Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

19. Kabulkan permintaan gue

"Ku kira hanya aku yang pandai bersembunyi dibalik tawa. Tapi setelah mengenalmu, aku tau. Bahwa aku tidak sendirian."

*****

Shanette sedang berada di halte yang berada tidak jauh dari SMA Senja. Sepuluh menit lagi, dia harus sabar menunggu. Sesuai kesepakatan yang telah dia buat bersama Raskal bahwa lelaki itu akan mengajak Galang ke sini.


Pandangan Shanette teralihkan saat riuh terdengar dari arah gerbang SMA Senja.

Ada beberapa siswi yang memilih untuk duduk di bangku halte, beberapa dari mereka ada yang tersenyum ramah pada Shanette.

"Lo liat kan tadi, muka si Athena kocak banget pas dijewer."

"Sampai kapan lo mau pura-pura pacaran sama dia?"

"Sampai dia benar-benar jatuh cinta sama gue."

"Ngapain lo di sini? Nyasar lagi?" tanya Galang dengan nada tidak suka saat melihat Shanette.

"Lang, gak usah ngomong kayak gitu. Lo sama Shanette harus selesaikan semuanya biar gak ada yang salah paham."

"Lo ajak gue ke sini, karena ada dia?"

"Seperti yang gue bilang tadi. Selesaikan semuanya hari ini, jangan bikin anak orang nangis." Raskal menepuk pundak Galang. "Dan Sha, kalau dia bikin lo nangis. Langsung telepon gue aja."

"Sok pahlawan lo," teriak Galang, saat Raskal sudah melangkah pergi.

Keduanya saling menatap, sebelum pada akhirnya Galang berjalan terlebih dahulu.

"Lang, tunggu. Gue pengen ngomong."

"Lo mau ngomong di sini? Dan kita jadi pusat perhatian, ikut gue makanya."

Shanette tersenyum lega, dia mengikuti langkah Galang yang membawanya untuk mampir di penjual pinggir jalan.

"Motor lo di mana Lang?"

"Gak usah tanya soal motor gue, langsung aja. Lo mau ngomong apa?"

"Lo gak pesan dulu? Gak lapar?" tanya Shanette lagi.

"Gak, lo lapar?"

"Gak juga."

"Ya udah, ngomong."

"Tapi gak enak tau, kita duduk di sini tapi gak mesan apa-apa."

Galang mendecak kesal, lalu menghampiri pedagang dan memesan dua es teh manis.

"Udah, ada lagi? Gak usah ngulur waktu gue buat lama-lama sama lo di sini. "

"Ngeri ih, sayangnya gue gak takut. Sekalipun lo berusaha kasar Lang."

"Gak ada alasannya lo takut, gue bukan Tuhan. Jadi apa yang mau lo omongin?"

Shanette menarik napas terlebih dahulu, "Beneran lo mau kuliah ke Amerika?"

Galang terlihat terkejut, namun secepat mungkin lelaki itu kembali bersikap tenang seperti sebelumnya. "Iya, tau darimana lo?"

"Kenapa gak pernah bilang?"

"Emang penting bagi lo? Gue ada di bumi aja gak menjadi hal yang pengen lo tau."

"Ngomongnya udah gak usah berusaha sok kasar gitu, gue gak bakalan takut apalagi sakit hati."

"Udah? Itu aja yang pengen lo tau kan?"

"Kenapa sebelumnya lo bilang mau kuliah di UI bareng gue?"

Galang diam, lelaki itu meminum es teh yang tadi dipesannya.

"Kenapa?"

"Kepo."

"Kan gue cuma pengen tau, lo udah janji bakalan cerita apa aja sama gue, tapi kenapa sekarang malah main diam-diam kayak gini."

"Gue gak diam," bantah Galang. "Lo aja gak pernah nanya, kan gue gak penting."

"Jadi ceritanya ngambek nih?"

"Gue gak ada hak buat ngambek sama lo."

"Tolong jawab, kenapa awalnya lo bilang mau kuliah di sini sama gue?"

"Oke, karena lo penasaran. Awalnya gue emang udah gak ada niat buat kuliah di Amerika karena gue pengen di sini supaya bisa mastiin lo baik-baik aja. Tapi setelah gue liat lo bahagia sama Kavin, berarti udah gak ada alasannya buat gue ada di sini. Karena ada atau enggaknya gue di sini, lo bakalan tetap baik-baik saja. Iya, kan?"

"Terus lo bahagia dengan keputusan yang udah terlanjur lo sepakati?"

"Iya."

"Fake."

"Sok tau lo, Harvard impian gue. Jadi gak ada alasannya gue gak bahagia."

"Oke kalau gitu, satu hal lagi yang pengen gue tanya sama lo."

"Ya udah apa?"

"Apa lo masih suka sama gue?"

Galang tertawa mendengar ucapan Shanette barusan, "Pede banget! Gak usah ngerasa spesial deh lo."

"Gue cuma perlu jawaban ya atau tidak, bukan jawaban kayak barusan."

"Enggak, gue gak suka sama lo! Udah kan? Semuanya udah gue jawab."

"Tapi kenapa Raskal bilang lo milih kuliah ke sana supaya bisa lupain gue? Karena lo beranggapan gue suka sama Kavin."

Niat awal Galang yang hendak pergi, diurungkan kala mendengar pertanyaan Shanette barusan.

"Lo percaya sama apa yang dibilang Raskal, lo tau sifat dia aja enggak. Jadi jangan gampang percaya sama omongan orang yang belum tentu benar."

"Kalau ucapan Raskal emang bohong, coba tetap mata gue. Supaya gue bisa liat kebenaran yang nyata."

Galang mendorong pelan dahi Shanette, "Modus lo."

"Kenapa, takut?" Tantang Shanette.

"Gak sama sekali, gak ada yang perlu gue takuti."

Galang dan Shanette saling tatap, Shanette mencoba menyelami dan mencari maksud dari tatapan Galang.

Hampir saja Shanette dapat menebak, namun Galang sudah terlebih dahulu menatap ke arah lainnya.

"Lo gak bahagia, kan?"

"Gak usah sok tau."

"Gue kira, cuma gue yang bisa pura-pura. Ternyata lo lebih jago ya."

"Gak usah sok peduli."

"Kalau gue minta supaya lo tetap di sini dan kuliah di UI bareng gue, gimana?"

"Gak ada alasannya buat gue tetap tinggal." Galang beranjak dari duduknya.

"Awalnya gue kira cuma anggap lo sebagai seorang sahabat," ucapan Shanette membuat Galang berhenti untuk melangkah.

"Tapi semenjak lo berusaha menjauh, gue sadar. Bahwa perasaan gue ke lo udah lebih dari sekedar persahabatan."

"Omong kosong lo gak bakalan ada pengaruh apa-apa." Galang terus berjalan dan Shanette berlari mengejar langkahnya yang terbilang sangat cepat itu.

"Gue suka sama lo, jadi tetap di sini sama gue, gue gak mau lo pergi, selain tetap menjadi Galang yang pertama gue kenal, Galang yang keras kepala, Galang tengil dan terlalu percaya diri, gue cuma mau Galang yang itu. Bukan kayak sekarang, apa lo bisa kabulin permintaan sederhana gue?"

****

Ayuk Vote dan komen lagi.

Maaf lama

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro