Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

33. Galang yang tau semuanya, Pa

"Aku pernah mencintai seseorang
begitu dalam.
Dia menghancurkanku tiba-tiba
Mengubahku menjadi sosok baru.
aku mengutuk takdir
karena mempertemukanku dengan dia.
Tapi setelah mengetahui semuanya.
Aku kembali jatuh cinta."

*****

"Gimana kondisi Galang Shanette?"

"Lagi diperiksa sama dokter, maafin Shanette Tante. Gara-gara Shanette, Galang harus berada di sini."

"Itu sudah musibah, kita hanya perlu mendoakan yang terbaik untuk Galang," ucap papa Galang.

Raskal yang baru saja tiba langsung berdiri di sebelah Shanette yang terlihat kacau, "Sha kenapa bisa terjadi."

"Ceritanya panjang Kal, gue takut Galang kenapa-kenapa."

"Dia cowok kuat, percaya sama gue. Tenggelam di laut, Galang tetap bakalan selamat kok. Lagian dia nyebur sendiri kan?"

"Kal, gue tetap takut."

"Kita cuma perlu tunggu dokter keluar dari ruangan ini."

Pintu ruang rawat terbuka, "Bagaimana keadaan putra saya dok?"

"Galang baik-baik saja, hanya kehabisan oksigen. Beruntungnya dia cepat dilarikan ke sini, jadi tidak ada hal bahaya yang perlu dikhawatirkan."

"Alhamdulillah, Terima kasih banyak dokter."

"Tu kan apa gue bilang, Galang itu jelmaan ikan hiu, udah biasa di lautan."

"Gak lucu tau Kal."

"Cie yang khawatir Galang kenapa-kenapa."

"Apaan sih."

Mama Galang juga ikut tersenyum menggoda, "Jadi, boleh Tante tau ceritanya bagaimana sampai anak keras kepala itu rela nyebur ke lautan."

Shanette mulai menceritakan semuanya dari awal sampai akhir.

Mama Galang yang mendengarnya berusaha memaklumi, bukan kedua orang itu yang salah. Hanya saja takdir seolah mempermainkan. "Kamu mau tau, kenapa Galang dulu tiba-tiba menjauh begitu saja, bahkan rela buat kuliah ke luar negeri? Padahal sebelumnya dia udah membatalkan niatnya ke sana."

"Enggak Tan, emang apa yang gak Shanette tau? Termasuk sikap Galang yang tiba-tiba menjauh gitu aja."

"Tanyakan kepada Papa kamu, beliaulah yang meminta Galang untuk menjauhi kamu, masih ingat. Saat kamu dirawat gara-gara ketusuk pisau di hari Galang tawuran?"

"Masih Tan, apa yang papa bicarakan dengan Galang?"

"Papa kamu meminta Galang menjauhi kamu, karena menurut papa kamu, Galang sama sekali tidak cocok untuk putrinya, papa kamu beranggapan bahwa bersama Galang hanya akan membawa pengaruh buruk bagi kamu, Galang yang cukup sadar diri memilih mengalah, membenarkan perkataan papa kamu. Bahwa dia memang tidak pernah cocok dengan gadis pintar dan sebaik kamu, sedangkan dia hancur berantakan seperti itu."

"Papa mengatakan itu pada Galang Tan? Kenapa Galang gak mau kasih tau Shanette?"

"Dia gak mau kamu sampai melawan papa kamu sendiri sayang. Jadi lebih baik dia saja yang pergi, meskipun pada akhirnya kalian sama-sama terluka."

Shanette beralih menatap ke arah Raskal, "Dan apa lo juga tau soal ini Kal? Alasan kenapa Galang menjauhi gue?"

"Iya Sha."

"Kenapa lo juga gak kasih tau gue Kal, lo jahat tau gak. Membiarkan gue seperti orang bodoh, gak tau apa-apa tentang ini, bahkan pernah menganggap bahwa Galang sangat jahat, tapi faktanya apa. Jauh dari apa yang gue pikir selama ini."

"Galang gak mau lo tau Sha, hubungan lo sama papa lo itu harus tetap baik, itu maunya Galang. Gue gak mungkin membongkar hal yang gak dia izinkan."

Shanette memaklumi, Raskal adalah tipikal teman yang bisa menjaga rahasia, tidak mungkin juga dia memberitahukan kepada Shanette hal yang sebenarnya, jika Galang melarangnya.

****

Jam sembilan malam Shanette pulang ke rumahnya, papanya yang semula sibuk menatap layar laptop, kini memberikan tatapan tajam padanya.

"Dari mana aja kamu? Jam segini baru pulang! Kavin bilang sudah sedari tadi siang kamu tidak berada di kampus. Kemana aja kamu, keluyuran gak jelas? Pikirin nilai kamu, jangan buat Papa kecewa Shanette."

"Shanette habis temenin Galang di rumah sakit, dia pingsan dan belum sadar sampai sekarang," jawab Shanette tanpa rasa takut sama sekali.

"Sejak kapan kamu berhubungan lagi sama dia, Papa gak pernah mengizinkan itu ya. Dia itu cuma pengaruh buruk buat kamu Shanette!"

"Pengaruh buruk?" Shanette tertawa sinis, "Dua tahun yang lalu, cowok yang Papa anggap sebagai pengaruh buruk itulah yang mau menemani aku, menyemangati aku buat belajar lagi, berusaha menghibur aku supaya lupa sama kegagalan. Dan Papa masih bisa mengatakan dia buruk? Dia jauh lebih tau bagaimana kondisi aku saat terpuruk, dibandingkan anda yang nyatanya sedarah denganku, satu rumah, tapi sama sekali tidak peduli, jadi siapa sebenarnya yang buruk? Anda sebagai Papa saya, atau Galang lelaki asing yang mau membantu saya?"

"Kamu jangan kurang ajar sama Papa Shanette!" bentak papanya.

"Kadang kala, perilaku orang tua yang mengubah sifat anaknya sendiri, maaf kalau saya kurang sopan. Tapi itu semua berkat didikan anda yang kurang baik."

Plakk.....

"Papa gak pernah suka kamu melawan, masuk kamar dan belajar!"

Shanette memegang pipinya, rasanya sangat perih. "Semenjak Shanette lahir  dan dibesarkan, hidup Shanette hanya bisa mengikuti perintah Papa. Tapi sekarang Shanette sadar, bahwa hidup Shanette itu, Shanette yang mengatur bukan Papa. Shanette bukan boneka, Shanette manusia yang bisa merasakan bosan jika harus mendengar kata belajar dan belajar, Shanette muak."

"Tanpa belajar kamu gak bisa apa-apa Shanette."

"Mungkin itu benar, tapi kebahagiaan seseorang juga jauh lebih utama, Shanette juga ingin merasakan kehidupan remaja normal, punya sahabat, bisa main kemana pun, memiliki seseorang yang mau mengerti. Tapi selama ini yang Shanette lakukan apa? Cuma berhadapan dengan materi kan, hampir 19 tahun Shanette mengikuti semua kemauan Papa. Boleh Shanette menentukan kehidupan Shanette sekarang? Bolehkan Shanette bebas seperti remaja di luar sana, yang memiliki waktu bermain dan belajar, bukan setiap harinya harus belajar. Apa bisa? Shanette capek Pa, apalagi semenjak Galang pergi ke luar negeri. Apa Papa pernah tau, bagaimana Shanette berusaha menghibur diri sendiri, Papa gak pernah tau kan?"

Shanette mengusap air matanya, "Papa gak pernah mau tau apa yang terjadi sama Shanette, selain nilai rapor Shanette yang harus selalu bagus. Asal Papa tau, sejak hari yang menyatakan Shanette gagal, Shanette pernah depresi Pa, Shanette pernah mengkonsumsi obat penenang, Shanette pernah melakukan self-injury untuk mengalihkan rasa sakit, apa Papa tau. Gak kan? Cuma Galang yang tau semua itu, cuma Galang yang mau bertahan di saat kondisi Shanette lagi sangat kacau, cuma Galang yang bersedia mendengarkan keluh kesah Shanette Pa. Cuma dia."

Shanette mengenggam tali tasnya erat, dia berusaha menahan isak tangisnya. "Apa semua pengorbanan Galang selama itu untuk mencegah Shanette melakukan hal nekat, masih membuat Papa berpikiran kalau dia buruk, kalau dia masih sangat tidak cocok untuk putri Papa yang pintar ini? Papa salah, Shanette cuma butuh Galang. Bukan orang lain, karena cuma Galang yang mau mengerti dan memahami."

Papa Shanette terdiam, tidak tau harus berkata apa lagi. Setelah mengetahui semua fakta yang Shanette sembunyikan selama ini, jadi putrinya tidak pernah sebahagia yang terlihat.

"Jikalau pun Papa masih tidak mengizinkan, Shanette tetap akan berusaha bersama Galang."

Shanette berlari, tangisnya semakin tidak bisa terkendali lagi. Dia butuh pelampiasan untuk menetralkan semua rasa sakitnya.

Shanette membuka laci untuk mencari obat yang sudah lama tidak dia konsumsi, mengambil beberapa butir dan langsung meminumnya.

Perlahan-lahan matanya terasa berat untuk dibuka, Shanette pun jatuh tertidur.

Papa Shanette membuka pintu kamarnya, mendekati posisi Shanette yang sudah memejamkan matanya.

Papanya mengelus rambutnya dengan sangat lembut, "Maafin Papa sayang."

****

Kuy Vote dan komen lagi😊

Yang siders semoga cepat dapat azab ya.

Amin

Yang mau masuk grup, bisa chat ke Instagram ulyaalfajri_, supaya kalian tau alasan aku ga update karena apa.

Rabu, 13 November 2019.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro