Part :: 8
"Sulit baginya membedakan kenyataan dan delusi, karena baginya semuanya sama. Segalanya yg terbentuk dalam ingatannya, membuat semua justru terlihat nyata" ujaran Dior dibalas anggukan pelan Hyungwon
"Jadi?" Namja itu menatap serius Dior
"Anggap dia orang yg sedang tertidur, dan sekarang...kita coba membangunkannya" balas Dior tanpa membalas tatapan Hyungwon
"Membangunkannya, sama dengan menghancurkan harapanmu. Apa kau bisa baik-baik saja?" Atensi Dior mengarah pada Hyungwon karena ucapan itu.
"Aku belum merubah tujuanku Wonnie-ya, jadi kupikir...walau nantinya hatiku akan sakit aku akan baik-baik saja" pelan Dior menundukkan pandangannya
Hyungwon memandang lamat Dior, sebelum meraih jemari yeoja itu dan mengenggamnya erat.
"Ayo berusaha bersama" Dior mengarahkan tatapanya bertemu dengan iris Hyungwon "aku akan membantumu"
"Itu menyesakkan hatiku kau tahu. Kata-katamu seperti memiliki arti 'kubantu kau melepas cintamu seutuhnya' " Dior mengakhiri ucapannya dengan tawa kecil.
"Mempertahankannya juga tidak akan membuatmu bahagia bukan" sambut Hyungwon yg membuat Dior menganti tawanya dengan senyum lebar.
"Walau kau terlihat memaksanya berlari padamu. Sesungguhnya kau justru berharap agar dia berlari pada kenyataan dan berhenti menyakiti hatinya" balas Hyungwon.
"Ternyata sedikit menyenangkan memiliki teman seorang psikater, walau terkadang itu merepotkan" kembali Dior menderai tawanya
"Heey...aku bukan temanmu nona" kerutan samar terlukis dikening Dior "aku sahabatmu, dan sahabat...lebih dari seorang teman" Hyungwon mencubit gemas pipi Dior
"Ya...terserah padamu saja dokter Chae" balasan Dior disambut derai tawa ringan Hyungwon.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sangah tak begitu suka hujan, namun dia cukup menikmati rintik air yg membentur jendela kaca kediamannya. Jika saja ribuan butir air itu tidak turun, Sangah akan menghabiskan waktunya bersama Changkyun bermain di sungai Han. Akan tetapi cuaca tak memihak pada mereka. Membuat Sangah harus rela duduk diam memandangi derasnya hujan yg turun dari ruang tengah rumahnya.
"Ini tak terlalu buruk" Changkyun yg menghampiri Sangah nampak duduk disisi yeoja itu dan memeluk tubuh mungilnya
"Menghabiskan akhir pekanmu didalam rumah karena hujan, bukankah tidak terlalu buruk jika seperti ini" lanjut Changkyun seraya mempererat pelukannya
Sangah tak membalas, dia nampak tersenyum seraya mengusap lengan Changkyun yg melingkar ditubuhnya.
"Bagimu...dimanapun, asalkan bersamaku akan sama saja bukan" ujar Sangah yg membuat Changkyun tersenyum lebar
"Begitulah" sambut Changkyun membuat Sangah mengarahkan tubuh menghadap namja itu
"Apa kau begitu mencintaiku?" Dengan mata yg mengarah lurus kedalam netra Changkyun, Sangah bertanya
"Itu sebuah pertanyaan, atau sebuah keraguan?" Changkyun balik bertanya
"Tentu saja pertanyaan, bagaimana mungkin aku meragukanmu" Sangah mencubit pelan pipi Changkyun
"Kalau noona tak merasa ragu, seharusnya noona tak menanyakan itu bukan. Karena jika kau yakin pada cintaku, kau tak harus bertanya lagi" balas Changkyun
"Ya...Im Changkyun, tinggal menjawab saja kenapa sulit sekali sih" Sangah melipat tangannya didada, seraya memasang wajah kesal karena balasan Changkyun yg dirasa sedikit menyudutkannya
"Tentu saja itu sulit, karena bagiku cinta bukan untuk diungkapkan. Melainkan untuk dirasakan. Jadi...kau hanya harus merasakan cintaku noona. Bukan mendengar pernyataan cintaku" pungung tangan Changkyun mengusap pipi Sangah
Seketika Sangah membisu, karena balasan yg diberikan Changkyun. Ekspresi kesalnya-pun berubah kini, dengan seulas senyum hangat.
"Kau tahu...kenapa aku bertahan disisimu sampai saat ini?" Pertanyaan Sangah dibalas gelengan pelan Changkyun
"Karena sikapmu ini" Sangah meraih jemari Changkyun dan mengenggamnya erat "sikap hangatmu ini...membuatku bertahan disisimu"
Changkyun tersenyum tipis, kemudian nampak menggeleng pelan.
"Kau salah noona" ujarnya membuat Sangah mengerutkan keningnya
"Bukan kau yg bertahan disisiku, tapi akulah yg bertahan disisimu. Cintamu...membuatku selalu mencari cara untuk menjadikanmu nyaman. Karena itu jugalah aku menjaga sikap hangatku padamu, agar aku bisa bertahan disisimu" Changkyun mengecup pungung tangan Sangah diakhir kalimatnya
Hangat menjalari hati Sangah mendengar itu. Membuatnya segera memelul erat tubuh Changkyun.
"Kalau begitu tetaplah ada disisiku, dan jangan pergi. Bertahanlah...walau kau bosan sekalipub" bisik Sangah ditelinga Changkyun membuat ekspresi namja itu berubah tak baik
Sangah yg tak menangkap perubahan wajah Changkyun nampak tersenyum lebar. Seraya menenggelamkan wajahnya diceruk leher Changkyun.
.
.
.
.
.
.
.
Apa yg paling kau takutkan didunia ini?
Aku takut sendirian
Lalu kenapa kau menyendiri, membangun tembok tinggi yg sulit digapai orang lain
Aku tak mau terluka lagi
Lalu apa dengan membangun tembok itu kau tak akan terluka?
...
Kau terluka juga bukan, bahkan semakin terluka. Dan luka itu akan sangat menyakitkan nanti.
...
Menghindari luka bukanlah jalan untuk melanjutkan hidup. Sebab luka adalah bagian dari hidup. Manusia bernafas didunia, karena dia siap terluka. Lalu...kenapa ketika dia datang, kau justru menghindarinya.
Karena luka itu menyiksaku
Lalu kenapa kau bertahan hidup? Kalau itu menyiksamu
Aku...
Seorang bayi selamanya tak akan bisa berjalan jika dia berhenti saat jatuh dan terluka. Seorang koki tak akan menjadi profesional, jika dia berhenti saat pisau yg dia pakai melukainya. Didunia tidak akan kita temui seorang polisi, jika mereka menghindari luka yg mungkin mereka dapatkan. Jadi...kau akan selamanya menghindari lukamu, dengan bersembunyi dibalik tembok itu
...
Jangan jadikan luka alasan untuk kau menutup diri dari dunia. Karena itu bukan alasan kau bertahan disini, tapi pembenaran sikap pengecutmu. Keluarlah...dan lihat kenyataan. Karena belajar dari kenyataan jauh lebih berguna, daripada belajar membangun angan kosong ditempatmu ini.
.
.
.
.
.
.
.
"Menyerahlah secara penuh, jangan coba berjuang lagi" tukas Dior yg disambut senyum kaku Wonho
"Aku sudah benar-benar menyerah Lee Dior, tidakkah kau melihatnya?" Tanpa merubah ekspresinya, Wonho berujar
"Kau bisa membohongi dunia Wonho. Tapi tidak denganku. Aku tahu kau tak benar-benar menyerah" balas Dior yg membuat senyum itu memudar
"Aku sedang berusaha" ujaran lemah Wonho membuat Dior menghela nafasnya
"Jangan berusaha" Wonho cepat menatap lekat Dior mendengar ucapan itu
"Jangan melakukan apapun, dan jangan berusaha. Karena itu akan menjebakmu terlalu jauh" lanjut Dior
"Dior-a..."
"Semua akan berakhir dengan baik untukmu" suara Dior terdengar bergetar
"Aku janji" sambungnya dengan netra yg dihiasi cairan tipis
Sesak hadir didada Wonho mendapati itu. Membuatnya seketika membisu.
"Aku percaya" Wonho berujar setengah berbisik "aku percaya padamu" kini namja itu menyelami mata Dior yg menatapnya lekat
Dior tersenyum tipis, mendengar balasan dari Wonho untuknya.
"Gomawo..."
*
Senyum terukir diwajah Sangah yg saat itu berbaring dilengan Changkyun. Sejak beberapa menit yg lalu yeoja itu coba terlelap. Namun rasa bahagia membuat rasa kantuknya tak juga datang.
"Noona...bukankah besok kau harus berangkat bekerja" dengan suara berat Changkyun berujar
"Eoh" Sangah mengangguk ringan
"Kenapa belum juga tidur, apa kau tidak mengantuk?" Changkyun menyangga kepala dengan lenganya
"Ne...aku belum mengantuk" Sangah mengadahkan pandangannya, membuat netranya bertemu pandang dengan mata Changkyun
"Kenapa belum mengantuk? Apa ada yg kau pikirkan?" Tanya Changkyun yg dibalas anggukan pelan Sangah
"Apa itu?"
"Kau..aku memikirkanmu" balas Sangah
"Aku ada disini, kenapa kau harus memikirkanku?"
"Karena aku merasa semakin dekat denganmu setiap kali memikirkanmu" Sangah melingkarkan tangannya dipinggang Changkyun
"Begitukah?" Changkyun tersenyum tipis
"Hmmm....begitulah" balas Sangah dengan mata yg dipejamkan
Changkyun menatap wajah tenang Sangah sesaat. Sebelum kemudian mengusap rambut yeoja itu, agar Sangah terlelap.
"Jangan terlalu sering memikirkanku noona" Changkyun berujar ringan
"Whae?" Tanpa membuka matanya Sangah bertanya
"Karena kau akan semakin mencintaiku" balas Changkyun setengah bercanda
Sangah mempererat pelukannya karena balasan Changkyun, bersama senyum yg kembali terlukis diwajahnya.
"Aku tak keberatan untuk itu" dengan suara yg direndahkan, Sangah berujar
"Bahkan...jika setiap detik aku bisa menambah rasa cintaku dengan memikirkanmu maka aku akan terus menahanmu dipikiranku" lanjutnya sebelum kemudian terlelap dalam pelukan hangat Changkyun
"Lalu apa yg harus kulakukan dengan cintamu nantinya?" bisik Changkyun diantara hela nafas teratur milik Sangah
Namja itu nampak menatap wajah lelap Sangah sesaat. Dan menghadiahkan kecupan hangat di kening yeoja itu kemudian. Sebelum akhirnya ikut terpejam untuk menikmati lelapnya.
*
Sangah mematung disebuah persimpangan jalan. Matanya mengarah lurus pada lampu lalu lintas yg menyala merah. Tanpa dia sadari, di ujung jalan seseorang mengawasinya. Dengan seulas senyum tipis, sosok itu terus memandang lurus Sangah yg tercenung.
"It's time to wake up"
*
TBC
Sorry for Typo
Thanks for Reading & Votement
🌻HAEBARAGI🌻
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro