29
Igo dan Zack memandangi gudang terbakar di depan mereka. Pemadam kebakaran yang baru sampai, sibuk memadamkan kobaran api.
Zack melirik Igo yang masih tampak linglung. Pemuda itu sepertinya terpukul. "Bagaimana kamu bisa mengenal Nuraga?" tanya Zack.
Igo menoleh dengan kening berkerut ketika menatap Zack. "Kenapa aku harus memberitahu, Paman?" ucapnya sarkas.
Zack tertawa kecil. "Karena kamu mengenal orang yang hampir membunuhku, bukankan wajar kalau aku ingin tahu?"
Igo memicingkan mata. "Aku nggak mau ganggu menceritakan apa pun pada orang yang mencurigakan seperti Paman," tolaknya.
Zack tergelak lagi. "Memangnya aku ini tampak mencurigakan? Aku kan korban."
"Paman yang mencuri koper milik Wulan, kan? Lalu Paman berpura-pura mengembalikannya," ketus Igo.
Netra Zack melebar tapi kemudian dia terbahak. Entah kenapa Igo makin jengkel kalau melihat pria itu tertawa. Rasanya seperti dirinya sedang dipermainkan. Siapa sebenarnya pria tua ini dan apa tujuannya?
"Ah, ternyata aku ketahuan ya. Tapi aku tidak bermaksud jahat kok. Toh koper itu aku kembalikan tanpa ada yang hilang, kan?" senyum Zack.
Igo masih menatap Zack dengan tajam. Justru itu yang mencurigakan. Kenapa dia mengembalikan kembali koper milik Wulan setelah mencurinya?
"Karena kamu sudah menyelamatkan aku jadi seharusnya kamu memberitahukan padaku juga dong, bagaimana kamu mengenal si Viona itu?"
"Aku nggak menyelamatkan Paman!" elak Igo. "Aku cuman nggak mau melihat Viona membunuh orang."
"Orang kamu panggil Viona itu bukan orang yang baik, Igo. Aku harap ke depannya kamu nggak berurusan dengannya."
Zack tersenyum kecil ketika memandang Igo yang masih menatapnya curiga. Bocah kecil ini sudah tumbuh dewasa. Baguslah jika dia tidak mudah percaya pada orang asing seperti ini. Dia tidak akan mudah diperdaya orang lain.
"Ya sudah kalau kamu nggak mau kasih tahu. Aku harus pergi sekarang. Sampai ketemu lagi ya, Igo Casanova."
Zack bangkit lalu menyeringai. Pria itu lalu melangkah pergi. Igo memandangi punggungnya yang semakin menjauh. Sebenarnya orang itu siapa?
Igo menoleh pada gudang yang terbakar itu. Dia masih tidak mengerti kenapa Viona hampir membunuh orang. Viona yang pertama kali dia temui malah menghindarkan kereta dari kecelakaan. Namun tidakannya membajak kereta itu memang membuatnya seperti orang jahat. Viona memang seperti itu. Dia pasti punya tujuan lain, kan? Mungkin saja paman rambut gondrong itu tadi yang jahat. Igo menghela napas. Tidak ada lagi yang bisa dia lakukan kalau berada di sini terus. Sebaiknya dia kembali pada Wulan sekarang. Maka Igo pun melangkah pergi.
Sementara itu, Zack yang menunggu di halte bus terdekat merogoh sakunya dan menelepon seseorang. "Ah, mengesalkan sekali. Misiku gagal. Aku dipermainkan oleh seorang anak kecil dan hampir mati," keluhnya pada orang yang dia hubungi.
"Dipermainkan? Bagaimana bisa? Kamu nggak pakai ESP-mu?" tanya suara pria tua yang terdengar dari dalam ponsel.
"Itulah anehnya. ESP-ku tidak mempan padanya. Sepertinya dia kasus yang mirip dengan satu bocah kesayanganmu itu. Danu dan Dharu," jelas Zack. Aku kan juga tidak bisa merasuki bocah itu."
"Danu dan Dharu? Maksudmu ... Ada dua jiwa dalam satu tubuh?"
"Ya, ini hipotesisku saja. Sepertinya itu DID," angguk Zack. Lupa kalau si penelepon tidak bisa melihatnya.
"Yang lebih mengejutkan. Casanova juniorku mengenalnya."
"Igo? Mengenal mafia itu? Bagaimana bisa?"
"Dia tidak mau memberitahuku karena aku mencurigakan," kekeh Zack. "Coba kamu tanyakan padanya, mungkin dia lebih terbuka padamu."
"Oke, coba nanti aku interogasi kalau dia sudah pulang."
"Terima kasih, Adam. Sampai nanti."
Zack mengakhiri obrolan lalu memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku. Dia berdiri menyambut bus yang berhenti di depan halte kemudian menaikinya.
***
Up!!!
Dipesan ya gaes paket bukuku di shopee 27bookstore
Btw, kalau mau baca kisahnya Danu dan Dharu baca The Red Eye yak.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro