lejar
To : My Dim
Dim, kita sudahi saja semua ini. Aku lejar dengan hubungan kek gini.
Tak terasa setetes air mataku menetes, saat aku mengirim pesan untuk Dimas, kekasihku, ah tepatnya mantan kekasih.
Hanya satu tetes, mungkin air mata terakhir yang akan aku keluarkan untuknya. Atau mungkin karena air mataku sudah mengering, saking banyaknya air mata yang aku keluarkan untuknya.
Dia sosok kekasih yang aku idam-idamkan sejak dulu. Bahkan aku yang menawarkan diri padanya. Bodohnya aku saat itu.
"Dim, aku cinta sama kamu, dan aku tahu kalo kamu punya perasaan yang sama."
"T—tpi Cin."
"Plis, kasi aku kesempatan buat buktikan cinta aku."
"Tapi Lisa gimana?"
"Aku siap jadi yang kedua."
Yang aku pikirkan saat itu hanya memilikinya, walau harus mengkhianati sahabatku sendiri, Lisa.
Awalnya aku bahagia dengan hubungan ini, namun rasa cemburu menggrogoti hatiku. Saat melihat Dimas bersama Lisa. Padahal sejak awal mereka telah bersama. Aku mengenal Dimas pun karena Lisa.
Resiko mencinta adalah siap merasakan rasa sakit. Dan aku tengah merasakan sakitnya mencinta. Kini aku menyerah akan sakitnya cinta. Katakan saja aku lemah. Aku tak peduli lagi.
End
###
No komen 😎😎😎
Andieeeeer - Pinrang, 19 Desember 2016
#31dayswritingchallenge #day19 #success
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro