya.
"Terima kasih, Chuuya.."
[YN] memeluk Chuuya dihari yang sangat membahagiakan.
"Terima kasih.. Kau selalu ada untukku. Melindungiku.. Menyayangiku.. Maaf.. Karena aku.."
"Hei, aku tidak pernah menyalahkanmu akan hal itu. Selama kau bahagia, aku senang" ucapnya.
"Chuuya.." [YN] begitu terharu dengan perjuangan Chuuya untuknya.
"Kau ini.. Jangan menangis. Ini hari yang kau tunggu sejak dulu bukan?"
Gadis itu mengangguk tersenyum. Chuuya pun ikut tersenyum.
★★★★
Pintu besar terbentang dihadapan mereka. [YN] melingkarkan tangannya, pada tangan sepupunya itu.
"Kau siap?"
"Ya" jawabnya dengan senyuman manis.
Klak
Pintu itu terbuka, dan didalamnya sudah dipenuhi tamu undangan yang menunggunya.
Kelopak bunga betebaran, satu persatu langkah menuju altar.
"Pengantin yang cantik"
"Lihat wajah cantiknya" bisik para tamu memuji [YN].
Dengan wajah bahagia, Chuuya mendampingi [YN] menuju pengantin prianya.
"Ne.. Chuuya"
"Hm..?"
"Apa suatu hari nanti, aku akan bisa menjadi seorang pengantin yang cantik?"
"Tentu. Kenapa tidak?"
"Aku tidak yakin. Ada pria yang mau menikah denganku.."
"Tentu ada. Aku yakin, [YN]. Jika tidak, aku akan menikahimu"
"Tapi kau sepupuku, Chuuya"
"Tidak masalah. Aku akan membuatmu bahagia"
"Aku akan bahagia untukmu, Chuuya"
Dan akhirnya, [YN] sampai dihadapan pengantin Prianya, Osamu Dazai. Dengan berpakaian jas putih, ia mengulurkan tangannya.
"Jaga [YN]. Bahagiakan dia.. Jika kau membuatnya menangis, akan kubunuh kau" pesan Chuuya saat memberikan tangan [YN].
"Kau tidak perlu mengatakannya"
[YN] menaiki altar dan berdiri disamping Dazai.
Gadis kecil berjalan menghampirinya, dan memberikan bunga pernikahan mereka.
"Terima kasih"
Mereka berdua kembali menghadap depan.
"Osamu Dazai. Apa kau bersedia menerima [FN] [YN] sebagai istrimu? Melindungi serta menemaninya dalam keadaan apapun. Senang maupun sedih, hingga akhir hidupmu?"
"Aku bersedia."
"[FN] [YN]. Apa kau bersedia menerima Osamu Dazai sebagai suamimu? Merawat serta menemaninya dalam keadaan apapun. Senang maupun sedih, hingga akhir hidupmu?"
"Aku bersedia."
"Silahkan pasangkan cincin kalian"
Sang pengantin pria mengambil cincin calon istrinya, dan memakaikannya.
Begitu pula sang pengantin wanita.
Semua tamu bertepuk tangan. Dan saatnya mencium pengantin.
Dazai membuka penutup wajah [YN]. Mereka tersenyum satu sama lain.
"Kau terlihat sangat cantik, [YN]" bisiknya.
"D-Dazai.."
Wajahnya semakin mendekat dan terus mendekat. Kau menutup kedua matamu, menunggu Dazai melakukannya.
Saat kedua matamu terbuka, kau mendapati pria yang selalu ada dalam hidupmu, tersenyum dan memelukmu selama tidurnya.
"Selamat pagi, Istriku"
Bersambung
Yaa.. Welcome back kalian yang sudah baca dari S1 yaitu "Chance" dan Welcome yang baru cek cek, mendingan ke Chance dulu.
Dan ya.. Seperti yang Rai katakan, jika banyak req. Akan dilanjut S2. Dan karena.. Ya.. Sudah menikah, mungkin akan banyak kisah "Pegantin baru".
Oke thanks for votes, comment and follow!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro