Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Part :: 7

Sangah terdiam, sesaat setelah menyuapkan pancake yg dibuatkan Jooheon untuknya. Segera pandangan Sangah mengarah pada namja itu, yg justru tengah fokus menikmati tayangan tv.

"Jooheon-a" gumaman pelan namja itu membalas panggilan Sangah. Pandangannya masih fokus pada layar persegi dihadapannya.

"Apa Changkyun kemari?" Tanya Sangah membuat Jooheon menoleh padanya sesaat

"Ani...whae?" Jooheon kembali bertanya

"Itu karena, pancake buatanmu mirip dengan pancake yg pernah dia buatkan. Jadi kukira dia datang untuk membuatkan sarapan ini untukku" jelas Sangah sedikit berhati2, sebab tak ingin Jooheon marah karena cemburu

"Benarkah? Rasanya mirip?" Fokus Jooheon mengarah penuh pada Sangah

Sangah mengangguk pelan, membuat Jooheon menarik senyum tipis.

"Berarti kemampuan memasakku sudah meningkat bukan. Karena aku bisa memasak sebaik dia" ujar Jooheon disela senyumnya

Senyum ikut terkembang dibibir Sangah mendengar balasan dari Jooheon. Nada bangga disuaranya sedikit membuat Sangah merasa lega. Karena setidaknya namja itu tak menunjukkan rasa cemburunya pada Changkyun.

"Tapi...apa benar2 sangat mirip?" Pasti Jooheon

"Eoh...sangat mirip, rasa manis pancake ini begitu khas" terangnya

"Sangat mirip ya" ulang Jooheon seraya mengangguk pelan "kalau begitu akan kubuat rasanya menjadi berbeda"

Kening Sangah berkerut mendengar ucapan tersebut. Yeoja itu terlihat bingung dengan balasan yg Jooheon berikan. Baru saja Sangah akan bertanya, bibir hangat Jooheon sudah lebih dulu membungkamnya. Membuat kedua mata Sangah terpejam, ketika bibir Jooheon menari lembut diatas bibirnya.

"Setelah ini rasa pancake nya pasti akan lebih manis" Jooheon sudah menarik bibirnya menjauh dari Sangah, namun tidak dengan wajahnya

Namja itu masih setia menyatukan keningnya diatas kening Sangah. Menatap lekat Sangah yg masih memejamkan matanya.

"Kau sangat menyebalkan" adalah kata pertama yg Sangah ucapkan saat dia sudah membuka matanya. Membiarkan netra mereka bertemu, dan menyapaikan debaran indah yg bernyanyi didada mereka dengan tatapan tersebut.

"Namja menyebalkan yg sangat kau cintai bukan" tangan Jooheon melingkar dipinggang Sangah, guna menarik tubuh yeoja itu mendekat

"Dan itu adalah hal menyebalkan lainnya dihidupku. Sangat menyebalkan karena aku mencintai namja menyebalkan sepertimu" jemari Sangah menangkup pipi Jooheon

"Sangat beruntung" Jooheon memeluk Sangah, dan membenamkan wajahnya dibahu kecil yeoja itu

"Mendapatkan cinta darimu adalah hal terbaik didunia" lanjutnya setengah berbisik

Sangah menarik senyum lebar mendengar itu. Seraya membalas pelukan Jooheon. Rasa tak nyaman yg semula dihadirkan oleh mimpinya, segera terusir pergi karena pelukan hangat tersebut. Seolah sosok Jooheon menarik semua kekhawatiran yg ada didirinya. Dan membuang itu jauh, hingga Sangah tak lagi merasakannya.

*

Pernahkah kau bertanya pada dirimu sendiri, apa yg sesungguhnya kau cari didunia ini?

Kebahagiaan

Lalu apa devinisi kebahagiaan menurutmu?

Tak menemukan jawaban???

Apa sampai sekarang kau tak memiliki kebahagiaanmu?

Apa sebabnya?

Pernah mencaritahu hal itu?

*

Hujan diluar membawa rasa dingin mengelilingi tubuh Sangah. Secangkir cokelat hangat yg ada dihadapannya bahkan tak mampu mengusir rasa dingin itu.

"Termenung" suara hangat itu membuat Sangah menoleh

"Ani" Sangah menggeleng seraya tersenyum pada Jooheon, yg sudah terlebih dulu melukis lengkungan manis yg memperlihatkan dimple dipipinya

"Lalu apa yg baru kau lakukan tadi?" Jooheon mengangkat tubuh Sangah dan membuat yeoja itu duduk dipangkuannya

"Aku menyebutnya berpikir" Sangah menyandarkan kelapanya di ceruk leher Jooheon, membiarkan kedua lengan namja itu melingkar dipingang rampingnya

"Apa yg kau pikirkan?" Jooheon menatap Sangah yg memfokuskan pandangan kearah jendela

Tak ada balasan dari Sangah. Yeoja itu tenggelam dalam diamnya beberapa saat sebelum kemudian berujar.

"Ada sesuatu yg aneh, yg mengusik pikiranku" ujar Sangah dengan suara rendah

"Sesuatu seperti apa?" Alis Jooheon nampak bertaut

Sangah menegakkan tubuhnya, kemudian menggeleng

"Entahlah...aku tak benar2 yakin apa itu. Hanya..." Sangah mematung sesaat "aku seperti bertemu seseorang, tapi orang itu tak mampu tertangkap inderaku. Aku hanya merasakan kehadirannya, namun tak mampu menemukan sosoknya" jelas yeoja itu kemudian

"Apa kau mengenalnya, atau merasa dekat dengannya? Sosok itu?" Tanya Jooheon bersama tatapan Sangah yg mengarah padanya

"Tidak...aku pikir aku tidak mengenal sosok itu. Dia sangat asing, dan terdengar begitu dingin" Sangah coba mengingat sosok asing yg mengusiknya

"Tapi anehnya...bagian hatiku seperti menyukai sosok itu, walau....sebagian besar tidak menyukainya" sambung Sangah kemudian

"Apa dia sosok yg datang dari masa lalu? Orang yg pernah melindungimu dulu mungkin?" Ucapan itu disambut senyum getir Sangah

"Selain kau dan Changkyun, tak pernah ada orang2 yg mencoba melindungiku Jooheon-a" suara Sangah terdengar lirih

"Begitukah?" Anggukan Sangah membalas ucapan Jooheon, membuat lengan namja itu menarik tubuhnya mendekat

"Karena itu kami begitu special?"

"Ne" tangan Sangah bertumpu dibahu Namjoo

Senyum mengembang dibibir Jooheon, bersama jemarinya yg mencubit ringan hidung Sangah

"Kalau begitu selalu jadikan kami sosok yg special dihatimu" pinta Jooheon

"Pasti" Sangah menempelkan keningnya pada kening Jooheon. Menyelami netra tegas namja itu dengan senyum yg terkembang.

*

Wonho menatap Dior yg nampak merekahkan senyum hangatnya pada seorang bocah. Wonho merasa senyum yg yeoja itu kembangkan berbeda dari yg sering dilihatnya. Senyum yeoja itu seketika mengingatkannya kembali pada kata2 Hyungwon.

"Menaiki tembok tinggi itu, kemudian melompat masuk kesana sebenarnya bukan keputusan tepat" Wonho menghela nafas kala mendengar itu, seraya menatap lekat Hyungwon

"Terlebih saat kau melompat, tanpa mempersiapkan sesuatu untuk kembali" alis Wonho bertaut

"Kau terjebak disana, dengan rasa sakit itu. Sementara dia tak menyadarinya" lanjut Hyungwon seolah tahu kebingungan yg dihadiahkannya pada Wonho

"Lalu...aku harus apa?" Suara Wonho nyaris tak terdengar, namun ruangan sepi itu membuat Hyungwon mampu menangkap kata2 sang sahabat

"Menyerahlah" bersamaan dengan uraian kalimat itu, Wonho mendapati sosok Dior yg bangkit dan menoleh padanya. Tatapan yeoja itu mengakhiri segala lamunan Wonho. Membuatnya melangkah mendekati Dior yg hanya mematung ditempatnya.

"Aku menyerah" kata2 itu membuat Dior mengerutkan keningnya, dan sesaat kemudian diapun dibuat terkejut dengan pelukan erat Wonho ditubuhnya

*

"Jooheon-a" panggil Sangah pada sosok yg saat itu tengah sibuk merapikan jaket tebal yg membalut tubuh Sangah

"Hmm" tanpa menoleh, Jooheon masih tenggalam dalam kesibukannya

"Apa tujuanmu dalam hidup ini?" Pertanyaan Sangah membuat Jooheon menghentikan kegiatannya

Namja itu diam seraya menyandarkan tubuhnya disisi sofa

"Kau" jawabnya kemudian dengan tatapan yg mengarah tepat kedalam iris Sangah

"Lalu...setelah aku?" Tanya Sangah lagi

"Kau" Jooheon meraih jemari Sangah dan mengenggamnya

"Selain aku, apa tujuan hidupmu?" Sangah belum berhenti bertanya

"Hanya kau...aku tak memiliki tujuan lain selain dirimu" lengan Jooheon melingkar dipinggang Sangah dan menarik tubuh yeoja itu mendekat

"Jooheon-a" ucap Sangah lemah

Jooheon tersenyum, kemudian mengecup kedua pipi Sangah bergantian.

"Kau adalah tujuan hidupku, rumah tempatku tinggal. Dan juga dunia tempatku bernafas. Tak ada hal lain yg akan menjadi tujuanku, karena kau sudah menjadi segalanya bagiku. Bahkan aku tak akan mengunjungi tempat terindah, jika tak ada kau disana. Karena bagiku kau adalah segalanya. Kau adalah nafasku, detak jantungku, dan juga tujuanku. Alasan aku tetap bernafas adalah kau. Alasan aku bertahan hingga detik ini adalah kau. Segala alasan kehidupanku adalah kau. Jadi aku tak memiliki alasan lain atau tujuan lain selain kau" uraian panjang Jooheon seketika menghadirkan haru dihati Sangah

"Kau benar2 namja menyebalkan Lee Jooheon. Bagaimana bisa kau mengucapkan kata2 yg begitu menyentuh seperti itu" Sangah memeluk erat Jooheon

"Matamu yg memaksaku mengatakan itu agassi" usapan lembut Jooheon dipunggungnya, membuat Sangah menenggelamkan wajah dipundak namja itu

Menyesap harum maskulin tubuh Jooheon, Sangah menikmati tenang yg perlahan menghangatkan hatinya. Membiarkan rasa hangat itu mengusir udara dingin yg terkadang menyusup diantara celah jendela
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sangah berdecak kesal, disaat seluruh barang belanjaannya jatuh berserakan. Seseorang yg tak sengaja menyenggol bahunya, membuat pegangan yeoja itu pada plastik belanjaannya terlepas. Hasilnya...seluruh barang yg baru saja dia beli berakhir berantakan diatas trotoar.

"Dia bahkan tak meminta maaf" sungut Sangah pada sosok yg sudah berlalu meninggalkannya

Yeoja itu mendengus kesal, sebelum berjongkok memunguti barang2nya. Dengan sedikit kesulitan, Sangah mulai mengumpulkan barang belanjaannya. Dan dibuat sedikit terkejut saat tangan lain membantu yeoja itu.

"Hai.." perasaan Sangah berubah kacau, sesaat setelah mendengar sapaan itu

"Aku lihat tadi kau sedikit kesulitan, jadi membantumu" orang yg menolongnya nampak memasukkan sekaleng cola kedalam plastik belanjaan Sangah

Tak ada balasan dari Sangah, dia hanya menatap lekat sosok yeoja dihadapannya.

"Agassi...anda baik2 saja?" Jemari yeoja itu melambai didepan wajah Sangah

"Siapa...kau?" Tanya Sangah tiba2, membuat yeoja dihadapannya tersenyum

"Aku Lee Dior" dia mengulurkan tangannya pada Sangah, namun diabaikan oleh yeoja itu

"Kita...apa pernah bertemu?" Dengan pandangan yg terus mengarah pada iris Dior, Sangah bertanya

Dior mengendikan bahunya, seraya menarik senyum penuh arti

"Entahlah....aku juga tak yakin" jawabnya kemudian masih dengan ekspresi yg sama

Sangah merasa tak nyaman dan juga tenang dalam waktu bersamaan. Yeoja itu tak mengerti untuk alasan apa. Yg Sangah tahu saat ini adalah, kalau sosok dihadapannya membuat perasaan yeoja itu kacau. Namun dia tak benar2 yakin alasan kekacauan yg hadir dihatinya.

*
TBC

Sorry for Typo
Thanks for Reading & Votement

🌻Haebaragi🌻

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro