Day 24

•••

"Halo, Alicia. Beberapa hari terakhir, aku sibuk. Jadinya, kita jarang ketemu. Kamu pasti kangen aku. Iya, kan?"

Alicia berdecak ketika mendengar suara Leon dengan riang menyapa telinganya.

Apa katanya tadi? Kangen? Yang benar saja. Bahkan, sedikitpun tidak terbesit di benak Alicia untuk merindukan Leon.

Lagi pula, untuk apa merindukan seseorang yang sudah bermain di belakang seperti lelaki itu?

"Al? Kok diam aja? Saking kangennya, kamu sampai enggak bisa berkata-kata?"

Leon kembali bersuara dengan nada manjanya, membuat Alicia memejamkan mata, lantas bergidik ngeri.

"Leon, aku lagi sibuk. Aku matiin dulu ponselnya, ya."

"Tapi, Al-"

Alicia memutus sambungan telepon tersebut secara sepihak. Gadis itu lantas melempar ponsel ke atas ranjang, lalu turut merebahkan tubuhnya.

Sekarang, Alicia sadar bahwasanya tidak ada cinta yang abadi di dunia. Lama-kelamaan rasa tersebut akan tergerus oleh waktu. Sama seperti apa yang Alicia rasakan sekarang. Selayaknya gelas kaca yang perlahan akan pecah, memuai dan menyusut akibat perubahan temperatur.

Jika dulu Geya berpikir bila dia masih sangat mencintai Leon dan sekarang dia baru sadar bahwa perasaan itu hanyalah kesia-siaan belaka.

•••

24 Desember 2022
174 kata