Cinta
Setelah voting, akhirnya Rai tarik kesimpulan. Kalau anaknya akan laki laki (Rai berharap perempuan padahal/plak. For some reason).
Dan untuk nama, bisa kalian tentukan sendiri!!
Child Name = [CN]
Happy reading!
♠♠♠♠♠♠♠
Beberapa bulan lalu, kami berpikir untuk pulang kembali ke rumah. Tentu kami tidak bisa tinggal terus di sana. Karena ku pikir kegiatan malam kami mengganggu para anggota agensi.
"Maaf.."
Jadi kami memutuskan untuk kembali ke rumah. Kami pun tidak bisa meninggalkan rumah begitu saja.
Setelah kembali ke rumah banyak hal yang harus kami kerjakan.
Semua kembali normal seakan hal itu tidak pernah terjadi. Aku senang semua sudah berakhir.
Chuuya selalu datang untuk mengecek keadaanku. Syukurlah ia baikbaik saja saat kejadian itu.
Walau sepertinya aku tidak bisa melupakan hal itu. Dimana aku mengetahui semua kebenaran yang ada.
Tapi tak ada pilihan lain aku harus menerimanya. Kini aku sudah hidup dengan bahagia, dengan dirinya disampingku .
Aku rasa aku bisa terus melewati semua ini.
★★★★
Pagi itu aku terbangun,dan mendapatinya masih tertidur di sampingku. Wajah tampannya itu menenangkan hati.
Kau pikir dia kelelahan karena kegiatan malam kami, ditambah juga harus bekerja pagi ini, mungkin sebaiknya ku biarkan ia tidur sesaat.
Perlahan aku menuruni tempat tidur agar tidak membangunkannya. Namun, tidak hanya dirinya yang kelelahan .
Bruk
"Aah.."
Aku terjatuh dari tempat tidurku. Rasanya begitu menyakitkan.
"Apa yang kau lakukan di lantai dingin seperti itu?"
Ia terbangun, hal itu cukup mengejutkan ku.
"Eh itu aku hanya tidak sengaja terjatuh,maaf karena telah membangunkanmu "
Dazai menghela nafas panjang dan turun dari tempat tidur. Ia mengangkat tubuhku dan membawaku ke kamar mandi.
"Jika kau butuh bantuan saja kau mengatakannya padaku"
"Aku hanya tidak ingin membangunkanmu, Dazai.."
"Kau ini.."
Karena bangun lebih cepat kami jadi memiliki waktu bersama lebih lama, kami memasak dan mulai sarapan.
Tapi entah kenapa pagi itu rasanya aku tidak ingin makan apapun. Kepalaku pusing dan tubuhku terasa lemas.
Apa mungkin ini karena kelelahan semalam?
Tidak Hal ini tidak pernah terjadi.
"[YN ],kau baik-baik saja?" tanya dazai padaku .
"Tentu aku baik-baik saja.."
Aku juga bisa mengatakannya bahwa tubuhku terasa sakit. Mungkin aku hanya butuh ke kamar mandi, dan mengeluarkan semuanya.
"Urf.."
"[YN]?" tanya Dazai ketika kami sedang duduk di meja makan.
"Uh.. Maaf Dazai, kau lanjutkan sarapanmu. Aku harus ke kamar mandi"
Segera ku pergi ke toilet, dan mengeluarkan semuanya.
"Uurrghh..."
Knock knock
"[YN]?"
"Aku baik baik saja. Kau lanjutkan sarapanmu, atau kau bisa terlam--urrgh.."
Ada apa dengan diriku...
Klik
Aku membuka pintu kamar mandi, Dan Dazai disana. Ia menyentuh wajahku dengan kedua tangannya.
Ia terlihat khawatir. Aku hanya bisa tersenyum untuk menenangkannya.
"Aku hanya sedikit lelah. Kau jangan khawatir, okay?"
"Maaf, aku selalu memaksamu melakukan itu."
"Hey, ini bukan salahmu. Lagipula aku menyukainya."
Kami kembali ke meja makan, tapi rasanya pengelihatanku mulai pudar.
Bruk!
"[YN]!! [YN]!!"
★★★★
"Uh.."
Kesadaranku mulai kembali. Kulihat sekitar, sepertinya ini kamarku.
"[YN].. Kau sudah bangun? Aku sudah menelpon Yosano Sensei untuk memeriksamu"
"Kalau begitu, pergilah bekerja Dazai."
"Aku.."
"Kau mau membantu yang lemah bukan? Menolong mereka semua. Jangan sia siakan harimu, hanya untuk ini. Aku baik baik saja.."
"Aku.. Tak bisa meninggalkanmu sendirian.."
"Dasar bodoh, kau hanya pergi sebentar. Kembalilah saat pekerjaanmu selesai. Seperti biasanya"
Bisa kurasakan ia menghela napas sesaat, lalu pergi bekerja.
Yang bisa kulakukan hanya berbaring menunggu kedatangan Yosano Sensei.
★★★★
"Jadi kau merasa pusing, mual dan.. Lemas?"
"Ya. Begitu yang kurasakan sejak tadi."
"Hm.. Sebenarnya aku penasaran. Bisa kau bangun sebentar?"
Yosano memberikan sesuatu pada [YN].
"Apa ini? Termometer?" tanyaya sambil melihat lihat.
"Kau tidak tahu?"
Wanita itu hanya menggeleng.
"Akan kuberitahu nanti. Sekarang ikuti instruksiku saja. Kita ke kamar mandi"
"Ehh.. Mau apa?"
"Sudahlah cepat!"
★★★★
"Kau sudah melakukannya?" tanya Yosano dari depan pintu kamar mandi.
"Ya. Lalu bagaimana?"
"Pasang kembali tutupnya. Dan tunjukan padaku."
[YN] membuka pintu kamar mandi dan memberikan benda itu pada Yosano.
"Hm.. Sudah kuduga."
Ia memberikan kembali benda itu pada [YN]. Dan berjalan menuju ruang tamu.
"Apa maksudmu, Yosano Sensei?" tanya [YN] mengikutinya.
"Omedetou [YN].."
"Huh?"
"Kau akan menjadi seorang ibu" jawabnya seraya tersenyum kearah [YN].
"I-Ibu?"
Ia kembali mengambil benda itu.
"Kau tahu ini? Ini adalah benda tes kehamilan. Kau menunjukkan tanda tanda itu. Jadi kupikir tak ada salahnya untuk mencoba"
"L-Lalu??"
"Kau lihat ini? Terdapat dua garis disana. Itu tandanya positif."
"....."
Sesaat [YN] tenggelam dalam pikirannya. Entah dia harus merasa senang atau...
"[YN]..?"
"Hah? Iya?"
"Kau terlihat sedikit hilang pikiran."
"Uh... Ya. Mungkin aku hanya sedikit terkejut karena hal ini. Terima kasih, Yosano-sensei."
"Tidak masalah. Aku harus kembali ke agensi."
Tap tap tap
Kau mengantarkannya kedepan pintu.
"Baiklah. Sampai jumpa."
....
"Ano.. Yosano Sensei"
★★★★
Yosano kembali ke agensi, dan kembali bekerja.
"Oh Yosano Sensei, bagaimana keadaan [YN]?"
"Dia baik baik saja. Mungkin hanya salah makan, membuatnya seperti itu."
"Begitu ya. Syukurlah, Dazai-san"
"Ya.." Dazai kembali ke pekerjaannya.
"Yosano Sensei, benarkah yang kau katakan itu? Aku berharap hal lain.." bisik Naomi.
"Ya. Sebenarnya tidak semuanya benar."
☆☆☆☆
"Anoo.. Yosano Sensei!"
"Hm?" Yosano berhenti dan melirik kearah [YN].
"Bisa kau tidak mengatakan hal ini pada Dazai?"
"Kenapa?"
"Uhm.. Itu karena.."
"Tidak masalah. Akan kubiarkan kau mengatakannya sendiri" jawabnya lalu pergi.
☆☆☆☆
"Akan kutinggalkan itu pada mereka"
Malamnya Dazai segera pulang kerumah menemui istrinya itu.
"Okaeri Dazai, kau pulang cepat dari biasanya.."
"Apa yang kau makan akhir akhir ini?"
"Huh? Tidak banyak. Hanya beberapa kacang, dan makan bersamamu." jawab [YN] bingung.
"Begitu ya. Yosano Sensei bilang kau makan sesuatu yang salah. Jadi kau jatuh sakit."
"Ah benar.. Aku memintanya untuk tidak mengatakan apapun soal anak ini.."
"Uhm.. Kau pergilah mandi dulu, baru kita makan malam."
[YN] melanjutkan masaknya.
★★★★
Setelah makan malam, mereka duduk disofa sambil menonton tv. [YN] bersandar pada suaminya itu.
Ia ingin mengatakannya, tapi ia begitu takut.
Bagaimana jika Dazai tidak menyukainya?
Bagaimana jika Dazai menolaknya?
Bagaimana jika Dazai belum siap untuk ini?
Bagaimana jika...
...Dazai memintanya untuk membuang anak itu?
Tapi tentu saja ia tak bisa menutupi hal itu. Semakin berjalannya waktu, perutnya akan membesar dan Dazai akan mengetahuinya.
"Aku harus melakukannya.."
"Uhm.. Dazai"
"Hm?"
"Ada hal yang ingin kukatakan"
"Katakan saja." jawab Dazai.
"Ini adalah hal yang sangat penting. Kurasa.. Begitu.."
Fliip
Dazai mematikan tv dan menatap [YN].
"Katakan saja padaku"
"Kau tahukan, kita sering melakukan itu sejak aku diculik.."
Wajah [YN] sedikit memerah.
"Ya. Kau mau melakukannya lagi malam ini?"
"Tidak, bukan itu! Kita baru saja melakukannya kemarin. B-Bukan berarti aku tidak mau. Tapi.."
"Tapi?"
"Uhm.. Kau tahu kan, apa yang didapat setelah melakukannya?"
" *CENSORED* ...?"
"BUKAN ITU!!"
[YN] menutup mulut Dazai dengan kedua tangannya. Pria perban itu menghela napas dan menggenggam kedua tangan [YN].
"Kalau begitu katakan padaku, [YN].."
"Aku.. Aku.. Mengandung anakmu, Dazai"
"....."
Sama seperti [YN], Dazai terdiam setelah mengetahuinya.
Wanita dihadapannya hanya bisa memalingkan pandangannya, ia tak tahu bagaimana reaksi suaminya mendengar hal itu.
Ia juga tak bisa melakukan apapun, mengingat Dazai masih memegangi kedua tangannya.
"Dazai--"
Pria itu memblokir mulut [YN] dengan mulutnya sendiri. Mereka saling memainkan lidah mereka.
"Umm..."
"Haa..haa.."
Tatapan mendalam Dazai untuk wanita yang ia cintai, senyuman lembut terhias diwajahnya.
"Terima kasih"
"Dazai?"
Ia mencium kedua tangan [YN].
"Aku tak mengira semua akhirnya akan terjadi."
Mulut [YN] membentuk huruf A, dan ikut tersenyum.
"Terima kasih kembali"
★★★★
9 bulan berlalu, hari kelahiran pun datang.
Dazai tak bisa masuk kedalam, karena dilarang oleh perawat.
Sebelumnya mereka juga mengabarkan Chuuya dan Kouyo tentang anak itu.
Mereka terdengar sangat senang.
Setelah 6 jam, akhirnya terdengar suara tangisan bayi dari dalam ruangan.
Seorang perawat keluar dan mengatakan bahwa Dazai sudah bisa masuk kedalam.
[YN] berbaring dengan keadaan berantakan, dengan seorang bayi tidur didadanya.
Dazai menghampiri kalian berdua, dan mengecup singkat keningmu.
Dan mengelus anaknya itu.
"Dia laki-laki, Dazai. Ia tampan sepertimu" ucapmu.
"Tapi dia memiliki warna mata yang indah, seperti dirimu [YN]"
"Lihat.. Dia ayahmu. Hobinya agak aneh, kau pasti akan terbiasa karenanya." ledekmu.
Kalian berdua tersenyum satu sama lain. Dazai mengangkat putra kecilnya itu, entah bagaimana air matanya sedikit mengalir.
"Dazai?"
"Jangan pikirkan. Aku hanya merasa aneh. Sebelumnya aku melenyapkan banyak orang. Sekarang aku melakukan hal sebaliknya."
"Aku tahu, Dazai.."
Semua kenangan seakan terputar secara otomatis dipikiranmu.
Ketika kau kehilangan keluargamu. Melarikan diri dari mereka yang mengincarmu bersama Chuuya.
Belajar banyak hal hingga menjadi informan di Port Mafia.
Saat pertama kau bertemu dengan Dazai, dimana kau pikir hidupmu akan sangat berat.
Kau harus membuat banyal laporan, mendapat hukuman dan pekerjaan yang sangat berbahaya. Wajah mengerikan dan dingin pria itu.
Ketika kau harus membahayakan jiwamu untuk menyelamatkan Dazai dan rekan lainnya dari Dragon Mafia.
Melarikan diri dari Port Mafia. Dan tinggal bersama Dazai sebelum menikah.
Hingga menikah pun, kalian masih mendapat banyak sekali halangan.
Dan sekarang.. Hidup kalian lengkap dengan seorang anak yang baru saja lahir diantara kalian.
"[CN]."
"Huh?" kau mulai tersadar.
"Osamu [CN]. Itulah namanya.."
"[CN]..? Aku suka nama itu.."
★★★★
Banyak orang yang mengunjungi [CN]. Begitu pula anggota agensi yang datang untuk melihatnya.
"Kawaiiii" puji Naomi.
"Benar.."
"Kau beri nama apa, Dazai-san?" tanya Atsushi.
"[CN] kami memberinya nama itu."
"Hee.. [CN]-kun ya.."
Kau dan Dazai tertawa kecil.
"Hm.. Dia akan tumbuh menjadi anak yang cerdas" jelas Ranpo setelah menatap [CN] lebih dekat.
"Ya walaupun dia tak akan secerdas diriku."
"Dazai-san dan [YN]-san terlihat bahagia ya" ucap Atsushi kepada Kunikida.
"Ya. Kurasa begitu."
"Kapan kau akan seperti itu, Kunikida-san?"
"Haa?"
"Ah tidak, aku hanya bicara pada diriku sendiri." Harimau itu terlihat panik.
"Itu masih 10 sampai 15 tahun lagi"
"Eehh?!"
★★★★
Setiap hari libur, Dazai lebih menghabiskan waktu dirumah untuk bergantian menjaga [CN].
"Geeeeezzzzz..." Dazai menatap kalian berdua dari belakang sofa.
"Ada apa, Dazai?" tanyamu.
"Bisa bisanya kau membiarkan pria lain menghisap milikmu"
Kau mengalihkan pandanganmu ke arah [CN] yang tengah menyusui.
"Dan pria itu adalah putramu sendiri, Dazai!" jawabmu sedikit kesal.
Touch touch
"Hei.. Itu milikku.." Dazai menekan nekan pipi [CN] dengan jarinya.
"Dazai!!"
Terkadang Dazai bisa terlihat sangat manja disaat yang tertentu.
"Uuh.. Dazai, kita tak bisa melakukan ini.." ucapmu saat Dazai mencoba melakukan kegiatan malam lagi.
"Kenapa tidak?"
"[CN] bisa terbangun nanti.."
Dazai tak mempedulikan hal itu, dan terus melakukannya.
Dan saat itulah tangisan bayi terdengar, membuat Dazai harus menarik dirinya.
★★★★
Walaupun begitu, dia ayah yang baik. Ketika [YN] kelelahan, Dazai yang akan memegang [CN].
Tapi [YN] tahu, Dazai lebih lelah darinya. Ia pun selalu terlihat kuat, walau sebenarnya tidak.
Chuuya terkadang datang dan membawakan [CN] mainana.
"Lihat [CN], pamanmu datang"
Dan tak sering pula.. Hal ini terjadi.
Knock knock
"Aku akan membukanya" Dazai berjalan dan membuka pintu.
"Yo"
Blam!
Ia langsung membanting pintu begitu saja.
"Siapa yang datang, Dazai?"
"Tidak ada. Hanya orang tak dikenal. Abaikan saja"
"Kau yakin?"
"Kau!!"
Dazai dan [YN] refleks menoleh kebelakang.
"Bagaimana kau bisa masuk?" kejut mereka.
"Pintu belakang" tunjuk Chuuya.
"Ah benar.."
"Mau apa kau kemari?" tanya Dazai.
"Tentu saja bertemu dengan adik dan keponakanku"
★★★★
Beberapa bulan berlalu, sebentar lagi adalah ulang tahun [CN] yang pertama.
Kau dan Dazai berniat merayakannya dengan mengundang semua anggota agensi kerumah dan makan malam bersama.
"Ayo [CN], papa akan berangkat bekerja sebentar lagi"
Kau menggendong putramu dan pergi mengantar Dazai ke pintu depan.
"Kalau begitu aku pergi dulu" ucapnya.
"Bye bye papa!" kau menggoyang goyangkan tangan [CN].
Dazai tersenyum dan memegang knop pintu. Saat itulah kau menghentikannya dan menarik bajunya.
"[YN]..?"
"Huh? Oh.. Maaf.." kau segera melepas tarikanmu.
"Apa yang kulakukan.. Tanganku tergerak sendiri untuk menariknya. Aku.. Tak ingin dia pergi.."
"Aku akan segera pulang. Jangan khawatir"
Chuuu
Ia menciummu cukup lama.
"Aku mencintaimu, Dazai"
"Ya. Aku juga."
Sampai [CN] terlihat menginginkannya juga.
"Uh uh..!"
"Kau mau juga? Hahaha.."
Ia mengecup dan membelai kepala [CN].
"Aku berangkat"
"Hati hati dijalan"
Blam
Kini hanya kau dan [CN] yang ada dirumah.
"Sepertinya aku tak ingin pergi ke supermarket hari ini. Mungkin kita hanya akan dirumah saja"
Setelah mengunci pintu, kau pergi ke kamar untuk mengganti pakaiannya.
Sore harinya, kau mendengar seseorang mencoba membuka pintu secara paksa.
Kau meletakkan putramu yang sudah tertidur pulas, dan mengecek kebawah.
Crek crek
"!!!"
"Seseorang mencoba untuk masuk... [CN]!!"
Tanpa pikir panjang, kau kembali keatas. Dan melihat keluar rumah lewat jendela dikamarmu.
Kau membuka sedikit gorden kamar. Dan terlihat banyak orang asing berdiri didepan rumahmu. Pakaian mereka begitu rapih.
"Mafia? Tapi.. Darimana mereka? Apa mau mereka kemari??"
Napasmu terengah. Dadamu mulai sesak. Kau tak bisa terus diam disana. Mereka bisa menangkapmu bersama [CN].
Kau segera mencari akal untuk menyelamatkan [CN]. Dengan secarik kertas yang kau ambil dari dalam lemari, kau menyelipkannya di tangan [CN].
"Maafkan aku, hanya ini satu satunya cara yang kumiliki.."
[YN] memeluk [CN] yang dirasa adalah saat terakhirnya. Air matanya mengalir, dan ia mengecup singkat putranya.
"Dazai.. Kuharap kau menyadarinya.."
"Walau begitu.. Aku ingin melihatmu.. Untuk terakhir kalinya.. Dazai..."
Brak!
Pintu depan berhasil dibuka. Dengan cepat [YN] mengambil boneka dan membungkusnya dengan kain agar terlihat seperti seorang bayi.
"陰を潜 (Kage o Hisomu - Disappear to the Shadow)"
Ia membuat [CN] tak terlihat, lalu berlari keluar kamar. Perlahan mengendap keluar lewat pintu belakang.
"Itu dia!!"
"!!!"
[YN] memeluk boneka itu dan lari secepat yang ia bisa.
Drap drap drap
Tanpa melihat arah, ia terus berlari dan akhirnya tak ada jalan untuknya terus berlari.
[YN] terjebak disebuah jurang yang cukup tinggi. Dengan air laut dibawahnya.
Wanita itu berjalan mundur saat para anggota mafia itu berniat menembaknya.
Tiada jalan kembali. [YN] menutup kedua matanya dan melompat.
★★★★
"[YN]!!!"
Dazai segera kembali kerumah saat tetangganya menelpon bahwa ada banyak orang tak dikenal mengepung rumahnya.
Diikuti Atsushi dan Kyouka, mereka memasuki rumah.
Terdengar tangisan bayi dari lantai 2. Mereka segera berlari keatas.
Namun, tak ada siapapun disana. Dazai mendekati keranjang bayi dan menggunakan kekuatannya untuk mengembalikan wujud [CN].
"Papa disini, kau tidak perlu menangis"
Ia membuka surat yang terselip disana.
Dazai.. Jika kau membaca surat ini, itu artinya aku tak lagi bersamamu.
Aku tahu cepat atau lambat, hal ini akan segera terjadi. Aku tak bisa mengatakannya padamu, karena aku tak ingin membuatmu terus khawatir.
Kau ingat hari dimana pertama kita bertemu? Kupikir aku akan menjadi wanita yang benar benar sial mendapat atasan dingin dan kejam seperti dirimu.
Namun, ternyata kebahagiaanku kudapat dari pria itu. Dan itu adalah kau, Dazai.
Suatu hari nanti, jika anak kita telah lahir. Aku hanya ingin dia tahu, bahwa aku sangat mencintainya.
Sampaikan maafku karena aku tak bisa membesarkannya bersamamu.
Katakan pada Chuuya, terima kasih karena telah mengorbankan semuanya untukku. Maaf aku tak bisa membalas semuanya.
Maafkan aku..
Aku ingin sekali bertemu denganmu lagi, Dazai. Walau itu tidak mungkin..
Aku sangat mencintai kalian. Aku mencintaimu, Dazai..
Aku sangat mencintaimu..
Istrimu,
[YN]
Tak ada satu kata pun terucap. Dazai hanya bisa memeluk [CN].
★★★★
Seperti biasa ditengah malam, [CN] menangis. Dazai yang tertidur, meminta [YN] untuk menenangkannya.
"[YN].."
Tapi ia tersadar, [YN] tak lagi bersamanya. Pria itu bangun dan menggendong [CN].
"Sshh... Jangan menangis [CN]. Papa ada disini untukmu.."
"Jangan..menangis.. Papa.. Ada disini.. Untukmu..." ia memeluk erat [CN].
Dan air matanya ikut turun.
"Papa.. Ada disini untukmu.."
★★★★
Sekumpulan orang berdiri didepan sebuah ruangan yang begitu luas.
Mereka menunduk ketika seorang pria berjalan melewati mereka.
Klak
Pria itu memasuki ruangan tersebut dan menghampiri seorang wanita yang terbaring diatas tempat tidur.
Perlahan kedua mata wanita itu terbuka.
"Dimana aku...?"
"Kau ada dikamarmu. Jangan khawatir" ucap pria itu.
"Siapa kau..?"
"..Tunggu.. Siapa aku?" tanya wanita itu lagi.
"Kau tidak ingat namamu? Aku akan memberitahukanmu."
"[YN]. Itulah namamu."
"[YN].. Lalu kau?"
Pria itu duduk disamping tempat tidur dan menggenggam tangan [YN].
"Kau tidak ingat aku? Aku kekasihmu."
"Takeuchi Ryoutaro..."
"...Bukan. Katsuragi Ryoutaro."
TAMAT
Yeaaaayyy akhirnya tamat juga!
How? Ending yang cukup epic ya../plak
Well thanks buat supportsnya selama ini. Itu berharga banget buat Rai.
Thanks juga udah ikutan voting. Maaf ceritanya makin absurd. Wwwww...
S3?(Jangan nanti makin ooc)
Thanks for votes, comment, and follow!
See ya in the other/next book!
Raivin Holmes.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro