Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 17

Hari yang Sohyun tunggu-tunggu tiba. Setelah menempuh penerbangan nonstop selama 2,5 jam, kru Sohyun akhirnya sampai di Tokyo. Mereka langsung menuju penginapan yang sudah dipesan dan mengistirahatkan diri untuk beberapa waktu sebelum jam makan malam.

"Ini kunci kamarmu, jangan kabur jauh-jauh kalau kau tidak mau kupecat sebagai modelku," pesan Sohyun pada Taehyung yang kala itu tampak bersemangat untuk menjelajahi kota.

Sohyun mendengar dari Seojun bahwa Taehyung suka menghilang jika dibawa ke tempat baru. Seperti kejadian di Paris, misalnya. Tapi Tokyo bukan lagi tempat yang asing bagi Taehyung, ia akrab dengan kota itu. Ia bahkan memiliki beberapa kenalan di sana. Jepang adalah tempat yang menyenangkan. Taehyung—yang menyukai wanita Asia—menganggap Jepang adalah surga dunia. Apalagi kebanyakan wanita Jepang memiliki tubuh yang berisi. Bahkan, bintang porno favoritnya berasal dari sana. Seandainya Taehyung bisa bertemu dengan idolanya itu, aktivitasnya di Tokyo pasti jauh lebih mengesankan.

"Oh, Hyung! Coba tebak, aku sudah ada di Tokyo! Wah, kalau kau ada di sini, kau pasti akan sama terhiburnya denganku. Wanita di sini cantik-cantik, aku tidak sabar menemukan beberapa yang cocok denganku," ucap Taehyung pada Namjoon yang ada di seberang telepon.

"Ah, sial. Harusnya kau mengajakku! Selama ini aku memberimu minuman gratis dan tempat untuk menumpang tidur, setidaknya balas jasa-jasaku dengan membawaku ke sana bersamamu."

"Haha, maaf, Hyung. Aku ke sini pun dibiayai oleh perusahaan tempatku tanda tangan kontrak. Tapi jangan khawatir, aku akan membelikanmu oleh-oleh!"

"Benar, ya? Aku dengar ada film keluaran terbaru dari Aiko-san. Bisa kau membelikanku versi originalnya?"

Aiko adalah nama aktris blue film yang selama ini Taehyung dan Namjoon tonton. Bintang porno favorit Taehyung.

"Itu gampang! Aku akan menghubungi kenalanku yang bisa menangani hal itu dengan mudah. Kau tinggal duduk santai di rumah lalu menunggu film-nya diantarkan."

"Kau memang yang terbaik!"

"Sudah dulu, Hyung. Aku mau hunting sebentar."

"Dasar kau! Hati-hati, jangan sampai identitasmu diketahui. Kau kan sedang naik daun, aku takut ada paparazi yang mengikutimu sampai sana."

"Tenang saja, aku bisa menjaga diriku."

Taehyung pun kembali melihat-lihat jalanan di sekitarnya. Banyak pejalan kaki yang berlalu-lalang, rata-rata mereka para remaja yang baru pulang dari sekolah. Seragam sekolah di Seoul memang cukup pendek, tetapi dibandingkan Jepang, seragam Seoul tidak ada apa-apanya. Sepanjang jalan, Taehyung sampai kehilangan fokus memandangi gadis-gadis remaja yang melenggak-lenggokkan badannya. Ah, sempurna! Aku suka perjalanan bisnis ini!

Taehyung datang ke sebuah pub. Di sana, ia menemui kenalannya. Sebelumnya Taehyung telah mengabari pria itu bahwa ia ada di Jepang. Akhirnya, pria tersebut menyempatkan waktunya untuk menemui Taehyung meskipun ia sendiri sedang ada kesibukan.

Dari kejauhan, Taehyung mengenali punggung pria berambut panjang itu. Seseorang yang merupakan kerabat dekat dari Lee Taeyong—sahabatnya. Mereka kenal ketika sepupu Taeyong itu berkunjung ke Seoul sekitar lima tahun lalu. Merasa ada kecocokan antar keduanya, mereka pun tetap saling berkomunikasi melalui media sosial dan chat setelah berpisah.

"Yo Yuta-san!! O-genki desu ka?" sapa Taehyung pada Yuta—pria berambut panjang dan sedikit acak-acakan itu.

"Hai, genki desu. Lama tidak bertemu denganmu, kapan ya terakhir kali? Dua tahun lalu?"

"Dua tahun lalu. Tepat sekali. Ngomong-ngomong, mana gadis yang mau kau kenalkan padaku?"

"Dia ada di sini. Sebentar, aku panggilkan."

Tak berapa lama, seorang gadis berpakaian pelayan datang. Dibandingkan wanita yang sering Taehyung jumpai, gadis di hadapannya lebih terlihat polos. Penampilannya sederhana, rambut dikuncir kuda, berponi, bahkan tak memakai makeup sedikit pun. Hal yang semakin membuat Taehyung merasa bahwa gadis di depannya lugu adalah ia yang menghindari bertatapan mata dengan Taehyung.

"Kenalkan, ini Harumi-san. Harumi-san, ini Taehyung-san, pria yang pernah aku ceritakan padamu."

Harumi membungkukkan sedikit badannya menyapa Taehyung. Taehyung mengulas senyum. Ia tidak yakin, apakah wanita di depannya bisa menemaninya dengan baik malam ini?

***

Jam makan malam sudah lewat. Hari semakin larut tetapi tidak ada tanda-tanda kepulangan Taehyung. Semua orang panik dibuatnya, terutama Seojun. Lagi-lagi pria itu yang harus membereskan masalah yang ditinggalkan oleh Taehyung. Sementara yang lain keluar dari hotel untuk menemukan keberadaan Taehyung, Sohyun berjaga di lobi. Siapa tahu mereka akan berpapasan di sana. Dan benar saja, tak lama kemudian Taehyung datang dengan dipapah seorang gadis. Cepat-cepat Sohyun menghampiri keduanya.

"Apa yang terjadi padanya?" tanya Sohyun spontan dalam bahasa Jepang. Ia mahir walau hanya sedikit-sedikit.

"Ma–maaf, Anda siapa?" tanya wanita itu.

"Saya temannya. Kalau Anda?"

Gadis itu tak menjawab. Alih-alih membuka mulut, ia malah mengalihkan pandangan. Tanpa Sohyun tanya lebih lanjut, ia sudah tahu jawabannya. Bukankah dari rumor yang ia dengar, Kim Taehyung adalah seorang playboy? Tak hanya di SMA, rupanya pria itu masih bersikap sama meskipun sudah menjadi model yang terkenal.

"Baiklah, kau ikut aku. Bantu aku membawanya ke kamar," pinta Sohyun. Gadis itu tak dapat berkutik dan hanya bisa mengikuti apa yang Sohyun katakan.

Dari cerita Harumi, Taehyung mabuk karena banyak minum. Karena Yuta tidak ada di sana, hanya Harumi yang dapat diandalkan untuk mengantar Taehyung ke hotel. Setelah memperoleh penjelasan dari Harumi, Sohyun meminta gadis itu pulang. Ia bahkan membantu mencarikan dan membayar taksi yang mengantar gadis itu.

"Tapi, Sohyun-san, saya tidak bisa menerima kebaikan Anda. Saya tidak mau merepotkan."

"Sudahlah, ambil saja uangnya. Lagi pula Taehyung yang malah merepotkan Anda, saya justru yang berterima kasih dan merasa tidak enak."

"Tapi ... saya tidak bisa pulang sebelum mendapat persetujuan dari Taehyung-san."

"Tenang saja, saya yang akan mengurus pria itu. Anda tidak usah takut."

Berhasil diyakinkan Sohyun, Harumi pun pamit. Kini giliran Sohyun yang menyelesaikan urusannya dengan Taehyung si pembuat masalah. Sebelumnya ia juga telah mengabari orang-orang yang mencari keberadaan Taehyung bahwa pria itu sudah sampai hotel dengan selamat.

Keesokan paginya, Taehyung membuka mata. Kepalanya terasa berat. Begitu sadar, tahu-tahu ia sudah di atas tempat tidurnya di hotel.

"Harumi-san?" panggilnya setelah ingat bahwa semalam ia sedang bersama Harumi. Di mana gadis itu sekarang? Urusan mereka belum selesai.

"Minum ini!" Sohyun menyodorkan segelas minuman.

Mengetahui warna dari minuman itu, Taehyung trauma. Jangan-jangan itu jus dari makanan kelinci lagi? Atau lebih buruk dari itu.

"Ini cuma jus jeruk." Seakan mengerti kekhawatiran Taehyung, Sohyun pun menjelaskan.

"Dari mana saja kau semalam? Bukannya aku sudah bilang untuk tidak keluyuran dan kembali sebelum makan malam?"

"Bukan urusanmu," jawab Taehyung ketus. Ia merasa haus dan segera meminum jus jeruknya.

"Bisakah kau bersikap lebih dewasa? Kau selalu membuatku emosi!"

Pagi-pagi, dalam kondisi lemas dan pusing, dimarahi pula oleh Sohyun, Taehyung jadi ikut terpancing emosi.

"Kau ini siapa sih? Pacarku? Ibuku? Manajerku saja tidak mempermasalahkan hal ini, kenapa kau yang repot?!"

"Jangan lupa bahwa kita menjalin kontrak kerja sama. Jika hal buruk terjadi padamu, itu akan mempengaruhi pekerjaanku! Kau jangan egois, Kim Taehyung!" bentak Sohyun. "Aku tahu, semalam kau pergi ke pub dan mabuk-mabukan, kau bahkan pulang membawa perempuan! Apa kau tidak takut seseorang akan memotretmu diam-diam dan menyebarkan rumor?" lanjutnya.

"Manajermu diam bukan berarti dia lepas tangan, justru karena dia terlalu lelah selalu jadi pihak yang membereskan setiap kekacauan yang kau buat! Kau tidak tahu, dia mencarimu semalaman!"

Sohyun naik darah, kebiasaan Taehyung yang berbuat seenaknya itu harus dihentikan.

"Di mana Harumi-san?"

"Buat apa aku memberitahumu. Itu tidak penting, sekarang mandi dan bersiap-siaplah, kita akan segera berangkat untuk melakukan rehearsal."

Sohyun berbalik dan hendak pergi kembali ke kamarnya. Tetapi, Taehyung mencekal lengan wanita itu.

"Di mana dia? Bisakah kau jawab saja pertanyaanku?"

"Kenapa kau peduli sekali padanya? Bukankah dia cuma one night stand-mu? Kau tidak perlu cemas. Gadis cantik sepertinya pasti cepat menemukan pelanggan yang baru."

"Bicaramu itu keterlaluan! Kau tidak tahu apa-apa! Ke mana dia?"

"Aku mengusirnya semalam, puas?"

Taehyung menghempaskan lengan Sohyun. Wajahnya terlihat frustrasi. Sebelum menuju kamar mandi, Taehyung sempat menggeram dan berteriak. Baru kali ini Sohyun menyaksikan kemarahan pria itu.

"Aku tidak bisa membiarkanmu bermain-main dengan wanita lagi, Taehyung. Aku tidak mau kau mengacaukan usahaku untuk naik jabatan. Aku tidak akan membiarkanmu menjatuhkanku lagi, tidak akan."

***

Sesampainya di venue, baik Sohyun maupun Taehyung tidak saling bicara. Sohyun juga tidak berniat mengobrol dengan pria itu kecuali masalah pekerjaan. Mereka berada di backstage, bertemu beberapa model dari brand pakaian lain. Sohyun pun memutuskan untuk berkenalan dengan salah satu designer yang menyita perhatiannya.

"Permisi, apa benar Anda Kevin Zhou? Designer dari Ariella?"

"Ya, Anda ... tunggu, bukankah Anda Miss Elena? Astaga, kita bertemu di New York Fashion Week tahun lalu."

Keduanya pun saling menyapa dengan memeluk satu sama lain. Sohyun mengenali pria itu karena desain pakaiannya yang waktu itu sangat mencolok. Dengan mengangkat tema 12 shio, Kevin berhasil membuatnya terpukau. Meskipun desainnya tidak kalah mencuri perhatian banyak orang saat itu.

"Senang bisa bertemu kembali dengan Anda, Tuan Kevin."

"Saya juga, Miss. Saya merasa terhormat kita bisa satu panggung lagi di sini. Oh ya, saya dengar Anda melakukan kerjasama dengan model Kim Taehyung?"

Rupanya gosip berembus dengan cepat.

"Anda akan melihatnya nanti."

"Jika benar, maka Anda sangat beruntung. Saya pernah mengajukan kontrak kerjasama dengannya, tetapi pihak manajemen agensinya menolak. Saya tidak tahu, apa yang salah. Namun dari apa yang saya dengar, model itu memang sangat sulit direkrut. Jadi, Anda sangat beruntung, Miss."

Justru pria itu yang beruntung mendapatkan desainer sepertiku.

Ingin rasanya Sohyun membongkar betapa buruknya sifat Taehyung, tetapi ia tak tega. Mereka berdua sama-sama membangun karier dari nol. Walaupun Sohyun tidak mengetahui bagaimana jatuh–bangunnya Taehyung, ia yakin, pria itu pun pasti berusaha mati-matian hingga dapat mencapai titik ini.

"Astaga, setelah ini giliran model saya yang tampil ke atas panggung. Saya terpaksa harus berpamitan dengan Miss Elena."

"Oh, tentu. Silakan, maaf sudah menyita waktunya, Tuan Kevin."

Pria itu pun meninggalkan backstage. Urutan tampil El-Roux adalah paling terakhir. Tentu saja bukan karena mereka buruk, justru pakaian-pakaian yang para modelnya peragakan akan menjadi highlight acara itu.

Menuruni tangga yang ada di belakang panggung untuk menuju ruang tunggu para modelnya, Sohyun merasa sedikit pusing akibat semalam kurang tidur. Beberapa hal masuk–keluar melalui kepalanya. Ia overthinking terhadap sesuatu, terutama mengenai pernyataan yang dikatakan Harumi semalam. Sohyun masih tidak mempercayainya. Apa yang Taehyung ingin lakukan terhadap gadis itu, Sohyun sungguh tidak bisa mempercayainya.

Berada di pijakan kelima, Sohyun yang kehilangan fokus tiba-tiba tersandung kakinya sendiri. Ia jatuh ke depan, namun beruntung. Taehyung datang tepat waktu dan menangkap tubuh wanita itu.

Wajah keduanya begitu dekat. Sohyun menahan kedua tangannya pada bahu Taehyung sedangkan Taehyung menangkap kedua sisi pinggang Sohyun. Sekelebat bayangan kejadian semalam bergelayut di ingatan Sohyun. Taehyung dalam tidurnya terus menggumamkan kalimat, "aku tidak mau berhenti, jangan memaksaku" berulang kali.

Sohyun tidak tahu apa maksud kalimat itu. Tetapi yang ia tangkap, sepertinya Taehyung pun memiliki banyak beban di kepalanya. Pria sepertinya, yang kekanakan dan banyak bertingkah, rupanya juga menyimpan sesak di dada.

"Hoi, apa lihat-lihat? Kau juga jatuh cinta padaku?"

"Eh, 'juga jatuh cinta' katamu?"

Berniat menggoda Sohyun—karena rasa kesalnya sudah hilang dan ingin mengembalikan suasana seperti semula—Taehyung justru keceplosan kata-kata yang tidak perlu.

"Kim Taehyung, katakan saja, kau yang jatuh cinta padaku duluan, kan?"

Pupil mata Taehyung bergerak gelisah. Tenggorokannya mendadak kering. Sial, sial, sial! Omong kosong apa yang aku katakan sih?

"Kau salah! Maksudku, kau juga jatuh cinta padaku seperti wanita-wanita lain. Iya kan?"

"Tsk, jangan lupa. Aku mendapat julukan The Goddes of Beauty. Seorang Miss Elena yang dikagumi banyak pria, tetapi tak satu pun yang berhasil membuatku terpesona. Termasuk kau."

Taehyung membenarkan pernyataan Sohyun. Ia lagi-lagi kalah berdebat. Kenapa Sohyun sangat ahli membuatnya bungkam sih? Taehyung perlu belajar banyak untuk melawan balik wanita itu di perdebatan mereka selanjutnya agar ia tidak malu.

"Lalu, sampai kapan kau akan menahan pinggangku? Aku mau turun."

Taehyung mengalah. Berada di dekat Sohyun, membuat jantungnya berpacu sangat cepat seakan-akan mau meledak. Bahkan ketika Sohyun telah pergi meninggalkannya pun, jantungnya tetap tidak mau tenang.

Ada apa denganku?

Tbc

Satu pesan untuk Kim Taehyung??

Yuta dengan gaya rambut ala mas-mas di anime :")


Bab sebelumnya panjangnya minta ampun, yang ini cuma segini doang wkwk

Btw, get well soon untuk para bujang tampanku: Suga, RM, dan Jin yang kabarnya positif COVID-19. Sedih dengernya, semoga member lain tetap dalam keadaan sehat ya :((

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro