Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

#4

"mau ku bantu mencarinya?"tanya nayeon
"Er... Tidak usah. Biarkan saja. Nanti aku akan meminta bunda untuk membelikan yang baru saja. Kalau begitu aku pulang dulu,kurasa bunda sudah menungguku diparkiran" ucapku langsung melangkah keluar ruangan Apartemen Jungkook. Semoga,ini dapat mencegah Nayeon bertindak macam-macam.
"Oke, Sampai ketemu di kampus dahyun" ucap Nayeon yang masih dapat kudengar

***
Dahyun, aku tidak bisa menjemputmu sekarang. Mobilku mati dan kini aku terjebak di bengkel. Kurasa kau harus telpon ayah atau Taehyung untuk menjemputmu. Tunggu saja di apartemen jungkook, jangan keluyuran. Peluk cium, bunda.

Received: Bunda

Bagus sekali bunda tidak bisa menjemputku. Dia menyuruhku menelpon ayah atau Taehyung? Yang bener saja! seakan dia lupa kalau ayah sedang bekerja lembur di kantor hari ini berhubung ada rapat penting tahunan yang membahas kemajuan perusahaan, rancangan anggaran, rencana kerja dan segala sesuatu yang sifatnya memusingkan otak. Taehyung? Kaya tidak tahu sifat putra nya yang satu itu. Parahnya lagi bunda menyuruhku menunggu di apartemen jungkook? Hah, tidak! terima kasih! Kurasa lebih baik aku bermalam di mc donald's dari pada menunggu di sana.

Yap, kini aku berada di mc donald's sambil menunggu bunda, Tadinya. perlahan-lahan aku berusaha merendam kekesalan dan mulai memikirkan solusi yang masuk akal untuk mengatasi masalah ini.
Naik taksi? Saran otakku
Tidak, uang Ku tidak cukup untuk membayar taksi. Kalaupun naik taksi dan bayar dirumah, tidak akan ada orang yang bisa kumintai uang.
Naik bus? Otakku memberi saran alternatif
Ini lebih masuk akal. Uangku tampaknya cukup. Aku hanya jalan dari sini ke halte depan sana. Tapi masalah nya adalah
jarak dari sini ke halte sekitar setengah kilometer. Jarak itu tidak akan menjadi masalah apabila kakiku sedang tidak cidera.

Setelah menimbang-nimbang dua keputusan, akhirnya aku memutuskan untuk berjalan kaki menuju halte bus. biarlah kakiku sakit besok,mungkin aku akan memanjakan nya dengan melakukan terapi foot spa lengkap.

Seusai membayar pesananku aku bergegas menuju halte secepat yang bisa dilakukan oleh kakiku yang masih nyeri. Setiap langkahku terasa terseret. Aku harus menahan diri untuk tidak langsung beristirahat setiap 10 langkah.

namun tekadku nyaris harus tidak ada gunanya saat sepatu boot ku terperosok ke dalam lubang trotoar, membuatku hampir terjerembab ke depan. Berkat keberuntungan belaka, aku tidak jadi terjatuh. Hanya mengalami keseleo di pergelangan kaki kanan. Jadi kesimpulannya, sekarang aku miliki 2 kaki yang sama-sama sakit. Hebat!

aku serius beli menimbang kemungkinan untuk beristirahat selama 10 menit hingga kakiku membaik, padahal jalan yang kulalui sekarang ini terletak di daerah yang terkenal tidak aman. Lokasinya berada di antara dua buah kedung tinggi.satu gedung merupakan pabrik pengalengan daging dan satunya lagi dari bekas kantor pengacara yang sudah lama tidak digunakan. Setahuku tempat ini sering menjadi lokasi nongkrong preman atau sejenisnya. Sementara menurut berita televisi,baru-baru ini ada seorang psikopat gila yang kabur di rumah sakit jiwa dan mulai menyerang para pejalan kaki di kawasan ini. Psikopat itu belum tertangkap hingga saat ini.

Mau tidak mau, aku mengutuk diriku sendiri. Seharusnya tadi aku menelpon Taehyung saja biar dia menjemputku, atau naik taksi dan turun di klinik bunda biar bunda yang bayar taksinya. setidaknya aku tidak perlu terjebak dalam kondisi mematikan seperti ini. Kaki sakit di daerah rawan sangat luar biasa. Ya penyesalan selalu datang terlambat.

Aku harus bergegas pergi dari tempat ini secepat mungkin.tak ada yang tahu kapan para preman muncul dan merampok ku atau bahkan melakukan tindakan yang lebih buruk lagi.
"Tidak! Jangan dipikirkan, jangan dipikirkan" rutukku dalam hati
Aku memaksa diriku untuk mengalihkan pikiran,lalu buru-buru mempercepat langkah meskipun gaya berjalan ku menjadi seperti kombinasi aneh antara tertatih dan melompat-lompat tempat. Kunci rumah dan ponsel sudah ku letakkan di saku, setidaknya jika tasku jambret, aku masih bisa masuk dalam rumah dan menelpon.

Benar-benar seperti makan buah simalakama. Tidak dimakan,ayah mati. Namun bila dimakan,bunda mati. Di muntahkan,aku yang mati. Sialan! Aku memaki-maki dengan liar di dalam hati, sementara otot-otot kakiku juga ikut terjerat saat kepaksa mempercepat langkah.

Namun,makian ku mendadak dihentikan oleh gelombang perasaan tidak enak yang tiba-tiba muncul. Seakan ada seseorang yang mengawasi dari kejauhan dan siap menyerang jika aku lengah.

Tidak!jangan katakan kalau itu preman sialan atau psikopat yang...

pikiranku tidak ku lanjutkan lagi karena insting ku dengan dorongan kuat yang tak tertahankan oleh rasio mendadak menyuruhku lari. Laris cepat mungkin, secepat yang bisa kulakukan.

Aku pun lari tepat ketika seseorang menggenggam tanganku dan menarik ku paksa ke arahnya. Ternyata,orang itu adalah seorang gadis bertubuh tinggi kurus bagaikan model. Rambutnya berwarna pirang strawberry wajahnya khas gadis-gadis prancis,anggun sedikit angkuh dan cantik luar biasa. Wajahnya bagaikan dibuat dari pahatan porselin, mulus dan tanpa cacat. Mata birunya yang pekat menatapku dingin tanpa ampun.

"Lepaskan aku!"jerit ku sambil meronta-ronta. Namun, cengkraman tangan gadis itu malah semakin kuat.

"Tutup mulut besarmu! mungkin aku bisa berbaik hati membiarkan mu mati dengan tenang"ancam gadis itu. Seakan ingin membuktikan ancaman nya, dia mengeluarkan sebatang pisau besar ber kilat dari saku kemeja ketatnya.

Astaga! Jangan-jangan, dia psikopat gila itu! Pekikku dalam hati. Jika iya, maka habislah aku. Jalanan ini sepi. Jangankan kendaraan, satu orang pun yang lewat tidak ada. Pada siapa aku minta tolong?

"A..aku..punya ponsel.kau..bi..bisa mengambilnya ditasku. Ju..juga sejumlah uang yang akan kupakai untuk bayar bus..kau bi..bisa mengambilnya" ucapku gemetaran

"Aku tidak butuh itu"katanya "kau kira aku penodong?"

dengan gerakan yang cepat hampir nyari seperti bayangan dia menghancurkan handphoneku serta ipod ku dan membuang dompetku begitu saja.

"Aku tidak perlu semua sampah itu. Aku hanya menginginkan nyawa mu" ucapannya terkesan dingin, tanpa nada main-main sedikitpun. "Selamat tinggal" gumam si psikopat sambil bersiap mengjamkan pisauny ke tubuhku.

Namun niat itu tidak sampai terjalankan, karena aku lebih dulu memukulkan tasku tepat mengenai wajahnya sekeras mungkin dan membuatnya terhuyung ke belakang sedikit. Itu membuatku menciptakan peluang untuk kabur. Cengkeramannya melonggar sedikit. aku segera menarik tanganku dari genggaman nya sebelum melesat lari secepat mungkin.

Ya tuhan, ada apa dengan hidupku? Sudah sebulan ini aku dihantui dua kematian sekaligus.seakan maut masih belum rela melepaskan nyawaku setelah operasi jantung dilakukan. seakan kehidupanku hingga saat ini hanyalah hasil dari perjuangan keras ku menentang mekanisme kerja samg maut.

Di belakangku,aku bisa mendengar derap langkah gadis psikopat yang berlari menyusul ku. Langkahnya terdengar semakin dekat. Sebentar lagi, dia pasti bisa menyusul ku.

Tidak.tuhan aku masih mau hidup, aku tidak mau mati ditangan psikopat gila itu. Pikirku sambil menambah kecepatan lari meskipun kakiku terasa nyaris putus. Sebentar lagi, jika aku berbelok ke kanan, aku bisa langsung masuk ke jalan besar dan minta pertolongan pada siapapun yang di sana.

Namun, pikiran penuh harapan itu pupus sudah saat lengan ku kembali di cengkram dengan erat. si psikopat mendapatkanku.

"Lepaskan!"pekikku sambil meronta histeris "lepaskan aku! Toloooong...!"
"Diam kau!"bentak si psikopat

Dengan tangan yang lain dia membekap mulutku erat-erat. "Aku harus membunuhmu!"

Kali ini habislah aku. Aku tak mungkin meminta tolong. Dan sulit bagiku untuk kabur. lalu entah itu reflek terkait insting menyelamatkan diri, aku nekat membentur kan ujung sikuku tepat ke ulu hati si psikopat. Dia mengadu sekali dan detik itu juga aku segera melesat kabur dan belok kanan.

Daratan lampu kota dan suara bising klakson menyambutku. Ke lega kan perlahan menjalari diriku, namun aku menolak menikmatinya hingga benar-benar aman dari si psikopat. Jadi masih dipengaruhi kepanikanku tadi,dengan tolol aku berlari ke tengah jalan raya dan berusaha menyetop setiap kendaraan yang lewat. Malang, tidak ada yang mau berhenti untukku. Mereka memaki ku dan menyumpahiku.

dengan panik aku kembali melambai-lambaikan tangan dengan ganas sembari mencuri pandang ke belakang. Si psikopat masih menungguku di mulut gang. Dia seperti menimbang nimbang untuk membunuhku di hadapan orang ramai atau tidak.

Untungnya nasib baik masih menyertai ku, hal yang sulit dipercaya. tanpa kuduga sebuah mobil hitam menghentikan laju kencangnya di tengah lalu lintas yang padat tepat di depanku. Jendela di sisi pengemudi perlahan terbuka, wajah cantik nayeon menyembul

"Nayeon"seruku sambul mengitari mobil dan merangsak masuk melalui pintu penumpang.

aku tidak menghiraukan suara-suara klakson di belakang yang menjerit-jerit protes karena mobil Nayeon berhenti di tengah jalan. Aku masih ingat kalau jungkook dan Nayeon adalah pembunuh, namun aku menolak memperdulikan nya. Antara dibunuh si psikopat dan nayeon, kurasa lebih baik aku memilih Nayeon. Bagaimanapun kurasa dia tidak akan mencincangku hingga menjadi puzzle atau apa.

"Dahyun apa yang terjadi?"tanya nayeon bingung
"Nanti ku ceritakan! Jalankan dulu mobilnya!"jerit ku

Mendengarnya, nayeon menatapku heran seakan aku sudah gila.untungnya dia masih mau tetap menjalankan mobilnya meski dengan kecepatan yang seakan di desain untuk bisa disalip oleh kupu-kupu yang lewat.

"Percepat sedikit! Kurasa nenekku bahkan mampu mengemudu lebih cepat darimu!"bentakku kasar sambil menoleh ke spion, mengecek apakah si gadis psikopat masih mengikutiku atau tidak.

Untunglah sosoknya sosoknya sudah menghilang, namun tetap saja aku tak bisa merasakan kelegasn penuh. Tidak sebelum aku menyingkir dari sini.

"Hei, tenang sedikit,dahyun. Ada apa memangnya? Kau seperti orang yang kehilangan kewarasan" komentar Nayeon

aku baru saja akan balik membentak nya ketika akal sehat ku menyuruh memadamkan emosi sintingku. Nayeon tidak boleh disalahkan. siapapun pasti curiga jika seseorang yang tidak dikenal baik l,masuk ke dalam mobilnya dan memberi perintah ini itu tanpa alasan bagus.

"Aku hampir dibunuh"kataku tegang pada akhirnya

Mendengar itu, mobil yang ku tumpangi terasa nyaris melonjak di jalan raya, sementara pengemudi nya menatapku lingling.
"Apa?"
"Aku. hampir. dibunuh"kataku lagi dengan nada penegasan pada kata per kata
"Ya tuhan, malang nasibmu,dahyun. Memangnya bagaimana ciri-cirinya?*
"Luar biasa cantik. Hanya saja, ekspresinya terus-menerus mengernyit, seakan dia mengalami kesulitan buang air besar setiap detik ramping, rambutnya pirang strawberry dengan pony depan. Dan mata biru cerah. Tidak tampak seperti psikopat ini film-film emang, tapi kurasa ini yang lebih sadis"tegasku

"Hum..." Nayeon hanya bergumam. Mimik wajahnya berubah serius, seakan ada hal yang penting dipikirkannya.

"Hum? Hanya hum? Nay,aku hampir dibunuh seorang psikopat maniak yang mengacung-acungkan pisau kepadaku dan komentarmu hanya hum?"

"Lalu, aku harus bilang apa lagi? Aku juga sama kaget denganmu"ucap Nayeon

"Baiklah aku percaya. sekarang bisa antarkan aku kantor polisi?aku ingin melaporkan hal ini kepada mereka"
"Haruskah?"
"Nay, ini masalah serius. Dan kau tahu, dia bahkan menghancurkan handphone dan ipod ku. Karena dia hanya inginkan nyawaku"

"Baiklah baiklah. Tapi kalau menurut pendapatku melapor ke polisi, takkan banyak gunanya"
"Pokoknya kita ke polisi"sergahku cepat.

Saat sudah berada di kantor polisi, aku menceritakan kejadian yang kualami tadi dan menyebutkan ciri-ciri orang tersebut. Namun, saat pencocokan gambar dengan foto, tak ada satupun foto gadis yang wajahnya menyerupai psikopat cantik. Bahkan mendekati pun tidak. Seakan si psikopat bukanlah salah satu penghuni dunia ini.
pemikiran itu membuatku merinding sehingga aku buru-buru meminta nayeon membawaku pulang kerumah.












Okee, aku tidak jadi unpub story ini.





Well, kali ini aku ngetik sampe seribu enam ratus lebih, dari yang sebelumnya. Pengen cepet-cepet aku tamatin. tapi ternyata masih banyak. Huhuhu😂

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro