Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 18

Sohyun keluar dengan pakaian rapi, namun tak cukup menonjol untuk diperhatikan orang lain. Pergi untuk menemui seseorang—yang merupakan kerabat Sana di Jepang—Sohyun diminta sahabatnya itu untuk mengambilkan sesuatu yang sangat penting. Dokumen perjanjian kerjasama yang harusnya Sana bawa ke Seoul, tetapi dengan cerobohnya malah tertinggal di kantornya, di Tokyo.

Begitu keluar dari kamar hotelnya, seseorang yang berdiri dengan pakaian aneh menyita atensi Sohyun. Pria berperawakan tinggi, rambut panjang dikuncir setengah, beberapa tindik yang terpasang di telinganya, pun dengan kaos tanpa lengan yang bagian pinggirnya tampak compang-camping. Gembel dari mana ini?

"Siapa Anda?" tanya Sohyun penasaran.

Pria itu melambaikan tangannya, seolah mengenal Sohyun dekat. "Yo, apa pria bernama Taehyung tinggal di kamar ini?"

Sohyun mengerutkan dahinya. Pria itu mengenali Taehyung. Di dalam pikirannya, Sohyun tidak berhenti merenungkan circle pertemanan Taehyung. Apakah semua yang berteman dekat dengan Taehyung adalah berandalan? Sekarang, kalau dihitung-hitung, ada dua pria berambut panjang yang menjadi teman Taehyung. Yang kali ini lebih parah, apalagi dengan tindik-tindik itu, Sohyun berasa dicegat oleh preman.

"Katakan dulu, Anda siapa? Nama yang Anda sebut tadi bukan pria sembarangan. Sebaiknya Anda pulang, atau saya panggilkan security," ancam Sohyun dengan nada halus.

Pria itu membuang muka. Menyandarkan satu lengannya ke tembok, sementara tangan yang lain berkacak pinggang. Meski berwajah tampan, Sohyun tidak menjamin kepribadian orang di hadapannya baik. Ia tetap waspada dengan menjaga jarak. Taehyung kan playboy, kemungkinan besar pria ini lebih playboy lagi. Mungkin saja.

Taehyung sekarang adalah modelnya. Bagaimanapun juga, Sohyun tidak ingin Taehyung terlibat skandal atau kasus yang dapat mencemari nama baiknya maupun El-Roux. Sebaiknya kuusir pria seram ini.

"Anda—"

Sebelum Sohyun mengatakan kalimatnya, Taehyung terlanjur membuka pintu kamarnya. Sempat bertemu pandang dengan Sohyun, wanita itu tampak membelalak ke arah Taehyung. Memperingatinya bahwa lebih baik Taehyung jangan dekat-dekat dengan pria itu. Namun, seolah mengerti ke mana jalan pikiran Sohyun, Taehyung terang-terangan mengabaikannya. Ia mempersilakan Yuta masuk ke kamar.

"Yuta-san! Kau sudah datang, teman? Masuklah. Pintu kamarku selalu terbuka untukmu."

Taehyung pun mengabaikan desainernya. Ia melirik wanita itu dengan senyuman sinis. Tepat sebelum pintu tertutup, jari tengahnya tampak mengintip. Sohyun menendang pintu itu, sayangnya Taehyung benar-benar sukses menghindarinya.

"Dasar model tidak tahu diri! Aku berusaha membantunya, tapi dia malah menggali kuburannya sendiri."

***

Sohyun menunggu seseorang di izakaya yang terletak tak jauh dari gedung hotelnya. Mereka janjian pukul delapan malam. Wanita itu di sana sekitar sepuluh menitan dan belum ada tanda-tanda seorang pria berwajah cantik muncul. Iya, setidaknya itulah yang Sana deskripsikan.

Sana memiliki sepupu yang berkuliah di Jepang. Umurnya sekitar 17 tahun. Sana bilang sepupunya itu memiliki wajah yang mulus dan cantik, apalagi memiliki dimples di kedua pipinya. Sana bilang, Sohyun akan langsung mengenalinya meskipun keduanya belum pernah bertemu karena sepupunya itu memiliki wajah Korea Selatan yang khas.

Dan benar kata Sana. Sohyun langsung berdiri dari kursinya begitu seorang pemuda memasuki tempat itu. Ia pun meneriakkan nama yang Sana sebut di chat.

"Yang Jungwon!"

Pemuda itu menoleh dan tersenyum. Setengah berlari, ia menghampiri Sohyun. Senyumnya manis sekali.

"Sohyun Noona?"

"Iya, aku Sohyun. Eh, duduklah. Mumpung kita ada di luar, aku akan mentraktirmu makan sekalian."

"Noona tidak perlu repot-repot, aku jadi tidak enak."

"Kenapa? Santai saja, aku ini teman kakakmu. Ayo, kita mengobrol dulu."

Tanpa Sohyun sadari, lagi-lagi ia diperhatikan seseorang. Siapa lagi kalau bukan Kim Taehyung? Berniat keluar untuk membeli chu-hai—minuman kaleng beralkohol—yang dijual di minimarket, Taehyung justru menemukan Sohyun yang sedang asyik berbincang dan tertawa dengan seseorang. Menebak bahwa laki-laki yang ditemui Sohyun berusia jauh lebih muda darinya, Taehyung menggelengkan kepala. Penampilannya seperti anak kecil. Mengenakan hoodie, rambut dibuat berponi, kaos kaki dengan gambar karakter. Sohyun, Sohyun, lagi-lagi seleramu menyedihkan.

Taehyung tidak ingin penasaran. Tetapi anehnya, ia malah ikutan nimbrung di izakaya itu, merapatkan maskernya dan mengawasi mereka dari meja yang cukup jauh. Taehyung mencondongkan kepalanya ke samping kanan. Sayang, sepatah kata pun dari obrolan mereka tak dapat Taehyung dengar.

Kurang lebih sudah setengah jam dirinya membuntuti Sohyun secara gerilya, ia buru-buru pergi sebelum wanita itu memergoki. Karena, tampaknya Sohyun telah selesai berurusan dengan pemuda tersebut. Cerobohnya Taehyung, kakinya malah tersandung meja. Kaleng-kaleng chu-hainya berceceran di lantai. Dengan panik, ia memunguti kembali minuman itu. Namun, begitu Sohyun mendekat, Taehyung tak dapat lagi berpikiran sehat. Ia meninggalkan sisa chu-hai yang ia beli dan lari terbirit-birit memasuki gedung hotel.

"Sebentar, sepertinya punggungnya tidak asing," gumam Sohyun.

Bagaimana bisa ia tak mengenali Taehyung? Sejak SMA, ia sering mengawasi pria itu dari kejauhan. Mengetahui setiap detail informasi terkait Taehyung. Bahkan, setelah menjadi desainer, Sohyun punya kesempatan untuk mengukur ukuran tubuh pria itu.

"Dasar, dia diam-diam memata-mataiku."

"Noona kenal dengan orang itu?"

"Hm, tidak. Mungkin hanya seorang NEET yang kebetulan lewat."

NEET merupakan kepanjangan dari Not Employment, Education, or Training. Istilah yang cukup popular di Jepang dan ditujukan bagi orang-orang yang tidak/belum memiliki pekerjaan (pengangguran) pada usia berkisar 16 hingga 18 tahun. Sohyun menyebut Taehyung NEET bukan tanpa alasan. Pertama, karena pria itu "tidak memiliki pekerjaan" selain sibuk mengurusi urusan orang lain. Kedua, karena Taehyung bersikap selalu tidak sesuai dengan umurnya. Ia seperti anak remaja yang selalu kepo, manja, dan tidak pandai dalam mengintrospeksi diri. Yang paling utama, dia sangatlah narsis.

Berhasil kabur dari Sohyun, Taehyung terengah-engah. Akhirnya ia sampai di depan kamarnya. Dan betapa kagetnya Taehyung, tiba-tiba Yuta muncul dari dalam kamarnya dengan ekspresi wajah yang mengerikan.

"Yu–Yuta-san?"

"Kau pergi ke minimarket apa pergi berenang ke Amerika?"

"A–anu, tadi ...."

"Sudahlah. Mana chu-hainya?"

Yuta melirik lalu merebut kantong plastik yang dibawa Taehyung. Setelah tahu isinya, wajahnya tampak kecewa. Ia menghela napas.

"Jangan bercanda. Kau pergi hampir satu jam dan cuma membawa sekaleng chu-hai? Bukankah kau model terkenal dan uangmu banyak?"

"Yuta, anu ... aku tidak bisa menjelaskannya. Tadi itu situasi darurat, S.O.S. Pokoknya kau tidak akan mengerti. Sekarang aku lelah, kau sebaiknya pulang, ya."

"A–apa?? Tunggu dulu! Aku jauh-jauh ke sini, kau mau mengusirku?"

"Maaf, Yuta-san! Kita ketemu lagi lain kali!"

"Dasar kejam! Setidaknya beri aku uang untuk ongkos naik kereta!" ujar Yuta, tetapi tidak digubris. "Oh, begitu ya. Kalau itu maumu, maka say goodbye pada  DVD terbaru Aiko-san!"

Tepat setelah Yuta mengintimidasinya dengan kalimat itu, Taehyung membuka pintu kamarnya. Mengambilkan seluruh uang dari dompetnya. "Ini, ambil semua uangku. Tapi jangan sampai kau ingkar janji! Kirimkan DVD itu secepatnya ke alamat yang sudah kuberikan padamu. Mengerti?"

"Wakatta, Taehyung-san!"

Yuta pun pergi sambil mencium lembar uang yang diberikan Taehyung.

***

Taehyung berkaca di depan cermin kamar mandinya. Ia baru saja keramas. Selagi mengeringkan rambut, iseng-iseng ia menurunkan poninya. Selama ini ia tidak pernah berpenampilan seperti itu, jadi ia penasaran.

"Ekhem, hai ... kau cantik hari ini."

Taehyung berpose, mengedipkan sebelah matanya. Lalu bermonolog lagi.

"Wah, gaun itu sangat cocok denganmu! Maulah kau makan malam denganku?"

"Haha, Kim Taehyung. Wajahmu itu tampan sekali, siapapun tidak akan ada yang bisa menolak ajakanmu," pujinya pada diri sendiri. Ia menunjuk ke arah cermin, sekali lagi mengedipkan mata. Namun, wajah Sohyun tiba-tiba melintas di kepalanya.

"Ha! Tentu saja! Tentu saja cuma wanita itu yang buta! Apa dia tidak bisa membedakan mana pria idaman dan mana yang pecundang?"

"Ya, kurasa ada yang tidak beres dengan matanya."

Taehyung pun berbaring di atas kasur. Ia membolak-balikkan badan, tidak bisa tidur. Setiap ia memejamkan mata, selalu bayangan lelaki yang ditemui Sohyun mampir. Ia tidak bisa bohong, ia sangat penasaran siapa lelaki itu dan mengapa Sohyun menemuinya. Apa selama ini Sohyun sudah bertemu dengan banyak pria? Lalu, pria keberapakah dia?

"Sial! Aku tidak bisa tidur! Ah, apa-apaan sih! Siapa anak itu? Apa iya Sohyun menyukai pria yang lebih muda darinya? Apa dia pedofil?"

Kalau saja aku mengubah penampilanku seperti pemuda itu, apa itu cukup untuk menarik perhatian Sohyun? Hah, aku ingin tahu.

Besok adalah hari pertama Fashion Week digelar. Gilirannya—El-Roux—masih di hari ketiga, jadi mereka ada banyak waktu untuk mempersiapkan diri. Di luar itu, Taehyung ingin menghabiskan waktunya untuk me time. Dan mungkin, berencana membuat Sohyun terpukau olehnya.

"Let's see! Kau dulu pernah menyukaiku kan? Akan lebih seru kalau kau jatuh cinta lagi padaku, Kim Sohyun."

Keesokan paginya, Sohyun dan Taehyung serta beberapa perwakilan El-Roux lainnya diundang ke acara Fashion Week. Semuanya sudah berangkat ke lokasi, tinggal Sohyun yang berdiri di depan kamar Taehyung, menunggu pria itu di sana. Sohyun khawatir, jika dibiarkan pergi sendiri, maka bukannya berangkat ke venue tetapi pria itu malah pergi ke tempat lain.

Sohyun menekan bel pintu Taehyung sekali lagi. Sambil memerhatikan jam tangan, mereka sudah terlambat lima menit. Wanita itu tampak tidak sabar lagi. Baru akan mengetuk pintu kamar Taehyung, Taehyung membukanya duluan. Sohyun terbengong di detik pertama mengamati penampilan Taehyung.

Sohyun menahan tawa. Namun gagal. Wanita itu terbahak-bahak mengetahui penampilan dan style Taehyung yang lain dari biasanya.

"Apa-apaan dengan poni itu? Lalu, haha, lalu ... pakaianmu, astaga, aw!! Perutku geli! Aduh, pipiku! Aku tidak bisa berhenti ketawa! Hahaha."

Taehyung mengerucutkan bibirnya. Memangnya ada yang salah, ya? Aku sudah mengikuti saran dari hoobae-ku. Seharusnya ini bisa menarik perhatiannya.

Taehyung memilih outfit yang cenderung fresh dan mengusung warna-warna pastel yang soft. Dengan topi baret, ia yang biasanya mempertontonkan jidat kini malah menurunkan poninya. Ya, sebenarnya tidak masalah. Orang bebas mau bergaya seperti apa. Tetapi untuk Taehyung, jelas. Sohyun tidak kuasa menerima penampilan baru itu. Wanita itu tahu betul seperti apa Kim Taehyung. Alih-alih bergaya young, wild, and free, pria itu lebih cocok dengan dandanan dark, sexy, and masculine.

"Puas ketawanya? Ya ampun, tega sekali."

"Haha, aduh Ya Tuhan. Pagi-pagi kau sudah melawak. Ck, ada apa ini, Kim Taehyung? Tiba-tiba kau dandan sok imut."

"Apa ... tidak cocok?"

"Sangat! 100% tidak cocok! Playboy sepertimu meskipun berpenampilan polos begini, tetap saja di mataku kau orang yang sama. Luarnya saja yang berbeda. Sudahlah, jangan dandan aneh-aneh lagi. Ayo, kita berangkat sekarang!"

Taehyung merasa tidak puas dengan tanggapan Sohyun. Ia pun melepas baretnya dan mengacak-acak kesal rambutnya. Sohyun menengok ke belakang karena Taehyung tak kunjung menyusul langkahnya. Matanya memicing begitu tahu Taehyung menghancurkan penampilannya sendiri.

"Apa yang kau lakukan?!" sergahnya.

Taehyung menghentikan langkah. Memperhatikan Sohyun yang menghampirinya dengan langkah cepat. Pria itu termenung begitu jari-jemari Sohyun mengurai kembali poninya. Menata rambutnya. Karena Taehyung yang bertubuh tinggi, memaksa Sohyun menjinjitkan kaki.

"Jangan karena aku bilang kau tidak cocok dengan dandanan ini, kau ngambek dan merusak penampilanmu. It's not something a model should do. Artinya, apapun yang orang katakan tentang penampilanmu, kau tidak boleh merasa pesimis. Hal yang harus seorang model miliki adalah rasa percaya diri. Makanya, tunjukkan pada orang lain kalau kau—Kim Taehyung—cocok dengan gaya apapun. Aku akan bangga padamu kalau kau lakukan itu. Paham?"

Hal yang harus seorang model miliki adalah rasa percaya diri. Kalimat Sohyun membuat Taehyung teringat pada sosok ibunya. Itu adalah kalimat yang sama persis seperti yang selalu diucapkan oleh sang ibu. Satu-satunya wanita yang paling mendukung karier Taehyung. Jujur, pria itu sedikit tersentuh. Semua hal tentang Sohyun mungkin menyebalkan, tetapi apa yang wanita itu ucapkan kali ini, secara tidak langsung membuat hatinya menghangat.

"Dengar Taehyung. Aku bicara seperti ini sebagai desainermu, rekan kerjamu, dan anggap saja, sahabatmu. Aku memang tidak menyukaimu, tapi aku mengakui bakatmu. Aku menerima tawaran pekerjaan ini bukan hanya karena ingin membalas perbuatanmu di masa lalu. Tetapi, karena aku melihat ada potensi dalam dirimu. Kau hebat. Sebagai model aku akui, kau sangat berbakat. Jadi, jangan sia-siakan harapanku untuk melihatmu bersinar di atas panggung runaway. Jangan kecewakan aku dan jadilah pusat perhatian. Aku menantikan momen itu tiba."

Taehyung tak bergeming meskipun Sohyun bicara panjang lebar. Di sela-sela pembicaraan itu, Sohyun membantu Taehyung merapikan kembali pakaian dan memasangkan baretnya.

"Taehyung? Kau mendengarku?"

"Ya," jawabnya lirih.

"Ayo, kita pergi sekarang. Kita sudah sangat terlambat."

"Terima kasih," ucapnya dengan volume suara yang hampir tak terdengar.

"Apa? Kau bilang apa?"

Taehyung melangkah mendahului Sohyun. Setelah sekitar lima langkah di depan wanita itu, ia mengucapkan kembali apa yang ia ingin sampaikan sejak mendengar pesan Sohyun tadi.

"Terima kasih," ucapnya cukup lantang.

"Hah?" Sohyun heran. Terima kasih untuk apa?

"Kenapa masih berdiri di sana?! Katamu kita sudah telat, cepatlah! Kakimu pendek ya?"

"Hei! Enak saja! Kenapa jadi kau yang menyuruh-nyuruh aku?"

Sohyun pun segera menyusul Taehyung. Ia tersenyum simpul. Itu tadi adalah kali pertama Taehyung mengucapkan sesuatu dengan tulus, berterima kasih padanya. Satu kata yang Sohyun pikirkan di kepala. Sweet. Taehyung begitu manis ketika menunjukkan sikap menghargai orang lain. Dan ia berharap, akan ada banyak hal manis yang Sohyun dapatkan setelah terpisah dari Taehyung sepuluh tahun lamanya. Ia berharap, banyak perubahan positif yang ditunjukkan pria itu.

Aku tahu, Taehyung. Kau juga punya sisi yang baik. Dan aku menunggu kejutan lain darimu.

***

Tbc

Yang Jungwon, sepupu Sana yang berkuliah di Jepang (cameo)

Baby bear yang besok mau ultah, uhuyyy!!

Yok Bang, semoga diumurmu yang bertambah satu tahun, kamu tobat dan nggak playboy lagi ya! Dan semoga cepetan jatuh cinta sama Sohyun aku :3

BTW, sadar gak sih!! Di sini umur Taehyung 27 tahun, dan besok umur dia resmi 27 tahun haha kok bisa pas. Padahal dulu nggak kepikiran sama sekali buat sengaja ngepas-ngepasin🤭🤭

Sorry all, aku kemarin ketiduran lebih awal dari jam aku biasanya tidur. Nggak tahu, ngantuk banget. Padahal udah mau ngetik bab ini. Jadinya baru update sekarang🥲

Dan penampilan Yuta di sini 11/12 sama Miyamura Izumi😁 karakter anime fav aku :)

Yg belum nonton, ini recommended banget. Ada versi live action-nya, tapi lebih seru anime-nya sih! Judulnya "Horimiya" ya, check it out!


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro