Epilog - Irene & Journey To A World Without Curse
Sebulan telah berlalu dengan cepat, Republik Strorhiel mulai tenang kembali. Insiden Death Territory ditutup dan Republik memutuskan untuk memutus hubungan kerja sama dengan Kekaisaran Northoriale tanpa alasan. Perkiraan mungkin kedamaian di Republik tidak berlangsung dalam jangka waktu lama jika Kekaisaran mulai bertindak pembalasan dendam mereka.
Immortal terisolasi di Death Territory tanpa terkecuali. Allen berhasil lolos dari Badan Pengawasan Immortal dengan bantuan Lunacrest. Awalnya, Lunacrest ingin melarikan Allen ke Kekaisaran Northoriale, negara paling terdekat dengan Republik Strorhiel. Namun, Allen teringat peringatan dari Damian bahwa dia sedang diincar Kekaisaran sehingga dia menolak tawaran Lunacrest dan memilih melarikan diri entah ke mana bersama Irene dan Anastasia. Mereka bertiga akan melakukan perjalanan panjang dengan tujuan mencari tahu asal-usul menara Estacia. Hingga sekarang, tak ada satu pun yang tahu mengapa menara Estacia mengeluarkan kutukan.
Sebelum melakukan perjalanan, Irene ingin mengunjungi ke suatu tempat sebentar saja. Allen dan Anastasia mengikutinya di belakang. Tempat tujuan Irene adalah perbatasan Republik Strorhiel dan Kekaisaran Northoriale, lebih tepatnya makam Patricia.
Begitu tiba di sana, Irene berjongkok dan memandang lama batu nisan yang tertulis nama 'Patricia.' Di depannya hanyalah kepalsuan yang belum diketahui siapa pun kecuali dirinya. Seandainya, jika Patricia masih hidup, apakah Damian takkan pernah segila ini sampai mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan Irene dan Anastasia waktu itu?
Irene tersenyum tipis. Damian memang lelaki yang pengecut, tapi bertemu dengannya menyelamatkannya dari jalan tersesat. Tanpa Damian, mungkin Irene sudah terjatuh ke dunia kematian. Perasaan Irene terhadap Damian bukanlah cinta, dia sangat mengaguminya melebihi dari seseorang yang menyelamatkannya di medan perang, Sirius.
Bicara soal Sirius, Badan Pengawasan Immortal menolak memberinya makam yang pantas untuknya. Immortal sudah tidak diterima lagi di masyarakat sehingga Irene dan Allen harus menguburnya di perbatasan Republik dan Kekaisaran. Maka itu, Irene ke sana sekalian mengunjungi Sirius.
"Hei, Irene. Apa kau sudah selesai?" Allen memanggilnya sambil mendatanginya. Anastasia bersamanya.
Irene berpaling ke sumber suara dan mengangguk pelan. Kebetulan, dia melihat Anastasia yang tampak takut-takut mendekati makam Patricia. Irene bisa menebak apa yang sedang dipikirkannya.
"Jangan khawatir, Anastasia. Aku yakin kau tidak bakal kalah darinya," goda Irene sambil terkekeh.
Wajah Anastasia memerah dan segera bersembunyi di balik tubuh Allen. Anastasia terlalu pemalu untuk mengutarakan perasaannya. Kecemburuan, mirip saudaranya. Namun, Irene terdiam begitu Allen memelototinya.
Makam kosong?
Irene mengangguk. "Aku sama sekali tidak bisa mendengar suaranya. Aku curiga, apakah Badan Pengawasan Immortal memalsukan kematiannya? Atau bisa jadi kematian Patricia dijadikan umpan agar Damian bisa hidup lebih baik? Apa pun itu, Badan Pengawasan Immortal patut dicurigakan."
"Benar sekali. Aku pernah dengar desas-desus bahwa Badan Pengawasan Immortal bekerja sama dengan laboratorium terbesar di Kekaisaran," sambung Allen.
Anastasia terkejut mendengarnya. Mustahil dia tidak tahu laboratorium yang dimaksud Allen, laboratorium yang meneliti subjek makhluk buatan yang sebelumnya dijalani oleh Raja Penyihir. Irene yakin Anastasia tidak ingin reputasi ayahnya rusak dengan keadaan laboratorium sekarang.
Irene berdiri lalu menepuk roknya yang terkena debu. Begitu mereka keluar dari perbatasan, mereka akan melanjutkan perjalanan menuju Kekaisaran Northoriale dengan cara menyusup. Anastasia punya kenalan baik di sana dan akan membuat identitas palsu untuk mereka.
Pada saat bersamaan, Irene memutuskan untuk melupakan Ezekiel agar bisa melangkah ke depan. Perjalanan menuju dunia tanpa kutukan dimulai.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro