27
Igo berlari meski dia tidak tahu arah. Secara asal saja dia mengikuti ke mana Viona dan pria yang menemukan tas Wulan yang tampak dari pengelihatannya. Masalahnya ketika dia bisa melihat masa lalu, dia tidak tahu dengan pasti kapan kejadian itu terjadi bisa jadi barusan, kemarin atau bertahun-tahun lalu. Itulah limit dari kemampuannya. Belum lagi dia hanya bisa mengunakan ESP ini sembilan kali saja dalam sehari kalau tidak mau pingsan.
Igo menghela napas. Dia tidak tahu apa sebenarnya maksud Viona. Wanita itu begitu misterius. Namun feeling-nya mengatakan bahwa wanita itu tidak jahat. Sebaliknya, Igo justru mencurigai laki-laki yang duduk dengan mereka di kereta tadi. Igo curiga pria itu hanya berpura-pura mengembalikan tas Wulan. Bisa jadi dialah yang menyuruh orang untuk mencuri tas Wulan. Namun apa tujuan dari pria itu sebenarnya masih menjadi misteri. Dua orang yang misterius itu ternyata saling kenal dan kini sedang bersama. Bukankah itu hal cukup mencurigakan?
Igo terdiam karena dia berakhir di dalam sebuah gang buntu. Ada sebuah pintu di ujung tempat itu. Dengan was-was Igo meraih gagang pintu. Pemuda itu tertegun dengan apa yang dia lihat. Lagi-lagi kemampuannya muncul tanpa dia mau.
Terlihat sebuah visi. Pria yang tadi duduk bersama mereka di kereta bersiap membuka pintu, namun tepat di belakangnya ada Viona yang memukulkan lengannya ke tengkuk pria. Pria itu langsung jatuh dan tak sadarkan diri. Igo tercengang. Viona memang terlihat kuat, tapi Igo tak menyangka Viona punya kemampuan seperti itu. Dia bisa membuat orang pingsan dengan satu pukulan saja.
Igo termenung sejenak. Jadi siapa di sini yang jahat sebenarnya? Pria itu ataukah Viona? Igo masih tidak mengerti. Igo mencoba memutar engsel pintu yang ternyata di kunci. Maka dia pun mengeluarkan kawat dari dalam sakunya kemudian memasukkannya ke lubang kunci. Klik! Pintu itu akhirnya terbuka. Bagian dalam ruangan gelap sekali.
Duh, Igo jadi merinding karena indera penglihatannya jadi tidak berfungsi. Dia benci tempat-tempat gelap begini. Serasa masuk di film horor aja sih. Namun Igo nggak punya pilihan lain. Dia melangkah terus ke dalam ruangan dengan langkah perlahan. Matanya perlahan-lahan mulai terbiasa dengan kegelapan. Sepertinya tempat itu adalah gudang. Ada banyak kardus kardus yang disusun secara berantakan. Gudang itu terlihat kosong. Ke mana Viona dan laki-laki itu?
Igo kehilangan jejak. Apakah dia harus menggunakan kemampuannya lagi? Hari sudah berapa kali dia memakai ESP-nya? Tiga? Empat? Igo tidak terlalu ingat. Namun napasnya yang tersenggal dan keringatnya yang begitu banyak ini sepertinya pertanda bahwa dia hampir mencapai batas. Namun tak ada yang bisa dilakukan di tempat ini kecuali menggunakan kemampuannya lagi.
Igo berdoa di dalam hati. Dia menarik napas panjang kemudian menyentuhnya tangannya ke lantai gudang. Sebuah visi kembali terlihat. Ada Viona yang sedang menggeret tubuh lelaki yang pingsan seperti karung tak berharga masuk ke dalam gudang. Wanita itu lalu menggeser kardus yang ada di pojok ruangan. Ternyata di bawah lantainya bisa dibuka dan itu adalah jalan rahasia menuju basemen. Pengelihatannya berakhir dan membuat Igo merasa sangat kelelahan.
"Ah, aku harus berhemat. Nggak boleh pakai ESP lagi hari ini. Nggak lucu kalau tiba-tiba aku pingsan di tempat," keluh Igo. Cowok itu mengusap keringat yang membanjir di dahinya. Dia lantas menuju ke pojok ruangan. Menggunakan cahaya dari ponselnya, akhirnya dia menemukan juga jalan menuju basemen yang dia lihat melalui ESP-nya.
***
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro