Chapter 6
Kali ini Kayla dan Farel tengah menatap cemas Vania yang terbaring lemas dikasur UKS
Jika kalian bertanya maka jawabannya sama seperti biasa
Vania terbully
"Mereka benar-benar keterlaluan kak! Aku heran kenapa manusia kayak mereka harus ada di dunia ini" -Kayla
Sementara Farel hanya diam menanggapi ocehan atau bahkan hinaan Kayla yang ditunjukkan untuk kelima orang itu
Flashback
Vania tengah berlari bersama siswa-siswi yang lain sesuai perintah guru olahraga
Tapi tiba-tiba saja ada seseorang dari samping yang mendorong Vania hingga jatuh dan terbentur batu pada bagian kepala
Melihat itu, Kayla langsung berlari ke arah Vania dan memangku kepalanya
"Kamu udah keterlaluan banget Felicia!!" teriak Kayla dengan lantang
Sampai guru olahraga pun menghampiri mereka karena teriakan Kayla
"Ada apa ini ramai-ramai?"
"Dia mendorong sahabat saya sampai terbentur batu dan pingsan pak!" Kayla menunjuk Felicia
"Bu-bukan saya pak! Kayla pasti salah lihat" ujar Felicia berusaha membela diri
"Alah, gak usah alasan kau! Jelas-jelas kita lihat sendiri" ujar siswa yang lain
"Felicia, kamu ikut saya ke ruang guru! Yang lain tolong bawa Vania ke UKS"
Akhirnya dengan kesal Felicia mengikuti pelatih itu sampai ke ruang guru
Belum sampai disitu, Farel langsung nyelonong masuk dan memperlihatkan rekaman yang dilakukan Fania dkk pada Vania
Karena hal itu, Felicia dkk mendapat hukuman yang berat karena sudah membully murid baru
End flashback
"Untung kakak langsung tunjukin rekaman itu ke kepsek" -Kayla
"Hn.. aku juga udah kesel banget sama mereka" -Farel
Mereka terdiam beberapa saat sampai tiba-tiba tersentak ketika melihat jari jemari Vania yang sedikit bergerak
Kayla langsung menggenggam tangan Vania berharap dapat menyalurkan kehangatan pada sahabatnya itu
Perlahan tapi pasti, mata Vania mulai terbuka menampakkan iris hazel yang indah namun redup
"Di-dimana in--"
Belum selesai Vania bicara, ia langsung mendapat pelukan mendadak dari Kayla
Meskipun tidak terdengar, Vania bisa merasakan Kayla menangis di bahunya
"Hiks a-aku takut tahu sa- hiks saat kepalamu hiks ngeluarin hiks banyak darah hiks" -Kayla
Vania tersenyum kecil sembari mengelus pelan punggung Kayla
"Jangan khawatir, aku gak papa kok" -Vania
"Ta-tapi tetep aja! Hiks a-aku hiks aku gak mau hiks kehilangan sahabat hiks pertama aku" -Kayla
Entah kenapa Vania begitu senang dan terharu mendengar kata-kata Kayla yang sangat menyentuh hatinya
Sementara Farel hanya menatap Vania dan Kayla dengan senyum yang tak dapat diartikan
Saat mulai tenang, Kayla melepaskan pelukannya pada Vania sambil menatap perban yang membungkus dahinya
"Apa kepalamu masih sakit Vania?" tanya Kayla
"Kepalaku udah gak papa kok" jawab Vania dengan fake smile
Lihat.. gadis itu kembali menutupi lukanya, jika boleh jujur sebenarnya luka benturan itu terasa sangat nyeri dan perih
Namun meskipun demikian, Kayla dan Farel tentu saja tahu kalau senyuman itu adalah palsu entah bagaimana caranya
"Kalau begitu kalian tunggulah disini, aku mau ke kantin beli makanan buat kalian" ujar Farel
Tanpa menunggu jawaban dari kedua gadis, Farel langsung nyelonong pergi dari UKS membuat Kayla kesal sendiri
"Harusnya dia jangan langsung pergi dong! Kan belom bilang kita minta beli'in apa" -Kayla
Vania hanya terkekeh pelan mendengar perkataan Kayla barusan, ia memegang kepalanya yang terbungkus perban
"Kayla.. berapa lama aku pingsan?" tanya Vania
Kayla langsung menoleh ke arah Vania yang tengah memegangi kepalanya sambil menatap kebawah
"Cukup lama, kamu pingsan sampai bell istirahat barusan" -Kayla
Vania menghela nafas lelah, kadang ia berfikir kenapa dirinya harus lahir kalau hanya akan mendapat penderitaan hidup seperti ini
Kakek yang sudah direnggut, mama papa yang selalu bertengkar, bully, dan tatapan sinis dari tetangga sekitar
Sungguh Vania benar-benar sudah lelah mengikuti alur kehidupan ini...
Ia hanyalah gadis kecil yang ingin merasakan ketenangan dan kasih sayang dari kedua orangtuanya
Namun keadaan berkata lain, gadis itu tumbuh dewasa sebelum waktunya.. dewasa dari anak-anak di usianya
Seorang anak yang sudah memiliki banyak fikiran dikepalanya, seorang anak yang menyimpan luka besar dibalik senyum lebar nan merekahnya
Tapi tanpa diketahui, Vania memiliki mental yang sangat lemah sehingga membuat keadaan fisiknya ikut lemah juga
Sungguh gadis yang malang
Tiba-tiba sebuah tepukan bahu membuat Vania tersadar dari lamunannya
"Kamu kenapa Vania? Kepalamu masih terasa sakit ya?" -Kayla
"Ah engga kok, aku cuma lagi mikirin sesuatu tadi" -Vania
"Gitu ya, oh ada kabar baik Vania!" seru Kayla dengan senyum ceria
"Kabar baik apa?" Sedangkan Vania malah mengernyitkan dahi bingung
"Sekolah hari ini full jamkos karna gurunya pada rapat, ya walaupun kita tetep pulang sore sih" Kayla langsung cemberut dibagian terakhir
"Jadi setelah ini sampai pulang full jamkos ya" -Vania
"Iyap, dengan begitu kamu bisa istirahat sampai pulang nanti" -Kayla
Saat tengah mengobrol, mereka dikejutkan oleh Farel yang baru kembali dari kantin
"Lama banget, dasar lamban" ujar Kayla seraya mengambil cheese cake yang dibelikan Farel
"Dasar menyebalkan! Bukannya terimakasih malah protes" kesal Farel
Farel langsung memberikan nasi goreng bungkus yang dibelinya tadi pada Vania
"Terimakasih Farel" Vania menerima dengan senang hati
"No problem, nanti sore kita jadi ke taman kota itu kan?" -Farel
"Bagaimana dengan mu Vania?" tanya Kayla
Vania berhenti memakan nasi gorengnya dan berfikir sejenak
"Aku ikut.." -Vania
Toh kalaupun sampai rumah, dia pasti akan kembali mendengar pertengkaran mama dan papanya
"Kalau Vania bilang gitu maka aku juga bakalan ikut" -Kayla
"Oke deal, dan Vania nanti kami bakal sekalian anterin kamu pulang ke rumah kok.. jadi gak usah khawatir" -Farel
Vania hanya mengangguk kecil
Oke skip...
Kini mereka tengah berjalan-jalan ditaman kota, ya sebenarnya yang jalan-jalan hanya Vania dan Farel saja
Kayla? Jangan ditanya, dari tadi tu anak udah nyosor ke berbagai toko cemilan
"Kamu mau beli apa Vania?" tanya Farel
Vania melihat-lihat sekitar, dan tanpa sengaja matanya menatap sebuah kalung dengan berlian yang sangat cantik dan jam tangan yang terlihat elegan
"Aku mau kesana dulu ya" setelah mendapat anggukan dari Farel, Vania langsung berlari ke toko itu dan membeli kalung berlian serta jam tangan yang ia lihat tadi
'Semoga mama sama papa suka' batin Vania
Vania bahkan membeli boneka teddy yang sangat lucu untuk adiknya Velia
Sepertinya Vania terlalu sibuk membeli barang untuk keluarganya sampai-sampai ia tidak membeli untuk dirinya sendiri
Saat hari semakin sore mereka langsung kembali masuk ke dalam mobil Farel dan Kayla
"Nih Vania, aku beli'in beberapa gelang buat kamu" Kayla memberi sekotak kecil pada Vania
"Aduh.. ha-harusnya gak usah Kayla, aku kan jadi ga enak sama kamu"
"Dah gak papa, kita kan sahabat" Kayla merangkul bahu Vania
"Aku juga beli'in cemilan buat kamu Vania" Farel memberikan tas yang cukup besar
Baru saja Vania ingin membuka mulut, Farel langsung menyelanya
"Aku gak nerima penolakan" -Farel
Skip, sesampainya di depan rumah Vania
Satpam langsung menghampiri Vania dengan tergesa-gesa sehingga membuat Vania heran
"Ada apa pak?"
"Itu non, nyonya sama tuan besar bertengkar lagi.. tapi kali ini lebih parah non"
"APA?!" ujar Vania terkejut
Tanpa mereka sadari, Farel dan Kayla mendengar percakapan mereka dari dalam mobil
Tiba-tiba terdengar suara dari dalam rumah
PRANGG
.
.
.
.
.
.
.
TBC
Yoo
Gomennasai lama gak apdet (╥﹏╥)
Perasaan ni alur cerita makin gaje ya :"D
Dah, semoga kalian suka part ini
See you in next chapter-!
Don't forget to voment minna ttebara
Babay-!
Salam kematian
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro