Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 7

Hari-hari sibuk dimulai. Sohyun mengunjungi kantor barunya, cabang perusahaan El-Roux yang ada di Seoul. Gedung berlantai 25 itu tergolong megah, melebihi ekspektasinya. Didukung oleh fasilitas yang lengkap, bahkan terdapat satu lantai yang difungsikan sebagai galeri yang memamerkan desain pakaian sampai aksesoris unggulan keluaran El-Roux. Tak hanya karya tim desainer Seoul saja yang dipajang, tetapi juga karya tim desainer dari cabang perusahaan di negara lain, termasuk Elena-yang mewakili perusahaan induk El-Roux di Paris.

Setibanya di kantor, Sohyun langsung naik ke lantai 20, di mana ruang kerjanya berada. Hyanggi, sebagai asisten kepercayaannya, mengabdikan diri dengan totalitas. Sebagai wanita yang memperhatikan kesehatan dan ketenangan, Sohyun meminta Hyanggi untuk meletakkan beberapa tanaman hias indoor. Mulai dari tanaman pakis asparagus-untuk menangkal polusi udara, tanaman jade dan lucky bamboo-yang katanya dapat mendatangkan rezeki dan keberuntungan, serta lavender yang diletakkan di dekat jendela-untuk membantu pikirannya tenang apabila sewaktu-waktu terpaksa lembur mengerjakan setumpuk sketsa desain pakaian baru.

Usai meletakkan tasnya, Sohyun melirik jam tangan. Sudah pukul 09.00 pagi dan kliennya belum juga datang. Benar-benar tidak bisa diandalkan. Selagi menunggu Taehyung, Sohyun kedatangan seorang tamu wanita yang dengar-dengar merupakan sekretaris direktur di kantor barunya.

"Selamat pagi, Miss Elena. Bagaimana kabar Anda?" Seorang wanita cantik dengan kulit cerah dan rambut yang panjang dikuncir kuda menyapa.

"Oh, selamat pagi, Nona Boreum? Saya tidak salah panggil, kan?"

Wanita yang sama sekali tidak terlihat tua itu tertawa anggun. Mereka pun berjabat tangan. Di belakangnya, berdiri seorang pria yang memegang sebuah kamera.

"Betul, saya Hwang Boreum, sekretaris direktur yang sudah membuat janji dengan Anda. Maaf sebelumnya, saya harus datang mendadak seperti ini. Saya ingin memperkenalkan dia." Boreum menunjuk sosok pria muda yang berdiri tegap di belakangnya.

"Namanya Ryeo Un. Fotografer yang akan bekerja sama dengan Anda ke depannya."

Sohyun mengalihkan pandangan pada pemuda itu. Dengan sopan, Ryeo Un membungkukkan badannya. Sohyun pun membalas dengan cara yang sama.

"Dia masih muda, tapi jangan meremehkan bakatnya. Dia adalah fotografer terbaik yang kami punya. Karena project ini sangat penting bagi Anda, maka direktur sendiri yang menugaskan Ryeo Un untuk bekerja bersama Anda."

"Nona Boreum, boleh saya tahu berapa umur Anda?"

"Saya 27 tahun, Miss."

"Astaga, kita seumuran. Sebaiknya bicaranya informal saja, ya. Soalnya, aku ingin dekat denganmu," ucap Sohyun terang-terangan.

Sejak bertemu dengan Boreum hari ini, Sohyun sudah menyukainya. Boreum yang apabila tersenyum seakan-akan menebarkan semangat, kepribadian Boreum bersinar seperti namanya-yang berarti bulan purnama. Ditambah mereka yang seumuran membuat Sohyun semakin yakin, kalau mereka bisa lebih dekat dan menjadi sahabat.

"Baiklah, Miss. Atau, mulai sekarang aku panggil kau Elena, ya?"

"Sohyun, namaku Kim Sohyun. Kalau di kantor kau panggil saja Elena, di luar urusan pekerjaan, aku harap kau memanggilku Sohyun."

"Wah, itu nama yang cantik, seperti orangnya."

Sohyun tertawa geli. "Kau jauh lebih cantik Boreum, sampai-sampai membuatku terpukau."

Setelah urusan keduanya selesai, Boreum pamit undur diri. Masih banyak pekerjaan yang harus ia lakukan. Bersamaan dengan Boreum yang membuka pintu ruangan Sohyun dan hendak keluar, dari arah luar muncullah seseorang yang Sohyun nanti-nantikan. Wanita itu pun berdecak sambil menggelengkan kepalanya.

"Wah, Tuan Kim, jam berapa ini? Apa Anda baru bangun?" Sohyun mendelik ke arah Taehyung, sementara yang ditatap malah asyik bersiul dan menggoda Boreum yang berpapasan dengannya.

"Ck, kau ini!" bentak Seojun pada Taehyung yang bersikap kurang ajar.

"Maaf, Miss. Maafkan keterlambatan kami, harusnya saya membangunkan Taehyung lebih awal."

"Cukup, Tuan Seojun. Ini bukan salah Anda. Baiklah!" Sohyun menepukkan kedua tangannya, menyadarkan Taehyung yang masih sibuk melirik kepergian Boreum. "Karena saya tidak suka membuang-buang waktu, bagaimana kalau kita langsung ke studio saja? Beberapa pakaian yang harus dicoba Taehyung ada di sana."

Fokus Taehyung kini tertuju pada Sohyun. Dengan setelan formal, berupa pencil dress selutut yang melekat pas di badan, dan stocking hitam yang mempertontonkan bentuk kakinya yang ramping dan panjang, Taehyung sampai tidak bisa melepas pandangan. Terlebih, gerakan Sohyun melepas coat-nya yang terkesan sensual, semakin menambah keseksian seorang Kim Sohyun di mata playboy itu.

"Tuan Kim? Anda mendengar saya?"

"Y-ya? Ya, aku mendengar suara Miss Elena yang merdu. Mana ada pria yang berani menolak pesonamu."

Benar-benar tukang gombal. Lihat saja, aku tidak akan membiarkan playboy sepertimu bernapas dengan tenang di sekitarku.

"Maaf, Tuan Taehyung. Tolong ke depannya, bicaralah formal. Apalagi sekarang kita ada di tempat kerja. Itu akan membuatmu jauh lebih profesional," bujuk Sohyun.

"Aah, kau benar. Eh, maksud saya, Anda benar, Miss. Maafkan kelancangan saya."

Taehyung tersenyum malu-malu. Sebelah tangannya mengusap kepala belakang. Dan tentu saja Sohyun tahu, sikap itu cuma penyamaran. Salah satu taktik Taehyung dalam merayu perempuan. Sohyun tidak akan jatuh ke dalamnya. Tidak akan pernah!

Ryeo Un yang lebih familiar dengan gedung tersebut, menuntun ketiga rekan kerjanya ke studio pemotretan yang ada di lantai 18. Sepanjang jalan, Taehyung tidak bisa berhenti menatap dan mengagumi postur tubuh Sohyun yang sempurna.

Kalau saja aku bisa mendapatkannya.... Pikir Taehyung di tengah-tengah lamunan. Pintu lift pun terbuka. Di sana ada banyak kru yang terlibat project. Kebanyakan wanita, sudah ditebak. Masalah apa yang akan dihadapi Sohyun berikutnya.

Yups. Kim Taehyung yang sok ngartis itu mulai tebar pesona. Sohyun merutuki dan mengasihani hati para stafnya yang begitu lemah, mudah tergoda pada laki-laki modelan Taehyung yang sukanya memberi lip service. Pujian sana-sini pria itu lontarkan, membuat para staf wanita menjerit-jerit keenakan.

"Tuan Seojun, bisa Anda atur model kesayangan Anda? Tolong bawa dia secepatnya ke ruang ganti."

"Baik, Miss."

Cuma Seojun lah pawang Kim Taehyung. Satu-satunya orang yang gampang memegang kendali Taehyung supaya tidak berbuat macam-macam-setidaknya selama sedang bekerja. Karena, setelah lepas dari pengawasan Seojun, Taehyung akan menjadi sangat nakal dan bandel.

"Tuan Kim, tubuhmu bagus juga, ya," puji Sohyun.

Ia tidak munafik. Mengetahui perawakan Taehyung yang di atas sempurna, tubuh tinggi dengan otot lengan, dada, punggung, dan paha yang kekar, pasti membuat siapapun meneteskan air liur. Tidak heran jika Taehyung menjadi model yang sedang panas diperbincangkan. Bahkan namanya sampai terdengar oleh Elise.

Taehyung yang kegirangan, langsung menyombongkan otot-ototnya. Berpose ala binaragawan demi membuat Sohyun terpesona.

"Bisa kau lepas bajumu sekarang?"

"Iya? Tentu saja, dengan senang hati."

Taehyung pun melepas kaosnya. Sekarang ia bertelanjang dada. Sohyun menginstruksikan salah seorang stylist mengambilkan baju tanpa lengan berbahan lace hitam transparan dari stand hanger.

"Anda tahu, Tuan, ketika melihat desain baju ini, saya langsung teringat pada Anda. Saya membayangkan Anda mengenakannya, dan itu terlihat sangat seksi dan hot. Sepertinya, ekspektasi saya sesuai dengan kenyataan."

Sohyun menatap puas kliennya. Desainnya tidak salah lagi, memang tercipta untuk Taehyung. Tapi bukan itu yang Sohyun banggakan. Bulan Januari adalah bulan terdingin di Korea Selatan. Sohyun sengaja ingin membuat Taehyung menggigil. Bodohnya, pria itu malah semakin besar kepala mendapat pujian dari Sohyun. Ia terus-terusan berpose sambil menaik-turunkan alisnya, menggoda Sohyun.

"Oke! Mari kita coba lakukan pemotretan. Ryeo Un, kau sudah siap?"

Ryeo Un mengangkat sebelah tangannya membentuk isyarat "ok". Mereka pun menuju ke spot pemotretan. Taehyung melakukan berbagai pose penuh optimis. Namun, Sohyun tidak pernah puas dibuatnya.

"NG! Tuan Taehyung, wajah Anda terlalu kaku. Tolong lebih rileks lagi."

Taehyung menuruti arahan Sohyun. Beberapa pose Taehyung suguhkan lagi. Sebenarnya, kerja pria itu sudah sangat bagus. Dalam hati, Sohyun mengakui talenta Taehyung sebagai seorang supermodel. Namun, ini kesempatannya untuk mengerjai pria itu.

"NG! Tuan, Anda kurang mengekspose desain pakaiannya. Detail pakaiannya jadi tidak kelihatan."

Taehyung pun berusaha mengubah gaya sampai mendapat kata "pass" dari Sohyun. Sayangnya, Taehyung tak kunjung menyelesaikan pemotretan dengan satu desain pakaian saja. Tubuhnya sudah menggigil kedinginan. Pria itu mulai tidak fokus pada pemotretan. Tiba-tiba terdengar suara bersin yang amat kencang.

"Tuan Seojun, sepertinya modelmu tidak cocok dengan suhu udara di sini."

Pfft. Rasakan itu. Aku sengaja menurunkan suhu penghangat ruangannya, biar kau makin menderita. Lalu menaikkannya lagi setelah manajermu datang.

"Taehyung? Kau baik-baik saja?"

"Aku kenapa? Aku sehat, kok. Tubuhku sangat fit. Apalagi setelah melihat wajah Miss Elena, aku jadi makin semangat bekerja," ujar Taehyung pada Seojun. Sengaja ia keraskan suaranya supaya terdengar oleh Sohyun.

Memalukan. Tidak mungkin aku bilang kedinginan. Mau ditaruh mana mukaku sebagai seorang model papan atas? Lagi pula, kenapa dari tadi poseku salah terus? Apa karena semalam kurang tidur, ya?

"Baiklah, saya rasa sudah cukup pemotretan hari ini. Setelah mencoba beberapa pakaian, saya mendapat gambaran desain pakaian yang cocok untuk Tuan Taehyung kenakan di acara Fashion Week nanti."

Meskipun Sohyun banyak mengerjai Taehyung hari ini, ia tak melupakan tugasnya. Selama Taehyung berganti-ganti pakaian, Sohyun mengamati pria itu. Memikirkan desain yang pantas dibawakan oleh Taehyung di acara Paris Fashion Week tahun ini. Bagaimana pun juga, Sohyun tetap harus berkompetisi. Meskipun Elise mendukungnya dari belakang, Chloe juga punya kesempatan untuk menunjukkan diri. Kalau Sohyun ditugaskan untuk Taehyung-yang punya potensi besar terkenal di kancah Internasional, Chloe mencari partner-nya sendiri yang katanya merupakan seorang model tersohor dan berpengalaman melakukan catwalk di berbagai acara peragaan busana di luar negeri.

Sial, gadis itu licik juga. Pintar memilih rekan kerja.

"Miss Elena!" cegah Taehyung sebelum Sohyun meninggalkan studio.

"Ya?"

"Ehm, begini. Kemarin saya sudah coba menghubungi Miss, tetapi kenapa Miss tidak mengangkat telepon saya?"

"Benarkah?" Sohyun berpura-pura kaget. Ia mengambil ponselnya yang dari tadi dititipkan Hyanggi. "Oh, astaga! Anda benar." Sohyun menutup mulutnya dengan sebelah telapak tangan, bersikap seolah-olah syok.

"Ada apa Anda menghubungi saya? Sebenarnya, saya terbiasa mematikan ponsel dengan akun bisnis sepulang kerja. Dan hanya mengaktifkannya ketika diperlukan."

Air muka Taehyung tampak kecewa. Sebaliknya, Sohyun bahagia di atas kekecewaan pria itu. Kau kira itu akun pribadiku, hah? Memelaslah dulu, baru kuberikan, Kim Taehyung, sombongnya dalam hati.

"Begini, apakah saya boleh meminta nomor pribadi Anda, Miss?"

"Emm, untuk apa ya kalau boleh saya tahu?"

"Oh, sebenarnya saya hobi menambah teman, haha. Bukankah lebih baik kalau kita berteman?"

"Teman, ya ...?" Sohyun mengalihkan pandangan ke sudut lain studio. "Oke, saya sendiri yang akan mengirim pesan teks atau menelepon Anda dengan nomor pribadi nanti. Sekarang ini, saya ada kesibukan lain."

"Ya, ya. Silakan, jika Miss tidak bisa melakukannya sekarang, saya bisa menunggu nanti."

"Baiklah, saya pamit dulu."

"Ya," jawab Taehyung dengan setengah nyawa yang melayang.

Lihatlah cara berjalan wanita itu, benar-benar seksi sekali. Dia tipe idamanku! Pokoknya, aku harus bisa mendapatkan Elena! Bagaimanapun caranya! Atau namaku bukan Kim Taehyung si Penjelajah Wanita lagi.

Sohyun berjalan meliuk-liukkan pinggulnya bukan tanpa alasan. Semua semata-mata untuk membuat Taehyung bertekuk lutut padanya. Ia pun menahan tawa ketika tahu bahwa Taehyung tidak bisa berhenti mengamatinya.

Tunggu saja pesanku, Taehyung. Mungkin seabad lagi baru terkirim, monolognya dalam batin.

***

"Hyanggi, apa kau masih lama? Kakiku sudah pegal-pegal. Aku ingin segera berendam di kolam jacuzziku."

Selesai bekerja, Sohyun menemani Hyanggi membelikan makanan untuk anjing peliharaannya. Gadis itu tampak penuh energi meskipun sudah seharian bekerja. Benar-benar semangat anak muda. Sohyun iri karena umurnya yang semakin tua menghambat pergerakan tubuhnya. Ia jadi cepat lelah.

"Kalau Eonni mau urusanku di sini cepat selesai, bisakah Eonni membantuku membawakan susu dari rak itu?"

Hyanggi menunjuk salah satu rak yang tak jauh dari posisinya berdiri. Sohyun pun mengiyakan. Di luar urusan kerja, Sohyun dan Hyanggi berinteraksi layaknya kakak dan adik. Mereka begitu dekat sehingga sudah seperti keluarga. Sohyun tak keberatan apabila disuruh Hyanggi ini-itu. Lagian, Hyanggi juga selalu membantunya dalam mencukupi kebutuhan.

"Aduh, banyak banget lagi. Ambil produk susu yang mana ini?" Sohyun menatap bingung deretan produk susu dengan berbagai bentuk dan merek. Ia lupa menanyakan kepada Hyanggi, seperti apa yang harus ia beli.

"Cari susu untuk anak anjing?" Suara seorang laki-laki dari arah belakang mengagetkannya.

"Loh, Dokter? Kau di sini?"

"Iya, kebetulan aku harus membelikan snack untuk anjing-anjingku yang ada di klinik."

Keduanya memutuskan untuk berbicara santai. Sepertinya, cuma Taehyung satu-satunya pria yang tidak ia izinkan berbicara informal kepadanya. Plus manajer pria itu.

"Kalau susu untuk anak anjing, jangan ambil yang ini." Jimin mengembalikan kotak susu yang dipegang Sohyun ke raknya. "Itu susu untuk anjing dewasa."

"Ah, begitu." Sohyun memanggutkan kepalanya, ia sungguh tidak tahu apa-apa soal merawat anjing. Meskipun ia pernah punya satu, itu pun selalu Aunty Sofia yang merawat dan memberinya makan.

"Anak anjing itu butuh susu yang mengandung protein, vitamin, mineral, karbohidrat, lemak, energi, dan air dalam jumlah seimbang. Berbeda dari anjing dewasa yang cenderung membutuhkan susu tinggi vitamin dan rendah lemak saja. Anak anjing perlu sesuatu yang baik untuk pertumbuhan tulang dan perkembangan panca inderanya."

Sohyun menyimak setiap kalimat Jimin. Mengikuti pria itu dari belakang seperti sedang melakukan study tour, dengan tour guide tampan yang memahami dunia perbinatang-peliharaan. Seperti murid yang pandai dan kritis menghadapi persoalan, Sohyun pun mengajukan pertanyaan.

"Dokter, apakah produk susu yang dijual ini diperah dari anjing? Kalau begitu, apakah juga ada peternakan anjing untuk diperah susunya?"

Jujur, Sohyun menanyakan pertanyaan itu dengan serius. Tapi Jimin malah terbahak-bahak dibuatnya. Ya ampun, dia ketawa saja sangat manis. Aku sungguh beruntung hari ini bertemu dengannya.

"Sohyun, pertanyaanmu lucu sekali. Tapi itu pertanyaan yang bagus."

Apa pertanyaanku memalukan?

"Setelah induk anjing melahirkan, mereka akan menyusui anak-anaknya sekitar 2 jam/hari selama 7 hari pertama. Tapi, ada kondisi di mana produksi ASI induk anjing tidak mencukupi sehingga anak-anak anjing itu perlu intake susu dari luar. Nah, konsumsi susu semacam itu bisa diperoleh dari sapi atau kambing. Umumnya, susu kambing lebih direkomendasikan karena bebas laktosa. Anjing tidak punya enzim yang mencerna laktosa, makanya tidak bisa diberi susu sembarangan atau dia akan mengalami intoleransi laktosa dan itu ditandai dengan diare."

Sohyun memijat kepalanya. Rasanya seperti diberi kuliah oleh dosen. Tiba-tiba ia flashback ke masa-masa kuliahnya dulu. Bedanya, materi yang disajikan Jimin bukanlah tentang dunia fashion, melainkan mengenai proses laktasi hewan peliharaan. Aduh, aku nggak paham.

"Sapi dapat memproduksi susu dalam jumlah besar. Umumnya, setelah melahirkan, mereka dapat menghasilkan susu secara produktif selama kurun waktu 10 bulan. Sedangkan, kambing lebih singkat lagi. Masa laktasi mereka 180 hari, alias 6 bulan. Kalau dibandingkan dengan anjing, secara ukuran anjing lebih kecil. Menurutku, susunya tidak bisa diproduksi dalam jumlah besar dan tidak memungkinkan untuk dikomersialkan. Apa kau mengerti maksudku? Ini hanya pendapatku saja. Aku belum begitu mendalami jawabannya sampai ke arah medis."

"Cu-cukup, Dok. Itu penjelasan yang sangat panjang. Segini saja berhasil membuatku pusing tujuh keliling."

Malangnya nasib Sohyun. Boro-boro mengobrol santai dengan dokter tampan itu, ia malah diberi ilmu baru. Berbincang dengan orang kesehatan memanglah menyulitkan. Sohyun seperti menggali kuburnya sendiri.

"Apa kau punya anak anjing?"

"Tidak. Sebenarnya itu milik temanku. Tapi ... sepertinya seru kalau aku memelihara satu," ungkapnya.

Selama ini Sohyun kesepian di apartemen. Mungkin lebih baik kalau dia punya hewan peliharaan yang bisa menemaninya setiap waktu. Sohyun cuma perlu tahu bagaimana cara merawat mereka dengan baik, kan?

"Kebetulan kalau begitu. Datanglah ke klinikku besok. Akan kuperkenalkan kau dengan Popo."

"Hah?"

Sohyun mempertajam pendengarannya. Dokter Jimin bilang ppoppo? Bukankah itu artinya "ciuman"? Nama anjing macam apa itu? Kenapa membuat otakku berpetualang? Sohyun, sadarkan dirimu! Sejak kapan kau jadi berpikiran mesum, hah?

"Namanya lucu, kan?"

Alih-alih lucu, bukankah namanya terlalu menggairahkan? Tak mungkin Sohyun mengatakan kalimat itu. Ia pendam keterkejutannya dalam hati.

"I-iya, Dok."

"Aku beri nama Popo karena setiap orang yang melihat keimutannya pasti akan merasa gemas ingin menciumnya."

Menggemaskan seperti Dokter, ya? Aku jadi ingin mencium Dokter juga. Sohyun pun mulai mengkhayalkan hal yang tidak-tidak.

"Sohyun? Sohyun? Kenapa bengong?"

"Tidak apa-apa, Dok. Saya tiba-tiba memikirkan sesuatu yang menyenangkan."

Benar, menyenangkan! Pasti menyenangkan jika setiap hari aku bisa pergi ke klinik Dokter Jimin dengan menggunakan Popo sebagai modus.

Sepertinya otak Sohyun mulai gila sejak ia tinggal di Seoul. Sekali lagi, Sohyun tidak pernah seekspresif ini. Jimin lah pria pertama yang berhasil membuatnya tertarik. Wanita itu jadi ingin tahu lebih banyak lagi tentang Dokter Jimin. Apakah dokter itu memang seimut hewan-hewan peliharaannya sampai-sampai ingin Sohyun cium saat itu juga?

***

Tbc


Halo hai! Kalo ada yang ambil kuliah jurusan kedokteran hewan, boleh banget kalimat jawaban Jimin dikoreksi ya hehehe

Aku cuma riset berbekal internet. Sampe pegel ini jari ngetik di mana-mana tapi nggak nemu jawaban yang memuaskan. Akhirnya aku simpulkan sendiri deh😅

Well, Jimin doang nih yang bisa bikin Sohyun kesengsem. Taehyung apa kabar? Kayaknya sia-sia deh kamu nyoba godain Sohyun. Nggak mempan lagi, udah melempem gombalanmu🤭

Ngomong informal aja nggak dibolehin, nama asli nggak dikasih tau, Taehyung ... siap-siaplah jadi sadboy👀

Btw, ini visual untuk cast tambahannya ya.

Hwang Boreum, sekretatis direktur El-Roux cabang Seoul, Korea Selatan.

Ryeo Un, fotografer muda yang kerja satu tim dengan Sohyun.

Sampai jumpa di bab selanjutnya~
Jangan lupa, 50 votes-nya ya biar cepetan update🙆🏻‍♀

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro