Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Part :: 16

Ada banyak hal dari A sampai Z yg selalu ingin kau keluhkan dari dunia ini, kenapa justru kau memilih menyimpannya.

....

Lalu kenapa kemudian menuntut dunia tahu, saat kau menyimpannya untuk dirimu.

....

Apa kau berharap dunia mencaritahunya?

....

Hey...bukan begitu cara kerja dunia. Jangan berpikir kalau dia akan memahami dirimu. Karena sesungguhnya...kaulah yg harus memahami cara dunia bekerja bukan sebaliknya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Aroma manis dan senandung pelan memaksa Sangah terjaga dari tidurnya. Dengan tubuh yang masih terbaring disofa dan pandangan yang buram, yeoja itu menatap sosok yang kini sibuk didapur. Sosok asing yang terlihat memunggunginya, dan nampak menikmati kegiatannya didapur.

"Nugu?" Bahkan Sangah tak memiliki banyak tenaga untuk mengeluarkan suaranya

Entah mengapa yeoja itu merasa tubuhnya benar-benar lemas. Bahkan untuk sekedar membuka mata lebar. Rasa kantuk mengantung dimatanya. Memaksa Sangah terpejam dan kembali larut dalam mimpinya.
.
.
.
.
.
.
.
Sangah menatap kebawah gedung rumah sakit. Menerka tinggi dari bangunan tersebut. Tubuhnya sedikit bergetar melihat betapa jauh jaraknya dengan tanah kala itu. Namun entah mengapa, dirinya tetap membeku disana.

"Mungkin kau akan jadi bubur saat tubuhmu terjatuh membentuk tanah" sebuah suara membuat Sangah menoleh

Kembali seorang namja yang tidak dia kenali berujar pada Sangah.

"Kau bahkan akan jadi mayat paling jelek dibumi ini" lanjut namja itu tanpa perduli tatapan bertanya Sangah

Dengan santainya dia bersandar memunggungi pembatas gedung. Melipat tangannya didada, dan menatap lurus Sangah dengan tatapan angkuh namun hangat.

"Meluncur itu mudah, tapi..." namja itu menahan kata2nya "saat rohmu mencoba keatas" telunjuk namja itu mengarah kelangit "kau akan kesulitan"

Sangah memperhatikan namja disisinya dalam diam.

"Kupikir langit tak akan mau menerimamu, karena apa yang kau lakukan" lanjutnya kemudian

"Memangnya apa yg mau kulakukan?" Kalimat pertama Sangah meluncur dari bibir yeoja itu

"Killing yourself" balas namja itu

Sangah kembali diam, sebelum kemudian beranjak meninggalkan namja tersebut.

"Heyyy..." Sangah menghentikan langkahnya, kemudian dengan ragu berbalik

"Kau berhak hidup, walau bukan untuk orang yang kau cintai" ucap namja itu ketika mata keduanya bertemu "setidaknya...hiduplah untuk memberitahu pada orang-orang yang menyakitimu, kalau rasa sakit tidak akan membunuhmu" sambungnya

Sesaat Sangah diam, sebelum beranjak dengan gerakan tergesa meninggalkan namja itu.
.
.
.
.
.
.
.
Aroma manis itu kembali tertangkap Sangah saat membuka matanya. Membuat yeoja itu segera menoleh kesisinya. Sepiring pancake dan cokelat hangat tersaji disana. Memaksa Sangah menarik tubuhnya bangkit setelah sesaat mencoba mengembalikan kesasarannya.

"Sudah bangun" suara dalam Changkyun menyapa telinga Sangah

Yeoja itu menoleh, kemudian mengangguk seraya tersenyum simpul.

"Apa noona bermimpi buruk?" Tanya Namja yang kini sudah duduk disisinya

"Tidak" Sangah menggeleng

"Benarkah?" Changkyun nampak tak yakin

"Uhmm" Sangah mengangguk

"Kalau memang noona tidak bermimpi buruk, kenapa noona nampak gelisah nyaris sepanjang malam?" Alis Changkyun bertaut

Sangah nampak membisu untuk mengingat mimpinya, lalu berujar "karena....."

*

"Mencari jawaban" sebuah suara membuat Wonho yang semula termenung memandang lurus diatas atap segera menoleh

Sosok Dior sudah ada disisi Wonho. Menatap namja itu seraya mengembangkan senyum tipis.

"Jauhhh disana" tunjuk Dior pada arah tatapan Wonho "tidak tersimpan jawaban" lanjutnya

Dior diam sejenak, menatap serius Wonho yg membisu.

"Dia tersimpan disini" ujung telunjuk Dior, mengarah kedada Wonho "jawaban yang kau cari"

Wonho menghela nafas berat, kemudian kembali membuang pandangannya jauh. Dengan tatapan kosong namja itu terus menatap lurus. Membiarkan Dior memperhatikannya dalam diam.

"Dior-a..." gumaman pelan Dior membalas panggilan itu

"Aku tak ingin kehilangannya" ujar Wonho dengan suara beratnya

"Tak ada orang yg mau kehilangan orang yg dicintainya" sambut Dior

"Setiap orang selalu berharap bisa berada disisi orang yg dia cintai selamanya" lanjut Dior membuat Wonho kembali menoleh padanya

"Tapi kita tahu...dunia tak selalu memberikan apa yang kita inginkan. Karena terkadang dia membuat kita terpaksa melepaskan satu dua hal yg kita harap bisa kita miliki" dengan senyum yg sama, Dior terus berujar

Wonho diam, dengan fokus yang masih mengarah lurus pada Dior.

"Apa dunia pernah membuatmu kehilangan sesuatu yang kau inginkan?" Tanyanya kemudian dengan suara lirih

"Belum...." Dior menggeleng "tapi akan" lanjutnya membuat kening Wonho berkerut

Melihat itu Dior melebarkan senyumnya. Seraya melangkah pelan ke sisi gedung. Sikunya disandarkan diatas pembatas gedung. Senyum yg yeoja itu kembangkan juga masih terlukis indah diwajahnya.

"Aku jadi penasaran, apa yg terjadi padaku saat dunia menghalangiku mendapatkan sesuatu yg ku inginkan" bisik Dior bersama desau angin yang berhembus

Pelan Dior menyangga dagunya diatas punggung tangan. Meniknati desir angin yang menyapu wajahnya. Berada beberapa langkah darinya, Wonho terlihat mematung. Menatap punggung Dior dengan pandangan bingung. Dengan jutaan tanya dibenaknya tentang apa yg dipikirkan yeoja itu, Wonho menikmati kebungkaman yg mereka ciptakan diantara desau angin

*

Suara petikan gitar menahan langkah Sangah yang semula akan menuju dapur. Setelah mematung sesaat, dia mengarahkan langkahnya kesebuah kamar tempat sumber suara berada. Gelap adalah hal pertama yg didapatinya saat membuka pintu ruangan tersebut. Memaksa tangan Sangah terulur untuk membuka sakelar lampu yg berada tak jauh darinya.

"Jangan nyalakan lampunya" suara berat Jooheon menahan gerakan tangan Sangah

"Whae?" Sangah mengerutkan keningnya, seraya menajamkan pandangan untuk menembus gelap dikamar itu

"Hanya jangan nyalakan" sambut Jooheon

Sangah membeku ditempatnya beberapa waktu. Kemudian coba melangkah ringan mendekati sosok Jooheon yg terduduk diujung ranjang.

"Kau kenapa humm?" Tangan Sangah terulur mengusap rambut Jooheon

Jooheon diam, membuat Sangah segera menempati ruang kosong disisi namja itu. Pelan dia menarik gitar yg ada ditangan Jooheon. Kemudian meraih jemari namja itu untuk mengenggamnya.

"Jooheon-a...ada ap...."

"Pada akhirnya aku akan menghilang bukan" ucapan itu memutus kata-kata Sangah

"Joo..."

"Jika benar seperti itu, kenapa kau membawaku?" Kata-kata Jooheon kembali membuat Sangah tak sempat melanjutkan ucapannya

"Jika kau memang hidup untuknya, lalu kenapa membiarkanku hadir disisimu" suara lirih Jooheon terdengar diantara gelap

"Kau bicara apa? Aku tak mengerti" balas Sangah dengan nada rendah

Jooheon tak menjawab, namja itu hanya meraih tubuh Sangah dan memeluknya erat.

"Aku takut Sangah...aku sangat takut" bisiknya tepat ditelinga yeoja itu

"Heyy...ini bukan Jooheon, seorang Jooheon tidak takut apapun" setengah bercanda, Sangah berujar seraya mengusap pelan punggung Jooheon

Jooheon menarik tubuhnya menjauh. Dan menangkup wajah Sangah.

"Segala hal tak akan membuatku khawatir ataupun merasa takut, karena ada kau disisiku Sangah. Tapi jika kau melepasku, maka...seluruh rasa takut dan juga khawatir itu akan menyerangku. Aku akan menjadi pengecut dan pecundang dalam waktu bersamaan. Dan itu...karena aku kehilangan kekuatanku yang ada padamu" balas Jooheon membuat Sangah membisu

Diantara gelap senyap menjadi spasi. Membiarkan Sangah dan Jooheon menikmati kebisuan yang tak sengaja tercipta.

"Jooheon-a..."

"Bisakah untuk tidak melepasku, kumohon" Jooheon mencengkram jemari Sangah dan menempelkannya dikening "aku tak ingin kehilanganmu, aku tak ingin kehilanganmu" Ucap namja itu memelas

Sesak Sangah rasakan, karena sebelumnya seorang Jooheon tak pernah terdengar selemah ini. Sampai detik dimana namja itu memohon, sosok Jooheon adalah sosok yg menghadiahi jutaan kepercayaan diri pada Sangah. Yang selalu berhasil membuat Sangah mampu menghadapi dunia dengan berani.

"Jebal..." suara serak itu memaksa Sangah menarik tubuh Jooheon dalam pelukannya

"Ara...aku tak akan melepasmu" kembali jemari Sangah mengusap punggung Jooheon

Tangan Jooheon segera melingkar erat ditubuh Sangah mendengar balasan itu. Mendekap kuat yeoja yg dikasihinya tersebut. Seolah tak ingin dunia merebut cintanya, Jooheon terus mendekap erat sang kekasih diantara gelap yg mengelilingi tubuh mereka.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Separuh dari dirinya telah bangun, namun sebagian yg lain masih teridur

Lalu....bagaimana???

Aku harus membangunkan semuanya bukan?

Bagaimana caranya?


Hey....bagaimana caranya?

Rahasia...





Siapa mereka? Sangah-yaaa.....mereka siapa?







*
TBC

Sorry for typo
Thanks for votement

HAEBARAGI

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro