
Truth #3
Itu sebuah pesan singkat.
Sesi kedua besok, aku akan menjemputmu jam 10.00 kst. Gmw
Received: Jungkook
Aku membaca pesan itu sekilas sebelum akhirnya jatuh tertidur pulas.
***
"Pengaturan sesi yang seperti ini hanya membuang-buang waktu saja!"aku memprotes saat berjalan bersama jungkook di taman. Aku tak tahu apakah dia sudah gila atau malaikat memang kebal cuaca dingin. Ide melewatkan waktu di tempat terbuka sama sekali tak tertanggung kan di bulan november seperti ini.
"Boleh tahu alasannya apa?"jungkook bertanya santai padaku. dia sibuk memandang rerimbunan pepohonan pinus di taman yang tampak cantik karena terpaan sinar matahari langka di musim dingin. Hari ini cukup cerah untuk ukuran musim dingin, namun tetap saja membekukan.
Aku mengajukan satu jari depan wajahnya untuk menarik perhatiannya. "Satu, ini tidak efektif. Butuh seminggu lebih agar pertanyaanku padamu dapat terjawab sepenuhnya. Aku punya banyak sekali pertanyaan padamu" kataku
Aku lalu menaikkan jari tengahku "dua, aku tidak tahu apakah orang tuaku akan mengizinkan ku pergi lagi. Hari ini, aku beruntung mereka sedang keluar kota, jadi aku bisa keluar denganmu" ujarku sebelum menaikkan jari manisku
"Tiga, aku membeku. Ini out of tropic. Tapi aku serius, tidak bisakah kita mencari tempat yang lebih hangat? Manusia tidak disetel sebagai makhluk anti dingin. Kau tak percaya? Lihatlah buktinya! Bagian mana dari diriku yang mirip beruang kutub? Tidak ada!"
Angel tersenyum mendengar rentetan protesku. "Kau banyak berubah. Dahyun yang dulu tidak akan bicara lebih banyak dari satu kalimat"
"Manusia selalu berubah, apalagi setelah ditimpa banyak kejadian gila" kataku setuju. "Tapi, malaikat juga. Kau kini bisa tertawa dan lain sebagainya"
Angel mengangkat bahu "jadi, apa pertanyaanmu?"
"Melanjutkan pertanyaan kemarin. Kenapa aku tidak bisa mengingatmu? Seharusnya itu mustahil. Aku memikirkanmu nyaris setiap malam.tidaklah mungkin jika aku tidak langsung mengingatmu saat bertemu denganmu. Jika itu karena perbedaan fisik,satu-satunya yang belum berbeda antara kau dan malaikat dalam mimpiku itu adalah warna mata. Dia tembaga dan kau coklat gelap"
"aku hanya berusaha menghentikan dirimu terlibat lebih jauh lagi. hari ketika aku menyelamatkan mu adalah hari dimana aku otomatis membuat koneksi dengan dirimu. Saat aku menyambungkan kembali rantai kehidupanmu, koneksi itu terjadi. Aku sadar semakin erat koneksi antara kita, semakin berat dampaknya untukmu. Kupikir, koneksi itu dapat hilang apabila aku menghapus ingatanmu tentangku"
Aku mengernyit. "kenapa begitu? Apa alasan logisnya?"
"Logikanya, hubungan apa yang bisa dijalin dengan sesuatu yang tidak nyata? Tapi ternyata, aku tidak bisa menghapus ingatanmu secara total. Ingatan akan diriku masih tersimpan di sebuah ruangan terkunci di alam bawah sadarmu yang aku pun tak bisa menjangkaunya. Karena itulah, kau bisa mendengar telepati-telepatiku. Masuk ke dalam mimpi-mimpiku, dan lain sebagainya.tapi tidak setiap saat karena aku berusaha mem proteksi sebagian besar pikiranku. Ada hal-hal tertentu yang belum saatnya atau tidak boleh kau ketahui"
Aku mencerna perkataan angel dan mengangguk, Semuanya terasa masuk akal. aku boleh lega karena aku ternyata tidak mengidap paranoid schizophrenia atau apapun terminologi nya. "Apakah koneksi itu berjalan searah? Apakah hanya aku yang bisa masuk ke dalam pikiranmu? Ataukah juga berlaku sebaliknya, kau bisa masuk pikiranku?"
"Tidak selalu, tapi jawabannya iya. Aku bisa masuk ke pikiranmu, namun hanya pada momen-momen tertentu dimana kau menyuarakan nya dengan sangat kuat. Seperti misalnya saat kau berada dalam bahaya dan lain sebagainya"
Aku hendak mengatakan suatu lagi, namun urung. Daripada itu,aku malah terus berjalan pelan sambil menatap rumpun bunga aster yang tumbuh di antara pohon pinus dan cemara. Beberapa kupu-kupu dan burung penghisap madu terbang sekitarnya. Aku memperhatikan mereka dengan seksama. Betapa enaknya menjadi mereka, tidak punya masalah, cukup terbang sana terbang sini dan hidup sudah terasa lengkap.
"Tidak juga. Tak ada enaknya menjadi kupu-kupu. aku tak bisa membayangkan jika dulu aku berwujud ulat bulu sebelum bermetamorfosa"kata Jungkook tiba-tiba.
"Kamu masuk ke dalam pikiranku lagi!"protes ku
"Hanya jika kau menyuarakan nya keras-keras di otakmu, Hyun"jungkook membela diri sambil tersenyum lebar
Kejengkelanku langsung lenyap begitu melihat senyumnya. Bagiku senyum di wajah itu adalah fenomena langka, sama langka dengan sinar matahari di musim dingin.
Dahyun dengan rambut biru seperti itu, sekilas mirip dengan IU sunbaenim, right?
Hmmm... Membayangkan kalau Jungkook berada ditengah² antar IU dan Dahyun, dia bakalan kuat tidak ya? 😅 Bakalan pilih yang mana?😅
Yang cantik, langsing atau yang cantik tapi bantet? 😅 Eh Jungkook pilih aku aja deh, biar adil. Ya engga?😆
O
ke, sekian👋
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro