D05
"Baiklah, kita ke ruang masak sekarang. Jangan lupa untuk membawa bahan-bahannya."
Aku hampir tersentak akan seruan lembut dari beliau, kemudian menoleh ke arah kiri, menatap kursi yang masih kosong. Dia masih belum tiba. Kenyataan itu membuatku gelisah di seperkian detik, entah kenapa.
'Kemana dia?'
"Tenn, kenapa tidak ke ruang masak?"
Pertanyaan penuh kelembutan singgah untukku, kepala kutolehkan dan menemukan guru tata boga tengah menatap kebingungan.
"Saya tengah menunggu partner memasak," jawabku sembari melirik ke arah kursi kosong.
"Ah begitu ...," gumamnya mengerti. "Mungkin dia langsung ke ruang masak, cobalah kau pergi ke sana, Tenn."
Tutur katanya dibalas anggukan dariku, membawa sebagian bahan untuk membuat dessert ke sana. Sesekali kupedarkan pandangan, berharap ia telah datang ke sekolah. Tetapi ... aku tidak menemukannya atau mungkin belum?
Tap!
Langkahku terhenti kala melihat sosoknya sedang menyiapkan sesuatu di atas meja, seperkian detik menghela napas lega karena ia benar-benar masuk. Aku kembali melangkah ke arahnya, tangan kananku menggenggam tas berisi sebagian bahan yang telah kami sepakati.
"Lama sekali, Kujo Tenn."
Teguran datar menyambutku dengan lirikan sama datarnya.
"Aku menunggumu di kelas." Aku membalas perkataan partner memasak sembari meletakkan tas di atas meja. "Apa kau telat, Nathalia?" sambungku bertanya.
Nathalia terdiam, tangannya seperti hendak mengambil sesuatu menggantung bebas. Tak lama anggukan kecil masuk ke dalam penglihatanku, tidak biasanya seorang Nathalia Adelle telat masuk sekolah. Aku membantunya menyiapkan bahan dan alat di atas meja, melakukan dalam diam.
"Kujo Tenn."
Panggilan pelan masuk ke dalam gendang telinga, aku menoleh dan mendapati Nathalia memegang dua buah apron. Lantas aku mengambil dan mengenakannya tentu disertai ucapan terima kasih, begitupun dengan gadis itu. Kami selesai mengenakan apron dan sekarang membuat dessert yang telah ditentukan kemarin, red velvet cake.
"Kau bagian krim dan aku bagian adonan kue," tuturku dibalas anggukan singkat.
Aku mengambil tepung yang telah diayak lalu menuangkan dalam wadah bersamaan garam dan cokelat bubuk. Setelah itu mengocok mentega menggunakan mixer dengan kecepatan rendah selama 3 menit, lalu memasukkan gula pasir sedikit demi sedikit. Aku melakukannya dengan penuh hati-hati dan teliti, mengingat kembali bagaimana membuatnya bersama kemarin.
Sejenak aku melirik ke Nathalia, gadis itu melakukannya dengan baik. Terlihat wajah teduh memandang adonan krim tengah dibuatnya, melakukan begitu tenang tanpa sedikitpun kekacauan di sana. Diam-diam senyuman samar kusampaikan padanya meskipun dia tak melihatnya.
Aku selesai berkutat membuat adonan kue beberapa menit kemudian, menuangkan adonan ke dalam loyang berbentuk lingkaran lalu memanggangnya di oven. Aku mencuci tangan sebelum berpindah tempat ke Nathalia.
"Krimnya sudah dibuat?"
"Sudah."
Sedikit tepukan kuberikan pada bahunya dan kami saling terdiam, semua sudah selesai hanya menunggu kue matang dan pendinginan. Nathalia tiba-tiba bergerak, membereskan kekacauan di atas meja. Aku tak tinggal diam, ikut membantu.
"Aku ada ide untuk menambah hiasan kue," ucap gadis di sebelahku tiba-tiba.
"Nani?" sahutku sembari melirik dia.
"Kita pakai potongan buah segar dan juga hiasan bunga," usulnya seraya menatapku. "Bagaimana?"
Aku terdiam beberapa saat sebelum berkata yang membuat Nathalia tersenyum nipis.
"Lakukan saja, Nathalia."
TO BE CONTINUED!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro