Part 26
Mentari pagi bersinar dengan cerahnya. Nara dan teman-temannya sibuk mempersiapkan diri untuk beraktivitas hari ini. Rencana hari ini, mereka akan mengadakan pertemuan di rumah salah satu warga untuk memberikan materi sekaligus praktik cara menanam tomat. Program ini bertujuan untuk mengajak warga agar termotivasi memanfaatkan lahan kosong sebagai media tanam tanaman yang bermanfaat. Hasil panen nanti akan berguna untuk kepentingan warga sendiri.
Mereka sudah menyiapkan bibit tomat yang berkualitas dan sudah direndam air yang dicampur fungisida, tujuannya agar hama dan penyakit yang ada di benih mati sehingga tidak mengganggu pertumbuhan tanaman, terutama penyakit yang disebabkan oleh jamur. Jadi saat nanti berkumpul dengan warga, benih tersebut sudah bisa langsung disemai ke media semai.
Sebelum mendatangi rumah warga, Bastian mengintruksi teman-temannya untuk berkumpul di rumah Kepala Desa. Ia memberikan pengarahan sebelum memulai aktivitas.
Bastian mengedarkan pandangan. Ia tatap satu per satu semua anggota yang tengah berbaris di halaman. Saat sedang menjalankan perannya sebagai pemimpin, ia seolah menjelma menjadi seorang yang begitu serius dan berwibawa.
"Teman-teman, kita sudah mempelajari bagaimana cara menanam tomat. Meski salah satu anggota ada yang dari fakultas pertanian, tapi bukan berarti sepenuhnya kita mengandalkan urusan ini padanya. Semua harus bekerja. Saat kita terjun ke masyarakat, orang tak akan bertanya apa background kita. Pada akhirnya kita harus pintar beradaptasi, fleksibel menghadapi situasi apa pun, serta mampu menguasai banyak bidang. Makanya banyak yang bilang bahwa sekolah sebenarnya adalah saat kita terjun ke masyarakat dan belajar tentang hidup. Bukan berarti kita nggak perlu menempuh pendidikan formal dan cukup belajar di masyarakat, ya. Pendidikan formal juga penting dan memberi banyak ilmu yang bermanfaat, yang bisa kita terapkan, entah dalam keseharian atau saat berinteraksi dengan masyarakat."
Nara dan anggota lainnya mendengar seksama. Pesona Bastian seolah menyihir para mahasiswi single, membuat mereka terkesima, betapa sosok yang suka bercanda, santai, bisa sedemikian berwibawa ketika tengah berbicara di depan sebagai ketua.
"Sebelum memulai aktivitas, marilah kita berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Berdoa dimulai."
Semua mahasiswa menundukkan kepala dan berdoa.
"Berdoa selesai. Sekarang kita berangkat. Tetap semangat...!" Bastian mengepalkan tangan dan mengangkatnya tinggi-tinggi.
"SEMANGAT..!" balas yang lain sembari mengangkat tangan masing-masing.
Mereka melaju menuju rumah warga dengan sepeda motor karena cukup jauh dari rumah Kepala Desa. Kelima mahasiswa dari tim Nara masing-masing membawa motor. Nara meminta untuk membawa motor sendiri dan membonceng Dita. Ia meminjam salah satu motor milik temannya. Salah satu mahasiswa yang membawa motor meminjamkan motornya pada Nara. Teman Nara yang meminjamkan motor pun membonceng Bastian. Nara hanya ingin menjaga diri untuk tidak berboncengan dengan laki-laki non mahram. Selama masih bisa mengusahakan untuk tidak berboncengan dengan laki-laki non mahram, ia akan mengusahakannya.
Sudah banyak warga yang berkumpul di rumah salah satu warga. Sebelum memulai acara, Bastian memberikan sambutan singkat. Setelah itu acara dilanjutkan dengan menyiapkan media semai yang berupa campuran tanah dan kompos dengan perbandingan 1:1. Media semai tersebut dilubangi sebagai tempat menyemai benih. Setelah semua benih disemai, lubang tersebut ditutup kembali dengan tanah.
"Bapak-bapak dan ibu-ibu, setelah semua benih disemai, jangan lupa untuk menyiram setiap hari agar kecambahnya cepat tumbuh, biasanya sekitar tujuh sampai sepuluh hari. Setelah itu tunas dibiarkan sampai berumur cukup tua, sekitar lima belas sampai dua puluh hari setelah masa tanam, baru deh dipindah ke pot atau polybag," jelas Farel, mahasiswa dari fakultas pertanian.
"Nanti saat Bapak-bapak dan Ibu-ibu hendak memindahkan benih ke media tanam, perlu diperhatikan perbandingan tanah, pasir, dan kompos untuk media tanam itu 1:1:1. Jangan lupa untuk memberi lubang di bawah pot atau polybag saat nanti memindahkan benih tersebut, tujuannya agar akar tidak busuk saat disiram. Kalau tak diberi lubang bisa menyebabkan air menggenang. Pot diletakkan di halaman yang terkena matahari pagi. Kalau sudah siang dan terik, bisa diberi peneduh, atau dipindahkan ke tempat yang teduh. Penyiraman dapat dilakukan rutin setiap pagi dan sore. Pemberian pupuk kandang dapat dilakukan sekali dalam dua bulan. Biasanya tanaman sudah bisa dipanen saat berumur sembilan puluh hari," pungkas Farel disambut dengan anggukan warga, tanda mereka mengerti dengan pemaparan yang disampaikan mahasiswa tersebut.
Selama proses penyemaian benih dan penjelasan materi, ada mahasiswa yang bertugas memfoto dan merekam sebagai dokumentasi.
Malamnya setelah Isya, mereka masih harus menghadiri acara kajian remaja di salah satu Masjid. Nara tidak banyak berkomunikasi dengan Argan dikarenakan jadwal yang padat. Mereka hanya saling berkirim pesan whatsapp saat luang. Di saat yang sama, Argan juga tengah sibuk mengikuti sidang skripsi mahasiswa bimbingannya.
Acara kajian remaja di desa ini rutin diadakan setiap seminggu sekali dengan mengundang ustaz yang sudah cukup tinggi jam terbangnya. Para mahasiswa KKN mendapat undangan untuk menghadiri kajian.
Tema pada kajian malam ini adalah tentang menikah dalam Islam. Pertama, Pak Ustaz menjelaskan hukum menikah dalam Islam.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh."
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh," balas jamaah kajian serempak.
"Adik-adik sekalian, pada kesempatan ini saya akan menjelaskan hukum menikah dalam Islam. Menikah bisa menjadi wajib bagi seseorang yang telah mampu dan ia takut terjerumus ke dalam zina. Sebagaimana kita tahu, menjaga diri dari perbuatan haram itu wajib bagi seorang Muslim. Lalu yang kedua adalah sunnah, ini jika seseorang sudah mampu untuk menikah, tapi dia masih bisa menahan diri dari hawa nafsu dan perbuatan zina. Ketiga hukumnya makruh, ini jika laki-lakinya lemah syahwat atau tidak sempurna kemampuan berhubungan seksualnya dan tidak mampu memberikan belanja pada istrinya meski tidak merugikan istri, misal karena istrinya ridho dan punya penghasilan. Keempat menikah dikatakan haram jika suami tidak mampu memberikan nafkah lahir batin kepada istri. Bisa juga untuk pernikahan kontrak, misal ada perjanjian untuk mentalak istri setelah menikah dalam kurun waktu tertentu. Bisa juga menikahi wanita yang haram dinikahi, atau istilahnya mahram. Atau wanita Muslim dinikahi laki-laki non Muslim, ini jelas haram. Terakhir menikah hukumnya mubah jika bagi laki-laki yang tidak terdesak alasan-alasan yang mewajibkan segera menikah atau karena alasan-alasan yang mengharamkannya untuk menikah."
"Sampai di sini ada yang ditanyakan?" Pak Ustaz menyapu pandangan ke seluruh ruangan.
Seorang remaja mengangkat tangannya.
"Silakan, Mas."
"Kalau kita punya niat menikah muda, itu bagaimana?" tanya remaja berkemeja abu-abu.
"Selama sudah mampu kenapa nggak? Sudah siap lahir batin, mampu menafkahi lahir batin, sudah ada calon, ya silakan menikah," balas Pak Ustaz.
"Kalau setelah menikah muda terjadi masalah, ribut terus, ujung-ujungnya cerai, itu gimana? Apa ini karena usia yang terlalu muda, sehingga emosinya masih labil dan belum bisa menyikapi segala sesuatu secara dewasa?" tanya Layla, salah satu mahasiswi satu tim Nara.
"Balik lagi ke awal tadi. Waktu menikah sudah siap belum? Sudah mampu belum? Benar-benar dari keinginan pribadi atau tidak? Umur secara psikologis memang berpengaruh pada cara berpikir dan kestabilan emosi. Tapi yang perlu diingat, umur bukan satu-satunya faktor, masih banyak faktor lain yang memengaruhi. Islam itu tidak mengenal masa remaja, jadi ketika seorang laki-laki sudah mimpi basah, si perempuan sudah menstruasi, mereka dikatakan baligh. Orang yang baligh sudah bertanggung jawab atas segala perbuatannya. Ketika seseorang memutuskan menikah muda, itu artinya mereka sudah siap mengemban tanggung jawab dan peran mereka saat menikah. Makanya, namanya pernikahan itu nggak sesimpel menyatukan cinta atau menghalalkan sebuah hubungan. Ada ilmunya, ada tanggung jawab untuk belajar. Nggak boleh diputuskan secara grasa-grusu. Tapi bukan berarti juga harus dibikin ribet." Pak Ustaz menghela napas sejenak. Kata-kata yang meluncur begitu tegas.
"Jangan bawa-bawa umur, karena yang perlu ditanyakan itu bagaimana kesiapan mental mereka sebelum menikah? Benar-benar siap lahir batin, sudah tahu ilmunya, sudah paham dengan visi misi dalam pernikahan atau sekedar ngebet saja? Makanya namanya pernikahan itu seperti sekolah seumur hidup. Suami-istri sama-sama belajar saling menghargai, memahami, mencintai karena Allah, dan sangat penting untuk menjadikan agama sebagai pondasi yang kuat dalam rumah tangga. Segala sesuatu yang benar-benar diniatkan untuk mengharap ridho Allah dan ada usaha nyata untuk meraih ridho Allah, insya Allah akan diberkahi. Jangan terlalu paranoid. Takut menikah karena takut cerai, takut menikah karena takut nggak bisa menjalani, bla bla ... intinya belajarlah, perbanyak ibadah dan ilmu, mantapkan hati jika memang benar-benar sudah siap menikah dan berdoalah agar rumah tangga menjadi sakinah, mawaddah, warahmah."
Pak Ustaz mengembuskan napas dan kembali menyasar pandangannya ke semua jamaah yang hadir.
"Perceraian itu bisa terjadi sama siapa pun. Nggak melulu menyasar ke pasangan muda. Yang udah pada bangkotan juga banyak yang bercerai. Apa lagi-lagi umur jadi masalah? Lha mereka sudah sangat matang, kok. Selama ego lebih digedein, selama hawa nafsu menjadi raja yang mengendalikan kita, setan bisa begitu mudah menjerumuskan. Lihat yang bening, tergoda lalu selingkuh, akhirnya bercerai, pertengkaran yang tak kunjung selesai karena masing-masing merasa benar, tak ada yang mau mengalah, akhirnya cerai. Ini terjadi karena kegagalan mengendalikan hawa nafsu dan mereka mungkin lupa akan hakikat pernikahan sebagai jembatan untuk lebih dekat dengan Allah. Bisa juga karena masing-masing tidak menyadari akan kewajiban dan hak setelah menikah."
Farel mengangkat tangannya. Pak Ustaz mempersilakannya untuk bertanya.
"Pernikahan yang gagal itu apa bisa jadi karena salah memilih pasangan?"
"Saat kalian nanti menikah, lalu di tengah perjalanan rumah tangga, kalian ribut dengan pasangan dan merasa salah memilih pasangan, coba ditilik kembali saat awal kalian memutuskan menikahi pasangan kalian, itu alasannya apa? Islam pun punya tuntunan untuk memilih pasangan. Ada hadits yang menjelaskan bahwa wanita itu dinikahi karena empat perkara. Seorang wanita dinikahi karena empat hal; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka hendaklah kamu pilih wanita yang taat agamanya (ke-Islamannya), niscaya kamu akan beruntung."
Pak Ustaz mengulas senyum. "Wanita yang baik agamanya, yang salihah adalah sebaik-baik perhiasan dunia. Insya Allah tentram kalau kita menjadikan agama sebagai pedoman dalam segala aspek. Sebelum menikah, dalam Islam ada ta'aruf dengan tujuan untuk mengenal calon pasangan, bisa lewat pihak ketiga. Kalau sekarang ini banyak yang pakai cara mengajukan proposal ta'aruf. Untuk meminta petunjuk, misal ada berapa kandidat atau untuk memantapkan hati, silakan salat Istikharah. Libatkan Allah dalam segala hal termasuk memutuskan untuk menikah. Jadi nggak akan ada istilah salah pilih."
Nara mencerna semua penuturan Pak Ustaz yang memberikan tambahan ilmu untuknya.
"Oya, ustaz, ada satu yang mengganjal pikiran saya. Tentang wanita baik-baik untuk laki-laki yang baik, begitu juga sebaliknya, sedang faktanya banyak kenyataan berbicara, istrinya baik kok suaminya jahat? Atau sebaliknya, suami salih, tapi istrinya tidak baik? Ini gimana, Pak?" tanya Dion, mahasiswa dari fakultas Biologi.
Pak Ustaz tersenyum menanggapi pertanyaan Dion. "Dalam surat An Nur ayat 26 Allah berfirman, "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga)." Ayat ini diturunkan untuk menunjukkan kesucian Aisyah Radiyallahu'anha dan Shafwan bin al-Mu'attal r.a. dari segala tuduhan yang ditujukan kepada mereka. Jadi waktu itu Aisyah Radiyallahu'anha terpisah tanpa sengaja dari rombongan karena mencari kalungnya yang hilang dan kemudian diantarkan pulang oleh Shafwan yang juga tertinggal dari rombongan karena ada suatu keperluan. Waktu itu mereka dalam perjalanan kembali dari ekspedisi penaklukan Bani Musthaliq. Nah peristiwa ini jadi fitnah di kalangan umat Muslim kala itu karena terhasut oleh isu dari golongan Yahudi dan munafik jika telah terjadi apa-apa antara Aisyah dan Shafwan. Bahkan akhirnya terjadi perpecahan antar kaum muslimin. Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bahkan meminta Aisyah Radiyallahu'anha untuk bertobat. Aisyah r.a tidak mau bertobat karena merasa tidak melakukan kesalahan yang dituduhkan. Beliau menangis dan meminta Allah menunjukkan kebenaran. Karena itulah Allah menurunkan surat An Nur ayat 11 sampai 26."
Pak Ustaz melanjutkan penjelasannya. "Jadi sebenarnya ayat ini bukanlah janji Allah kepada manusia yang baik akan dipasangkan dengan orang yang baik juga. Karena kita tentu tahu bahwa orang sesalih Nabi Luth dan Nabi Nuh sekalipun memiliki istri yang khianat, sedang Fira'un yang keji memiliki istri salihah. Banyak juga kan fakta di real, istrinya baik, suaminya jahat, begitu juga sebaliknya. Jadi ayat ini semacam motivasi untuk memilih pasangan yang baik. Artinya kalau kita ingin mendapat pasangan yang baik ya kita harus mau memperbaiki diri. Kalau kita ingin pasangan salihah ya kita harus buat diri kita jadi salih juga."
Pak Ustaz kembali mengedarkan pandangan. Beberapa jamaah tampak mengernyit, pertanda belum bisa memahami sepenuhnya.
"Begini, ayat Al-Qur'an itu berlaku umum, kecuali ada dalil yang mengkhususkannya, termasuk surat An Nur ayat 26 ini. Ini semacam perintah untuk menciptakan kondisi yang baik untuk yang baik. Coba kita telaah dalam surat An Nur ayat tiga, Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki yang musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas orang-orang yang mukmin. Di surat ini ada penegasan untuk mencari pasangan yang sepadan. Sedang dalam surat An Nur ayat 26 adalah anjuran atau motivasi untuk menciptakan kondisi yang baik, bukan sebagai ketetapan. Makanya Rasulullah menganjurkan memilih pasangan dari empat hal yang sudah saya jelaskan sebelumnya. Agama menjadi sesuatu yang utama untuk dipertimbangkan."
"Untuk para perempuan yang masih single, mungkin satu pernyataan ini bisa kalian jadikan pertimbangan juga untuk memilih pasangan. Abu Hurairah r.a. berpesan kepada puterinya, pilihlah bakal suamimu orang yang bertaqwa karena jika dia suka kepadamu, dia mendoakan kebaikan untukmu. Jika dia tidak menyenangimu, dia tidak akan berlaku zalim terhadapmu. Sudah sangat jelas, agama adalah pondasi yang utama bukan hanya di pernikahan saja, bahkan saat memilih pasangan pun, agama menjadi pertimbangan utama."
Para jamaah manggut-manggut bahkan juga termotivasi untuk memperbaiki diri agar kelak bisa mendapatkan pasangan yang baik.
Seusai mengikuti kajian, Nara dan teman-temannya kembali ke tempat mereka tinggal.
Nara mengirim pesan whatsapp untuk suaminya, sedang Dita memikirkan isi ceramah sang ustaz barusan. Agama menjadi pertimbangan utama dalam memilih pasangan, sedang dirinya menyadari benar, ada ketertarikan pada Bastian yang notabene berbeda agama.
Nara memberi tahu suaminya bahwa dia baru saja mengikuti kajian dan sudah bebas tugas. Ia juga menanyakan apakah Sakha sudah tidur atau belum.
Dering telepon mengagetkannya. Nara begitu bersemangat untuk mengangkatnya.
"Assalamu'alaikum, Mas."
"Wa'alaikumussalam, Sayang. Mas mau video call tapi kok nggak nyambung-nyambung."
Melihat Nara tengah mengangkat telepon, Dita pun tahu diri dengan keluar dari kamar, tak ingin mengganggu perbincangan Nara dan suaminya. Akan sangat awkward jika nanti ia mendengar kecupan suami sahabatnya itu yang gaungnya terdengar begitu nyaring.
Nara melanjutkan obrolannya setelah sebelumnya melirik Dita yang menghilang dari balik pintu.
"Sinyal lagi jelek mungkin, jadi nggak bisa video call."
"Kamu belum beli kartu perdana, ya? Katanya mau ganti provider?"
"Belum sempat, Mas. Seharian ini Nara nggak denger suara Sakha, kok kangen ya. Mana Sakha udah tidur."
"Hmm, kangennya sama Sakha aja, nih? Nggak kangen sama ayahnya?"
Nara tertawa kecil. "Nggak lah. Ngapain kangen sama ayahnya?"
"Hmm ... jual mahal ya. Awas aja kalau ketemu."
Nara tertawa sekali lagi. "Emang kenapa kalau ketemu?"
"Kamu bakal aku terkam, bakal aku makan sampai habis."
Nara tak dapat menahan tawanya. "Mau dong diterkam."
"Sekarang aja ketagihan, minta diterkam mulu. Dulu ya ampun, gengsinya selangit. Bapak jangan sentuh saya sebelum saya wisuda ...." Argan melembutkan suaranya saat mengucapkan kalimat terakhir sambil mengerucutkan bibirnya, menirukan gaya bicara Nara.
Tawa Nara semakin keras. Ia segera menutup mulutnya agar tawa renyahnya tak mengganggu teman-temannya.
"Ya, Mas Argan juga sih yang nggak tahan juga untuk nggak menyentuh Nara."
"Ya, Mas nggak akan nyentuh kalau Nara juga nggak mau. Nara juga menginginkannya."
"Ya, gimana nggak pingin, Mas Argan mancing-mancing terus, nyium-nyium terus makanya Nara jadi penasaran juga."
Terdengar tawa kecil dari ujung telepon. "Enak, kan?"
"Apanya yang enak?" Nara menaikkan alisnya.
"Ciumannya ...." balas Argan.
"Hmmm ...." Nara cuma berdehem.
"Seharian ini belum di-ecup, kok kangen ya ...."
"Kalau ketemu nanti pas weekend, Nara kasih kecupan yang hot banget."
"Mas, maunya sekarang. Ayo dong kasih muach."
"Malu ah, Mas. Kalau teman-temanku dengar, gimana?"
"Dikit aja, yang pelan suaranya."
Dengan ragu-ragu, Nara mendekatkan bibirnya ke ujung telepon. "Muach ...."
Argan membalasnya dengan kecupan yang lebih panjang, "Emmmuuuuaachhhhh ...."
Nara menggosok telinganya, mendadak ada rasa geli. Kecupan Argan terasa begitu real. Imajinasinya berkelana ke moment di mana mereka berciuman begitu panas. Rasa-rasanya Nara ingin segera pulang melepas semua kerinduan.
"Mas Argan kalo udah nyium, nggak di telepon, nggak di real mah hot banget."
Argan terkekeh. "Tapi kamu suka, kan?"
"Banget," jawab Nara jujur.
"Kangen banget sama kamu ...." Suara Argan sudah terdengar seperti orang merajuk, manja menggemaskan.
"Aku juga, kangen banget sama Mas Argan, sama Sakha juga."
"Muach muach muach ... emmuaaachhhhh ...."
Nara tersenyum mendengar serangan kecupan bertubi-tubi dari Argan.
"Mas pingin nyanyi deh buat kamu..."
"Lagu apa, Mas? Jangan-jangan lagunya Armada lagi. Mas Argan kan nggak tahu banyak lagu."
"Ih, jangan meragukan Mas. Tadi search lagu ini di youtube, lagu generasi 90an, judulnya kangen ..."
Semua kata rindumu semakin membuatku tak berdaya.
Menahan rasa ingin jumpa.
Percayalah padaku akunpun rindu kamu, ku akan pulang.
Melepas semua kerinduan yang terpendam.
Nara tersenyum mendengarnya. Suara Argan cukup enak untuk didengar. Tanpa terasa setitik air matanya tumpah. Menahan rindu itu begitu menyiksa. Sehari saja tidak bersua serasa sudah sekian lama tidak berjumpa. Ia rindu semua tentang Argan. Senyumnya, tawanya, kecekatannya membantu pekerjaan rumah tangga, pelukan hangatnya, ciumannya, bahkan keusilannya yang tiba-tiba mencubit pipinya, menciumi leher atau pipinya saat ia tengah serius mengetik tugas kuliah, atau bahkan meremas dadanya, juga begitu dirindukan Nara. Padahal terkadang ia berteriak kecil dengan nada khas manjanya kala suaminya gencar menggodanya, tapi sekarang ia begitu merindukan moment itu.
"Kok diam, Na? Suaraku jelek, ya?"
"Nara kangen banget sama Mas Argan, sama Sakha ..."
"Mas juga kangen banget. Sabar ya, weekend nanti Mas ke sana."
Nara menyeka air matanya.
"Nara gantian dong, nyanyi buat Mas."
Nara melengkungkan segaris senyum.
"Lagu apa?" tanya Nara.
"Apa aja..."
"Nara suka lagunya BTS, tapi Mas Argan nggak suka kpop. Ini lagunya pas banget buat kita yang lagi LDR. Ehm, Mas Argan lagi aja deh yang nyanyi. Nara suka suaranya Mas Argan, serak-serak basah gimana."
"Ada sih satu lagu yang menggambarkan perasaan Mas banget. Dengerin, ya. Lagu ini spesial buat kamu, judulnya "Baik-baik Sayang" dari Wali."
Aku tak ingin
Kau menangis bersedih
Sudahi air mata darimu
Yang aku ingin
Arti hadir diriku
Kan menghapus dukamu
Sayang ....
Karena bagiku kau kehormatanku
Dengarkan ... dengarkan aku
Hanya satu pintaku
Untukmu dan hidupmu
Baik-baik Sayang
Ada aku untukmu
Hanya satu pintaku
Di siang dan malammu
Baik-baik Sayang
Karena aku untukmu
Semua keinginan akan aku lakukan
Sekuat semampuku Sayang
Karena bagiku kau kehormatanku
Dengarkan ... dengarkan aku
Lirik lagu tersebut membuat Nara meleleh, terasa begitu dalam akan cara mencintai seseorang yang menginginkan orang dicintai selalu dalam keadaan baik.
"Seperti lagu itu, aku juga ingin kamu baik-baik saja. Dan aku akan berusaha melakukan yang terbaik untukmu," ucap Argan lembut.
Nara speechless untuk sesaat. Ia mengingat kembali akan semua moment indah yang pernah ia jalani bersama Argan. Laki-laki itu begitu istimewa. Ia mengenalkannya pada arti mencintai, bagaimana seseorang bisa menjadikanmu merasa berarti hingga kau tak menginginkan apa-apa lagi selain bersamanya.
Laki-laki itu yang begitu lembut dan tak ingin melihatnya terluka. Di saat ia menangis, Argan akan menghapus air matanya dan menciumi seluruh wajahnya, menyeka bulir-bulir itu dengan kecupannya untuk kemudian menarik kepala sang istri tuk bersandar di dada bidangnya. Ia berbisik pelan padanya bahwa ia tak tega melihatnya menangis. Bahkan ia terkadang menitikkan air mata jika melihat Nara menangis.
"Jadi tambah kangen, Mas ..."
"Mas juga ... tapi gimana lagi, kamu harus menempuh masa-masa ini."
"Udah malam, Na. Kita tidur ya. Besok mesti bangun pagi. Tadi pagi Mas gagal membuatkan Sakha bento. Sakha kecewa karena bentoku ancur nggak berbentuk. Besok insya Allah, aku akan membuat bento lebih baik."
Nara tersenyum. "Semangat ya, Mas. Mas Argan pasti bisa."
"Iya, Sayang, makasih. I love you..."
"I love you too, Mas ..."
"Emmmuuacchhhhhh ...."
"Muaachhh..."
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam."
Nara masih mendengar suara kresek kresek dan Argan belum mematikan telepon.
"Kok belum dimatiin, Mas?"
"Kamu aja yang matiin. Mas nggak tega mau matiin."
Nara tertawa kecil. "Ya, udah, Nara matiin ya. Muachhh..."
Nara tersenyum sendiri. Kalau menuruti rasa rindunya, berjam-jam bicara itu tak akan pernah cukup. Namun, ia tahu tubuhnya juga perlu beristirahat untuk beraktivitas esok hari. Rencananya esok hari mereka akan mengunjungi beberapa Sekolah Dasar untuk berpartisipasi dalam memberikan materi tambahan yang belum diajarkan di sekolah tersebut, seperti bahasa Inggris atau membuat keterampilan.
Nara memejamkan mata seraya berdoa, tak lupa menyebut nama Argan dan Sakha dalam doanya, agar Allah senantiasa memberikan perlindungan untuk mereka.
******
Tadinya mau dikit konflik, tapi udah panjang partnya.
Btw materi tentang pernikahan khususnya yang surat An Nur ayat 26 maupun empat pertimbangan memilih pasangan itu pernah aku bahas di cerita lain juga, misal di Suamiku Mantan Gay. Mungkin ada yang bosan atau kurang suka untuk membacanya, aku nggak maksa. Selama ada relevansinya, dan pembahasannya sama, karena dasarnya juga sama, berpedoman pada kitab yang sama, aku nggak segan untuk mengulang di cerita lain karena tidak semua pembaca membaca semua ceritaku. Aku sering membahas soal menikah karena banyak reader yang ingin menikah haha. Moga apa yang aku sampaikan dari hasil mendengar langsung, membaca, bertanya pada yang tahu, bisa memberi info yang bermanfaat, dan aku sambil belajar juga karena ilmu saya masih cetek.
Ke-7 ceritaku yg juga memuat info2 sudah dipindah ke dreame, pembaca nggak bisa baca kelanjutannya di wattpad. Makanya kadang aku kasih info lagi di sini, untuk part yang membahas hal yang sama. Yang penting keseluruhan konfliknya beda. Kalau ada part yang disisipi hal yang sama karena memang lagi membahas hal itu ya aku bahas lagi. Seperti soal menikahi wanita hamil di MBA 2 dibahas karena membahas kehamilan Laura, di My Baby, My Strength juga dibahas karena membahas pernikahan Firda dan Bayu. Begitu juga soal MPASI, ASI eksklusif, kehamilan, menyusui, ada info-info yang kadang aku masukkan ulang karena rasanya sayang kalau tidak dimasukkan dan agar lebih nyantel aja di pembaca. Toh tidak di semua part dibahas, hanya part tertentu saja. Kalau merasa info-info ini nggak penting atau bosan, silakan diskip.
Yang penting aku ingin pesannya bisa sampai.
Makasih banyak untuk pembaca yang udah support. Terus voment aja, aku akan melanjutkan cerita kalau aku udah ada waktu untuk ngetik, juga klo vote-nya udah cukup banyak.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro