Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Kembali

Seperti yang Suyin perkirakan, ia akan tiba di Gusu Lan pada hari setelah keberangkatannya. Setibanya di sana, ia bisa merasakan keberadaan kedua putranya di balik gerbang besar yang ada di hadapannya.

Tepat di pintu masuk, para ketua dari setiap klan telah menunggu kedatangannya. "Hormat kami, Nona Suyin. Kami sangat senang dapat melihat Anda lagi," ujar mereka memberi salam.

"Hormatku juga untuk kalian. Aku senang dapat melihat para tetua sehat dan masih hidup hingga saat ini," balas Suyin dengan menjawab salam mereka.

"Kami dengar Anda berkunjung beberapa waktu lalu. Mengapa Anda tidak masuk ke dalam?" tanya salah satu ketua klan.

"Aku merasa tidak enak tiba-tiba datang dan masuk ke dalam begitu saja. Setidaknya aku senang bertemu dengan Lan Xichen dan juga Lan Zhan di sini,"

Lan Zhan menganggukkan kepala saat Suyin menoleh padanya. Saat mereka tengah membicarakan sesuatu, tiba-tiba datang seseorang yang juga diundang dalam pertemuan tersebut.

"Jiang Cheng, kau juga datang?" tanya Suyin.

"Ya. Mengingat muridku juga ada di sini," jawab Jiang Cheng. Ia tak mengatakannya pada Suyin agar tidak berada di perahu yang sama. Mengingat mereka harus menjaga hubungan mereka lebih dahulu.

"Selamat datang ketua klan Yunmeng Jiang," sapa Lan Xichen.

"Lama tidak berjumpa," jawab Jiang Cheng.

"Kalau begitu semua sudah datang. Masuklah Nona Suyin. Para murid sudah menunggu kedatangan Anda," ujar Lan Xichen mempersilakan Suyin untuk masuk ke dalam. Suyin tersenyum seraya mengangguk, ia pun mengambil langkah masuk ke dalam tempat Gusu Lan, bersama dua orang penjaganya dan juga Jiang Cheng.

Sementara itu, Jiang Fei alias Wei Jiao, tengah berdiri di lapangan luas bersama murid lainnya. Ia bertanya tanya, apa yang sebenarnya akan dilakukannya di sana.

"Aku tidak tahu. Tak ada yang memberitahu," jawab Jin Ling.

"Apa kau sudah merasa lebih baik, Kak Jin Ling?"

"Jangan khawatirkan aku. Aku ini lebih dewasa dan lebih kuat darimu," mendengarnya Wei Jiao merasa sangat senang.

Tak lama, para ketua telah hadir di tempat duduk mereka masing masing. Diikuti seorang wanita yang duduk di dekat mereka. Para murid bertanya tanya, apa yang dilakukan wanita itu di sana? Padahal ada larangan membawa seorang wanita.

Hanya Wei Jiao dan Jin Ling yang mengetahui siapa wanita tersebut. Wei Jiao sangat senang melihat ibunya berdiri di atas sana.

"Seluruh murid dari setiap klan. Maksud kami mengumpulkan kalian adalah untuk memperkenalkan seseorang yang sangat dihormati. Sang pembawa cahaya bagi kita semua, Nona Suyin!" ujar Lan Xichen selayak ketua klan Gusu Lan.

Suyin pun bangun dari tempat duduknya dan berdiri sedikit lebih depan untuk menujukkan dirinya, "Salamku untuk kalian semua. Aku senang para ketua mengundangku kemari untuk bertemu kalian semua. Selama ratusan bahkan ribuan tahun, manusia berevolusi menjadi lebih baik dibanding sebelumnya. Dan aku yakin, kalian yang ada di hadapanku saat ini adalah kultivator yang hebat dan berbakat. Untuk membuktikannya, aku ingin kalian memilih dua perwakilan dari klan kalian,"

Suyin menoleh pada para ketua di belakangnya, "Bolehkah aku melakukannya?"

"Tentu. Silakan," jawab mereka. Suyin mengangguk seraya tersenyum lalu kembali bicara pada para murid. "Kalau begitu, sesuai yang kukatakan sebelumnya. Dua orang dari setiap perwakilan klan akan melawanku secara bersamaan,"

"Ada 4 klan besar yang berada dalam pelatihan tersebut. Gusu Lan, Yunmeng Jiang, Qinghe Nie dan LanLing Jin. Artinya akan ada delapan kultivator yang akan bekerja sama untuk mendobrak pertahananku," lanjutnya menjelaskan.

Setelah beberapa saat, mereka telah memilih sesuai yang Suyin katakan. Wei Jiao terpilih menjadi salah satu perwakilan dari klan Yunmeng Jiang. Jin Ling terpilih menjadi salah satu dari klan LanLing Jin dan Lan JingYi serta Lan Shizui terpilih untuk klan Gusu Lan.

Suyin turun dari atas untuk berdiri di antara mereka berdelapan. Murid lain mengambil posisi untuk berjaga, agar tidak terkena serangan dari kejadian itu.

"Aku hanya akan menahan serangan kalian. Kalian bisa menyerangku dari segala arah. Kalian mengerti?"

"Kami mengerti!"

"Baiklah, mulai!"

Dengan cepatnya mereka bekerja sama untuk melancarkan serangan pada Suyin. Suyin pun dengan kemampuannya menahan setiap serangan yang diberikan padanya. "Seranganmu harus lebih tinggi,"

"Jika kau menyerang seperti itu," Suyin menekan perut salah satu klan LanLing Jin dan menghempaskannya, "Para iblis akan menemukan kelemahanmu,"

Kini giliran Lan Shizui dan Lan JingYi menyerang bersamaan, "Gerakkan kalian bagus. Aku yakin kalian akan menjadi kultivator yang berbakat,"

"Tapi.." Suyin menyentil dahi Lan JingYi, "Fokus pada satu titik!"

Setelah sebagian berhenti menyerang, Jin Ling dan Wei Jiao kini melakukannya bersama. Mereka terlihat begitu kompak untuk mengalahkan ibu mereka sendiri.

"Hm.. Nampaknya mereka cukup baik dalam bekerja sama," ujar Lan Xichen.

"Jin Ling memang punya potensi sejak kecil, seperti ayahnya. Ia bahkan dibesarkan oleh ketua Yunmeng Jiang. Aku yakin dia menjadi kultivator yang hebat," ucap ketua klan LanLing Jin.

"Kau benar. Bicara soal itu, kami lihat putra Anda juga sangat baik dalam hal ini. Apa Anda mengajarkan mereka bersama?"

"Ya. Aku mengajarkan mereka untuk bekerja sama," jawab Jiang Cheng memandang kedua keponakannya.

Suyin mencoba untuk menahan serangan mereka dan akhirnya terjadi bentrokan kemampuan hingga Suyin terdorong dari posisinya berdiri. Dirinya pun mengisyaratkan untuk menghentikan pelatihan tersebut.

Para murid memberi hormat padanya, "Seperti yang kukatakan, kalian memang sangat berbakat. Aku sangat bangga pada kalian,"

"Terima kasih Nona Suyin,"

"Aku yang justru harusnya berterima kasih. Aku merasa terhormat bisa datang dan melihat kalian di sini. Nenek tua ini butuh sedikit hiburan. Kalau begitu, lanjutkan latihan kalian.."

Wanita itu pun kembali duduk di kursinya, tepat di sebelah Jiang Cheng. "Kau terlalu memanjakan mereka," gumam Jiang Cheng pada calon istrinya itu.

"Aku hanya tak ingin mereka terluka. Lagipula tubuh mereka memang belum pulih seutuhnya. Aku tak menyangka mereka akan terpilih untuk melawanku,"

"Kau mencari alasan,"

"Ekhem," Suyin dan Jiang Cheng refleks menoleh pada para tetua. "Apa ada sesuatu yang bisa dibicarakan? Kalian terlalu sibuk berdua,"

"Ahaha.. Tidak ada," jawab Suyin mencari alasan. Ia pun memperhatikan kedua putranya dari atas sana.

"Jika Anda merasa lelah, kami telah menyiapkan ruangan Anda. Anda bisa istirahat lebih dulu, Nona Suyin,"

"Tak perlu. Aku baik baik saja,"

★Next★

Wei Wuxian yang tak mengetahui kedatangan Suyin, tengah duduk berdiam diri di tengah hutan. Sampai ia mendengar suara langkah kaki yang tak jauh darinya. Wei Wuxian yang tadinya sedang tertidur di atas pohon, langsung terbangun dan bersembunyi.

Ia melihat Wei Jiao dan Jin Ling memasuki hutan dan berdiri tak jauh darinya berada. Mereka berdua nampak menunggu sesuatu di sana. Karena penasaran, ia memutuskan untuk memperhatikan. "Ah itu dia!" seru Wei Jiao.

Kedua mata indah Wei Wuxian terbelak, ketika mendapati kekasih lamanya berada di depan matanya saat ini. Ingin sekali ia mendekat, tapi langkahnya tertahan saat Jiang Cheng muncul di belakang Suyin.

"Ibu!" seru Wei Jiao memeluk ibunya.

"Ibu? Kenapa dia--" pikir Wei Wuxian.

Suyin memeluk erat putra kesayangannya itu, ia mengulurkan tangan pada Jin Ling untuk ikut memeluknya. Jin Ling perlahan mendekati Suyin dan memeluknya juga.

Ia merasakan kehangatan seorang ibu yang lama tak dirasakannya. Setelah puas dengan pelukkan itu, Jiang Cheng menepuk bahu kedua keponakannya. "Kudengar kalian terluka,"

"Iya. Tapi semua sudah lebih baik, paman. Paman tak perlu khawatir," jawab Jin Ling.

"Bagus kalau begitu. Aku pikir aku harus membawa kalian berdua kembali,"

"Tak perlu, paman. Kak Jin Ling dan aku akan baik baik saja!"

"Ia memanggil Jiang Cheng, paman?? Apa.. Apa yang sebenarnya terjadi?"

"Aku sangat khawatir saat mendengarnya. Tapi jika kalian baik baik saja, aku sangat senang. Ditambah kalian sudah bertambah kuat sekarang,"

Wei Wuxian tak mengerti situasi untuk saat ini. Kenapa Jiang Fei memanggil Suyin dengan sebutan ibu? Dan Jin Ling bahkan terlihat berbeda saat bersama dengan Suyin? Banyak sekali pertanyaan di kepalanya. Siapa sebenarnya Jiang Fei? Apa yang sudah terjadi selama ia mati?

Jin Ling dan Wei Jiao tersipu mendapat pujian seperti itu, "Paman, apa paman yakin tetap di sini? Apa para tetua yang lain tidak mencari paman?"

"Kurasa tidak. Aku memang berniat untuk langsung kembali karena ada sebuah urusan. Aku kemari untuk menemui kalian lebih dulu,"

"Kita tak bisa bertemu di dalam karena aku yakin mereka akan mencurigai kita," jelas Suyin.

"Benar. Mereka tak boleh tahu sampai kita mengatakan soal pernikahan nanti," tambah Jiang Cheng.

"Pernikahan?!" kejut Wei Jiao dan Jin Ling. Tak hanya mereka berdua, bahkan Wei Wuxian sama terkejutnya.

Ia bahkan tak sengaja menginjak ranting hingga menimbulkan suara. Jiang Cheng dengan sigap mengaktifkan Zidiannya ke arah Wei Wuxian berada. Tak lama keluar seekor kelinci dari balik semak semak. Sedangkan pria itu, ia melarikan diri. Karena ia tahu Jiang Cheng akan terus mengincarnya hingga dapat.

"Haa.. Kupikir ada seseorang yang mendengarnya," ucap Suyin lega, "Lagipula kenapa kau mengatakannya tiba-tiba? Kau sudah berjanji akan mengatakannya setelah mereka selesai dengan pelatihan ini, bukan?" lanjutnya.

"Pelatihan ini akan selesai dalam dua minggu. Tak ada salahnya untuk mengatakan hal ini pada mereka,"

"Ibu.. Apa ibu akan menikahi paman Jiang Cheng?" tanya Wei Jiao.

Suyin terdiam ketika putranya bertanya tentang hal itu. Ia tak tahu harus menjawab bagaimana, tapi Jiang Cheng mengerti Suyin tak akan bisa melakukannya. Jadi ia mengambil langkah untuk menjawab pertanyaan itu, "Benar. Setelah pernikahan itu, kau akan secara resmi menjadi Jiang Fei. Kami sudah membicarakan tentang ini,"

"Apa.. Apa semua ini.. Karena diriku?"

"A Jiao, tidak seperti itu. Ibu melakukannya karena ibu rasa ini waktunya. K-kita tak bisa terus seperti ini,"

"Lalu bagaimana dengan ayah? Bukankah ibu mencintai ayah?" mulut Suyin sedikit terbuka mendengar pertanyaan putranya.

"Wei Jiao!" ujar Jin Ling menyadarkan sepupunya tersebut. Ia tahu Suyin terkejut mendengar pertanyaan itu.

Jiang Cheng pun langsung menoleh pada Suyin yang membatu. Namun, perlahan wanita beranak satu itu menjawab "Tentu. Tapi kita tak bisa terus mengingat semua itu. Ayahmu telah mati, A Jiao. Dan Jiang Cheng akan menjadi ayahmu nanti,"

"J-jika ibu berkata begitu.. Selama ibu senang, aku akan senang. Aku akan menerimanya," jawab Wei Jiao lalu berjalan pergi dari tempat itu.

"Wei Jiao!!" panggil Jin Ling, ia pun mengejar anak itu.

Suyin hanya bisa menahan rasa sakit, saat Wei Jiao menanyakan hal yang sudah jelas ia tahu jawabannya. Ia hanya berharap putranya dapat menerima keputusannya tersebut.

★Next★

Malam harinya, Suyin berjalan keluar dari kamarnya menuju sebuah danau yang biasa ia kunjungi ketika berada di sana. Ia melihat setangkai bunga yang layu dan rusak. Dengan kemampuannya, Suyin menghidupkan bunga itu kembali.

"Apa keputusan yang kubuat adalah sebuah kesalahan?"

Ia terduduk seraya memperhatikan ikan ikan di danau. Wanita itu menjatuhkan potongan roti yang ia simpan di balik pakaiannya untuk ikan ikan tersebut. Di tengah kesenangannya memberi makan ikan, ia merasakan seseorang berjalan mendekat.

Perlahan Suyin bangun dari duduknya, ia hanya terdiam ketika orang itu semakin dekat dan mendekat. Ketika Suyin bisa merasakan orang tersebut tepat berada di belakangnya, ia langsung mengayunkan tangannya yang berkuku tajam ke leher orang itu.

Namun, layaknya masa lalu yang kembali terulang. Sebuah tangan yang kuat menangkap tangan lembutnya dan menarik wanita itu mendekat padanya. Kedua mata ungu Suyin terbelak, ketika matanya bertemu dengan tatapan yang sangat ia rindukan.

"Wei.. Ying.."

Bersambung

Halo, maaf lama tidak update. Sudah 5 bulan ya, sejak Mei.

Kenapa?
Alasannya sederhana. Kurangnya peminat. Bisa dilihat sendiri, dalam kurun waktu 5 bulan. Chapter sebelumnya hanya mendapat 9 votes sedangkan pembacanya memang jauh dari itu.

Hal yang Rai pikirkan, sebenarnya apa mereka yang membaca kisah ini, mereka menyukainya? Atau justru membencinya karena ceritanya tidak jelas?

Jujur Rai belum nonton S3nya dan tidak baca manganya. Ditambah novelnya juga yang  cukup banyak isinya. Tapi story ini adalah Fanfiction yang mungkin mengambil tema Mo Dao Zu Shi.

Jadi, Rai ingin mengatakan terima kasih untuk yang sudah komentar dan vote.
Untuk nasib book ini, Rai ingin melihat perkembangannya.

Jika chapter ini berhasil menyentuh 15 votes, maka baru akan Rai lanjutkan. Mungkin di chapter berikutnya Rai juga akan memperlakukan hal yang sama.

Tapi jika tidak, Rai tidak akan melanjutkannya hingga target tercapai.

Okay, thanks for reading, votes, comment and follow!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro