Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

18

Igo sengaja pergi ke Malang untuk membuntutinya? Itu satu hal yang masih tidak bisa dipercaya oleh Wulan. Igo si playboy mata duitan. Selama ini Wulan tahu sendiri bahwa Igo tidak pernah mau bersusah payah untuk hal-hal yang tidak memberikan dia keuntungan. Bahkan Shita saja sampai keki.

Pasti ada udang dibalik rempeyek. Igo pasti punya tujuan lain, tapi apa itu? Mungkinkah alasannya karena Igo ada rasa padanya?

Pipi Wulan merona tapi dia menggeleng keras-keras. Si Igo itu ... satu-satunya hal yang dicintai cowok itu sepenuh hati hanyalah uang. Igo bahkan tidak mau bergerak tanpa uang. Ah! Dia pasti hanya menggombal saja seperti biasanya.

"Jangan termakan Wulan! Jangan termakan rayuan!" Bagaikan mantra Wulan mengulangi ucapan itu berkali-kali. Dia tidak boleh baper hanya karena hal sepele semacam ini.

Lantas apa tujuan Igo? Dia mengekor saja ke mana pun Wulan pergi. Bahkan mau membuang waktunya untuk menyelidiki kasus Winda yang membuang energi dan tidak ada kaitannya dengan dirinya? Apa sebenarnya yang dipikirkan oleh Igo?

Terus memikirkan hal yang memusingkan itu, tahu-tahu saja Wulan ketiduran.

***

Wulan terdiam di tengah kegelapan yang amat pekat. Tak ada cahaya sama sekali sampai-sampai Wulan curiga indera penglihatannya tidak berfungsi dengan baik.

"Ini di mana?" keluh gadis itu. Sembari meraba-raba dia akhir menemukan dinding dan menelusurinya.

Meskipun sudah lama berjalan tak ada yang berubah. Wulan mulai gelisah. Ada apa ini sebenarnya? Kapan kegelapan ini akan berakhir.

Sebuah cahaya redup beberapa meter jauh di depan membuat Wulan bernapas lega. Gadis itu dengan segera mendekati sumber cahaya itu. Siluet seseorang samar-samar terlihat dari kejauhan membuat Wulan terkejut. Siapa itu?

Wulan mengerutkan keningnya berusaha menajamkan tatapannya. Semakin dekat sia bejalan sosok itu menjadi semakin jelas, begitu pula dengan suara isakan yang mengiringinya. Itu tampaknya adalah seorang anak perempuan yang berjongkok di depan sebuah perapian. Dia mengenakan one piece warna putih dengan kedua rambut yang dikepang. Wulan tertegun. Itu kan....

"Winda?" panggil Wulan.

Getar di bahu gadis itu berhenti. Dia menoleh ke belakang. Betapa terkejutnya Wulan menyadari wajah gadis itu yang rusak dan berdarah-darah.

"Tolong! Tolong aku! Tolong...."

***

Wulan terperanjat. Dia memandangi sekeliling dengan bingung. Oh ya, dia sekarang sedang menginap di kapsul hotel. Ruangan yang terlalu sempit, sejenak membuatnya merasa sesak.

Tiga ketukan terdengar di pintu kapsulnya. Wulan membuka pintu itu dan melihat sosok Igo yang berdiri di sana.

"Ini sudah siang, kamu nggak bangun?" tegur cowok itu.

Wulan menatap jam di ponselnya yang menunjukkan pukul lima pagi. Ah, iya. Sudah waktunya dia beribadah. Bayangan wajah Winda yang rusak dan berdarah-darah dalam mimpinya tadi kembali terbayang. Wulan menggeleng keras-keras.

"Kamu kenapa?" tanya Igo cemas. Wajah Wulan terlihat pucat dan keringatnya bercucuran.

"Nggak apa," jawab Wulan. Mungkin beribadah bisa menentramkan jiwanya sedikit.

Wulan segera turun dari kapsulnya dengan cara menuruni anak tangga. Kakinya terpeleset hingga cewek itu nyaris saja jatuh. Untungnya, Igo dengan sigap menangkap pantatnya. Pipi Wulan seketika memerah dan jantungnya berdebar. Dia menepis tangan Igo.

"Apa-apaan kamu! Dasar mesum!" jerit Wulan.

Igo hanya berdecak-decak. "Bilang terima kasih kek udah ditolongin. Kamu mau langsung nyungsep ke bawah situ." Igo menunjuk ubin dengan jengkel.

Wulan pura-pura buang muka saja. Dia turun dari tangga lalu segera kabur menuju tempat beribadah.

***

Votes dan komen ya guys

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro