Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

28. Gue capek

"Kini tiba waktunya di mana aku harus benar-benar menghapus tentangmu, tentang kita dan semua hal yang pernah terjalin."

****

"Shanette, lo gak apa-apa."

"Tan, dia kenapa?"

Titania mengedikkan bahunya, "Gue gak tau Kal, sejak tadi pagi dia melamun."

"Sha, cerita sama gue," ujar Raskal khawatir, melihat kondisi Shanette yang seperti sekarang, duduk diam dengan pandangan kosong.

"Kal, gue duluan ya. Udah dijemput."

"Iya, hati-hati."

Raskal menangkup wajah Shanette, "Sha, gue sahabat lo. Jadi ayuk cerita sama gue."

"Boleh gue ngeluh karena capek?" tanya Shanette dengan pandangan yang masih lurus ke depan.

"Capek, karena apa? Orang tua lo?"

Shanette menggeleng, karena jawabannya memang bukan karena hal yang Raskal maksud.

"Jadi, karena apa Sha?"

"Kita nyari tempat lain, gue gak mau nangis di sini."

"Yaudah ayuk."

*****

Mobil Raskal berhenti di depan sebuah gedung tua, tempat Shanette dipertemukan dengan sosok itu, seseorang yang menggagalkan aksi bunuh dirinya dan membuatnya masih tetap hidup sampai sekarang.

Sosok tengil yang berusaha mencoba membuat dirinya lupa. Tentang permasalahan hidupnya.

"Kenapa lo ajak gue ke sini, gue gak mau naik ke atas, Kal," tolak Shanette.

"Lo bisa nangis sepuasnya Sha, gue tau ada sesuatu yang menyesakkan. Lo bisa tuntaskan semuanya di sini."

Shanette mengikuti langkah Raskal yang mulai menaiki satu persatu anak tangga.

Hingga dia tiba di tempat paling atas. Tempat bersejarah dan berjuta kenangan dalam hidupnya. Setelah setahun Shanette tidak pernah ke sini karena tidak ingin mengingat  Galang dan sekarang dia kembali.

Shanette memilih duduk, begitu juga dengan Raskal. Dan mereka berdua berhadapan sekarang.

"Jadi, silahkan mulai."

"Apa ada hal yang belum dikasih tau sama dia, selain tentang pertunangannya."

"Gue tau soal itu aja dari lo Sha."

"Belum mulai aja gue udah mau nangis Kal."

"Berat banget ya Sha?"

Shanette mengangguk lemah dan setetes bulir bening itu, sudah membasahi pipinya. Mewakili seluruh rasa sakit yang bersarang di relung hatinya.

"Coba lo bayangin, jika lo dipaksa untuk melepaskan seseorang yang sangat berarti, dalam waktu tiba-tiba dan lo harus bisa bersikap baik-baik saja.

"Gue benar-benar kehilangan sekarang Kal, kehilangan yang sebenarnya. Sebelum gue bisa memiliki dia. Gue mau jujur sama lo, cukup lo yang tau. Janji?"


Raskal mengaitkan jari kelingkingnya, "Teruskan cerita lo Sha, gue bakalan nyimak dengan baik."

"Sampai detik ini, gue masih mencintai Galang. Berharap dia juga memiliki rasa yang sama, tapi kenyataan menampar gue begitu kuat, dia milik orang lain. Dan gue gak bakalan memiliki kesempatan buat sama dia, apa gue harus baik-baik saja? Setelah kehilangan ini?

"Gue udah tau alasan dia mau tunangan sama Reta, karena Reta hamil diluar nikah, dan Galang harus menanggung perbuatannya."

Raskal ingin bersuara, namun Shanette mengisyaratkan agar tetap diam.

"Gue gak bisa apa-apa Kal, gue cuma bisa nangis dan berharap bahwa semuanya hanyalah mimpi buruk, tapi ini nyata, Kal. Rasanya sakit banget Kal."

Raskal menarik Shanette dalam dekapan hangatnya, "Gue gak kuat, Kal."

Raskal tau, betapa terlukanya Shanette saat ini, gadis yang selalu dituntun dalam segala hal, gadis yang selalu berusaha mengejar kebahagiaannya sendiri, dan sekarang dia terdorong oleh kenyataan yang menyakitkan.

Karena tuan yang selalu ada, tidak pernah bisa menjadi miliknya.

"Apa gue bisa kuat Kal? Apa gue bisa lewati semuanya sendirian? Apa gue mampu, berusaha melupakan semua itu."

Tangisan Shanette terdengar kian jelas, ini pertama kali Raskal melihat Shanette seperti sekarang. "Lo kuat, lo bisa Sha. Ada gue, semuanya bakalan kembali seperti semula, percaya sama gue."

Seiring dekapan yang semakin erat, tangisan kehilangan yang terdengar memilukan, dan gedung ini juga yang kembali menjadi saksi, bahwa gadis ini tidak pernah benar-benar bahagia.

****

Setelah mengantarkan Shanette pulang, Raskal mengajak Galang bertemu di malam hari.

Raskal menghentikan mobilnya di jalanan sepi, dan Galang sudah ada di sana. Bersandar di motornya.

Bugh..

"Udah puas lo sakitin Shanette? Bangsat!"

Galang jatuh tersungkur ke aspal, "Bangun lo bajingan!" teriak Raskal murka.

Raskal menarik kerah kemeja Galang, "Kalau tujuan lo pulang cuma buat sakitin dia, mendingan gak usah." Raskal kembali melayangkan tinjunya.

"Gue kira lo tunangan sama Reta atas dasar cinta, tapi nyatanya lo berdua--" Raskal geleng-geleng kepala, tidak mau melanjutkan kalimat menjijikkan itu.

"Yang katanya jijik, tapi begituan. Hah, bangsat!" Raskal meludah ke samping.

"Gue kira lo ke Amerika buat kuliah,  tapi pas balik ke Indonesia kenapa ada kabar kayak gini? Gak malu lo?"

"Gue dijebak anjing." Kini Galang yang melayangkan satu tinju ke rahang Raskal.

Raskal tersenyum mengejek, "Dijebak tapi lo menikmati, kan?"

"Gak usah sok suci kali Lang, gue muak."

Galang tidak bersuara, dia mengusap sudut bibirnya yang berdarah.

"Nikahin anak orang, jangan ngotot ngejar Shanette yang jelas-jelas udah gak mau sama lo."

"Gue bakalan nikahin Reta, kalau Shanette bisa bahagia."

"Lo kira lo itu penting, tanpa lo Shanette juga bisa bahagia. Jadi jangan terlalu percaya diri bossku."

"Lo suka sama Shanette?" tanya Galang.

"Gue bukan lo Lang, yang bisa begituan sama cewek lain, sedangkan di hati lo ada orang lain. Maaf, gue gak sebanci itu.

"Dan gue ingetin sama lo. Shanette milik Kavin, kalau lo masih punya rasa malu. Tolong jauhin dia."

"Lo lebih milih mendukung orang lain, dibandingkan sahabat lo sendiri."

"Apa lo bilang, sahabat? Kuping gue gak salah dengar, kan? Lo mau gue anggap sahabat, sedangkan lo aja gak begitu. Gue bukan sahabat lo lagi Lang, sejak gue tau semua kebohongan ini."

"Jangan beranggapan bahwa lo yang paling tersakiti, karena yang jadi korban di sini adalah Shanette, dia pantas bahagia Lang, tapi bukan sama lo."

Raskal menaiki mobilnya, Galang termenung dengan posisi terduduknya.
S

udah cukupkah penderitaannya? Atau akan ada lagi?


****

Vote dan komentar lagi😊

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro