Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 31

Kantor El-Roux yang ada di Paris pada dasarnya lebih besar dan luas karena merupakan kantor induk. Segala aktivitas yang mencakup proses riset, fashion forecasting, pembuatan mood board, penggambaran proporsi dan ilustrasi fashion hingga proses evaluasi desain dikerjakan di sana.

Karena banyaknya proses yang perlu dilakukan hingga suatu pakaian tercipta, gedung El-Roux pun terbagi menjadi tiga bagian. Gedung A adalah tempat pengembangan ide. Gedung B adalah tempat evaluasi. Dan gedung C adalah tempat realisasi (mewujudkan rancangan yang telah dibuat sehingga terbentuk produk jadi, khususnya sebelum produk dipamerkan maupun di-launching ke pasaran). Sementara itu, untuk produksi massal, El-Roux telah bekerja sama dengan beberapa pabrik tekstil yang tersebar di Eropa dan Amerika.

Masing-masing gedung memiliki beberapa ruang meeting. Seperti ruangan yang sedang digunakan Sohyun saat ini. Ia memilih gedung C sebagai tempat briefing terhadap kru-nya untuk persiapan acara peragaan besok. Seharusnya briefing dimulai sepuluh menit yang lalu, tetapi perdebatan kecil di depannya ini benar-benar membuat Sohyun jengkel.

"Move! I told you before, this is my place," tegas Vernon.

"Excuse me, Sir? Sejak kapan ini menjadi kursi Anda?" balas Taehyung sengit.

"Aku melihatnya duluan, kau harus pindah!"

"Tapi aku yang duduk di sini duluan. Siapa cepat, dia dapat. Apa kau tidak tahu konsep itu?"

Sohyun yang sudah habis kesabaran, menggebrak meja sampai-sampai semua rekan kerjanya dibuat terkejut. Ya, selama ini mereka mengenal Miss Elena sebagai sosok yang anggun dan berkepala dingin. Tetapi, aura yang ditunjukkan wanita itu kali ini sangatlah berbeda.

"Both of you, get out!"

"Apa?!" kaget keduanya.

"Saya tidak mau meeting saya terganggu hanya karena kalian rebutan tempat duduk. Cepat keluar, atau saya panggilkan security!"

"Tapi, saya harus mendengar meeting-nya," alasan Vernon.

"Saya tidak suka mengulangi kalimat dua kali. Anda berdua sudah dewasa, sepertinya paham alasan apa yang membuat saya mengusir kalian. Pertama, berkata tidak sopan. Kedua, bersikap tidak profesional. Silakan introspeksi diri di luar!"

Seperti anak kecil, Taehyung dan Vernon saling pandang. Yang tadi berperang verbal, sekarang jadi berperang batin. Berseteru tentang siapa yang harus keluar lebih dulu. Hingga Sohyun membukakan pintu ruang meeting dan menengadahkan telapak tangannya mempersilakan mereka, Taehyung dan Vernon menghela napas lalu tanpa basa-basi lagi meninggalkan ruangan.

Childish!

***

Tak. Suara gelas cocktail yang membentur permukaan meja berlapis kaca menunjukkan kelanjutan perang dingin antara kedua pria tampan itu. Taehyung membara menatap Vernon yang dengan tenang menikmati blue lagoon miliknya. Setelah apa yang diucapkan pria berparas Korea–Amerika tersebut, emosi dan harga diri Taehyung tersulut.

Meniduri wanita hampir setiap malam dia bilang? Brengsek! Ternyata dia lebih parah dariku.

Taehyung akui, soal pengalaman seks, dia nol. Yang dilakukannya dengan para wanita sejauh ini hanyalah make out. Ciuman panas, memeluk, meraba, tidak lebih dari itu. Pernah sekali ia membeli kondom, tetapi tak ada satu wanita pun yang membuatnya ingin memakai benda itu. Kecuali ... Sohyun.

Sialan.

Taehyung kesal memikirkanya. Hubungannya dengan Sohyun dapat dikatakan lebih dari dekat. Namun Taehyung heran, mengapa hati wanita itu tak kunjung ia dapatkan. Dan sekarang, ia harus bertemu Vernon. Dari sudut pandang Taehyung, jelas sekali bahwa Vernon juga memiliki hubungan khusus dengan Sohyun. Apakah kini mereka harus bersaing?

"Tidak mau nambah?" tawar Vernon selagi meminta segelas blue lagoon kepada bartender.

Begitu diusir dari ruang meeting, keduanya menuju bar milik perusahaan yang letaknya juga di lantai dasar. Sungguh kantor yang fasilitasnya lengkap.

"Kenapa? Kepikiran karena aku lebih unggul dibandingkan dirimu? Loosen up! Masih ada kesempatan untuk memperbaiki diri," ujarnya sambil menepuk-nepuk punggung Taehyung. Tak lupa menyeringai.

Memperbaiki diri? Maksudnya aku disuruh upgrade buat pengalaman seks, begitu? Dasar sinting!

"Kau harus selalu sedia kondom di manapun. Itu kuncinya. Karena kita tidak tahu, kapan kita akan membutuhkannya. Seperti aku, yang kadang-kadang melakukannya di dalam mobil."

"Shut up! Aku tidak butuh nasehatmu. Kau pikir aku tidak mengerti soal itu?"

Tidak mungkin Taehyung mengakui kalau dirinya masih perjaka. Bisa-bisa ia jadi bahan tertawaan. Maka, satu-satunya cara untuk melawan pria itu adalah berpura-pura menjadi lebih brengsek.

"Kau tidak tahu berapa bungkus kondom yang aku habiskan dalam semalam? Nafsuku itu tidak mudah surut," sombong Taehyung.

Entah sejak kapan, percakapan keduanya mengarah ke percakapan dewasa. Meskipun tidak begitu banyak orang yang berkunjung ke bar—karena masih jam kerja—bartender yang berdiri di hadapan mereka tampak mulai terusik.

"Permisi, Tuan-Tuan. Jika kalian ingin membicarakan hal pribadi, sebaiknya dibicarakan di tempat lain—"

"Ambil ini. Dan tutup mulutmu," sela Vernon. Rupanya ia menyuap bartender tersebut agar tidak mengoceh lagi. Dan berhasil.

Money talks, everything else walks. Batin Vernon.

"Apa hubunganmu dengan Sohyun?"

Ini dia. Pertanyaan yang ditunggu-tunggu Taehyung akhirnya datang. Saatnya memamerkan kedekatan antara dirinya dengan Sohyun supaya Vernon berhenti merecoki mereka.

"Kami itu sangattttt dekat. Lebih dari yang kau bayangkan."

Vernon mengangkat sebelah alisnya tinggi-tinggi.

"Aku mengenal Sohyun sejak masih kuliah. Kami juga sangatttt dekat loh. Bisa dihitung kan, kami dekat hampir 6 tahun. Bayangkan," jawab Vernon. Ia meletakkan cocktail-nya dan mengubah arah duduknya menyamping, menghadap Taehyung.

Taehyung terkekeh dan bertepuk tangan. "Wow, man! Interesting! But me," ujar Taehyung sambil merapikan outer yang dikenakannya. "I've known her since high school. Bisa dihitung kan, 10 tahun. Bayangkan!" bangga Taehyung. "And there's one thing you need to know. That she ... asked me out at that time," lanjutnya.

"Apa?!" Saking kagetnya, Vernon turun dari kursi secara tiba-tiba.

Ia pernah dengar cerita tentang Sohyun yang menembak seorang cowok sepuluh tahun lalu. Tetapi Vernon tidak menduga kalau cowok itu adalah Kim Taehyung.

"Sialan! Jadi, kau si brengsek itu?!" Vernon meraih kerah pakaian Taehyung. Memelototinya dengan tatapan kebencian.

"He–hei, lepaskan tanganmu," pinta Taehyung. Ia sendiri tidak paham mengapa Vernon memarahinya.

"Gara-gara kau Sohyun mengalami kenangan buruk! Kau menghinanya hari itu, kan? Dia pernah kehilangan rasa percaya dirinya selama bertahun-tahun karena ejekanmu itu!"

"Itu kan cuma masa lalu! Kenapa dibesar-besarkan?"

"Bukan soal masa lalu! Yang aku bicarakan adalah kau. Kau alasan yang membuat Sohyun pesimis dan minder dengan penampilannya. Kau yang secara tidak langsung memaksa Sohyun mati-matian mengubah penampilannya! Tak seperti sekarang, dulu wanita itu harus menghadapi banyak cemoohan karena pakaian dan penampilan yang kontras dengannya. Gara-gara kau Sohyun pernah kesulitan menemukan jati diri!"

Benarkah itu? Sohyun mengalami kesulitan karena ucapanku?

Pertikaian mereka terhenti saat Seojun datang tergesa-gesa dari arah luar. Setelah berlarian mencari keberadaan Taehyung—karena ponselnya tak bisa dihubungi, akhirnya mereka bertemu.

"Taehyung! Ada kabar buruk!" ucap Seojun dengan sisa napas yang ia punya.

***

"Apa ini?!" kaget Taehyung setelah menyaksikan layar ponsel yang disodorkan Ryeoun.

Setelah bertemu dengan Seojun tadi, Taehyung langsung dibawa kembali ke ruang meeting. Atmosfer di ruangan tersebut berbeda jauh dari suasana terakhir ketika Taehyung meninggalkannya. Sohyun tak tampak berada di sana. Seojun bilang, Sohyun dipanggil oleh atasannya.

Ya, Taehyung dalam masalah besar. Sebuah akun anonim di salah satu platform media sosial memposting foto-foto yang menunjukkan Taehyung berkencan dengan beberapa wanita. Jika itu merujuk pada satu akun saja, Seojun yakin bisa mencari cara untuk menanganinya. Akan tetapi, terlambat. Foto-foto itu menyebar dengan cepat di internet, di-repost ribuan kali hingga akhirnya muncul di pemberitaan lokal Korea Selatan. Sebuah skandal yang dulu pernah menjangkiti popularitas Taehyung. Kini, kejadian yang sama terulang kembali. Padahal, besok adalah hari-H Fashion Week digelar.

"Apa foto-foto ini benar, Taehyung?" selidik Seojun.

Ia merasa tidak kompeten sebagai seorang manajer. Seharusnya ia menjaga modelnya dengan baik. Tetapi setelah tahu kekacauan ini, ia jadi berpikir dua kali. Ke mana saja Seojun selama ini? Bagaimana mungkin dia tidak menyadari kalau Taehyung pergi keluar dan bermain-main dengan wanita di luar apartemennya?

"Hah. Taehyung, Taehyung. Berapa kali aku memintamu berhati-hati? Kenapa kau tidak pernah mendengarkanku?"

"Maaf, Hyung."

Taehyung tak dapat menyangkal. Kepalanya tertunduk dalam. Seojun adalah salah satu orang yang mengenal sifat aslinya. Ketika Taehyung terlibat masalah, Seojun membantu menyelesaikannya. Skandal semacam ini—terlibat gosip dengan wanita lain—rasanya sudah seperti makanan sehari-hari bagi Seojun.

Perkaranya, sekarang bukanlah saat yang tepat untuk tersebarnya skandal itu. Taehyung terlibat kontrak dengan El-Roux dan besok adalah debutnya di panggung Paris Fashion Week. Kalau sampai berita tersebut terdengar oleh El-Roux, kontrak Taehyung terancam dibatalkan dan agensinya dikenai denda karena Taehyung lalai dalam menjalankan tugasnya. Seojun pun pusing dibuatnya. Kini, mereka tinggal menunggu kabar selanjutnya dari Sohyun.

Yang dibicarakan pun tiba. Sohyun muncul dengan ekspresi tak terduga. Menunjukkan bahwa kondisi sedang tidak baik-baik saja.

"Bagaimana Miss? Apa yang Miss Elise bicarakan?"

Sohyun menggelengkan kepalanya. Sorot matanya sendu. Ia mengalihkan pandangan ke tempat lain, tak berani menatap rekannya satu-satu.

"Sepertinya kalian harus kembali ke Seoul," ucapnya sedih. "Dengan sia-sia," lanjutnya.

Suasana pun gaduh. Sohyun sendiri tak mengira kalau Elise akan mengetahui rumor Taehyung. Lebih parahnya lagi, entah bagaimana artikel tentang Taehyung telah tersebar luas di media Eropa. Identitasnya sebagai seorang model naik daun pun tercemar. Wajar, sebab sejak Taehyung menandatangani kontrak dengan El-Roux, eksistensinya mulai dilirik oleh dunia Internasional.

"Ya Tuhan ...." Seojun mendesah frustrasi.

"Begini saja, saya akan meminta teman saya untuk menghapus artikel dan postingan itu! Saya punya kenalan yang sangat ahli di bidang ini!" seru Jeonghan.

"Percuma. Ini tidak akan berhasil. Dengar, saya tidak tega memberitahukan ini tetapi ... kontrak Taehyung telah dibatalkan."

"Apa?!" Taehyung tak dapat menahan reaksinya setelah mendengar fakta itu.

"Sekarang kalian mengerti kan? Sebaiknya kalian segera pulang ke Seoul. Tidak ada peragaan untuk besok. Itu keputusan finalnya. Permisi."

Sohyun berbalik meninggalkan ruangan. Sementara, Taehyung dan yang lain masih terpaku. Usaha mereka sejauh ini tidak ada gunanya. Fashion Week di Tokyo, juga tidak ada gunanya. Image Taehyung sudah hancur. Benar, semua itu terjadi karena kelalaiannya. Semua ini salah Taehyung.

***

Kim Taehyung tak dapat keluar dari gedung El-Roux dengan mudah. Beberapa wartawan tampak berkerumun di depan sana. Padahal, ia harus segera kembali ke hotel dan mengemas barang-barangnya.

"Hyung, terlalu banyak wartawan di luar."

"Kau benar. Ck, gawat!"

"Kalian, kecuali Taehyung, pergilah dari sini! Alihkan perhatian para wartawan itu!" Kim Sohyun yang tadi menghilang, mendadak muncul dari arah belakang bersamaan dengan Vernon.

"Miss? Lalu, bagaimana dengan Taehyung?"

"Taehyung akan ikut denganku. Ia tidak mungkin juga kembali ke Seoul, di sana situasinya makin kacau."

Seojun menatap Taehyung untuk menanyakan pendapatnya.

"Hyung, kau dan yang lain pulang duluan saja ke Seoul. Kita ikuti rencana Miss Elena."

"Baiklah kalau begitu. Kami akan ke hotel dan memesan tiket pulang ke Seoul. Aku akan mengurus kekacauan di sana semampuku dan mendiskusikannya dengan agensi."

"Tunggu!" seru Hyeri. Wanita itu mengangkat tas berisi alat makeup dan muncul dengan sebuah ide. "Saya akan melakukan sedikit penyamaran untuk Taehyung. Dengan begitu, Taehyung tak dapat dikenali saat keluar dari sini."

"Oke. Kuserahkan padamu, Hyeri," kata Sohyun.

Sesuai saran Hyeri, Taehyung pun di make over. Melalui keterampilan wanita itu, Taehyung—yang pada awalnya memang berwajah androgini—dipakaikan wig dan dipakaikan pakaian wanita. Seperti dugaan Hyeri, Taehyung terlihat cantik sekali bahkan melebihi kecantikannya.

"Sungguh, wajah yang diberkati," puja Hyeri.

Taehyung terkesan tidak nyaman dengan penampilannya. Ketika ia keluar dari ruang makeup pun, tak ada satu pun yang mengenalinya, termasuk manajernya sendiri.

"Semuanya, kita sambut Kim Taerin!"

Situasi hening. Tampak hanya Hyeri yang bersemangat memperkenalkan modelnya. "Teman-teman? Halo? Kalian mendengarku?"

"Oh, wow! Bidadari dari mana yang Anda bawa ini? Rasanya ingin saya culik ke hotel," ejek Vernon dengan tatapan mesum.

"Sialan kau!" protes Taehyung. "Lagian, apa-apaan sih ini?! Kenapa aku harus pakai wig dan rok? Bikin malu saja! Kalian tidak lihat, kaki dan lenganku berotot?! Mana ada cewek yang fisiknya seperti ini?"

"Berisik! Mereka tidak akan menyadarinya kalau kau jalan cepat-cepat! Jangan banyak mengeluh, kita tidak ada waktu untuk mendengar ocehanmu. Sekarang, ayo kita jalankan sesuai rencana!" ujar Sohyun tak sabaran.

Akhirnya, Seojun dan kawan-kawan kembali ke hotel. Seperti dugaan, para wartawan itu mengikuti mobil mereka. Dengan begitu, Sohyun dan Taehyung dapat leluasa bergerak meninggalkan kantor.

"Ngomong-ngomong, kita mau ke mana? Dan kenapa pria itu ikut dengan kita?!"

Vernon mengendikkan bahunya. Taehyung  dongkol pada pria itu. Sedari tadi, Vernon menggodanya. Meliriknya dan mengedipkan sebelah mata. Kalau saja ia tidak pura-pura menjadi wanita, Taehyung sudah melancarkan tinjunya dan mencolok kedua matanya.

"Kita akan naik mobil Vernon. Kau jangan banyak omong."

Taehyung pun tak berani mengusik Sohyun lagi. Ia mengekor langkah wanita itu dengan patuh. Sampai akhirnya masuk ke dalam mobil dan melaju ke suatu tempat yang bahkan tidak Taehyung ketahui.

Sebuah rumah dengan gerbang besar dan halaman yang sangat luas. Rumah yang tampak megah dengan beberapa patung dan air mancur di bagian depannya. Rumah bergaya klasik, dengan jendela dan langit-langit atap yang menjulang tinggi. Lantainya terbuat dari marmer. Untuk sesaat, Taehyung kagum dibuatnya. Rasanya seperti memasuki kastil di zaman modern.

"Ayo, masuk," ajak Sohyun.

"Daddy, ini Sohyun."

Begitu memasuki rumah, Sohyun menghampiri seorang pria tua yang duduk di ruang tamu. Seolah-olah sedang menunggu sesuatu.

"Akhirnya, kau datang juga, Sohyun," balas pria itu. Suaranya cukup mengintimidasi. Kesannya seperti orang yang sedang murka akan sesuatu.

Alih-alih tegang, Kim Taehyung malah berbuat hal konyol. Ia pikir, pria di hadapannya adalah ayah Sohyun. Sehingga, ia pun berusaha mencuri perhatiannya.

"Bonjour, Daddy mertua!" serunya sambil menundukkan kepala. Membungkuk mengikuti tradisi orang Korea ketika menyapa orang tua.

Sohyun dan Vernon melotot di saat bersamaan.

Cowok bodoh ini! Umpat Sohyun dalam hati.

Vernon terkejut, namun beberapa detik kemudian, ia memegangi perutnya dan tawanya lolos seketika.

"Kau, kau bodoh, ya? Apa tadi kau bilang? Daddy mertua? Kau mau menikah denganku? Ahaha, sial. Otaknya nggak beres," ucap Vernon.

"Hah? Untuk apa menikahimu? Aku justru ingin menikahi Sohyun! Memangnya aku gay?!"

"Kim Taehyung, lebih baik kau tarik ucapanmu!"

Sohyun tersipu. Oh bukan untuk kalimat Taehyung barusan. Ia tak akan mempertanyakan apakah pria itu serius atau tidak dengan ucapannya. Tetapi, Sohyun malu! Bagaimana bisa Taehyung mengucapkan itu dengan penampilannya yang seperti wanita?

Padahal, Sohyun ingin menyelundupkan Taehyung untuk sementara di rumah itu sebagai Taerin. Namun apa daya, mulut Vernon dan Taehyung bocor dan justru membawa petaka.

Sial, Daddy pasti akan memarahi kami!

***

Tbc

Yuhuu, aku update!

Kim Taerin guys, wkwk. Gimana Vernon bisa tahan nggak godain?? Orang cantik dan seksi begini, uhuy😂😂

Good bye, Kim Taehyung yang tampannya dunia akhirat!👋

Oh iya, androgini itu istilah untuk orang yang feminim dan maskulin di waktu yang sama. Di sini selain keliatan ganteng, Taehyung juga bisa keliatan cantik. Di dunia nyata kan juga udah begitu hehe

Semoga kalian nggak bingung ya tentang pergantian bahasa formal dan informal yang mereka lakukan. Pokoknya, mereka keceplosan ngomong aku–kau kalau lagi debat, marah-marah, dan ekspresi tidak menyenangkan lainnya.

Tunggu next update!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro