Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

1. Meet Galang

 Apa yang akan kamu lakukan di saat kamu tau bahwa kamu gagal membahagiakan kedua orang tuamu? Merasa lemah dan berusaha untuk menghadirkan kepribadian yang lain? atau melakukan sesuatu yang nekat untuk mengakhiri hidupmu?

Sudah seminggu sejak pengumuman yang mengatakan bahwa Shanette gagal masuk di Universitas yang dia inginkan. Mama dan papanya yang sekarang jarang berbicara, bahkan bertegur sapa pun tidak pernah lagi. Shanette tau bahwa mereka berdua sangat kecewa, mamanya dulu selalu membanggakan Shanette di depan teman-temannya karena segudang prestasi yang dapat dia raih, tapi kenapa saat ini malah Shanette yang gagal? Sedangkan teman-temannya yang lain berhasil masuk di Universitas yang mereka inginkan.

Sudah sejak semalam Shanette tidak bisa tidur, sekarang sudah  jam lima pagi. Shanette keluar dari kamarnya, melangkah dengan hati-hati dan dia bersyukur kala tidak melihat kedua orang tuanya, sepertinya mereka masih tertidur.

Shanette menyusuri jalanan komplek, merasakan dinginnya angin pagi yang terasa menusuk kulit wajahnya. Saat tiba di sebuah gedung tua, Shanette sudah yakin bahwa inilah pilihan terakhir, mungkin dengan pergi dari dunia ini akan membuat mamanya bahagia dan tidak akan merasa kecewa lagi terhadapnya. Ya, Shanette yakin akan hal itu.

Shanette sekarang sudah berada di atap gedung. Awalnya masih sepi, namun beberapa saat Shanette melihat beberapa warga yang mulai berkerumunan di bawah. Menyuruhnya untuk turun, Shanette tersenyum miris, mamanya saja sudah tidak peduli kepadanya, mana mungkin juga orang yang baru dia kenal bisa peduli. Semuanya hanya omong kosong saja.

Detik-detik saat Shanette hendak terjun, dia memejamkan matanya. Berhitung dalam hati, tepat pada hitungan ketiga dia melompat.

Shanette sebentar lagi akan merasakan bagaimana badannya remuk saat terbentur aspal, Shanette akan merasakan sakit yang luar biasa pastinya. Namun kenapa dengan sekarang? Dia seperti melayang, apa dirinya sudah meninggal sekarang? Dan rohnya sudah terlepas? Namun kenapa tidak sakit sama sekali?Shanette mencoba membuka matanya, pemandangan yang pertama kali dia lihat adalah ada seorang lelaki yang memegang kuat pergelangan tangannya. Dia menarik Shanette kembali ke atap gedung.

"Lo gila, ya? Gara-gara lo gue gak jadi mati tau gak!" ujar Shanette marah.

"Apa lo bilang, gue gila? Lo kali yang gila! Apa lo pikir dengan cara bunuh diri semua masalah lo akan tuntas, lo gak takut gimana nasib lo di akhirat? Emangnya amalan lo udah cukup untuk bisa jawab pertanyaan di alam kubur? Emang se-frustasi apa sih lo sampek mau bunuh diri? Lo gagal nikah, atau gimana?"

"Gagal nikah? Apa muka gue setua itu bocah SMA?" tanya Shanette.

"Gue sekarang kelas XII, bentar lagi lulus. Jadi gue bukan bocah."

"Serah lo. Gue gak peduli. Mau kelas X, XI, XII sekalipun. Gue gak peduli. Emangnya lo penting apa?"

"Penting, kalau gak ada gue tadi. Mungkin sekarang lo udah ada di neraka kali ya."

Shanette menatap lelaki yang berdiri di hadapannya, yang sedang tersenyum tengil dengan rambut acak-acakan seperti lupa sisiran, baju seragam yang di keluarkan dengan di lapisi jaket parka hitam, dasi yang tidak terpakai, serta sepatu berwarna putih. Fix, seperti penampilan para pembuat onar di sekolahnya dulu.

"Kenalin gue Galang Abiputra. Salah satu Most Wanted di SMA Senja. Di sekolah banyak cewek yang naksir gue, ngejar-ngejar gue, bikinin gue sarapan, ngasih surat cinta. Dan ada juga yang ngasih gue coklat sih, tapi gak ada satu pun yang bikin gue suka, tapi setelah liat lo hari ini kenapa gue jadi deg-degan ya. Apa gue suka sama lo?"

Shanette menatap bingung lelaki yang baru saja memperkenalkan namanya. Galang, benar-benar lelaki tengil dengan tingkat kepercayaan diri di atas rata-rata, mungkin dia amat sangat percaya diri dengan wajahnya yang.... bisa terbilang tampan.

"Terus gue harus bilang wow gitu? Mau lo Most Wanted atau gembel sekalipun. Gue gak peduli."

"Enak aja ganteng gini di bilang gembel. Gue gak terima ya, kalau gembel kayak gini semua cewek pada suka sama gembel sekarang." Galang memprotes tidak terima.

"Gue gak tuh."

"Mungkin lo salah satu cewek yang enggak normal, atau bisa jadi lagi jaim. Padahal lo dari tadi udah jatuh cinta sama gue, kan? Dengan aksi gue yang kayak pahlawan yang baru aja nyelamatin hidup lo dari aksi bunuh diri yang unfaedah kayak tadi," tanya Galang sambil menaik turunkan alisnya.

"Terserah lo mau ngomong apa aja, ini udah hampir setengah 7 lho! Gue kasih tau ya, Kalau lo gak berangkat sekarang, gue yakin lo bakalan belajar di depan gerbang hari ini."

"Perhatian banget sih, jadi makin sayang."

Shanette berbalik badan, hendak meninggalkan Galang.

"Tunggu! Nama lo siapa? Gue belum tau."

"Kenapa lo mau tau?"

"Ya, siapa tau kita nanti ketemu lagi."

Galang awalnya tidak yakin bahwa gadis yang baru saja dia tolong akan dengan senang hati memberitahukan namanya, karena dari yang Galang liat dia sama sekali tidak terpesona. Hanya tatapan datar yang dia berikan sejak tadi, tidak seperti cewek di sekolahnya yang menatapnya dengan padangan penuh rasa kagum.

"Gue harap gue gak bakal ketemu sama lo lagi, gue Shanette Ambaswra. Udah, kan? Gue pulang dulu."

Shanette berlari kecil untuk menuju tangga yang akan membawanya kembali ke lantai dasar. Galang yang masih berada diposisi semula hanya tersenyum lebar.

"Shanette Ambaswra, nama yang cantik kayak orangnya. Semoga kita bisa ketemu lagi."

****

1.Galang Abiputra (cowok tengil)


2. Shanette Ambaswra

*****
Lanjut gak?

Vote&comment ya

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro