27 - Keputusan
Day 27
•••
"Kamu serius mau tinggal di luar kota sendirian kayak gini?" tanya Arifin, entah untuk yang ke berapa kalinya sejak sebulan yang lalu Alicia mengatakan bahwa dirinya ingin pergi ke luar kota.
Bahkan, di saat jadwal keberangkatan Alicia sudah dekat seperti ini, lelaki itu masih saja menyerangnya dengan pertanyaan itu.
"Kak, kita enggak punya banyak waktu. Sebentar lagi pesawat udah mau take off," ujar Alicia mengeluh. "Lagi pula, aku udah bilang ribuan kali, aku serius, seribu rius untuk pergi ke luar kota."
Arifin memijat kepalanya. "Tapi, Al, ini kali pertama kamu meminta keinginan aneh seperti ini. Biasanya, jangankan untuk tinggal di luar sendirian. Ditinggal sendiri di rumah seharian aja udah merengek suruh kami untuk pulang. Jadi, gimana Kakak bisa percaya?"
"Itu dulu, Kak. Sekarang, aku udah gede. Udahlah, Kak. Mending sekarang Kakak cepat. Nanti aku telat, Kak."
Helaan napas Arifin adalah pertanda bahwa lelaki itu pasrah dengan keputusan adik perempuannya tersebut.
Sesampainya di bandara, Alicia dengan cepat turun dari mobil. Dibantu Arifin mengambil koper dari bagasi, Alicia segera berpamitan untuk terakhir kali kepada lelaki itu, lantas bergegas mengejar pesawatnya yang dalam hitungan menit akan take off.
"Jaga diri baik-baik di sana, Al!" teriak Arifin pada Alicia yang sudah berlari menjauh.
•••
Alicia menyenderkan tubuhnya di kursi pesawat. Posisinya yang strategis di dekat jendela membuat gadis itu bisa melihat ke luar. Saat pesawat mulai terbang dan hamparan langit mulai tampak.
Di dalam keheningan, gadis itu membatin. Apa keputusannya untuk pindah kota adalah opsi yang tepat guna membantu proses move on?
•••
27 Desember 2022
248 kata
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro