Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

4 - Mantan Terindah, Katanya

Day 4

•••

"Kenapa wajah kamu galau banget habis dari acara ulang tahun temen kamu?"

Alicia baru saja melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah, namun pertanyaan dati Arifin sudah menyambutnya.

Alicia menggeleng perlahan, kemudian mengatakan, "Enggak pa-pa."

"Masa?" tanya Arifin tidak percaya. Dia yakin, pasti ada hal yang membuat adik satu-satunya itu pulang dengan wajah seperti itu. "Jangan bilang, kamu habis ketemu sama mantan kamu di sana."

Alicia merebahkan tubuhnya di sofa-di sebelah Arifin, lantas menatap Arifin sekilas, sebelum akhirnya gadis itu mengembuskan napasnya. "Emang, iya."

"Iya? Jadi, kamu beneran habis ketemu sama mantan kamu?"

Alicia mengangguk lemas.

"Mantan kamu yang waktu itu sering kamu ajak ke rumah untuk ngelukis bareng kamu?"

Alicia mendengkus. "Enggak usah diperjelas juga kali, Kak."

Arifin tertawa kecil meresponsnya. "Pantes aja wajah kamu pulang-pulang kayak gitu. Rupanya, habis ketemu mantan terindah."

Mendengar kata 'mantan terindah', Alicia refleks mengambil bantal yang ada di sofa dan melempar ke arah Arifin. "Mantan, ya, mantan aja. Enggak usah make embel-embel terindah segala. Bikin emosi aja."

Bukannya merasa bersalah, Arifin malah kembali menertawainya. "Santai aja kali. Lagian, memang kenyataannya seperti itu. Dia itu mantan terindah kamu. Mantan yang membuat adik Kakak ini menutup hati untuk sekian lamanya."

"Ngomong sekali lagi, kita musuhan!" tukas Alicia.

Arifin mengangkat kedua tangannya ke atas sebagai permohonan perdamaian. "Oke-oke, fine. Enggak lagi."

"Jadi, dia ngomong apa aja sama kamu?" tanya Arifin lagi. "Kakak yakin, pasti ada yang dia bicarain yang buat kamu galau kayak gini. Iya, kan?"

Alicia tidak bisa mengelak. Sebab, Arifin memang paling mengenalnya. Sedari kecil, Alicia begitu terbuka dengan Arifin, mengingat hanya Arifin kakak satu-satunya yang dia miliki dan paling mengerti tentang dirinya.

"Dia nanyain kabar aku."

"Lalu?"

"Dia nanya ... kapan kami bisa ngelukis bareng lagi," ujar Alicia dengan intonasi yang semakin mengecil di akhir kalimat.

"Serius? Dia tanya kayak gitu?" tanya Arifin tidak percaya. Seingatnya dulu, Leon, mantan adiknya itu yang memutuskan Alicia hingga nangis 3 hari 3 malam. Tapi, sekarang, kenapa justru lelaki itu yang berharap seolah ingin kembali dekat dengan Alicia?

"Aku mau ke kamar dulu, Kak. Mau bersih-bersih lalu tidur. Capek banget," ujar Alicia kemudian beranjak dari sofa.

Sebelum Alicia menjauh, Arifin terlebih dahulu berseru. "Bersih-bersih, ya. Bukan malah ngegalau."

Alicia masih mendengarnya, namun memilih untuk tidak merespons kalimat Arifin tersebut. Gadis itu tetap berjalan lurus menuju kamarnya.

Setelah mengunci pintu kamar, Alicia mendudukan tubuh di atas ranjang, melepaskan slingbag berwarna putih yang tadi dia gunakan saat pergi ke acara ulang tahun Serra.

Alicia mengembuskan napasnya. Pertemuannya dengan Leon di acara tadi sukses membuat hatinya uring-uringan. Padahal, selama ini, dirinya sudah yakin bahwa dia sudah mampu melupakan Leon. Namun, setelah dipikir kembali, rasanya belum. Dia belum seutuhnya melupakan Leon.

Kata-kata Arifin tadi kembali terngiang di pikirannya.

"... lagian, memang kenyataannya seperti itu. Dia itu mantan terindah kamu. Mantan yang membuat adik Kakak ini menutup hati untuk sekian lamanya."

Arifin benar. Sikapnya yang menutup hati selama beberapa tahun terakhir adalah karena Leon.

Alicia melangkahkan kakinya menuju meja belajar dan membongkar laci pertama, hingga dia menemukan apa yang tengah dicari.

Selembar foto usang yang sudah lama tak dia sentuh. Foto yang mengambil latar belakang pasir di pantai dan siluet dua insan yang membentuk tanda love dengan jemarinya.

Itu dirinya ... dan juga Leon.

Alicia mengembuskan napas, sedikit merutuki kebodohan dirinya. "Capek-capek move on dan bangun benteng setinggi mungkin, eh sekali ketemu, bentengnya malah hancur. Dasar cewek."

•••

4 Desember 2022
563 kata

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro