Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Kebimbangan

Beberapa hari berlalu, sejak saat itu. Jin Ling semakin dekat dengan Suyin. Namun, Suyin menjaga jaraknya dengan Jiang Cheng.

Ia masih bingung dengan lamaran Jiang Cheng yang tiba tiba. Terkadang Ia terlihat melamun sendiri.

"Ibu?"

"Bagaimana kalau suatu hari, Wei Ying hidup kembali saat Aku sudah menikah dengan Jiang Cheng.."

"Ibu?" Wei Jiao mencoba untuk memanggil Ibu tersayangnya itu.

"Tapi.. Masih kecil kemungkinan itu terjadi.."

"Ibu!"

"Aku harus melakukan ini, demi masa depan A-Jiao.."

"Ibu!!"

Saat Ia mengguncang bahu Suyin, Suyin tersadar dan menoleh pada putranya.

"Ah.. Anakku, A-Jiao. Ada apa, sayang?"

"Sejak tadi Ibu melamun. Sampai supnya meluap.."

"Meluap?" Suyin melihat sup yang Ia buat, tutupnya hampir terbuka.

Karena panik, Suyin langsung membuka tutup panci tanpa menggunakan kain. Alhasil, tangannya terbakar.

Klaangg

"Ahh.."

"Ibu!! Tangan Ibu merah, jika Ibu sakit, sebaiknya istirahat saja.." Wei Jiao menarik tangan Ibunya yang tadi terluka, dan melihat luka itu.

Saat Suyin melihat anaknya khawatir, Ia teringat Wei Ying yang dulu pernah melakukan hal yang sama.

"Wei..Ying.." gumamnya.

"Aku bukan Ayah, Bu.."

"Ibu tahu.. Kau terlihat sepertinya. Ibu bisa mengobatinya sendiri.."

Tangannya mulai bercahaya, sesaat kemudian merah bekas luka bakar tersebut telah lenyap.

"Aku tahu Ibu bisa menggunakan penyembuhan. Tapi sebaiknya Ibu berhati hati juga.."

"Iya. Maafkan Ibu, ya?"

"Tapi Aku bingung. Kenapa akhir akhir ini, Ibu sering sekali melamun seperti itu. Apa sesuatu terjadi?"

"Tidak ada. Oh.. Ada hal yang ingin Ibu tanyakan.."

"Apa itu?"

"Bagaimana pendapatmu jika Jiang Cheng menjadi Ayahmu, A-Jiao?"

"Paman Jiang Cheng? Tapi.. Bukankah Paman tahu Ibu sudah menikah dengan Ayah?"

"Ibu hanya ingin tahu pendapatmu saja"

Sesaat Wei Jiao terdiam memikirkan jawabannya.

"Paman orang yang sangat hebat dan terpandang. Ya.. Terkadang Aku lihat Ibu dan Paman memang cocok.."

"Benarkah?"

"Tidak. Ibu tak berencana menikah dengan Paman Jiang Cheng, bukan?"

"Hm.. Itu.."

"Oii Wei Jiao! Cepat kembali latihan!" teriak Jin Ling dari luar dapur.

"Ah.. Kak Jin Ling sudah memanggil. Aku pergi dulu, Bu!"

Pemuda itu langsung berlari keluar meninggalkan Ibunya sendirian.

"Apa yang harus kukatakan padanya.."

★Next★

Sementara itu, Wei Wuxian yang berada di tempat pelatihan Klan Gusu Lan. Terus memikirkan, bagaimana nasib kekasih lamanya itu.

"Jadi Suyin masih ada disini. Dan kulihat Ia pergi bersama klan Yunmeng Jiang. Apa Jiang Cheng berhasil merawatnya dengan baik?"

Wei Wuxian tak tahu kalau Ia memiliki putra, yang kini tinggal di klan Yunmeng Jiang.

Ia terus berguling kekanan kiri, karena pikirannya yang cukup kacau dan rasa rindu yang tak dapat dipendamnya lagi.

Namun, apa daya? Ia berada di Gusu Lan. Jika Ia pergi, mereka akan mencurigai dirinya. Dan kalau identitasnya terbongkar.

Mungkin saja Ia bisa mati untuk kedua kalianya. Ditambah Klan Yunmeng Jiang..

"Jiang Cheng.. Pasti ada disana.."

Terakhir kali Ia bertemu dengan Jiang Cheng, pria itu mencoba untuk membunuhnya lagi.

"Haruskah Aku menunggu kunjungan Suyin berikutnya? Tapi.. Itu bisa memakan waktu beberapa tahun.."

Dari kejauhan Lan JingYi dan Lan Shizui memperhatikan Wei Wuxian yang mereka ketahui sebagai Mo Xuanyu, tengah berbaring diatas pohon.

"Tuan Mo akhir akhir ini terus berbaring ditempat itu. Seharusnya Dia ikut latihan dengan Kita, bukan?" tanya Lan JingYi.

"Memang benar. Tapi Kita tak bisa memaksakan kehendak padanya begitu saja. Bukankah Ia kemari karena menyukai Hanguang Jun?"

"Kau benar.. Tapi Tuan Mo terlihat aneh seperti itu, sejak terakhir Hanguang Jun menghentikannya saat akan bertemu Nona Suyin"

"Apa mungkin Tuan Mo mengenal Nona Suyin?" lanjut Lan JingYi bertanya.

"Kalau dipikirkan lagi, Nona Suyin sudah lama pergi. Apa sempat Tuan Mo melihatnya dulu?"

"Bagaimana kalau Kita tanyakan saja pada Hanguang Jun?"

Lan JingYi langsung berjalan menuju ruang Lan Wangji. Tapi Lan Shizui menghentikannya.

"Kenapa tidak Kita tanyakan langsung saja pada Tuan Mo?"

"Kau benar juga.."

Mereka berdua menghampiri Wei Wuxian yang tak jauh darisana.

"Selamat Siang, Tuan Mo" sapa Lan Shizui.

Wei Wuxian menoleh pada mereka, lalu bangun dan tetap duduk diatas pohon.

"Aahhh!! Tidak tidak! Aku tidak berniat melakukan apapun, jangan apa apakan Aku!"

"Tenanglah Tuan Mo, Kami tidak kemari untuk membawa Anda masuk." seru pria itu, sambil berakting ketakutan.

"Ada hal yang ingin Kami tanyakan"

"Apa itu?"

"Apa Anda pernah mengenal Nona Suyin sebelumnya?"

"K-Kenapa Kalian menanyakan hal itu?"

Lan Shizui dan Lan JingYi saling berpandangan satu sama lain.

"Kami hanya bertanya"

"Uh.. Tentu saja. Semua orang pasti pernah bertemu dengannya"

"Lalu apa itu alasan Anda mengejarnya?"

Wei Wuxian terpaku dengan pertanyaan dua anak itu. Tentu Ia tak bisa mengatakan, kalau Suyin adalah kekasih lamanya.

Karena yang mereka tahu, Mo Xuanyu lebih menyukai Lan Wangji.

"Aku.. Aku hanya merasa mengenalnya. Lalu ternyata itu.. Nona Suyin. Jadi Aku ingin menyapanya saja.."

"Begitu rupanya.."

"Kami pikir Anda menyukai Nona Suyin." balas Lan JingYi.

Wei Wuxian hanya tertawa mencoba menutupi identitasnya.

★Next★

Hari itu, Suyin tengah duduk memperhatikan Wei Jiao dan Jin Ling berlatih. Tak lama, Wei Jiao berlari kearahnya dan bersembunyi dibalik tubuh Ibunya itu.

"Ada apa, A-Jiao?"

"Kak Jin Ling terus menyuruhku latihan. Aku lelah dan bosan, Bu.." keluhnya.

"Wei Jiao, apa yang Kau lakukan?! Cepat kembali latihan!"

"Tidak mau!!"

"Wei Jiao!" Jin Ling dan Wei Jiao akhirnya berkejar kejaran mengitari Suyin.

"A-Anak anak.."

"Hari ini saja tidak latihan!"

"Tidak bisa. Tak lama lagi Aku harus pergi belajar ke Gusu Lan. Siapa yang akan mengajarmu? Paman akan marah!"

"Benar.. Jin Ling akan belajar kesana sebagai wakil Klan LanLingJin. Sedangkan Yunmeng Jiang, tidak memiliki siapapun.."

☆Flashback☆

"Menikahlah denganku. Dengan begitu, Wei Jiao memiliki nama dari Klan Yunmeng Jiang...."

☆Flashback End☆

"Apa itu juga salah satu hal yang Ia maksudkan?"

"Tidaak tidak tidak!!"

"Jangan membantah perkataanku, Wei Jiao!!"

Suyin yang masih melihat kedua putranya berkejar-kejaran. Spontan Ia menarik belakang kerah mereka berdua.

"I-Ibu?!"

"Kalian berdua, jangan berlari larian seperti itu. Jiang Cheng akan sangat marah saat melihat Kalian seperti ini."

Kedua anak itu menunduk. Dan Suyin menurunkan mereka berdua.

"Duduklah"

Mereka pun duduk bersamanya. Suyin menuangkan teh untuk mereka.

"Kalian mengingatkanku saat Aku masih gadis biasa. Yang tinggal, direruntuhan desa."

"Reruntuhan? Kenapa Ibu tinggal disana?"

"Karena Aku tak punya apapun yang bisa disebut sebagai rumah. Ditambah ancaman dulu, sungguh mengerikan"

"Ancaman?" tanya Jin Ling.

"Ya. Dahulu Klan Kultivator masihlah sedikit dan lemah. Bahkan sepertinya, baru saja diciptakan. Jadi banyak orang, yang kehilangan rumah serta keluarga mereka, oleh para iblis dan jiwa yang terbuang."

"Mengerikan. Lalu bagaimana?",

"Kami terus berpindah tempat untuk mencari bahan makanan dan juga berlindung. Dulu.. Aku tak bisa melakukan apapun, selain membantu Ibuku memasak" jelas Suyin.

"Terkadang Aku dan Adik laki lakiku, berputar mengelilingi Ibu karena sebuah apel. Tanpa sadar, Kami berlari hingga ke sebuah hutan"

"Hutan itu sangat gelap dan sunyi. Aku menggenggam tangan adikku, lalu berjalan keluar hutan. Tapi.. Sesuatu menarik kakinya.."

"Sesuatu?"

"Ya. Akar pohon yang sudah dikendalikan oleh iblis. Ia menarik kaki adikku. Aku mencoba untuk menolongnya. Tapi terlambat, pohon itu membawanya semakin tinggi."

"Aku berlari mencari pertolongan. Dan saat Kami kembali.. Kami hanya menemukan pakaian yang tadi Ia kenakan..."

"Jika Aku tahu itu akan terjadi. Seharusnya Aku tak mengejarnya untuk sebuah apel" lanjut Suyin bercerita.

Jin Ling dan Wei Jiao terdiam mendengar kisah Suyin. Namun, masih ada hal yang membuat Jin Ling penasaran.

"Lalu.. Bagaimana Anda bisa mendapatkan kekuatan sebesar itu?"

"Aku juga penasaran dengan itu.."

"Seseorang memberikannya"

"Memberikannya?"

Suyin mengangguk. Beberapa hari setelah kematian adiknya, Ibunya jatuh sakit dan akhirnya juga meninggal.

Ia sungguh terpukul, karena kehilangan dua orang yang berharga baginya. Ia sudah tak memiliki siapapun. Apa yang bisa dilakukan gadis berumur 13 tahun sendirian?

Ditambah kelompok mereka harus berpindah pindah tempat.

"Tapi Aku memilih untuk tetap disana, disaat semua orang terus berpindah. Sampai suatu hari.. Seorang pria datang menghampiriku.."

☆Flashback☆

"Halo gadis kecil. Apa yang Kau lakukan sendirian ditempat ini?"

"Aku disini menjaga kuburan Ibu serta Adikku. Aku tak tahu harus kemana lagi. Aku juga.. Tak bisa meninggalkan mereka.."

"Tapi.. Mereka sudah mati.."

"Aku tahu.. Jika saja saat itu, Aku bisa menyelematkan Adikku dari iblis, dan menyembuhkan sakit Ibuku. Mungkin.. Mereka masih ada disini.."

"Begitu rupanya. Jika Aku memberikanmu sebuah kekuatan, untuk melakukan semua itu. Apa Kau bersedia menerimanya?" tanya pria misterius tersebut.

"Anda bisa melakukannya?"

"Tentu saja, Aku bisa melakukannya. Tapi dengan satu konsekuensi.."

"Apa itu?"

"Kau akan hidup panjang, bahkan mencapai keabadian.."

"Benarkah? Tapi.. Bagaimana bisa?"

"Akan kutunjukan. Namun, Kau harus siap dengan konsekuensi tersebut. Kau harus menerima tanggung jawab yang besar. Dan mampu melaksanakan tugasmu. Bagaimana?"

Sesaat Aku terdiam. Pria misterius itu terlihat mencoba menyakinkan diriku. Aku merasa ragu pada awalnya.

Tapi jika itu bisa membuatku dapat menyelamatkan orang lain.. Akan Kuterima hal itu.

"Aku bersedia.."

Senyuman tersirat diwajah pria tersebut. Ia mulai memegang tanganku. Tubuhnya bercahaya sangat terang. Sampai membuatku harus menutup mata.

Tak lama, cahaya itu menghilang dan didahiku sudah muncul sebuah lambang bunga ungu, berbintik kuning ditengahnya.

Hal yang kukejutkan adalah, pria tersebut berubah menjadi kakek tua renta, yang sangat tua. Ia masih tersenyum dan berkata..

"Hiduplah selama mungkin. Lindungi yang lemah, lawanlah yang kuat. Namun, dengan otakmu bukan kekuatanmu. Jangan melawan atau membunuh manusia. Kau bisa melukai mereka, sebagai peringatan. Lalu sembuhkan kembali."

"Baik Tuan, Aku mengerti"

Pria tua itu berubah menjadi dedaunan lalu terbang dibawa oleh angin.

Dan sejak saat itu, Aku mengelilingi seluruh tempat untuk menolong mereka.

☆Flashback End☆

Bersambung

Ya.. Maaf baru update. Seharusnya ini update setiap hari Jumat

Tapi karena ada kendala, jadi dimundurkan. Dan akan terus begitu, jika dihari Jumat tidak update.

Terima kasih atas dukungan kalian!
Thanks for reading, votes, comment and follow!

Bagi yang ingin join ke grup, silakan komentar. Terima Kasih.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro