Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

IBLIS TASHIRO

*****
Aroma lavender menyeruak di kamar sang ratu, Harumi Kirei. Setelah pernikahan kemarin ia secara resmi mendapatkan gelar sebagai ratu dari Raja Kay Natsuki.

Lavender adalah aroma kesukaan Harumi Kirei, maka tak salah jika sekarang tubuhnya sudah beraromakan Lavender.

"Yang Mulia Anda tak salah dalam memilih aroma untuk mandi Anda. Wangi Lavender sangat cocok untuk tubuh Anda." puji Hikaru seraya menyisir pelan rambut  Harumi Kirei.

Gadis itu hanya menatap wajah Hikaru dari pantulan cermin, ia tak berniat menjawab atau mengatakan kata-kata yang ia rasa tak perlu sama sekali.
Sejenak ia kembali memikirkan suaminya, Kay Natsuki. Pria itu aneh namun punya pribadi unik, ia tak habis pikir kenapa hidupnya harus ditakdirkan bertemu dengan pria semacam itu dan tentunya Kay Natsuki adalah pria pertama yang satu-satunya mampu mencuri perhatiannya.

"Menurutmu bagaimana Kay Natsuki itu?" lontar Harumi Kirei pada Hikaru yang masih hati-hati dalam menyematkan aksesoris di kepalanya.

Hikaru menghentikan pekerjaannya, ia menatap manik cokelat lewat pantulan cermin. Wajahnya memperlihatkan gurat bingung harus menjawab apa.

"Kenapa? Apa kau bingung menjawabnya?" desak Harumi semakin ingin tahu. Mata indahnya menyorot Hikaru, tak melepaskan lawan bicaranya dan terus mendesaknya agar segera menjawab pertanyaannya.

"Yang Mulia yang tahu tentang diri raja adalah beliau sendiri. Selama ini raja tak pernah menunjukkan diri di depan umum, semua tugas kerajaan didaulatkan pada Raja Tashiro. Beliau hanya membantu dari dalam." ucap Hikaru lirih lalu kembali menghias rambut ratunya dengan hati-hati.

Harumi Kirei menarik nafas, jawaban itu tentu saja tak membuatnya puas. Namun ia memilih diam dan kelak akan menanyakannya langsung pada Kay Natsuki. Ia tahu Hikaru sudah menjawab sesuai dengan apa yang ia ketahui tentang suaminya jadi tak ada alasan baginya untuk memarahi Hikaru.

"Setelah ini aku akan datang ke kediamannya dan mengajaknya sarapan bersama." gumam Harumi Kirei  seraya tertunduk, wajahnya menggurat merah karena merasa sedikit malu.

Ini semua bukan tanpa maksud, ia mengajak makan bersama karena ia ingin tahu jawaban yang sesungguhnya dari bibir Kay Natsuki.

Harumi Kirei menoleh ke arah pintu tatkala  kepala pelayan dapur datang memberi hormat padanya sambil membawa beberapa makanan.

"Ada apa ini? Aku tidak memesan makanan." ucap Harumi Kirei dengan wajah heran.

Belum sempat sang kepala pelayan dapur menjawab, muncul sosok yang familiar ia lihat.Buru-buru Harumi Kirei memakai cadarnya lalu berdiri dan menghormat padanya. Raja Tashiro hanya tersenyum simpul dan mengangguk pelan.

"Aku yang memesannya untukmu. Aku harap kita bisa sarapan bersama."ucap Raja Tashiro datar lantas duduk di lantai beralaskan permadani tebal bahkan ia duduk tanpa Harumi minta sedikitpun.

Tanpa persetujuan Harumi, Tashiro menyuruh pelayan untuk menaruh semua makanan lalu menyuruhnya pergi. Beberapa pelayan menghormat lalu keluar, begitu juga dengan Hikaru yang menemaninya tadi.

"Tapi Yang Mulia...."

"Aku tahu tapi aku harap kita bisa mengakrabkan diri sebagai kakak dan adik." tukas Raja Tashiro dengan santai, menatap Harumi dengan tatapan memohon berharap wanita itu mau meluluskan permintaannya untuk sarapan bersama.

"Baiklah Yang Mulia." ucap Harumi Kirei dengan pasrah. Kali ini ia harus mengalah dan menerima kebaikan Tashiro. Tak ada salahnya jika ia belajar mengenal kakak iparnya, Raja Tashiro.

Ia segera duduk di hadapan Raja Tashiro, menunduk dan memperhatikan beberapa makanan yang terhidang dengan rapi. Semua makanan istana terlihat begitu lezat dan nikmat, sejenak ia merasa lapar hanya dengan menatapinya saja.

Harumi Kirei terkesiap ketika dengan berani kakak iparnya menarik cadar yang ia pakai. Mata bulat bermanik cokelat menghujamnya dengan tatapan tak suka. Pria itu sudah membuka cadarnya tanpa seijinnya, benar-benar lancang!

"Maaf mungkin aku lancang tapi kau takkan bisa makan dengan cadar yang masih membungkus wajahmu. Tenanglah kita sekarang keluarga jadi kau tak perlu sungkan harus memperlihatkan wajahmu padaku." ucap Tashiro sambil menatap mangkuk nasinya yang sudah terisi.

Lagi-lagi Harumi Kirei harus mengalah, memendam perasaan kesalnya jauh di dalam hati. Ia rasa apa yang diucapkan kakak iparnya ada benarnya sekarang mereka keluarga, selain harus dekat juga harus berbaur satu sama lain tanpa sungkan.

Tangan mungil Harumi Kirei terulur mengambil mangkuk nasinya. Dengan sumpit ia mengambil sayuran dan beberapa lauk.

"Mungkin aku beruntung bisa sarapan denganmu untuk yang pertama kalinya." ucap Tashiro sambil menyumpit nasi. Pria itu meliriknya sejenak lalu kembali menekuni isi mangkuknya.

Harumi Kirei mengatupkan bibirnya, matanya kembali menyorot sosok di depannya. Tangannya pun urung untuk menyumpit nasi.

Apa maksudnya?

"Jangan menatapku seperti itu, aku takut kau justru jatuh cinta padaku."lontar Tashiro tanpa menatap adik iparnya.

Harumi Kirei buru-buru menurunkan pandangannya, wajahnya memerah. Ia lantas menyumpit nasi dan melahapnya dengan perasaan sedikit kesal.

Rupanya ia telah memilih jalan yang salah. Seharusnya ia tadi menolak dan lebih memilih makan pagi bersama Kay Natsuki. Ada rasa sesal di dalam hatinya karena ia mengabaikan suaminya demi rasa sungkannya pada sang kakak ipar.

"Aku rasa Kay Natsuki belum menyentuhmu. Kasihan sekali dirimu." celetuknya lagi tanpa rasa malu, membahas masalah pribadi di meja makan tanpa rasa sungkan. Dasar pria lancang!

Mendengus kesal, Harumi hanya bisa bersungut. Huh...pria ini benar-benar merusak selera makannya. Ia masih mencoba sabar dengan pura-pura menunduk dan terus makan apa yang ada di hadapannya.

"Dia dikutuk sehingga ia tak berani menyentuh apapun. Seharusnya ia sadar jika ia menikah itu berarti ia juga punya kewajiban menyentuh istrinya. Kasihan sekali." ucap Tashiro datar lalu menuangkan teh ke dalam cawannya.

"Harusnya kau menikah dengan pria normal yang bisa membahagiakanmu, yang bisa melindungimu. Aku sangat menyayangkan itu." imbuhnya lagi tanpa menatap wajah Harumi Kirei.

Pria ini benar benar~,

"Apa maksud Anda Yang Mulia?" tegur Harumi Kirei ketika emosinya mulai tak terbendung lagi.

Pria itu menatapnya sejenak, menyunggingkan senyum tipis lalu meminum tehnya dengan santai.

"Tidak ada maksud apa-apa. Seperti yang aku bilang tadi aku hanya ingin hubungan persaudaraan kita makin erat." jawab Tashiro datar lantas kembali tersenyum miring

Harumi Kirei tak menjawab, ia menaruh mangkuk nasi beserta sumpitnya di meja. Gadis itu benar-benar kehilangan nafsu makannya. Apa yang ia makan tadi rasanya hambar di mulut.

"Kau sudah menjadi ratu sekarang Adik ipar, selamat! Dan tugas pertamamu sudah menanti. Setelah makan siang nanti kau harus menemaniku menyambut tamu agung dari Kerajaan Bumi." ucap Raja Tashiro sembari melayangkan tatapannya pada sang gadis di depannya.

"Apa?" pekik Harumi Kirei memcuramkan alis. Gadis itu sama sekali tak mengerti dengan apa yang diucapkan Tashiro kepadanya.

"Kenapa kelihatannya kau kaget sekali?" lontar Raja Tashiro dengan heran.

"Yang Mulia bukankah saya harus menyambutnya dengan Raja Kay Natsuki?" tanya Harumi Kirei tak mengerti.

Pria berahang tegas itu terkekeh pelan seolah menertawakan apa yang diucapkan Harumi Kirei. Di matanya, Harumi terlihat seperti orang bodoh.

"Kay Natsuki tak pernah melakukan hal itu, yang berkuasa penuh di sini adalah TASHIRO. Walau aku tahu Kay Natsuki adalah Raja mutlak dan aku hanya Raja bayangan namun semua rakyat hanya tahu jika selama ini yang mengayomi mereka adalah TASHIRO bukan KAY NATSUKI." ucap Tashiro sombong dengan nada suara ditekankan.

Bibir Harumi Kirei kembali mengatup, beberapa menit saja ia bersama Tashiro ia sudah tahu seperti apa watak kakak iparnya itu.

"Apa suamimu tidak memberitahu apa tugasmu sebagai ratu?"tanya Tashiro sambil menyipitkan matanya.

Gadis berkimono kuning itu terdiam, ia takkan menjawab sesuatu yang akan menjelekkan nama suaminya. Semua orang tahu walau tak mencintai suaminya, seorang istri tidak boleh memberi nama jelek pada suaminya.

"Baiklah akan aku beritahu tugasmu~,"ucap Raja Tashiro memberi jeda sebentar lalu mengimbuhkan,"Berhubung aku belum memiliki ratu dan Kay adalah raja mutlak yang tidak bisa menjalankan tugas maka aku berhak mengajakmu pergi kemanapun dalam rangka tugas. Aku adalah Raja bayangan yang menggantikan tugas Kay. Seharusnya dia memberitahu tugas-tugasmu termasuk mengurus tugas negara bersamaku."

Harumi Kirei terbungkam, ia merasa perasaannya kembali dipermainkan oleh dua pria itu.
Ya..Tashiro dan suaminya sendiri, Kay Natsuki.

"Baiklah." hanya itu yang mampu diucapkan seorang Harumi Kirei ketika hatinya hancur karena dikecewakan.

Raja Tashiro memanggil pelayan agar memberesi peralatan makan mereka. Beberapa pelayan dapur memberi hormat dan membawa nampan makanan keluar dari kediaman Ratu. Sebelum pergi pun mereka tetap memberi hormat pada Raja Tashiro.

Pria berahang tegas itu melirik Harumi Kirei yang terlihat menunduk dengan pikiran campur aduk.
Tashiro menaikkan alisnya sejenak lalu berdiri dari duduknya. Harumi Kirei memakai kembali cadarnya lalu ikut berdiri.

"Terimakasih kau sudah menemaniku makan pagi. Aku harap ini bukan yang terakhir kali."ucapnya lalu tersenyum manis pada Harumi Kirei.

Pria itu berbalik badan hendak kembali mengurus tugasnya di istana, meskipun kesal Harumi Kirei tetap membungkuk hormat padanya. Namun beberapa langkah kemudian,Tashiro menghentikan langkahnya dan menoleh pada Harumi Kirei.

"Lavender sangat cocok untuk tubuhmu. Aku menyukainya." ucap Raja Tashiro menggoda membuat Harumi Kirei kembali terkesiap. Pria itu lantas melangkahkan kakinya dan menghilang di balik pintu kamarnya yang luas.

Sedangkan Harumi masih berdiri di posisinya, ia memikirkan kembali setiap bait ucapan Tashiro padanya. Emosinya mendadak naik, dadanya terus bergemuruh. Sejenak ia baru sadar jika Tashiro tengah melecehkan dirinya dengan berdalih mengajaknya makan pagi.

"Hikaru apa kau masih ada di sana?"panggil Harumi Kirei sedikit berteriak.

"Ya Yang Mulia." ucap Hikaru datang setengah berlari lalu menghormat pada ratunya.

"Aku akan mengunjungi Kay Natsuki. Antarkan aku sekarang." ucap Harumi Kirei dengan serius.

"Baik Yang Mulia." jawab Hikaru dengan rasa sopan sambil membungkuk hormat.

Harumi Kirei lantas melangkahkan kaki dengan terburu-buru menuju ke kediaman Kay Natsuki. Ada sesuatu yang harus Kay jelaskan padanya, dan itu HARUS!

Hikaru yang mengikuti langkah Harumi Kirei sedikit terheran-heran, ia bahkan hampir tertinggal di belakang karena saking cepatnya langkah kaki Harumi Kirei. Dalam benaknya ia bertanya-tanya, ada apakah? Kenapa Ratunya terlihat serius dan marah?

Semoga tidak terjadi apa-apa, pikirnya sambil terus mengikuti langkah Harumi Kirei.

****

Suara pintu baja didorong dengan paksa, Harumi Kirei memasuki kamar suaminya tanpa ada rasa takut sama sekali. Ia harus menanyakan sesuatu padanya.
Gadis itu menatap sekeliling berusaha mencari sosok Kay Natsuki. Tatapannya berhenti ketika melihat sosok bayang ditengah kolam ikan koi.

Benarkah itu Kay Natsuki?

Harumi Kirei mendekat ke tepi kolam dengan terburu -buru hingga tanpa sadar ia memijak pinggiran kolam yang rapuh. Ia nyaris tercebur ke kolam jika saja Kay Natsuki tak menyelamatkannya dengan kekuatan tanpa menyentuhnya.

Harumi Kirei mundur beberapa langkah, ia merasa ada sesuatu yang mendorongnya menjauh dari kolam.

"Kau mengganggu tugasku Harumi Kirei." tegur Kay Natsuki lalu membuka matanya.

Ia segera berdiri dari duduknya di tengah kolam, nampaknya ia sedang bermeditasi di sana.
Pria itu bahkan bisa duduk dan berjalan di atas air tanpa basah sedikitpun.

Belum selesai mengagumi sosok unik Kay Natsuki, Harumi dikagetkan dengan perubahan wujud suaminya.
Pria itu berbeda dari kemarin, kali ini rambutnya berwarna krem.

"Ada apa dengan rambutmu?" tanya Harumi Kirei dengan heran. Ia berusaha menyentuh tangan Kay Natsuki namun pria itu segera menepis dengan kekuatannya.

"Jangan menyentuhku!"peringatnya lagi dengan wajah dingin.

Harumi Kirei memerah wajahnya, ini kali kedua ia ditolak gara-gara berusaha menyentuh pria unik dan ajaib itu. Lain kali ia akan lebih berhati-hati dan akan mengingat larangannya.

"Terimakasih sudah menolongku.Tapi....kenapa kau melakukan ini semua?"tanya Harumi dengan tiba- tiba.

Wajah boneka tak berekspresi, ia masih menatap mata cokelat dengan tatapan datar dan biasa.

"Apa kau lupa kau adalah istriku." jawab Kay Natsuki lirih.

"Bukan, bukan itu. Kenapa kau tak melaksanakan tugasmu? Kenapa kau justru mendaulat Kakakmu?Bukankah kau itu Raja?" ucap Harumi Kirei menggebu-gebu.

Kay Natsuki masih terdiam, ia hanya mengedipkan matanya beberapa kali lalu berbalik badan memunggunginya.

"Aku tidak keberatan." jawab Kay Natsuki  pelan membuat Harumi Kirei semakin geregetan.

Gadis itu maju beberapa langkah hendak menyentuh bahu suaminya namun ada kekuatan yang menahan tangannya.

"Aku sudah bilang jangan menyentuhku." peringatnya lagi tanpa bosan.

Kay Natsuki menoleh, ia melihat  tangan Harumi Kirei yang terkunci kekuatannya nampak berusaha menarik tangannya yang mendadak terasa berat. Pria boneka itu melepaskan kunciannya hingga Harumi Kirei terhuyung ke belakang.

"Jangan memancing diriku Harumi Kirei, jika aku tak bisa mengendalikan emosiku lagi jangan salahkan jika aku menyentuhmu dan menjadikan dirimu boneka sepertiku. Bukankah itu sangat menakutkan Nona Harumi Kirei?"ucap Kay Natsuki datar, menatap manik istrinya tanpa ekspresi.

"Kau selalu membuatku tak mengerti. Kau bilang kau tak keberatan, apa itu artinya kau juga tak keberatan jika aku pergi bersama kakakmu kemanapun ia pergi. Jangan bilang kau akan menggilirku dengan Kakakmu."tuding Harumi Kirei dengan wajah penuh amarah.

Kay Natsuki menatap wajah istrinya dengan seksama, gadis itu benar-benar tak bisa berpura-pura di depannya. Bahkan ia marah-marah seenaknya sendiri di depannya tanpa peduli ia sedang berhadapan dengan siapa.

"Apa kau lupa pesanku tadi malam padamu. Menjadi istriku bukanlah hal yang mudah, kau akan banyak mendapat cobaan. Di luar sana banyak yang membenciku, dia akan membuatmu juga membenciku. Apa kau tak menyadarinya?"ucap Kay Natsuki dengan pelan.

Harumi Kirei terkesiap,ia baru ingat dengan ucapan Kay semalam. Jadi benarkah suaminya itu sudah tahu segalanya?

"Jadi kau sudah tahu?"tanya Harumi Kirei meminta penjelasan.

"Aku tidak tahu apa-apa. Namun orang seperti diriku pasti akan segera disingkirkan oleh orang-orang yang membenciku."tutur Kay Natsuki terdengar mengerikan.

"Kenapa kau tak bangkit saja? Kau adalah Raja, kenapa kau tak memerintah kerajaanmu sendiri? Kau memang memiliki kekurangan tapi itu tak akan mengurangi wibawamu sebagai Raja." tegas Harumi Kirei, tanpa sadar membangkitkan semangat suaminya.

Kay Natsuki menatapnya sejenak lalu memandang sisi lain.Tak ada api harapan di matanya. Pria itu tetap bersama kesepiannya dan terus tenggelam dalam keterpurukannya.

"Semua orang tahu aku membawa kutukan. Semua orang takut kepadaku.Sekalipun aku menjadi Raja mereka tetap akan membenciku dan tak mengasihiku." ucap Kay Natsuki merendahkan dirinya.

"Kenapa kau bicara begitu? Apa hanya itu yang kau takuti. Apa kau takut semua orang akan membencimu karena wujudmu? Kalau begitu bagaimana kalau aku menukar kata ANEH menjadi UNIK. Kau tidak aneh melainkan unik Kay Natsuki."ucap Harumi Kirei setengah berteriak.

Pria itu tak bergeming, ia membalikkan badan dan melangkah maju ke depan.

"Aku tak bisa memaksa mereka untuk mengakuiku sebagai Rajanya. Melakukan hal terbaik untuk mereka sudahlah cukup bagiku. Sebuah pengorbanan tak perlu ditonjol-tonjolkan Harumi Kirei,"ucap Kay Natsuki terdengar begitu sendu.

Gadis itu mencuramkan alisnya sambil menggigit bibir,ia terus memandangi punggung boneka hidup itu dengan kekesalan di hatinya.

"Maaf Harumi Kirei aku tak bisa menjadi suami yang baik untukmu. Aku juga tak bisa melindungimu ataupun merebutmu dari orang-orang yang menginginkanmu." ucap Kay Natsuki lirih dan bernada sedih.

Pria berwajah boneka itu kembali ke tengah kolam dan bermeditasi kembali.

Kenapa?
Pertanyaan itu kembali mendominasi lubuk  hati Harumi Kirei.

Kenapa pria ini seolah tak peduli dengan jabatannya?
Kenapa pria ini pasrah saja ketika semua orang berbicara miring tentangnya?
Kenapa pria ini....

Kenapa ia begitu~,lemah lembut dan penuh rasa kasih?!

Harumi Kirei meremas ujung kimono-nya sambil menggeleng pelan.

Sebenarnya Kay Natsuki itu pria macam apa?

**************
Vote dulu ya, jangan lupa beri dukungan dengan klik follow akun.

Makasih banyak sayang...😊

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro