Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Part :: 4

"Sangah-ya" Sebuah panggilan membuat Sangah menoleh.

"Ada kiriman untukmu." Yeoja yang memanggil mengarahkan keranjang berisi buklet bunga mawar pada Sangah.

Dengan wajah terkejut Sangah meraih bunga itu, dan meletakkan diatas mejanya.

"Namja chinggumu sangat romantis ya. Kemarin dia mengantar bekal untukmu, dan sekarang buklet mawar." Yeoja dihadapan Sangah berujar dengan senyum yang terkembang.

Sangah ikut mengembangkan senyumnya karena itu, dengan ujung jemari yang memainkan salah satu kelopak mawar dihadapannya.

"Aku benar-benar iri padamu." Setelah mengusap bahu Sangah, yeoja itu berlalu.

Sesaat Sangah menatap kepergian yeoja itu, sebelum kemudian menatap mawar dihadapannya.

"Ooo" Sangah mendapati sebuah kartu yg terselip didalam buklet tersebut.

-Aku tahu tak ada bunga yg mewakili keindahanmu, tapi aku ingin membuatmu melihat keindahan yang selalu kulihat darimu. Kau bukanlah mawar ini, kau lebih indah darinya. Jika kau dengan mudahnya terpukau dengan kelopak indahnya, seperti itulah aku terpesona dengan indahmu-

Mr.IM

Senyum terkembang lebar diwajah Sangah karena itu. Wajahnya bahkan memanas hanya karena membaca tulisan manis dari namja yang dikasihinya itu.

"Bocah itu...darimana dia belajar menulis hal-hal seperti ini." Ibu jari Sangah mengusap tulisan Changkyun.

Rasa bahagia mendominasi hatinya kini. Sikap romantis Changkyun benar-benar mampu membuat pikiran Sangah terbelah. Yeoja itu nyaris tak mampu berkonsentrasi karena itu.

*

Sangah tengah berbincang hangat dengan Wonho yang siang itu mengajaknya makan bersama. Keduanya terlihat menikmati sajian makan siang mereka seraya saling berbincang, sebelum kegiatan tersebut diintrupsi kedatangan seseorang.

"Changkyun." Dengan senyum yang mengembang lebar, Sangah segera mengarahkan pandangan pada sosok Changkyun yg sudah duduk disisinya.

Lengkungan senyum yang sama juga terlukis diwajah Changkyun. Namun tidak dengan Wonho yang justru nampak terganggu dengan kehadiran namja itu.

"Aku sudah menerima bunga pemberianmu." Masih dengan senyum yg sama, Sangah berujar.

"Benarkah?" Anggukan cepat Sangah membalas itu.

"Noona suka?" Punggung tangan Changkyun mengusap pipi Sangah.

"Sangat...aku sangat menyukainya." Senyum Sangah semakin mengembang cerah.

Perasaan Wonho berubah tak nyaman melihat itu. Namun namja itu coba menekannya ketika tatapan Sangah mengarah padanya.

"Apa aku sudah mengatakannya pada oppa?" Dengan wajah yang terlihat begitu antusias Sangah berujar

"Mengatakan apa?" Senyum palsu Wonho kembangkan untuk Sangah.

Sangah tak segera menjawab. Dia memilih mengeluarkan ponselnya, dan menunjukkan gambar buklet bunga pemberian Changkyun. Senyum Wonho sempat memudar melihat hadiah indah tersebut. Akan tetapi cepat dia kembangkan kembali ukiran yang sama walau dengan perasaan kacau.

"Kau yang menghadiahkan itu pada Sangah?" Pandangan mata Wonho tertuju pada Changkyun.

Namja itu mengangguk pelan, dengan senyum yang masih terkembang diwajahnya.

"Darimana kau belajar bersikap begitu romantis." ujar Wonho membuat senyum Changkyun melebar.

"Kupikir internet mempermudah segalanya bukan, termasuk untuk belajar menjadi romantis." Sambutnya setengah bercanda.

"Apa kata-kata yang kau tulis dikartu juga kau ambil dari internet?" Segera Sangah mencaritahu.

"Ani...aku membuatnya sendiri." Balas Changkyun.

"Jincayo?" Sangah nampak ragu.

"Ne...jincayo." Changkyun mengangguk pelan.

"Ooo...so sweet" Sangah mencubit gemas pipi Changkyun.

"Noona berhenti memperlakukanku seperti bocah." Protes Changkyun seraya menarik tangan Sangah menjauh dari pipinya.

"Araso" Sangah mengangguk pelan membalas itu.

Kembali Changkyun menarik senyumnya karena balasan Sangah. Yang dibalas lengkungan yg dama oleh yeoja itu.

"Kau mau memesan sesuatu?" Tawar Sangah

"Ada makananmu, kenapa aku harus memesan yg lain." Ucap Changkyun "aaaaaa...." Diapun membuka lebar mulutnya, meminta Sangah menyuapi makanan yang ada didepannya.

"Kau bilang tak mau terlihat seperti bocah, tapi sekarang kau bersikap seperti bocah." Sangah tertawa pelan.

"Aaaaa...." Changkyun mengulang aksinya yang terlihat imut dimata Sangah. Menjadikan yeoja itu segera menyuapkan makanan yg dia pesan kedalam mulut Changkyun.

"Hmmm...mashita." sambil mengunyah makanannya, Changkyun berujar.

Sangah nampak senang melihat ekspresi wajah Changkyun kala itu. Tak menyadari Wonho justru merasa terganggu dengan aksi mereka. Dengan menunduk Wonho coba menikmati makan siangnya. Mengabaikan kebersamaan hangat yang dibangun Sangah bersama Changkyun.

*

Sangah dan Changkyun duduk diatas sofa dengan segelas cokelat hangat ditangan masing-masing. Selimut tebal tersampir dibahu mereka. Menambah rasa hangat dari kebersamaan sederhana yang keduanya ciptakan.

"Noona....boleh aku bertanya sesuatu?" Changkyun mengarahkan pandangannya pada Sangah.

"Tentu." Sangah melakukan hal yang sama.

"Kenapa noona bisa menyukaiku?" Tanya Changkyun.

"Karena kau memiliki tatapan mata yang hangat." Tangan Sangah terulur mengusap kelopak mata Changkyun, membuat namja itu terpejam sesaat.

"Hanya karena itu?" Jemari Changkyun sudah mengenggam tangan Sangah kini.

"Ani...ada hal lain yang membuatku semakin hari semakin menyukaimu." Sangah mendekatkan tubuhnya pada Changkyun.

Sesaat Sangah diam, menyelami mata Changkyun yang mengarah hangat kedalam matanya.

"Kau tahu kapan saatnya kau harus bicara dan kapan kau harus mendengarkanku. Kau satu-satunya orang yang mengerti aku lebih dari orang-orang yang telah mengenalku sebelumnya. Kau bisa bersikap dewasa tanpa menghilangkan sifat imutmu. Dan semua itu...benar-benar membuatku terpesona sehingga setiap detiknya, aku semakin tenggelam dalam pesona itu." Sangah membalas genggaman tangan Changyun dijemarinya.

"Kenapa aku terdengar begitu hebat?" Changkyun tertawa pelan.

"Kau memang hebat Mr.IM. kau satu dari dua namja hebat yang kumiliki dan kusimpan dihatiku." Sambut Sangah.

"Apa dua namja yang noona maksud aku dan Jooheon hyung?" Sangah menganggukkan kepalanya pelan membalas itu.

"Bagaimana dengan Wonho hyung? Apa dia tidak masuk kedalam kategori namja hebat dihidupmu?" Tanya Changkyun kemudian.

"Bagiku dia bukanlah seorang namja yang hebat, tapi dia adalah oppa terbaikku." Sambut Sangah.

"Apa dia menempati hatimu juga?" Changkyun masih setia bertanya.

"Kalian sudah menempati seluruh ruang dihatiku, jadi bagaimana aku bisa menempatkan namja lain lagi." Sebelah jemari Sangah menangkup pipi Changkyun.

"Jika dia tak ada dihatimu, itu berarti dia tak penting bagimu?" Simpul Changkyun.

"Tidak seperti itu." Balas Sangah

"Lalu?"

Sangah terdiam sesaat, dengan tubuh yang disandarkan pelan ke sofa.

"Dia seperti keluargaku, dia ada dihidupku tapi tidak dihatiku. Wonho oppa adalah orang yang selalu menjagaku, karena itu aku menghargainya. Tapi itu hanya sebuah penghargaan dari seorang dongsaeng pada oppanya, tidak lebih. Kau tahu bukan, perasaan sayang adik dan kakak." Diakhir kalimatnya, Sangah menoleh pada Changkyun.

"Ahhh....geraekunna." Changkyun mengangguk paham, membuat Sangah tersenyum.

"Lalu...bagaimana denganmu?" Sangah kembali mengarahkan tubuhnya menghadap Changkyun.

"Apa?" Kening Changkyun berkerut.

"Apa alasanmu menyukaiku?" Tanya Sangah menjelaskan maksudnya.

"Aku hanya menyukaimu, aku tak mau membuat alasan." Balas Changkyun.

"Whae?" Alis Sangah bertaut

"Karena jika aku membuat alasan, maka aku akan terjebak dengan alasan itu." Jelas Changkyun yang segera membuat Sangah menarik senyum tipis diwajahnya.

"Kau ini." Sangah mencubit ringan Pinggang Changkyun, membuat namja itu meringis pelan.

"Sakit noona." Keluhnya.

"Salahmu sendiri membuat kata-kata yamg begitu menyentuh." Balas Sangah.

"Apa begitu caramu membalas kata-kata menyentuh dari seseorang?" Changkyun mengusap pinggangnya yang masih terasa perih.

"Ani....itu hanya berlaku untukmu bocah." Sambut Sangah.

"Kalau begitu ingatkan aku untuk tidak mengatakan apapun yang membuatmu tersentuh." Tukas Changkyun

"Andweyo...kau tetap harus mengatakannya." Larang Sangah.

"Whae? Untuk mendapat cubitan darimu?"

"Ani...untuk memberiku semangat." Balas Sangah membuat Changkyun memandangnya lekat.

"Mungkin kau tidak menyadarinya. Tapi setiap kali kau mengucapkan sesuatu yang menyentuh, semangatku segera muncul. Dan itu menjadikanku seolah mampu melewati hari terberat sekalipun." Urai Sangah dengan pandangan berbinar.

"Apa itu berarti kau begitu membutuhkanku?" Changkyun membalas tatapan Sangah penuh arti.

"Eoh" Sangah yang tak mampu mengartikan tatapan itu balas mengangangguk.

Changkyun terdiam dalam hitungan detik, sebelum kemudian menarik Sangah dalam pelukannya setelah sebelumnya menyimpan gelas cokelat diatas meja.

"Jangan terlalu membutuhkanku noona, karena kau hanya akan terluka." Bisik Changkyun lembut.

"Ani...selama kau ada disisiku, aku tak akan terluka. Tak akan pernah." Sangah membalas pelukan Changkyun.

Namja itu menarik nafas berat, seraya mengusap pungung Sangah lembut. Dibiarkan yeoja yang dicintainya itu menenggelamkan wajah didadanya. Menikmati senyap yang membawa ketenangan untuk yeoja itu.

*

Wonho menghitung gelas soju diatas meja, kemudian nampak tersenyum lebar. Pusing yang namja itu rasakan sedikit mengusir beban yang beberapa saat lalu mengisi kepalanya. Menjadikan sesak yang semula menghimpit hatinya, perlahan ditarik pergi.

"Heyy...ahjussi, mau berapa banyak lagi soju yang kau habiskan." Sebuah tangan menarik botol soju terakhir yang sudah menempel dibibir Wonho.

Dengan gerakan cepat botol itupun ia jauhkan dari Wonho, yang coba mengapainya.

"Lee Dior...kembalikan itu." Pinta Wonho pada sang pelaku penarik paksa minuman miliknya.

"Kupikir kau tak akan bisa mengenaliku saat kau mabuk, ternyata aku salah." Dior tertawa pelan.

"Makhluk menyebalkan sepertimu akan selalu mudah dikenali, apa kau tahu." Wonho mengarahkan telunjuknya ke wajah Dior.

"Dan makhluk keras kepala sepertimu, akan selalu berakhir diempat ini jika kau tak berusaha berhenti." Balas Dior yang disambut gelengan pelan Wonho.

"Aku tak bisa berhenti, tidak bisa." Gelengan kepala Wonho semakin cepat.

"Whae?"

"Karena aku sangat...sangat...mencintainya. Sangat mencintainya." Jawab Wonho menghadirkan nyeri dihati Dior.

"Kau sudah benar-benar gila, kau gila karena kau jatuh cinta padanya. Dia bahkan sosok yang tak akan pernah bisa kau miliki. Tapi kau tetap berusaha memilikinya." Gerutu Dior kesal.

"Aku hanya perlu berjuang lebih keras agar aku bisa memilikinya Dior." Gantian Wonho yg tertawa pelan.

"Bagaimana bisa kau memilikinya, disaat...." Dior menahan ucapannya sesaat "Dunia kalian berbeda." Lirih yeoja itu pelan.

"Karena itu aku berusaha menyamakan dunia kami. Agar aku...bisa meraihnya, dan mewujudkan cintaku yang nyata." Wonho belum menghentikan tawanya

"Ternyata Hyungwon benar, kau memang butuh perawatan." sungut Dior yang membuat tawa Wonho semakin nyaring terdengar.

Untuk beberapa waktu namja itu terus menikmati tawanya. Sebelum pada akhirnya jatuh tertidur tak sadarkan diri.

*
TBC

Sorry for typo
Thanks for Reading & Votement

🌻Haebaragi🌻

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro