Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Part :: 11

"Keteraturan didapat setelah kekacauan bukan" ujar Dior pada Hyungwon yg menemaninya saat itu

Tak ada balasan dari namja itu, dia hanya memandang Dior lekat seraya menyesap kopi dihadapannya.

"Maka semuanya harus dibuat setidak teratur mungkin. Sebelum kita menyusunnya menjadi rapi. Biarkan mereka tidak berada ditempatnya. Agar mudah mengembalikan diposisi yg seharusnya" lanjut Dior

"Terdenar rumit" komentar Hyungwon setelah beberapa waktu hanya diam seraya menikmati minuman pahit miliknya

Dior hanya tersenyum tipis, dengan pandangan yg mengarah keluar jendela.

*

Bel kecil di coffe shop Dior kembali berbunyi. Membuat yeoja itu menoleh. Sosok Sangah kembali ditemuinya, menatap Dior dengan pandangan bingung.

"Kau melihatku bukan? Kau bisa melihatku bukan?" Sangah bertanya seraya melangkah mendekati Dior

"Tentu" sambut Dior mudah

"Kau benar-benar melihatku bukan? Kau...tidak menganggapku illusi bukan?" Pasti Sangah membuat Dior menarik senyum diwajahnya

"Apa yg kau harapkan?" Yeoja itu kemudian balas bertanya

Sangah memandang bingung Dior karena pertanyaan yg diurainya.

"Kau ingin aku menganggapmu ada, atau...kau justru ingin aku menganggapmu sebagai illusi?" Jelasnya namun masih belum dipahami oleh Sangah

Tahu sudah benar-benar membuat yeoja dihadapannya bingung, Dior menghampiri Sangah. Menarik lengan yeoja itu, dan mendudukkannya disebuah kursi kosong.

"Apa yg benar-benar kau harapkan agassi?" Dengan tangan yg disangga di meja Dior menatap lekat Sangah

"Ingin diketahui keberadaannya, atau ingin diabaikan. Ingin menjadi sosok nyata, atau hanya sekedar illusi" lanjut Dior membuat Sangah menundukkan pandangannya

"Jawab pertanyaan itu terlebih dulu, sebelum kau bertanya padaku" Dior menegakkan tubuhnya kemudian beranjak menuju dapurnya.

Ditinggalkannya Sangah yg nampak mematung memikirkan setiap ucapannya.

*

"Aku tak mengerti" ucapan Sangah membuat Jooheon yg semula menikmati acara tv segera menoleh padanya

"Tentang apa?" Jooheon mengarahkan tubuhnya menghadap Sangah

"Tentang diriku" jawab Sangah tanpa menatap Jooheon

"Maksudmu?" Alis Jooheon bertaut

Sangah menarik nafas dalam sesaat, sebelum kemudian menoleh pada Jooheon.

"Siapa aku sebenarnya?" Tanya yeoja itu dengan suara lirih

"Yoo Sangah" Jooheon mengusap lembut pipi yeoja itu

"Ani, maksudku...." Sangah tak mampu melanjutan ucapannya, karena dia sendiri bingung harus menjelaskan seperti apa

Sangah menyandarkan tubuhnya disofa, seraya kembali menarik nafas berat.

"Ada apa sebenarnya?" Jooheon yg cemas nampak mengusap surai Sangah lembut

Tak ada balasan dari Sangah. Rasa sesak membuatnya terdiam.

"Sangah-ya" panggilan lembut Jooheon mengalihkan pandangan Sangah yg semula hanya tertunduk

"Apa aku delusi-mu?" Pertanyaan itu membungkam Jooheon seketika. Ekspresi wajahnya bahkan nampak tak baik karena satu pertanyaan yg diurai Sangah.

"Aku bukan delusi kan?" Airmata Sangah menetes begitu saja membuat Jooheon semakin tenggelam dalam kebisuannya.

*

Wonho memandang dingin Dior, yg justru menatapnya santai.

"Apa ini?" Pertanyaan namja itu dibalas senyum tipis Dior

"Seperti yg sudah kau lihat" sambutnya mudah

Wonho mendengus kesal mendengar balasan Dior padanya.

"Ku rasa kau sudah gila" ketus Wonho

"Tidakkah sebaiknya kau bercermin tuan?" Senyum Dior semakin melebar "kau yg memulai segalanya, aku hanya berusaha mengembalikan semuanya ketempat semula" lanjut yeoja itu tanpa banyak merubah ekspresinya

"Apa kau benar-benar berniat membantuku?" Wonho nampak mulai kesal

"Menurutmu?"

Tak ada balasan, namja itu memandang frustasi Dior yg masih memperlihatkan sikap santainya.

"Kau sudah meletakkan segala sesuatunya ditempat yg salah Shin Wonho. Dan aku coba mengembalikannya. Dan untuk mengembalikan itu, aku harus membuat semuanya kacau. Sebelum kembali mengaturnya ditempat semula" Dior berujar seraya melipat tangannya didada

Alis Wonho bertaut, namja itu nampak bingung.

"Kau tak mengerti bukan?" Nada bicara Dior yg terdengar mengejek, membuat Wonho kesal. Namun selain diam, namja itu tak berusaha melakukan apapun.

"Maka diamlah dan biarkan aku menghancurkan delusi itu" senyum yg semula menghias wajah Dior memudar kini, membuat perasaan Wonho berubah kacau.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Kau menyerah pada dunia?"

"Ani...kupikir dunialah yg menyerah padaku?

"Kenapa kau berpikir seperti itu?"

"Karena dia tak memberiku kemudahan"

"Kau berharap hidup ini selalu berjalan mudah, begitu?"

"Tidak selalu, hanya saja..."

"Kau memandang semua orang sama seperti orang-orang yg mengecewakanmu dimasa lalu. Tapi sekarang...kau berpikir seperti orang-orang itu. Tidakkah kau tahu kalau kau juga sudah seperti mereka yg kau benci?"

....

"Kau...sudah menjadi bagian dari mereka sekarang. Karena kau menganggap bahwa tak ada kesulitan yg melebihi kesulitan hidupmu"

"Lalu pantaskah kau mengucapkan itu? Pantaskah kau mengatakan kalau dunia menyerah padamu. Disaat kaulah yg menyerah pada dunia hanya karena berpikir dunia tak berpihak padamu"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sangah menatap bunga dihadapannya. Membiarkan warna ungu bunga tersebut memberikannya rasa tenang.

"Minumlah" itu suara Dior, yg membuat Sangah mengadahkan pandangannya

Dior tersenyum pada Sangah, yg justru dibalas pandangan datar yeoja itu.

"Sudah menemukan jawabannya?" Dior menempati kursi dihadapan Sangah

Tak ada balasan yg diberikan Sangah. Dia hanya terus menatap lekat Dior.

"Whae?" Dengan wajah tenangnya, Dior bertanya

"Bagimu aku apa?" Setelah cukup lama membisu, Sangah-pun bertanya

"Kau ingin aku menganggapmu apa?"

"Berhenti membalas pertanyaan dengan pertanyaan" ucap Sangah dengan suara keras

Bukannya terkejut, Dior justru tertawa pelan membalas bentakan Sangah padanya

"Aku hanya akan menyesuaikan diri dengan apa yg kau inginkan agassi. Karena itu aku bertanya padamu. Aku tak ingin hidupmu berjalan tak sesuai dengan apa yg kau harapkan" disela tawanya Dior berujar

"Apa maksudmu?" Sangah menatap bingung Dior

Dior tak segera menjawab. Dia nampak menatap dalam bola mata Sangah dan coba menyelami netra yeoja itu.

"Selama ini...bukankah kau selalu berharap segala hal berjalan sesuai dengan apa yg kau harapkan" ucapan itu seketika membisukan Sangah

"Kau tak ingin kehidupanmu berjalan buruk, karena itu kau selalu berusaha membuat segalanya seperti yg kau pikirkan. Bukan begitu?"

Sangah membeku, tak ada satupun kata yg dilontarkan untuk membalas ucapan Dior padanya.

"Lalu...apa kau mendapatkan kebahagiaan? Dengan membentuk kehidupanmu seolah kehidupanmu berjalan seperti yg kau harapkan, apa itu membuatmu bahagia?" Dior mengitimidasi Sangah dengan tatapannya

Sangah yg cukup tersudutkan dengan ucapan itu memilih bungkam. Membiarkan senyap mendominasi kebersamaan mereka. Hingga suara pintu yg terbuka mengalihkan pandangan Sangah.

"Jooheon-a" Dior ikut mengarahkan pandangannya pada sosok itu

Senyum tipis terkembang dibibir Dior. Sementara Jooheon nampak memandangnya dengan tatapan tak suka.

"Namjon-a, bagaimana kau bisa tahu kalau aku..."

"Kau yg melakukannya bukan? Bukankah kau orang yg membuat Sangah terekan?" Jooheon menatap tajam Dior

"Jooheon-a" Sangah bangkit dan mengusap bahu Jooheon yg nampak emosi

"Apa yg kau lakukan padanya huh? Karena mu, Sangah bahkan tak bisa menikmati tidurnya dengan baik" telunjuk Jooheon mengarah pada Dior yg masih duduk tenanh dihadapan mereka

"Jooheon-a...jangan seperti ini" Sangah coba menenangkan Jooheon

"Apa yg kau lakukan pada Sangah? Kenapa dia menjadi begitu tertekan?" Mengabaikan Sangah, Jooheon terus berujar pada Dior

Dior menarik nafas dalam sesaat, kemudian nampak bangkit dari duduknya.

"Kenapa bertanya padaku? Kenapa tidak tanyakan padanya? Bukan aku yg membuatnya tertekan, tapi dirinya sendirilah yg menciptakan tekanan itu" balasan dari Dior membuat Jooheon makin kesal

"Kau...."

"Hyung" panggilan itu membuat Jooheon menoleh, begitupun Sangah "geumanhae" adalah sosok Changkyun yg menahan ucapan Jooheon

Namja itu sudah berdiri didepan pintu dengan pandangan yg mengarah lemah pada Jooheon.

"Kita hanya akan membuat semuanya rumit hyung" lanjutnya yg disambut tatapan tajam Jooheon

Namja itu berbalik, dan memandang dingin Changkyun yg sebisa mungkin terlihat tenang.

"Kau...menyerah?" Ucapan Jooheon dibalas tatapan lemah Changkyun pada Sangah

Sangah mengeleng lemah, membuat Changkyun mengigit pelan bibirnya

"Entahlah" jawabnya tanpa menatap Jooheon

Matanya terus mengarah lurus pada Sangah. Yg terlihat menatapnya penuh arti.

"Sepertinya terlalu sulit" gumam Dior lirih melihat kerumitan dihadapannya.

*

"Tersenyumlah....tersenyumlah walau berat" helaan nafas itu terdengar diakhir kalimat tersebut

Seraya memandang pantulan wajahnya dicermin. Sosok itu coba membentuk senyum yg menipu dunia.

"Ya!!! Sampai kapan kau mau terus minum huh? Tak bisakah kau mencari perkerjaan yg mampu menghasilkan uang, jangan terus menghabiskan uangku untuk minuman" kenyataan didapatkan sosok itu saat dirinya membuka pintu kamar

Senyum itu memudar. Terlebih melihat wajah yeoja yg meneriakkan itu terlihat dipenuhi memar.

"Omma..."

"Kau juga...bukankah sudah kukatakan untuk berhenti sekolah. Tak ada yg kau dapatkan disana. Jadi jangan buang-buang waktumu ditempat itu. Sebaiknya kau bantu ommamu ini. Jangan seperti appamu yg tak berguna" teriakan itupun mengarah pada sosok tersebut

"Tapi aku harus sekolah omma, aku..."

"Cepat bangun bajingan!!! Aissshh...kau benar-benar membuatku kesal" kalimat itu terputus karena umpatan yg sudah diurai oleh sosok yg dipanggilnya ibu

Dia hanya bisa menghela nafas berat. Kemudian beranjak tanpa berujar apapun. Dengan gerakan kaki lebar meninggalkan kediaman yg diisi umpatan serta bau alkohol.

"HEYY!!! YOO SANGAH....TUNGGU" Sangah menoleh, dan kemudian menarik senyum palsu diwajahnya

"Palli..." Sangah melambai membuat yeoja yg memanggilnya berlari mendekat.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Tak ada yg kumiliki lagi, hanya itu satu2 nya harapanku. Tapi kau merampasnya, karena kau pikir kau tak memiliki apapun. Apa kau benar2 seorang sahabat???"

*
TBC

Sorry for Typo
Thanks for Reading & Votement

🌻HAEBARAGI🌻

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro