Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Ayo buat anak 99!!!

Ini sudah dua jam berlalu namun istrinya masih setia menangis sesegukan dalam pelukannya karena Jongho yang jatuh sakit setelah acara jogging dini hari pagi tadi. Tangan besar Jongho mengusap punggung sempit Yeosang lembut sambil sesekali membubuhi puncak kepala Yeosang dengan kecupan singkat.

"Berhentilah menangis Yeo, kau bisa demam nanti. Aku baik-baik saja, sebentar lagi aku akan dinner bersama kolega" Bujuk Jongho serak sambil memejamkan matanya erat saat pening menghantam kepalanya

Sebenarnya tubuh Jongho memang sedak tidak fit beberapa hari belakangan tetapi ia tidak mungkin menolak permintaan Yeosang yang sedang hamilkan? Ia tidak ingin kecebongnya ileran nanti!

"Hiks... m-maaf gara-gara Yeo" Bisik Yeosang lirih teredam dada bidang Jongho

Cup...

Jongho mengecup bibir bergetar Yeosang lama setelah ia melepaskan pelukan Yeosang pada tubuhnya, membiarkan mata hazel yang Nampak bengkak tersebut membulat terkejut karena aksinya.

Kening keduanya bertemu setelah Jongho melepas kecupannya pada bibir plum Yeosang dan Jongho menggesekkan hidung mancungnya dengan hidung mancung Yeosang lembut sambil mengusap sisa air mata Yeosang hati-hati.

"Yeo, disini ada benih unggulku. Kau tidak ingin kecebong kita sedih karena buna-nya menangis bukan?" Tanya Jongho serak dengan wajah datarnya namun tatapannya menyiratkan kelembutan luar biasa yang hanya ditunjukkan didepan Yeosang. Bahkan ibu yang melahirkannya pun hampir tidak pernah ditatap selembut itu oleh CEO Coi Corp tersebut.

Yeosang melirik tangan besar Jongho yang mengusap perut ratanya lembut kemudian isakan kecil lolos dari bilah bibir Yeosang membuat Jongho tersenyum samar.

"Tidak apa-apa" Bisik Jongho deduktif membuat Yeosang menatap netra hitam legam sepekat malam nan tajam bak elang milik Jongho dengan mata berkaca=kaca

Cup...

Cup...

Jongho mengecup kedua mata cantik Yeosang lembut kemudian sedikit menunduk dan mengecup perut rata Yeosang lama sambil mengusap pinggang ramping Yeosang lembut.

"Sehat-sehat kecebong, berenanglah dulu dalam perut buna" Bisik Jongho dihadiahi pukulan tanpa tenaga oleh Yeosang

"J-janin kita manusia bukan kecebong" Protes Yeosang dengan bibir mengerucut lucu sedangkan Jongho terkekeh kecil mendengarnya

"Tentu kecebong kita manusia" Setuju Jongho namun bukannya mendapat kecupan sayang justru Yeosang mencubit lengannya sedikit kuat

"Yeo mau ikut dinner~" Pinta Yeosang dengan ujung hidung memerah karena terlalu lama menangis

"Tentu"

Grep...

Cup...

"Terima kasih suami Yeo~" Pekik Yeosang semangat dengan senyum cerahnya membuat Jongho tersenyum tipis

Ingatkan Jongho bahwa mood uke hamil itu seperti roller coaster naik turun, bisa dibilang mood Yeosang juga seperti musim yang bisa berganti kapan saja tanpa tanda apapun dan Jongho sebagai bumi hanya bisa menerima dan menyesuaikan diri dengan musim yang ada sebab pada hakikatnya bukan musim yang butuh bumi tetapi bumi yang butuh musim untuk menghidupkan kehidupan yang ada.

***

Pembicaraan tentang bisnis antara Jongho dan koleganya terus berlanjut meski Jongho hanya menanggapinya dengan "Hm", "Oh", "Ya", "Lalu?", "Tidak" saja. Sedangkan Yeosang hanya memainkan telapak tangan besar Jongho bosan sambil sesekali meminum Americano milik Jongho tanpa izin.

Entahlah semenjak beberapa puluh menit yang lalu Yeosang jadi sedikit suka Americano milik Jongho yang selalu menjadi candu bagi suaminya setelah bibir plum Yeosang tentu saja.

"Baiklah kalau begitu terima kasih banyak tuan, senang bekerja sama dengan anda"

"Jongho juga senang bekerja sama dengan anda tuan!" Balas Yeosang semangat sambil tersenyum imut membuat pria paruh baya dihadapannya tersenyum gemas

"Jika putra saya masih hidup, mungkin akan seperti anda" Gumamnya sendu

Yeosang dengan cepat berdiri dan mengusap pundak pria paruh baya didepannya dengan lembut serta kedua matanya yang memerah menahan tangis.

"P-paman bisa menganggap Yeo anak paman" Ucap Yeosang terbata sedangkan Jongho langsung menarik Yeosang kedalam pelukannya

"Maaf, istri saya sedang tidak enak badan" Sergah Jongho cepat

"Saya mengeti kalau begitu sampai jumpa tuan" Pamitnya lalu segera beranjak dari duduknya keluar restoran

"Hoho kasihan paman, anaknya meninggal" Seru Yeosang lirih sedangkan Jongho hanya mengusap punggung sempit Yeosang lembut

"Sssttt tidak masalah, anaknya ada delapan. Mati satu masih ada tujuh" Hibur Jongho membuat Yeosang mendongak menatap wajah tampan Jongho dengan mata berkedip lucu

"Benarkah?" Tanya Yeosang memastikan

Cup...

"Ya" Jawab Jongho yakin setelah mengecup bibir plum Yeosang singkat

"Yeo juga mau punya banyak anak, mati satu masih ada yang lain!!!" Seru Yeosang semangat membuat Jongho tertawa geli sekaligus gemas

"Sebanyak apapun yang kau mau baby" Bisik Jongho dengan deep voice-nya membuat tubuh Yeosang meremang

"Dua puluh?" Tanya Yeosang sambil memiringkan kepalanya sedikit hingga Jongho menghujami wajah cantik Yeosang dengan kecupan basah

Cup... //kening//

Cup... //hidung//

Cup... //pipi kanan//

Cup... //pipi kiri//

Cup... //bibir//

"Sembilan puluh sembilan? Agar sama dengan tahun lahirmu" Tawar Jongho membuat Yeosang membulatkan matanya terkejut

"Boleh!!! AYO BUAT ANAK SEMBILAN PULUH SEMBILAN HOHO~" Seru Yeosang keras membuat tawa Jongho pecah sedangkan Yeosang mematung mendengar tawa pecah Jongho yang baru pertama kali ia dengar seumur hidupnya

"Kenapa diam?" Tanya Jongho khawatir dengan wajah datar khasnya

"Jongho tampan saat tertawa" Gumam Yeosang dengan nada yang sangat menggemaskan

"Tetaplah bersamaku agar aku bisa selalu tertawa Kang Yeosang" Bisik Jongho dalam





#ANNYEONG

HOPE YOU LIKE IT GUYS...

Jangan lupa jaga kesehatan, cuaca lagi gak bagus belakangan. Jangan sampai sakit!!!

Wuff youuu

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro