Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

D03

"He? Bukankah itu Tenn-kun?"

"Wah! Kau benar! Tapi untuk apa dia datang ke sini?"

Beberapa percakapan dengan bumbu penasaran digaungkan oleh beberapa siswi saat aku masuk ke pekarangan asrama putri. Tetapi, aku sama sekali tidak menghiraukan. Lagipula aku datang ke sini semata-mata untuk berdiskusi saja tidak lebih.

Tangan membuka pintu asrama, melepaskan sepatu yang kukenakan lalu meletakkannya di rak sepatu yang telah disediakan. Begitu sunyi di dalam tetapi aku sama sekali tak memedulikannya lagi.

Kaki dilangkahkan, melewati deretan pintu dan ruangan berbeda. Mata dark pink milikku melihat ke sana kemari, mencari sebuah pintu kamar yang disinggahi teman kelasku.

"Ah ini dia."

Aku bergumam pelan setelah menemukan pintu kamarnya. Menatap benda persegi panjang berwarna biru muda sejenak sebelum tangan terayun untuk mengetuknya.

"And if you hurt me
That's okay, baby, only words bleed
Inside these pages, you just hold me ...."

Akan tetapi ayunan itu terhenti, membiarkan tanganku tergantung bebas di udara. Indera pendengaran menangkap sebuah suara nyanyian di dalam sana, terkadang petikan-petikan santai yang kuyakin dari gitar mengiringi.

'Apa ia sedang mendengar lagu atau bernyanyi?'

Pertanyaanku tak bisa kujawab sendiri, sebab tak yakin bila ia bisa bernyanyi sembari bermain gitar. Bisa saja dia mendengar lagu dari ponselnya. Lalu sedikit keraguan menghinggapi, bertanya sebentar apakah tetap mengetuk atau tidak. Setelahnya, tanganku mendatangi papan kayu itu. Mengetuk sebentar.

Kriet!

Ketukanku dibalas keheningan dan pintu terbuka setengah tetapi tak menampakkan penghuninya, sedikit mengernyit aku lakukan sembari membenahi tas ransel kecil di punggung.

"Apa dia tak ada di sini?"

"Miaw ...."

Tunggu, suara kucing?

Suara itu datang dalam keheningan, aku menoleh ke kanan dan kiri mencari keberadaan hewan berbulu menggemaskan itu.

'Huh?'

Entah bagaimana, aku merasa sebuah benda berbulu berada di sekitar kaki, mendekati dengan bulu-bulunya menggoda. Aku menundukkan kepala dan terperanjat bahwa ada seekor kucing di sana. Kucing dengan bulu coklat mendekatkan bagian tubuhnya ke kaki, bermanja sebentar lalu mendongak, membalas tatapanku.

Aku berlutut di hadapannya, tangan bergerak untuk mengelus bulu lembutnya. Kedua sudut bibirku ketarik, mengukir senyuman tipis.

"Apa kau tersesat?" Pertanyaan singkat aku tujukan pada kucing menggemaskan ini diiringi dengkuran halus darinya. "Apa kau ada pemiliknya?"

"Aku pemiliknya, Kujo Tenn."

TO BE CONTINUED!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro