3. Reta
"Setiap luka dan kekecewaan bisa sembuh, jika adanya perubahan."
****
Galang Abiputra salah satu most wanted SMA Senja, meskipun dia tidak pernah bergabung dengan ekskul mana pun, namanya tetap tersohor karena pesona yang dimiliki mampu membuat kaum hawa menjerit histeris apalagi jika dia tersenyum, Galang memang terkenal dengan sifatnya yang ramah dan sering tersenyum, itu semua menjadi poin plus di mata para siswi SMA Senja.
"Gue duluan, kayaknya lo betah banget di parkiran," ujar Raskal saat sudah memberhentikan motornya di samping motor Galang.
"Lo duluan aja, gue emang lagi betah banget di parkiran," jawab Galang di sertai cengiran khasnya.
"Lo emang rada gak waras Lang, yaudah gue mau pulang duluan. Silahkan lanjutkan bersantai ria di parkiran sekolah saat matahari panas kayak sekarang."
Galang hanya terkekeh melihat wajah kesal Raskal, selanjutnya Galang mengambil ponselnya, mencari nama Shanette dan mengirimkan pesan.
Ke gedung tua yuk, gue jemput sekarang.
Tak lama kemudian Galang sudah mendapatkan balasan bahwa Shanette mau ikut dengannya, dia segera menghidupkan motornya untuk menjemput Shanette.
Sampai di depan gerbang rumah Shanette, Galang menunggu sebentar namun Shanette tak kunjung keluar. Galang turun dari motornya dan masuk ke halaman rumah Shanette. Sampai di depan pintu rumah Shanette, Galang mendengar bahwa ada sedikit keributan di dalam. Galang memberanikan diri untuk mengetuk pintu.
Pintu terbuka menampilkan perempuan paruh baya yang dia yakini adalah mama Shanette.
"Siapa ya?" tanya mama Shanette.
"Assalamualaikum tante, saya Galang, teman Shanette. Shanette nya ada di rumah, kan?"
"Walaikumsallam."
Amna yang merupakan mama Shanette meneliti penampilan Galang dari ujung kaki sampai ujung kepala, Galang yang merasa risih nampak menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Shanette anak saya sudah lulus SMA dan dia juga tidak punya teman yang penampilannya urakan kayak gini, sepertinya kamu salah alamat," ujar Amna yang membuat Galang sedikit kesal.
"Saya memang temannya Shanette Tante, kalau Tante gak percaya, ya sudah panggil saja Shanette-nya. Penampilan saya urakan karena ini udah pulang sekolah, Tan. Kalau masih di sekolah, kan saya rapi. Berhubung sudah pulang ya suka-suka saya mau berpenampilan seperti apa. Intinya saya ke sini mau ketemu Shanette bukan untuk meminta tante menilai penampilan saya, Shanette-nya ada gak sih, Tan? Tinggal jawab itu aja, Tan. Gak usah salfok ke yang lain. Saya tau saya ganteng dan tante pasti terpesona tapi Tante bisa jamin kalau saya anak baik-baik kok."
Amna menganga kaget mendengar penuturan Galang yang seperti tidak di rem terlebih dahulu.
"Shanette sedang belajar, dia tidak bisa di ganggu. Silahkan kamu pulang."
"Ya gak bisa gitu dong, Tan. Tadi saya sudah kasih tau Shanette kalau saya mau ke sini dan dia juga bilang oke, saya gak mau tau pokoknya saya harus ketemu Shanette. Ke sini juga pakek bensin, Tan. Motor gak bakal jalan kalau di isi air.
"Shanette gue di depan rumah lo ni, Mama lo gak kasih izin gue masuk," teriak Galang.
"Kamu gak ada sopan santunnya sama sekali, gak usah teriak biar saya panggil Shanette-nya." Amna mengalah, sepertinya remaja SMA yang berdiri di hadapan nya saat ini terlihat agak kurang waras
"Nah gitu dong, kan Tante jadi tambah cantik di mata saya." Galang menyengir kaku karena mama Shanette menatap tajam ke arahnya
Selepas mama Shanette masuk ke dalam, Galang mengelus dadanya lega. "Kayak habis berhadapan sama guru BP aja gue, untung mental gue cukup," gumam Galang merasa bangga terhadap dirinya sendiri.
Shanette menemui Galang dan ada mamanya yang ikut kembali menemui Galang.
"Saya mau ajak Shanette keluar sebentar, Tan. Nanti saya bawa pulang lagi kok. Tenang aja," ujar Galang meminta izin .
"Shanette sedang belajar tidak boleh keluyuran," bantah mama Shanette.
"Sebentar aja kali, Tan. Dua jam gak belajar gak bakal bikin Shanette bego kok, Tan. Mumpung saya lagi minta izin baik-baik. Di izinin gak sih, Tan? Kalau sampe nanti Shanette diculik itu berarti saya pelakunya, karena saya udah minta izin secara baik. Eh Tante gak kasih izin, ya terpaksa penculikan jalan terakhir," ancam Galang.
Shanette hanya geleng-geleng kepala saja melihat kelakuan Galang, selain memiliki kepedean tingkat dewa, lelaki ini juga jauh dari kata waras.
"Ya sudah, jam lima Shanette harus sudah kamu antarkan pulang," ujar Amna mengalah. Berdebat juga tidak membuahkan hasil yang baik.
"Siap laksanakan, dari tadi dong, Tan.''
"Ma, Shanette pergi dulu." Shanette menyalami mamanya.
"Saya selaku calon menantu Tante izin bawa Shanette pergi." Galang ikut menyalami mama Shanette.
****
Galang menghentikan motornya di sebuah minimarket.
"Kita beli cemilan dulu, kan gak mungkin kalau selama dua jam kita di sana cuma makan angin."
"Iya terserah, Lang"
Keduanya memasuki minimarket, Galang mengambil beberapa cemilan dan juga soft drink, sedangkan Shanette hanya mengikuti Galang saja.
Sampai di kasir Shanette melihat ada seorang siswi SMA yang terlihat seumuran dengan Galang, putih, cantik, langsing dengan rambutnya yang berwarna cokelat, dia pasti populer pikir Shanette.
"Galang, ngapain lo di sini?"
"Reta, gue lagi sama temen," ujar Galang.
"Temen? Sejak kapan lo punya teman yang tinggal di daerah sini Lang?" tanya Reta lagi.
"Sha," panggil Galang meminta Shanette mendekat, "Kenalin ini Reta sahabat gue sejak kecil, dan Reta ini Shanette temen gue."
Reta mengamati penampilan Shanette yang terkesan sangat santai, karena hanya memakai celana jeans hitam dan kaos putih polos.
"Reta."
"Shanette."
"Muka lo kayak gak asing, lo cewek yang kemarin di club, ya?" tanya Reta.
"Iya."
"Sejak kapan lo kenal dia, Lang?"
"Ada deh, kepo banget sih, lo," ucap Galang.
"Lo kenapa mau temenan sama cowok gak waras kayak Galang?"
"Karena kita berdua mau belajar bareng supaya bisa masuk UI," jawab Shanette.
"UI? Galang masuk UI? Sejak kapan lo mau masuk UI, Lang?" Reta terlihat semakin bingung.
"Lo udah selesai bayar kan, Ret. Gue juga mau bayar, nih. Kita mau pergi ke tempat lain bukan mau nongkrong di sini. Buruan deh, supir lo pasti udah nungguin juga." Galang menatap Reta dengan pandangan yang membuat Reta paham.
"Oke deh, lo utang penjelasan sama gue, Lang."
Galang hanya menganggukkan kepalanya, setelah selesai membayar belanjaannya. Reta pun keluar dari minimarket.
"Dia temen lo? Kok dia gak yakin banget kalau lo masuk UI?"
"Semua orang gak bakal percaya gue mau masuk UI, cowok berandalan kayak gue gak ada cocok-cocoknya di UI. Tapi gak ada salahnya, kan? Kalau gue mau berusaha supaya bisa masuk ke sana?"
"Iya, asalkan lo mau berusaha lo pasti bisa, terserah orang menganggap lo seperti apa. Yang terpenting lo mau berusaha itu kunci utamanya"
"Nah itu lo tau," ujar Galang seraya menepuk pelan kepala Shanette.
****
Vote&comment😊
Maaf tengah malam, takutnya besok aku kehabisan kuota. Hehe😉
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro