Page 2
"Warna hari ini adalah merah dan oranye. Mengherankan melihat keceriaannya, namun membahagiakan pula, bukan?"
.
Seperti yang dijanjikan, Tsukasa datang sepuluh menit lebih awal dari waktu yang ditentukan. Ia tak ingin membuat Emu menunggu dan memasang wajah sedih. Tak berselang lama, lima menit setelah pemuda berambut pirang dengan ombre pink tersebut tiba, sesosok gadis menampakkan helaian rambut berwarna merah muda miliknya. Emu memasang cengiran seraya melambaikan tangan dan menghampirinya.
"Tsukasa-kun! Omatase!" sahut Emu, penuh kegirangan. Mereka berdua memakai pakaian casual seperti biasa, Tsukasa dengan jas cokelat muda miliknya dan Emu dengan jaket berwarna pink tua.
"Yosh, tidak ada barang-barangmu yang ketinggalan, 'kan?"
Tsukasa melempar pertanyaan, memastikan. Sementara yang ditanya, hanya memberikan anggukan semangat. Emu mengorek tasnya, memperlihatkan isi lalu membalas, "Uhm, tentu saja! Aku bahkan membawa banyak barang-barang agar Tsukasa-kun bisa tersenyum lebar hari ini!"
"Err, Emu. Yang paling penting kau bawa itu dompet dan handphone, tahu! Mah, asal kau bisa menjaga berbagai permainan itu aku tidak masalah."
"Hehe."
"Sekarang mau pergi ke mana? Naik wahana? Asal kau tahu saja, nampaknya kita tiap hari bisa naik, deh," ujar Tsukasa sembari berpikir keras. Dahinya mengerut, irisnya pun menatap lekat Emu.
Gadis dengan marga Ootori yang satu tingkat di bawahnya itu pun melompat dan menunjuk ke arah gerbang di luar. Iris merah mudanya berbinar, penuh kilauan, "Ne, ne, Tsukasa-kun! Bagaimana kalau kita ke mall atau cafe bersama?"
"Hah, dari taman bermain ke sana 'kan cukup jauh?!"
"Aw, ayolah!"
Iris merah mudah itu menatapnya memelas, lantas tangan Emu menggaet lengan kokoh milik Tsukasa, mencoba meluluhkannya. Pemuda itu menegak saliva, memalingkan wajah sebagai bentuk usaha untuk menyembunyikan rona merah yang nampaknya mulai menyebar di wajahnya. Helaan napas pun ia berikan.
"Baiklah ... baiklah," balasnya, mengalah.
Mendengar jawaban itu, Emu bersorak kegirangan dan kembali melompat lalu berjalan mendahului sang pemuda. Senyum pasrah pun Tsukasa ulas seraya bergumam kecil, "Dasar anak itu."
Sembari memperhatikan Emu yang memimpin jalan, Tsukasa mulai membuka handphone-nya. Pemuda dengan helaian rambut berwarna kuning itu hendak mencari referensi mengenai rekomendasi cafe. Tadi malam, ia memang sudah mengumpulkan beberapa informasi. Tapi, Tsukasa cukup ragu apakah hal itu dapat membuat senyuman di wajah polos Emu.
"Hei, Emu. Kau ingin ke cafe mana?"
"Cafe yang berada di mall saja, bagaimana? Ah, sekalian aku ingin membeli sesuatu sebagai momentum hari ini ... untuk Tsukasa-kun dan aku."
Suara penuh semangat itu tiba-tiba saja mengecil. Nampak, Emu memainkan jarinya malu. Tsukasa merasa bahwa gadis di hadapannya ini terlihat sangatlah menggemaskan. Lekas saja, leader dari Wonderlands x Showtime itu mengulurkan tangannya.
"Kalau begitu, ayo! Tunggu apa lagi?" ajak Tsukasa, mengulas senyum penuh percaya diri.
Emu mengerjapkan mata, mengangguk dengan cepat lantas menerima uluran tersebut sebelum ia menjabat lengan Tsukasa ke atas dan bawah seperti mainan. Membuat ia hampir saja diomeli. Namun, mereka berdua tidak melepaskan genggaman masing-masing dan berjalan menuju tempat tujuan.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro