Cԋαρƚҽɾ 8 Vσʅ.2: Bσɳυʂ Sƈҽɳҽ, Hҽɾ Bιƚƚҽɾ Hιʂƚσɾყ
Time setting: Sebelum semuanya terjadi
this chap kinda long, so enjoy your reading time, boo~!!!
.•¤֎¤•.
Pria paruh baya yang membawa beberapa perkakas di kedua tangannya itu ̶ memandangi mesin kecil yang diletakkan di tanah dengan hati-hati. Mesin yang jelas sekali tidak bisa dibilang hasil polesan tangan sempurna, entah kekacauan apa yang akan dihasilkannya kelak. Sore hari itu ditemani anjingnya yang menggonggong antusias, melihat sang tuan mulai mengoperasikan remote yang nampaknya digunakan untuk menghidupkan si mesin.
"Ayo kita coba," ujarnya melemparkan pandangan pada anjing berwarna dusty yang sangat setia menemaninya. Tak lama setelah menghela napas dan memperkukuh rasa kepastian, kakek tua itu memencet salah satu tombol di remote-nya.
WOOSHH ... BOOM!
Sebuah sirkuit lingkaran besar dengan kilatan cahaya seram terpampang di hadapannya. Si anjing yang tadinya menyalak hebat, kini mencicit ketakutan dan memilih menggelung di belakang kaki tuannya. Kakek tua itu juga terhenyak menyaksikan apa yang baru dilakukan mesin buatannya. Saat sedang panik-paniknya, samar-samar terdengar suara rintihan gadis dari dalam mesin portal.
Pria paruh baya itu makin panik dan dengan refleks memencet salah satu tombol remote untuk menutup gerbang magis di depannya. Berhasil, portal itu menyusut ̶ namun baru sampai setengah, sesosok gadis berpakaian dress kerajaan lengkap dengan pernak-perniknya terlempar keluar dari dalam sana. Si pria tua tersentak kaget sampai terperosok jatuh kebelakang sementara gadis remaja yang tak sengaja tiba-tiba muncul ini mengaduh kesakitan.
"Hah ... aku dimana?" tanya gadis tadi sambil membersihkan noda tanah yang melekat pada dress cantik yang dikenakannya. Ia mendongak, menyadari keberadaan kakek tua di hadapannya. "Anda siapa?"
"Saya Seno. Kek Seno."
Si kakek tua yang rupa-rupanya bernama Seno itu sedang berusaha menenangkan diri ̶ masih bersama anjingnya yang sedari tadi tak bergeming. Kek Seno mengajak gadis itu masuk ke rumahnya. Disajikan olehnya dua cangkir teh hangat, satu untuk tamu misteriusnya yang datang dari sebuah mesin dan satu lagi untuk dirinya ̶ berharap setelah minum teh kewarasannya akan kembali dan menyadari kecelakaan alat buatannya hari ini hanyalah mimpi belaka.
"Minuman ini enak," ujar si gadis tiba-tiba membuyarkan lamunan Kek Seno.
Kek Seno terpaksa harus kembali pada kenyataan menanggapi sosok makhluk hidup sungguhan yang baru saja memuji the buatannya. "Kamu siapa dan asalnya dari mana?"
"Aku seorang putri! Datang dari negeri nun jauh di ujung dunia yang amat indah!"
Pria tua itu makin terperangah tidak percaya. Terlebih dengan beberapa kata terakhir dari ucapan gadis yang mengaku seorang putri ini. Kek Seno hanya melemparkan pandangan kosong pada anjingnya yang masih membisu.
Tuan Putri yang datang jauh-jauh dari ujung dunia yang nyatanya hanya melompat keluar dari sebuah mesin malfungsi itu, tiba-tiba terksiap. Ia pergi keluar rumah, meninggalkan Kek Seno yang sedang mengecek mesinnya tadi. Gadis itu berjalan-jalan keliling pekarangan rumah. Menghirup udara banyak-banyak, bermain dengan dedaunan dan rumput, menyapa setiap orang yang berlalu-lalang di jalan ̶ tabiatnya sangat kentara bak pertama kali melihat dunia.
"Maaf ... tapi kayaknya kamu belum bisa kembali ke negeri asalmu itu dalam waktu dekat," kata Kek Seno usai menyusul Tuan Putri keluar rumah, sambil membawa mesinnya yang nampak gosong dan peot di beberapa sisi.
"Nggak masalah, aku senang disini."
.•¤֎¤•.
KLONTANG!
"Putri ...." Kek Seno menyibak tirai pembatas ruang perkakas, lepas dirinya mendengar suara benda jatuh.
Ternyata di dalam ada Putri dengan wajahnya yang cemong-cemong asap juga bajunya penuh dengan oli mesin ̶ untungnya bukan dress kerajaan mewah, sekarang yang melekat di badannya hanya kaos oversize usang dan short jeans belel yang warnanya pun sudah pudar.
Putri terkekeh kecut sembari mengambil sebuah mini generator yang tak sengaja dijatuhkannya. "Maaf Kek, aku kurang hati-hati."
"Nggak apa-apa, hari ini nggak perlu terlalu keras ya kalau sudah lelah ... istirahat."
"Iya sebentar lagi aja, tinggal pasang finishing," balas Putri singkat, lalu sibuk dengan perkakasnya sendiri.
Guk Gukk!
"Southy!" panggil Putri senang langsung menggendong anjing Kek Seno yang menghampirinya.
Anjing coklat dusty jenis Golden Retriever yang sangat periang itu berlari menghampiri ruang perkakas, ikut bergabung karena mungkin penasaran dengan suara-suara bising mesin dari ruangan itu.
Mereka bertiga kini bak keluarga kecil. Putri yang sebenarnya sudah bisa kembali ke dunia asalnya karena mesin portal sudah sempurna diperbaiki ̶ namun karena kecintaannya pada dunia baru, dirinya dengan senang hati sementara menetap di rumah Kek Seno. Untuk mengisi kekosongan di sela-sela harinya belajar seputar dunia yang baginya serba baru, dengan sukarela Putri membantu pekerjaan Kek Seno melakukan perbengkelan, memperbaiki perkakas, ataupun membuat alat-alat baru yang unik dan istimewa.
Alat-alat ciptaan Kek Seno memang serba istimewa. Contohnya saja mesin yang membuat dirinya sekarang berada disini. Tanpa sepengetahuan Kek Seno, diam-diam Putri sering pergi sendirian ke paviliun gudang belakang rumah untuk menghidupkan mesin keramat itu ̶ sekedar iseng bermain ke dunia asalnya. Mengingat itu membuat Putri tiba-tiba saja menghentikan aktivitas bekerjanya.
"Kek, aku lihat-lihat dunia manusia ini terlalu membosankan."
Mendengar itu Kek Seno mengernyitkan dahinya.
"Kayaknya bakal seru banget kalau aku bisa bawa makhluk-makhluk dari dunia asalku ke sini." Melihat respon dari raut wajah Kek Seno yang berubah sengit, bukannya berhenti dengan celotehnya ̶ Putri malah makin menjadi-jadi. "Kenapa Kek? Kita bisa kan coba mesin itu. Dunia manusia ini butuh hiburan biar nggak terus-terusan monoton, Kek ...."
Kek Seno yang hanya menganggap semua itu omong kosong hanya menggeleng sekali dan beranjak pergi.
"Kakek!"
Hentakan Putri berhasil menghentikan langkahnya. Melihat itu, Putri kembali membujuk dengan memelankan nada suara. "Kenapa Kek ...."
Meski begitu, Kek Seno mencoba sabar karena paham betul sifat strict pada diri Putri. Ia menghela napas berat dan mencoba menjelaskan, "Jelas sangat berbahaya dan terlalu banyak risikonya. Belum tentu yang kamu sukai itu baik untukmu, sedangkan yang paling kamu benci itulah yang baik buatmu."
Lepas mengutarakan apa yang dirasa Kek Seno cukup, ia pergi bersamaan dengan teriakan-teriakan lain dari Putri ̶ yang dengan sifatnya begitu tentu tak suka dilarang apalagi dinasihati.
"Jangan pernah lagi panggil aku 'Putri'! Aku disini cuma seorang diri ... panggil aku 'Ratu'." Dengan kejengkelannya yang masih membumbung itu, Ratu yang kini tak mau lagi di panggil Putri melepaskan gendongan Southy. Ia berlari pergi ke paviliun gudang peralatan di belakang rumah untuk menyendiri.
.•¤֎¤•.
"Nggak apa-apa! Aku harus mewujudkan keinginanku!"
Bermodalkan rasa egois yang membara Ratu mencuri semua alat Kek Seno di gudang itu ̶ yang paling penting mesin kecil istimewa pembuat portal dimensi. Setelah kedua tangannya dipenuhi alat-alat dan mesin, ia membawa semua itu ke sebuah pematang di halaman belakang rumah.
Usai memastikan di sana hanya ada perkakas yang dibawanya dan dirinya seorang, iya mulai mengutak-atik alat dan mesin. Merangkai semuanya satu persatu seperti yang sering dilakukannya saat bekerja membantu Kek Seno. Saat, dirasa cukup dan dengan culasnya Ratu sangat yakin ̶ langsung ditekannya agresif salah satu tombol remote pengontrol.
"HWAAAAAAHH!"
Diluar dugaan, Ratu tersedot masuk tepat setelah portal magis terbuka. Tak lama kemudian, muncul kilatan cahaya tak wajar yang brutal seperti ingin melahap gerbang portal itu sendiri. Pijarannya kian agresif dan menimbulkan percikan-percikan dan ....
Guk! Guk!!
Southy menyalak terus menerus seperti secara tak langsung memperingatkan Kek Seno.
"Kita harus ke pavilion," kata pria tua itu bergegas keluar rumah bersama anjingnya.
Namun, setibanya ia di sana ....
DUARRR!!
Portal di pematang halaman rumahnya meledak dahsyat. Kek Seno jatuh terduduk di tanah ilalang kosong itu. Bukan hanya begitu saja, sehabis ledakan itu rupanya portal tidak hancur dan justru mengeluarkan cahaya seterang asterisk yang silaunya tidak mungkin untukmu membuka mata. Pijarnya kian meredup bersamaan dengan Kek Seno yang perlahan menajamkan penglihatannya ̶ ia mengernyitkan alis dan mengucek daerah matanya saat melihat apa yang keluar dari ledakan portal tadi. Sekelompok makhluk magis.
Sebuah elf kecil terbang mendekati Kek Seno yang masih duduk terpaku, peri itu bertanya, "Bagaimana cara kami kembali?"
Lagi-lagi Southy yang harus memberikan atensi pada tuannya, anjing coklat itu menggonggong beberapa kali untuk menyadarkan tuannya.
Kek Seno terbelalak. "Terlalu riskan untuk kembali," ujarnya sendu menatap mesin portal yang lagi-lagi rusak.
Setelahnya, Kek Seno memindai satu persatu makhluk-makhluk magis yang kini mendekat ke arahnya. Diamati olehnya ada peri dan burung emas yang berterbangan, kancil-kancil yang berlarian, bahkan paus-paus yang berenang di awan pelangi; semuanya jelas tampak gelisah.
"Satu, dua, ... ah kalian banyak," kekeh Kek Seno menyerah menghitung satu persatu makhluk di sekitarnya.
Guk!
Southy tampak menggonggong senang melihat kedatangan etintas-etintas baru.
"Sepertinya kalian harus menetap sementara di sini."
.•¤֎¤•.
"Jadi semua ini karena Ratu?" tanya Kek Seno sembari menggaruk tengkuknya merasa aneh. "maksudku Putri dunia Fantasi?"
"Dunia Fantasi?" ucap Kek Seno merasa familiar dalam batinnya. Yes ofkors dufan!
"Apa Ratu nggak pernah cerita tentang dunia kami?" gumam salah satu elf.
"Dia hanya bilang datangnya dari negeri nun jauh di ujung dunia ...."
"Hmm ... boleh kami cerita?"
Kek Seno mengangguk. Para makhluk magis di ruang tamu yang diterangi lampu bohlam remang-remang malam itu ̶ segera membuat lingkaran mengelilingi Kek Seno dan Southy di tengah. Suasana temaram malam itu benar-benar cocok menjadi latar kegiatan bercerita. Kali ini salah satu elf mungil bernama Kayli yang jadi juru bicaranya.
"Sebenarnya negeri dimana kami tinggal, dimensi fantasi disana ̶ tidak sepenuhnya menyenangkan juga." Kayli menghela napas sebentar, lalu bangun dari duduknya untuk terbang sambil menguasai cerita. "negeri kami dibagi dua, Mandala Lucid dan Cimmerian. Seperti YinxYang, hitam dan putih, satu penuh kebaikan dan satunya nasib buruk, namun keduanya saling menghasilkan keseimbangan alam. Begitulah negeri kami terbentuk."
"Lalu kalian datangnya dari?"
"Kami jelas dari Mandala Lucid," jawab para elf kompak.
Kek Seno berpikir sejenak sebelum mengajukan pertanyaan lain. "Kaitannya semua ini dengan Ratu?"
Kayli dengan sigap mengepakkan sayapnya, terbang dan tak lupa gesture tangan mungilnya sebagai totalitas pembawaan cerita. "Jiwa yang dimiliki Ratu, meskipun dia berasal dari Mandala Lucid, namun tidak sepenuhnya bersih. Sebagian jiwa jahat Ratu memimpin tempat mengerikan bernama Mandala Cimmerian."
Tentu saja Kek Seno terperangah. Ia sungguh kaget baru pertama kalinya mendengar itu. Kini jelas mengapa banyak sekali sifat negatif yang sulit dimengerti dalam diri Ratu.
Elf lain ikut terbang di samping Kayli membuyarkan gagasan Kek Seno. "Terimakasih banyak Tuan, atas tempat tinggalnya. Sepertinya kami akan sangat senang berada di sini."
Seketika batin Kek Seno seperti dihujam hantaman. Ia merasa déjà vu mendengar itu. Apalagi perasannya jadi terusik.
"Iya bahkan untuk waktu yang lama sekalipun."
Guk!
Namun Southy menggonggong, ekornya bergoyang-goyang sangat riang, sepertinya tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan.
-Bonus scene: END-
Regards, Reyn
aku ga tau mau ngomong apa
oiya lagi persiapan ujian sekolah, tapi diusahain tetep update kok <3
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro