Cԋαρƚҽɾ 6 Vσʅ.2: Bσɳυʂ Sƈҽɳҽ-Tԋҽ Mყʂƚҽɾισυʂ Mαɳ
Time setting: Sore hari saat Alaric masuk ke dunia fantasi, waktu berputar kembali ke pagi hari ̶ ini yang terjadi di dunia yang ditinggalkan Arik. Enjoy your reading time, boo~!!!
.•¤֎¤•.
Terik hangat matahari menjelang senja di sore hari yang gersang menyemaikan aktivitas penghuni komplek Green Garden. Terlebih beberapa blok dari plang tulisan 'Jl. Flamboyan', ada Imey di depan rumahnya yang nampak baru selesai menanam tanaman hias baru. Ia sibuk menambahkan tanah dan air pada tanaman anggrek hias itu sambil terus-terusan menggumamkan sesuatu, "Duh ... ini si Arik katanya mau ke rumah seberang kok kayaknya bohong ya." Ditiliknya arloji dengan gemerlap emas khas wanita di pergelangan tangan kirinya yang menunjukkan pukul 16.50 ̶ tentu saja berhasil membuatnya berdecak. "Bentar lagi maghrib kok belum balik-balik.
Mari kita pindah dua blok di sebelah rumah Imey. Ada Bella yang rupanya berada di dalam rumah ̶ tepatnya di dapur, sedang mengangkat kue pastry yang baru matang dari dalam oven. Setelah diletakkannya nampan kue itu diatas meja, telpon rumah yang ada di ruang tengah berdering. Bella segera mengangkatnya dan ternyata itu customer kuenya yang bertanya, apakah donat yang dipesannya bisa diantar sebelum hari gelap, karena sepertinya ada keperluan mendesak. Bella mempertimbangkan selagi memandang susunan donat yang sudah rapih di atas meja dapur, tepat di sebelah kue pastry tadi. Detik berikutnya ia berteriak memanggil, "Nathan! Anterin donat pesenan bunda ya!" Mendengar tidak ada balasan, Bella mengerutkan keningnya. Setelahnya ia menepuk jidat ̶ baru ingat bahwa sedari pagi putranya pergi bermain belum pulang. Ia buru-buru kembali ke telepon yang digantungkannya dan memberi jawaban menyesal 'tidak bisa'.
.•¤֎¤•.
Kriettt
Imey dan Bela ̶ keduanya keluar dari rumah dan saling tatap dalam resah. Lalu mengangguk mantap dan mengambil langkah sampai ke depan rumah mengerikan yang infonya jadi tempat main anaknya kini; Arik dan Nathan.
"Masuk Bel?"
"Lo duluan deh ... enggak eh bareng yuk."
Dua ibu rumah tangga itu menghembuskan napas berat, merasa tak yakin. Di lain pikiran juga heran mengapa anaknya memilih tempat main yang auranya negatif begini. Bella menjulurkan tangan kanannya menawarkan bergandengan pada yang membuat Imey mentautkan alisnya, namun pada akhirnya menerima kaitan tawaran itu juga dengan kilat. Dibukalah pintu gerbang yang tidk terkunci dan baru saat keduanya mengambil tiga langkah ....
DBOOM!!!
Seisi rumah mengerikan Kek Seno tampak bersimbur cahaya dari luar dalam. Imey dan Bella serta-merta terlempar ke dalam kumparan waktu. Keduanya menghilang dari halaman rumah lenyap ditelan luapan cahaya. Entah kemana perginya, tapi yang pasti dimanapun mereka berada kini kondisinya tak sadarkan diri.
Tak lama setelah itu keluar sosok pria dewasa berpakaian aneh dari rumah Kek Seno. Ia mengenakan setelan mantel tebal usang dan topi caping lebar yang alhasil hampir menutupi seluruh wajahnya. Tabiatnya juga nampak aneh, pria misterius itu terus menggumamkan sesuatu ̶ seperti syair ataupun nyanyian, yang entah apa artinya.
"Berubah ... berubah ... demi kebaikan~"
"Waktu berganti bisa menyelamatkan~"
"Alat fantasia-ku cepat diandalkan~"
"Percaya atau tidak akan keajaiban~"
"Berubah ... berubah ... demi kebaikan~"
Di akhir lagunya betul terjadi keajaiban. Bukan matahari yang tiba-tiba tertarik mundur atau bagaimana, tapi skema waktu benar kembali ke pagi hari. Woah ....
.•¤֎¤•.
Imey tersadar di teras rumahnya ̶ tergeletak sendirian dihujani tanda tanya. Lagi pula siapa yang bisa-bisanya ketiduran di teras rumah? Tergeletak di lantai pula? Tapi syukurlah udara segar embun pagi menyambutnya, menelusup dingin ke kulit dan enak dihirup aromanya. Saat menengok ke taman kecil di depan rumah, ada satu set tanaman anggrek yang belum ditanam lengkap dengan peralatan tanam, tanah khusus, dll. Lalu ia terbayang seperti sudah menanam anggrek sebelumnya. Mungkin di dalam mimpi?
Sedangkan Bella terbangun di dapur rumahnya. Tentunya sendirian, menggunakan apron masak, namun nasibnya sedikit lebih baik karena bangun di kursi pantry. Saat mengangkat kepalanya ia merasa pening disengat matahari pagi yang menerobos ventilasi dapur. Setelah sepenuhnya mengumpulkan nyawa, ia menatap asing adonan donat di atas meja. Bella merasa de javu karena merasa dirinya telah menyelesaikan kue donat dan malah sudah siap diantar. Ia mengernyitkan kening dan mengacak rambutnya kesal.
Lalu disamping semua kerusuhan itu, ada sosok pria dengan mantel usangnya terus melantunkan syair-syair menyusuri ujung jalan Flamboyan. Bersamaan dengan matahari pagi yang semkain mencuat naik, dirinya tenggelam di penghujung lintasan.
-Bonus scene: END-
Regards, Reyn
Hiks mmf cuma bonus bikos aku sangat sibuk menimbun ilmu agar kaya sehingga cukup berduit untuk main ke dunia fantasi, hmch
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro