Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Page 1

"Ada kalanya, aku tidak bisa membiarkan gadis itu sendirian. Ia tak bisa ditebak, namun kau bisa merasakan emosinya yang berwarna-warni seperti pelangi."

.

Sorak penuh ria memenuhi Phoenix Wonderland ketika show telah selesai dimainkan. Seorang pemuda dengan helaian rambut blonde dan shade peach itu terlihat tengah menghela napas, lantas ia berbaring di atas bangku dengan lengan kanan yang menutupi wajah peluh tersebut. Tsukasa merasa cukup lelah setelah menghabiskan waktu untuk membuat rencana mereka berhasil.

Ditambah lagi, para pengunjung merasa senang dan tersenyum setiap saat. Hal ini tentu saja adalah hal yang membanggakan bagi Wonderlands x Showtime.

Suara cempreng namun lucu mencoba memanggilnya, menampakkan seorang gadis dengan helaian rambut berwarna merah muda. Emu, sang pelaku yang menyapanya, mengulas senyum ceria sembari jatuh di atas badan Tsukasa. Ia mencoba memeluk pemuda itu seraya menyahut, "Tsukasa-kun!"

"Ugh, Emu?!"

Sontak saja, iris oranye kekuningan itu melotot, menatap garang pada Emu yang mengganggu waktu istirahatnya. Sementara sang pelaku hanya membalas dengan tawa tak bersalah dan mulai mengambil tempat di bangku yang sama dengan Tsukasa. Pemuda bermarga Tenma tersebut bangkit dan mengacak rambutnya.

"Ada apa, Emu? Aku heran dari mana sumber semua energimu itu. Masih saja aktif seperti ini. Mah, star masa depan ini tidak boleh kalah, sih!" tukasnya.

"Hehe, aku sedari tadi mencarimu, Tsukasa-kun! Nene-chan dan Rui-kun mengatakan kau berada di sini karena sedari tadi lelah bermain peran, ya!"

Benar, Tsukasa hanya beristirahat sejenak agar bisa lanjut menghibur para pengunjung. Rui menyuruh rekan unitnya itu untuk tidur sebentar di sini sampai batas waktu yang ditentukan. Menghabiskan waktu untuk show yang bisa meyakinkan keluarga Emu benar-benar menguras tenaganya, namun semua kerja keras itu membuahkan hasil yang memuaskan. Tsukasa dapat melihat kembali senyuman penuh ceria milik Emu.

Keluarga Emu, Ootori, yang merupakan pengelola taman bermain ini perlahan-lahan mengerti dan memutuskan untuk tidak menghilangkan atraksi lama, dengan syarat kinerja kerja mereka terus bertahan dan meningkat.

Suara Emu tercekat ketika ia ingin membuka mulut. Tsukasa mengerjap, menyadari ada yang aneh dengan sang gadis di sampingnya saat ini. Iris oranye kekuningan itu melirik ke arah sang gadis, menampakkan kulit putih bersih, mata yang bulat, bibir merah muda ranum, dan pipi yang mulai dipenuhi oleh semburat merah.

Seolah ia adalah gadis yang paling imut di dunia, Tsukasa merasa seperti ingin menjaganya agar ia tak lagi meneteskan air mata seperti dulu.

Tenma Tsukasa, apa yang kau pikirkan?! Jaga pikiranmu, batin pemuda itu seraya menampar dirinya sendiri.

"E-eh, Tsukasa-kun?!" seru Emu shock, mendapati Tsukasa yang tiba-tiba bertingkah aneh. Lengan milik sang pemuda segera saja mengibas, mencoba memberitahu bahwa semuanya baik-baik saja. Tsukasa pun mengangkat suara, "Jadi, apa ada yang ingin kau bicarakan, Emu?"

"Fueh?! Tsukasa-kunーkok tahu aku ingin mengobrol sesuatu denganmu?"

Kerlap-kerlip bintang bagai menemani mereka di gelapnya malam. Helaan napas, lalu senyum penuh bangga Tsukasa pajang di wajah yang selalu menampakkan percaya dirinya tersebut. Telapak tangan yang cukup kekar itu mengacak helaian rambut milik Emu seraya berujar, "Wajar jika seorang leader memahami member-nya, bukan?"

Pipi Emu mulai memanas. Alih-alih memalingkan wajahnya, gadis itu sontak saja memeluk Tsukasa guna menyembunyikan ekspresinya yang berubah saat ini. Perasaan penuh terima kasih memenuhi relung dada sang gadis. Ia benar-benar merasa beruntung dan bersyukur telah bertemu dengan pemuda yang berada dalam pelukannya tersebut.

Melewati senja yang ia benci, hanya untuk menghabiskan panjang dan indahnya malam, pikiran itu berhasil ia realisasikan karena kehadiran Tsukasa.

"O-oke, Emu, bisa lepaskan pelukanmu? Na-napaskuー"

"OH!"

Emu menurunkan lengannya dan bercengir ria. Gadis itu pun melompat, kini berada di hadapan Tsukasa. Ia mengulurkan tangan dan berseru mengajak, "Tsukasa-kun, ayo kita pergi date!"

"Ya, ya. Ayo kita pergiーTunggu, hah? Date?! Emu, kau tahu 'kan date itu apa?!"

"Iyap! Aku tahu, kok! Date itu kencan, 'kan?"

"Tidak, tidak, tidak! Kau pasti asal-asalan atau tidak Rui menyuruhmu hal yang aneh-aneh, 'kan?!"

Sang gadis mengembungkan pipinya, lantas membalikkan badan. Dahi Tsukasa mengerut, tak mengerti akan tingkah sosok di hadapannya saat ini. Pemuda itu pun bangkit dan mendekat, menyisakan jarak beberapa cm di antara wajah mereka berdua.

Telapak tangan milik Tsukasa telah berada di dahi Emu, mencoba mengecek apakah gadis itu terkena demam atau tidak. Namun, nihil, tak ada tanda-tanda panas di udara malam yang cukup dingin. Menghela napas, Tsukasa pun memalingkan wajah, mencoba menyembunyikan perasaan malunya.

"B-baiklah, kalau itu maumu. Kau mau kita ketemuan di mana dan kapan?" tanya Tsukasa, memastikan.

Iris Emu berbinar, ia menggenggam kedua tangan Tsukasa sembari membalas, "Phoenix Wonderland, jam sepuluh pagi, besok! Untuk tempat-tempat selanjutnya, akan kita diskusikan esok hari, ne?"

Tsukasa mengangguk, walaupun merasa janji kali ini tak ada beda jauh dengan keseharian mereka. Meskipun begitu, Tsukasa tetap mengiyakan seolah tak bisa menolak iris merah muda penuh harapan tersebut. Sontak saja, timer di handphone Tsukasa berbunyi. Tanpa basa-basi, pemuda itu pun menarik tangan Emu seraya berjalan ke luar, menuju teman-teman unitnya yang lain.

It's showtime!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro