Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 21


Hanami merupakan sebutan untuk musim mekarnya bunga sakura di Jepang. Biasanya terjadi sekitar bulan Maret–April dan tak berlangsung lama, kira-kira hanya satu minggu saja. Dan sekarang ini, Sohyun dan para kru sedang menyusuri jalanan bagian utara danau Kawaguchiko. Tempat Festival Sakura/Sakura Matsuri diadakan. Mereka semua berpakaian tradisional Jepang dan sesekali mengambil foto di perjalanan. Lain daripada yang lain, Hyanggi terlihat heran dengan pakaian yang Sohyun kenakan. Bukannya berpakaian ringan dan tipis, Sohyun malah memadukan style-nya dengan jaket musim dingin yang berbulu. Lantas, gadis itu mengerutkan dahinya.

Tak hanya Hyanggi, kru yang lain—termasuk Taehyung, sang model—juga ikutan dibuat bingung. Sejak semalam, kelakuan Sohyun aneh. Bahkan saat tidur pun wanita itu menutupi sekujur tubuhnya seperti sedang kedinginan.

"Eonni, kau tidak salah kostum kan?"

"Apa? Kenapa? Aneh, ya?"

"Eonni, semua orang menatapmu."

"Bagus dong, itu artinya aku menarik."

"Ck, Eonni. Ayolah, ini tak seperti dirimu. Apa yang kau pikirkan sampai mengenakan jaket musim dingin begitu? Yukatamu jadi tidak kelihatan."

"Kau tahu, di Jepang itu banyak sekali orang mesum. Tubuhku yang terlalu bagus, bisa-bisa memancing tindak kriminal dan pelecehan," jelas Sohyun dengan menekankan kata-kata tertentu. Lirikan matanya juga secara terang-terangan tertuju pada Taehyung—yang berjalan di sebelah kanan Hyanggi.

"Tapi ... tidak begini juga, ayo lepas! Tumben Eonni mempermalukan diri sendiri."

"Iya, iya. Nanti kulepas saat foto."

Hyanggi menyerah. Sohyun kan keras kepala, apa yang ia bilang pasti masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri. Alhasil, sepanjang jalan beberapa warga lokal dan turis Internasional memelotot ke arah mereka—tepatnya Sohyun. Namun bukan Kim Sohyun namanya kalau dia tidak percaya diri. Apalagi ia sudah punya nama. Tak peduli seaneh apapun gayanya, orang-orang akan menjadikan itu sebagai trend center.

Mereka tiba di lokasi setelah berjalan kaki sekitar lima belas menit. Di Kawaguchiko, terdapat 300 pohon sakura yang ditanam sepanjang 1,2 km. Sebagian besar bunga-bunga itu bermekaran, berwarna merah muda. Tampak serasi dengan warna langit yang cerah pagi itu. Mereka semua berpencar. Sohyun bersama Hyanggi dan salah satu kru wanita yang bertugas sebagai makeup artist. Mereka menuju ke salah satu spot untuk berfoto.

Seperti yang Sohyun katakan, ia melepas jaketnya begitu kamera siap memotret. Wanita itu terlihat anggun dalam balutan yukata berwarna coral dengan rambut yang disanggul ke atas.

"Wah, Eonni! Kau cantik sekali, lihatlah!" Hyanggi menunjukkan layar kameranya. Tampak gambar Sohyun dengan wajah berseri dan bibir glossy kemerahan miliknya.

Saat tengah asyik mengambil foto, Hyeri—si makeup artist—tiba-tiba menyinggung soal banyaknya couple yang berdatangan. Bagi Sohyun, itu bukan sesuatu yang menarik untuk dibahas. Sayangnya, Hyanggi terhanyut dalam topik yang Hyeri angkat sehingga mau tidak mau, suka tidak suka, Sohyun ikut mendengarkannya. Menghargai Hyeri yang kelihatan senang membahas obrolan tersebut.

"Apa kalian pernah dengar, mitos mengatakan apabila ada laki-laki dan perempuan yang melingkarkan tangan di pohon Sakura, lalu tangan mereka menyentuh satu sama lain, maka mereka akan berjodoh!"

"Begitukah? Terdengar sangat romantis," komentar Hyanggi. Keduanya bertepuk tangan seperti orang gila.

"Aaa!! Iya! Tidak hanya itu saja, aku juga pernah dengar. Kalau kau berhasil menangkap tiga kelopak bunga sakura, maka harapanmu akan terwujud!"

"Kalau begitu patut dicoba, ayo! Kita cari pohon sakura yang mulai berguguran!" ajak Hyanggi penuh semangat.

"Ayo! Eh, di sana!"

Sohyun berdiri terabaikan. Kedua rekannya itu bak sepasang anak kecil yang tertarik dan lincah setelah menemukan hal baru. Bahkan, panggilan Sohyun yang beberapa kali ia lontarkan tidak ditanggapi. Kini ia benar-benar sendiri.

"Dasar mereka! Aku ditinggalin. Tapi ya sudahlah, mereka kelihatan senang. Tidak masalah, aku bisa jalan-jalan sendiri."

Sohyun mengarahkan kameranya ke titik-titik yang menurutnya estetik. Suasana musim semi yang hangat, menenangkan pikiran. Sohyun tak ambil pusing meskipun harus pergi seorang diri. Ia sudah pernah travelling dari London ke Paris, Paris ke New York, dan Paris ke Seoul tanpa ditemani siapa pun. Ini hal kecil.

Walaupun tidak tertarik, percakapan Hyeri dan Hyanggi tadi terus terpatri di kepalanya. Ia tidak percaya mitos. Satu-satunya mitos yang ia percaya adalah cinta pertama itu selalu gagal. Hah, benar kan? Pernyataan cintanya yang pertama apakah berhasil? Tidak. Yang ada, Sohyun mendapat penghinaan. Kalau saja saat itu ia memutuskan untuk menjadi sosok Kim Sohyun yang cengeng, mungkin ia tidak bisa sesukses sekarang. Miss Elena adalah nama yang ia dapat sebagai hasil kerja keras dan ketangguhannya dalam berusaha. Semua itu tidaklah mudah.

"Melingkarkan tangan di pohon sakura? Hm, mitos macam apa itu? Lucu sekali. Jodoh itu di tangan Tuhan, kenapa manusia selalu percaya hal-hal yang tidak logis sih?"

Kontradiksi dengan kalimatnya barusan, Sohyun malah diam-diam mencoba kebenaran mitos tersebut. Iseng, ia mendekati sebuah pohon sakura—di mana tidak terdapat banyak orang di sekitarnya. Ukuran batangnya tidak terlalu besar, pohonnya juga tidak begitu tinggi tetapi bunga yang bermekaran cukup banyak. Sohyun merasakan tekstur kulit pohon sakura yang kasar. Telapaknya merambat naik hingga posisi lengannya sejajar. Ia terdiam dan menunggu beberapa detik. Hatinya tergelitik.

Benar kan? Ini cuma mitos. Ada-ada sa

Tak berapa lama, sesuatu menggenggam tangannya. Sohyun tercengang. Nadinya berdenyut kencang. Kehangatan menjalar dari punggung tangannya, merangkak naik ke jantung dan turun ke hati. Sejenak, ia menahan napas. Perasaan batinnya tak karuan. Wajahnya menoleh ke samping, posisi batang pohon yang menghalangi pandangannya membuat Sohyun tak dapat melihat. Hingga ia merasa siap, ia mencondongkan tubuhnya ke samping. Mengalihkan wajahnya ke depan dan situasi tak terduga pun terjadi!

"Kau!!" ucap dua orang itu berbarengan. "Apa yang kau lakukan di sini?!" lanjutnya.

Sohyun langsung menarik kedua lengannya, mengelap tangannya ke yukata yang dipakai sampai berkali-kali.

"Ah, menyebalkan!! Kenapa kau yang ada di sini? Sepertinya aku kena kutukan!" omel Sohyun.

"Justru aku yang merasa dikutuk! Bisa-bisanya tanganmu yang malah kugenggam! Padahal, aku berekspektasi mendapatkan jodoh wanita Jepang! Ah, sial! Dari kemarin aku kena sial!"

"Kim Taehyung!! Mengintip bagian tubuhku itu bukan kesialan, tapi anugerah. Camkan itu!"

"Apa?? Bahkan tubuh wanita yang kutemui jauh lebih indah dan seksi daripada kau."

"Lalu, kenapa kemarin kau sampai mimisan? Kau juga ... juga ...." Sohyun melirik bagian bawah tubuh Taehyung. Seketika Taehyung membelakangi Sohyun.

Aku tidak bisa membantah. Itu memang terjadi karenanya. Kim Taehyung, habislah kau! Harga dirimu berkali-kali jatuh gara-gara wanita ini!

"Kenapa? Aku benar kan? Makanya kau tidak berani menatapku?" Sohyun menangkap kelemahan Taehyung. Ia pun percaya diri, mengangkat dagu tinggi-tinggi dan terus meledek pria itu.

"Taehyung, kalau yang lain tahu betapa mesumnya dirimu—"

"Jangan! Jangan bilang ke siapapun! Itu cuma kecelakaan! Aku tidak tahu kalau pemandian itu untuk wanita. Lagian, penjaganya juga tidak ada. Aku kan sudah bilang kemarin?"

"Bohong. Dasar, pembohong! Alasan!"

"Demi Tuhan, Kim Sohyun. Aku tidak sengaja, oke? Bisa kita lupakan kejadian kemarin?"

"Kau enak. Aku sampai tidak bisa tidur saking malunya! Kau harus tanggung jawab!"

"Terus aku bisa apa? Toh ... aku sudah terlanjur melihatnya," ucap Taehyung ragu. Pupil matanya melebar, bergerak-gerak ke atas. Mengalihkan pandangan asal tidak ke tubuh Sohyun. Pikirannya bisa liar lagi nanti.

"Kau ini! Dari kemarin kau tidak bilang 'maaf'! Sekarang, minta maaflah!"

Bagaimana aku sempat minta maaf? Orang kemarin dia nonjok duluan.

"Ya udah, maaf."

"Kok kedengarannya nggak tulus? Minta maaf itu yang sepenuh hati!" Sohyun bersedekap. Kedua alisnya menukik tajam. Rupanya ia benar-benar marah pada Taehyung akibat kecelakaan tadi malam.

"Kau mau aku minta maaf dengan sepenuh hati? Akan kutunjukkan dengan caraku. Tapi, kau jangan menyesal nanti."

"Ya sudah, cepatlah. Minta maaf. Walaupun aku belum tentu mema—"

Bibir Sohyun bungkam. Bukan karena tidak bisa berkata-kata lagi. Tetapi karena tiba-tiba Taehyung melumatnya. Entah sejak kapan, lengan pria itu telah melingkar di pinggangnya dan jarak mereka terkikis.

Apakah ini ciuman?

Wanita itu hanya terbengong. Bahkan ketika Taehyung yang kehilangan kendali, dan mulai membuka mulutnya berkali-kali membasahi bibir Sohyun, Sohyun tetap tak ada reaksi. Tatapannya kosong. Isi pikirannya melayang terbang di udara. Menghilang entah ke mana karena itu kali pertamanya merasakan ciuman yang berbeda! Benar-benar berbeda dari yang ia dapatkan ketika melakukan perpisahan dengan Vernon.

Apakah ini ciuman? Tanyanya dalam hati sekali lagi.

Tidak hanya menempelkan bibir satu sama lain. Taehyung menyesap bibir atas dan bawahnya begitu agresif. Lama-lama, jemarinya mendarat di tengkuk Sohyun, memaksa wanita itu mendongak agar posisi wajah mereka sejajar dan saling berhadapan. Taehyung tak dapat menghentikan kegiatannya, meskipun Sohyun tak memberi balasan apapun. Hingga napasnya terasa hampir habis, pria itu menjauhkan wajahnya dan terengah-engah. Tiga kelopak bunga sakura jatuh tepat di atas kepala mereka.

"Maafkan aku," ucap Taehyung dengan kedua mata yang tak berhenti tenggelam dalam pesona kecantikan Sohyun. Wajah wanita itu memerah, lebih merah dari warna sakura.

"Kau menyesal?"

Taehyung menunjukkan ekspresi penasaran. Kini ia sadar, ia telah melakukan kesalahan. Dadanya mengembang dan mengempis mengikuti irama napasnya yang tak beraturan. Ia mulai melepas tangannya dari pinggang Sohyun, menjaraki tubuh mereka setidaknya sejauh satu meter.

"Sohyun, tadi ... a—aku, aku tadi—"

"Aku memaafkanmu." Bersamaan dengan kalimat itu, Sohyun melangkahkan kakinya ke depan. Lengannya meraih leher Taehyung, kakinya berjingkat dan kedua bibir mereka bertemu kembali.

Kini Taehyung yang mematung. Ia tidak menyangka, Kim Sohyun akan membalas ciumannya meskipun di saat yang berbeda. Mengabaikan keraguan yang menyelimutinya, Kim Taehyung menegaskan keinginannya. Kali ini, ia hanya ingin menikmati saat-saat berciuman dan bercumbu dengan wanita yang telah menguasai pikirannya belakangan. Tak peduli seburuk apa hubungan di antara mereka, bagaimana masa lalu mereka yang menciptakan dendam dalam diri masing-masing. Waktu tentu tak dapat diulang kembali. Dan sekarang adalah saat di mana Taehyung maupun Sohyun tidak ingin menyesali apapun dan menjadikan momen ini sebagai pengalaman yang berkesan mendalam.

Mereka terlarut dalam emosi. Cinta atau nafsu. Kedua hal itu memiliki perbedaan yang sangat tipis. Hanya Taehyung dan Sohyun lah yang mengerti perasaan apa yang membungkus keduanya. Apakah akan ada penyesalan?

***

Para kru berkumpul di salah satu tempat makan, sesuai yang dikatakan Sohyun sebelum mereka berpencar. Langit mulai menapak senja, tetapi orang-orang masih banyak yang berlalu-lalang di sekitar area festival. Lampion-lampion mulai dinyalakan. Nyala jingganya seakan-akan mengalahi kekuasaan sinar surya yang memasuki peraduan. Di antara semua orang yang telah hadir, mereka belum menemukan keberadaan dua orang.

"Apa Miss Elena tidak bisa dihubungi?"

Hyanggi menggelengkan kepala menanggapi pertanyaan salah satu rekannya. Mereka semua berjumlah sepuluh orang, termasuk Sohyun dan Taehyung yang menghilang entah ke mana. Beberapa sajian makanan aromanya menguar, membuat perut bertambah lapar. Mereka segan untuk menyantapnya duluan sebelum Miss Elena mereka kembali.

"Bagaimana dengan Taehyung?" tanya Hyanggi kepada Seojun yang kala itu juga terlihat kalut mencoba menelepon model kesayangannya. Tetapi tetap tak mendapat jawaban.

"Ponselnya tidak aktif."

"Astaga, apa mereka pergi berdua?"

"Mana mungkin!" sahut Seojun. Ia langsung menutup mulutnya. Sejauh ini, yang mengetahui 'permusuhan' di antara dua orang itu hanyalah dirinya. Jadi, ia tidak boleh sembarangan menguak permasalahan pribadi antara Sohyun dan Taehyung.

"Maksudku, mereka pergi ke arah yang berlawanan. Tidak mungkin mereka bersama," ucap Seojun lebih tenang dan meyakinkan.

Sayangnya, beberapa saat kemudian, alasannya terbantahkan begitu saja. Sebab, Sohyun dan Taehyung nyatanya datang bersamaan dari arah yang sama pula.

"Ini mereka datang berdua," kata Hyanggi. Seojun cuma dapat mengendikkan bahunya.

"Ada apa?" tanya Sohyun.

Raut wajah wanita itu berkarisma seperti biasanya. Hyanggi merasa lega ketika jaket berbulu itu tak lagi Sohyun kenakan. Tetapi, aneh sekali. Melihat Sohyun dan Taehyung yang datang bersamaan, apakah mereka memang menghabiskan waktu berdua? Hyanggi berpikir keras sambil mengusap dagunya.

Eonni tidak pernah membiarkan pria manapun mendekatinya. Apalagi ini cuma berduaan saja. Mencurigakan.

"Eonni dari mana? Kenapa kalian bisa datang berduaan?"

"Oh, tadi nggak sengaja ketemu di jalan. Aku lagi lihat-lihat di sebelah sana, terus papasan dengannya."

Hyanggi mengusir keraguannya. Nada bicara Sohyun masih normal. Ekspresi wajahnya juga tidak berbeda dari Sohyun yang biasanya. Sepertinya ia terlalu overthinking.

"Baiklah. Ayo, kita makan. Kalian juga pasti sudah lapar."

Di Jepang, empat musim dapat dikenali dari jenis makanan yang disajikan. Musim semi adalah musim di mana sakura bermekaran, stroberi dan plum memasuki musim panen, ikan kakap dan berbagai jenis kerang—salah satunya Asari—ditangkap dalam jumlah yang melimpah. Sehingga, beberapa makanan yang terhidang di atas meja itu tak jauh dari bahan-bahan yang disebutkan. Mulai dari sup miso dengan campuran kerang asari, ikan kakap merah yang dikukus, tempura dan tumis dari tanaman butterbur, lengkap dengan onigiri serta berbagai kudapan buah yang diolah sebagai isian daifuku/mochi.

"Aromanya sedap sekali," respons Hyanggi. Wanita itu terlihat sangat energik jika sudah berurusan dengan makanan.

Di samping itu, Sohyun tampak mengambil dan meletakkan beberapa kerang dari sup miso itu ke dalam mangkok Taehyung. Tentu aktivitas Sohyun yang tak biasa tersebut menjadi sorotan para kru.

"Kau suka kerang, kan? Kau juga suka stroberi. Makan ini sebagai penutup nanti."

Taehyung tersenyum dan segera menyantap apa yang Sohyun sajikan.

"Kalian ... ada apa dengan kalian?" tanya Hyanggi penasaran.

Diabaikan, justru giliran Taehyung yang meletakkan onigiri ke atas piring Sohyun. "Aku tidak tahu, tapi sepertinya kau bisa makan ini."

Sohyun juga langsung melahapnya tanpa basa-basi.

"Halo? Kalian mendengarku?"

"Hyanggi, we are just trying to be nice to each other. At least, for today," ungkap Sohyun.

"Trying to be nice? Memangnya kalian punya masalah?"

"Makan saja, nanti keburu makananmu dingin."

Hyanggi, Seojun, dan para kru larut dalam keheningan. Hanya Sohyun dan Taehyung yang tampak lahap mengunyah makanan sambil sesekali melempar tatapan.

Mereka kenapa sih?

***

Tbc

Kenapa ya?? What's happening?🙃 Kita tunggu update selanjutnya ^^

Bonus pict TaeSo yang lagi liburan di Jepang :)

Hahahahaha

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro