One Day
Tokyo, 12 Februari 2022
Pukul 23.45
Malam yang dingin.
Pria itu berdiri mematung di depan pintu sebuah bar. Tangannya memerah karena kepalan tangannya yang kencang. Nafasnya sedikit menderu, membuat embun mengepul di depan wajahnya.
"Besok..." Gumamnya.
Orang yang berlalu lalang pun memandanginya dengan tatapan yang cukup sinis.
"Sedang apa? Mau masuk atau tidak?"
Suara seorang wanita membuyarkan lamunannya. Ia pun menoleh dan mendapati seorang perempuan cantik yang sudah dikenalnya cukup lama.
"Karin kah... maaf aku melamun."
"Ada masalah?"
"..." Pria itu memandangi perempuan bernama Karin yang berdiri di depannya. "Tidak."
Karin menatap mata pria di hadapannya. Terdapat setitik kesedihan.
"Jadi mau masuk atau tidak?" Tanyanya lagi.
"Masuk."
Karin pun masuk ke dalam bar itu dan diikuti oleh pria bertubuh tinggi dan cukup kekar itu. Ia duduk satu meja dengan Karin.
"Kenapa duduk di sini?"
"Keberatan?"
Karin menghela nafas. Dia mengenal pria di depannya ini sudah sepuluh tahun dan dia tahu betul apa yang sedang pria itu pikirkan.
"Jika butuh hiburan jangan datang padaku. Aku bukan wanita penghibur."
Pria itu tidak menjawab perkataan Karin. Dia hanya diam menatap wajah cantik teman lamanya itu.
"Aku tahu alasanmu kesini." Karin melambaikan tangannya untuk memanggil pelayan bar. "Mau sampai kapan kau seperti itu?"
Pelayan bar pun datang membawa pulpen dan catatan. "Ada yang bisa dibantu?"
"Tolong ini satu dan..." Karin menatap pria di depannya. "Mau pesan apa?"
"Terserah kau saja."
"Tolong bawakan ini dua." Karin menunjuk tulisan yang ada di menu.
"Baiklah Nona." Pelayan itu pun undur diri setelah mencatat pesanan mereka.
"Sudah sembilan tahun. Kapan kau akan bergerak dari masa lalu?"
"Entahlah..."
___
Tokyo, Januari 2012.
"TIM VOLI PUTRI INARIZAKI MEMENANGKAN KEJUARAAN INTERHIGH MUSIM SEMI!!!"
Sorakan penonton menggema memenuhi lapangan orange.
"KI-KITA BERHASIL!!!"
Para gadis itu saling berpelukan dengan air mata bahagia menghiasi perayaan kemenangan mereka.
Sorakan terus bergema hingga para pemain meninggalkan lapangan.
"Lumayan juga anak itu." Seorang laki-laki berambut blonde menunjuk seorang gadis bersurai orange kemerahan.
"Dia adalah ace. Jika tidak hebat dia tidak akan menjadi ace." Jawab laki-laki bersurai abu-abu yang memiliki wajah yang sama persis dengan laki-laki berambut blonde itu.
"Yah benar sih."
___
Hyogo, April 2012
"Kelas 2-2?" Gumam seorang gadis berambut orange kemerahan.
"Kita beda kelas lagi, Samu!"
"Baguslah. Setidaknya aku bisa bebas darimu selama pelajaran."
"Apa maksudmu HAH?!"
Gadi bersurai orange kemerahan itu mengabaikan dua anak berwajah sama yang sedang bertengkar di depan papan pengumuman. Dia berjalan masuk ke gedung sekolah.
"Ohayou!" Sapanya saat dia masuk ke dalam kelas 2-2.
"Ohayou!" Jawab para penghuni kelas yang sudah datang.
"Tempat duduknya sudah diatur di papan tulis." Ucap salah satu anak.
"Um! Arigatou." Gadis itu pun duduk di bangkunya.
"Selamat pagi dunia!!" Sapaan yang cukup meriah dari anak laki-laki berambut blonde buatan salon.
"Wah! Miya ada di kelas ini!"
"Kyaaa Atsumu-kun!!!"
"AH! IKEDA MIKI!" Laki-laki yang bernama Atsumu itu menunjuk gadis bersurai orange kemerahan dengan tidak elit.
"Apa?!" Jawab gadis bernama Miki itu dengan sinis.
Atsumu pun langsung berlari menghampiri Miki yang sedang sibuk merapikan barangnya.
"Kita sekelas! Aku Miya Atsumu!"
"Aku sudah tahu. Si kembar yang suka ribut."
"Hah?!"
"Hahaha! Yoroshiku, Atsumu." Miki tersenyum.
___
Hyogo, Mei 2012.
"Aku dimarahi pelatih!"
"Kenapa?"
Miki dan Atsumu yang sudah mulai akrab pun berencana untuk pulang bersama karena rumah mereka satu arah.
"Pelatih bilang aku berlatih terlalu keras." Miki cemberut.
"Bukannya memang iya?" Atsumu menepuk pundak Miki. "Pelatih hanya tidak mau anak emas sepertimu sampai cidera karena berlatih terlalu keras."
"Siapa yang anak emas?!"
"Kau lah!"
"Aku sudah selesai." Anak laki-laki yang berwajah sama dengan Atsumu pun menghampiri mereka berdua.
'Kembarannya Atsumu...'
Pikir Miki.
"Lama sekali! Untung tidak aku tinggal!"
"Kau tinggal pun aku tidak masalah. Justru aku lebih senang sendirian."
"Ap katamu?! Aku sudah berbaik hati menunggumu ganti baju!"
"Aku kan tidak minta!"
"Kh!" Perempatan muncul di dahi Atsumu. "Kau seharusnya berterima kasih! Aku sudah mencoba menjadi kakak yang baik!"
"Mustahil."
"Samu teme!" Atsumu menarik kerah baju Osamu.
"HAHAHAHAHAHAH!!!!"
Melihat pertengkaran si kembar itu membuat Miki tertawa. Baru kali ini dia melihat pertengkaran mereka dari dekat. Sejujurnya ini pertama kalinya dia melihat si kembar bersama dari dekat.
"Kalian ini lucu sekali! Hahahahah! Julukan si kembar Miya yang suka ribut ternyata memang benar! Ahahahahahah!" Miki tertawa sampai air matanya keluar.
Atsumu dan Osamu pun terdiam menatap Miki.
'Imut...' Pikir Osamu.
Osamu pun terus memandangi Miki yang masih tertawa kecil sambil mengusap matanya.
"Siapa yang memberi julukan seperti itu?" Tanya Atsumu.
"Entahlah. Tapi julukan itu cocok untuk kalian!"
"Apa katamu?!"
"Tapi ini pertama kalinya aku bertemu denganmu. Aku Ikeda Miki. Yoroshiku, Osamu." Miki menatap Osamu, menunggu jawaban dari Osamu.
Osamu tidak menjawab. Dia masih terdiam menatap Miki. Pandangannya tidak beralih semenjak Miki tertawa.
"Osamu?" Miki pun menggerakkan tangan kanannya di depan wajah Osamu.
"Oi Samu! Kau kenapa?"
"Ah tidak. Maaf. Aku Miya Osamu." Osamu mengulurkan tangannya.
"U-um." Miki mengangguk lalu membalas uluran tangan Osamu.
Osamu pun tersenyum tipis saat memegang tangan Miki.
'Dia cantik...' Pikir Osamu lagi.
"Hmm???" Atsumu pun memandangi Osamu dengan tatapan aneh.
'Jangan-jangan Samu...'
Atsumu menatap Osamu lekat-lekat.
"Apa?! Aku tidak seperti itu!" Seolah mengerti apa yang sedang dipikirkan saudara kembarnya itu, Osamu melepaskan genggaman tangannya pada Miki dan menatap sinis Atsumu.
"Jika iya pun tidak masalah!"
"Berisik!" Osamu berjalan mendahului mereka.
"Oi!" Atsumu dan Miki pun menyusul.
Dalam perjalanan Atsumu dan Miki yang berjalan bersama di belakang Osamu pun bercanda gurau.
"Na Miki." Panggi Atsumu.
"Nani?"
"Kenapa kau bermain voli?"
"Ah... sejak kecil aku sudah bermain voli. Kau tahu keluargaku sangat ketat. Yah meski aku dari keluarga cabang aku tetap menyandang marga Ikeda. Tidak ada pelarian lain selain olahraga. Aku sudah mencoba berbagai macam olahraga tapi yang cocok untukku hanya voli."
"Souka."
"Ikeda kah..." Gumam Osamu.
"Ada apa Samu?"
"Tidak. Di kelasku juga ada anak yang bernama Ikeda."
"Ikeda Karin?" Tanya Miki.
"Iya."
"Dia sepupuku. Dia anak kedua dari keluarga utama."
"Dia juga anggota klub voli putri kan?"
"Um. Dia setter utama kami."
"Setter kah..."
Osamu melirik Miki yang sedang bercanda dengan Atsumu. Entah kenapa sejak melihat Miki perhatiannya tidak pernah lepas darinya.
"Rumahku arah sini." Miki berhenti di persimpangan jalan.
"Kalau begitu kita berpisah di sini ya."
"Um. Sampi jumpa besok ya Atsumu, Osamu." Miki melambaikan tangan sambil tersenyum.
"Sampai jumpa." Ucap si kembar bersamaan.
"Dia cantik ya." Ucap Atsumu.
"Um." Tanpa sadar Osamu mengangguk.
"Kau suka?"
"Apa maksudmu?"
"Aku tanya, kau suka Miki?"
"Menang kenapa?"
"Jika kau menyukainya aku tidak akan mendekatinya lebih jauh." Atsumu pun berjalan di depan dan diekori Osamu.
'Apa maksud si bodoh ini? Kenapa aku menyukainya? Aneh. Tapi... dia memang imut meski sedikit tomboi.'
___
Hyogo, Juni 2012
Penyisihan interhigh telah usai. Perwakilam Hyogo digenggam oleh SMA Inarizaki.
"Wah ini benar-benar rekor! Dua kali berturut-turut tim voli putra dan putri kita maju ke Nasional!"
"Sekolah kita hebat!"
Kabar itu pun tersebar luas.
"Kenapa spiker terhebat nasional sendirian di sini? Tidak latihan di dalam?"
Suara yang tidak asing bagi Miki membuyarkan lamunanya.
"Shin-san?"
"Apa yang kau pikirkan?"
"Tidak... aku hanya tidak menyangka bisa kembali ke panggung Nasional."
"Yah kau memang tidak terkalahkan dalam voli. Tapi jangan lupa belajar. Tidak ada gunanya kau hebat dalam voli tapi nilai akademikmu jelek. Ingat! Sekolah mendukungmu menuju Naisonal tapi nilaimu itu harus diperbaiki! Kau tidak bisa leluasa berlatih jika terus masuk ke kelas perbaikan!"
'Gawat... Shin-san mulai ceramah...'
"Setelah pulang latihan aku akan datang ke rumahmu dan membantumu belajar! Jangan kabur!"
"Ha-hai'..."
"Sekarang masuk ke dalam dan latihan dengan benar!"
"Hai'."
___
"Miki." Panggil Osamu yang berdiri di depan pintu gym.
Mendengar suara Osamu Miki langsung menghampirinya. Latihan selesai lebih cepat karena pihak sekolah akan memeriksa bagian gym yang akan direnovasi.
"Ada apa?"
"Ne Miki! Mau beli es krim di konbini?" Ajak Atsumu yang tiba-tiba muncul entah dari mana.
"Um!" Miki pun dengan penuh semangat mengiyakan ajakan si kembar.
"Mau kemana Miki?" Tanya seorang gadis bersurai rosegold.
"Beli es krim di konbini! Karin mau ikut?"
"Eh? Apa boleh?"
"Tentu." Jawab Atsumu sambil tersenyum.
"Ka-kalau begitu aku akan ikut..."
Setelah mengganti baju, mereka pun memulai perjalanan mereka menuju konbini terdekat.
Osamu berjalan bersama Miki dan Atsumu berjalan bersama Karin. Terdengar Atsumu sedikit menggoda Karin hingga beberapa kali wajah Karin memerah.
"Jangan menggodanya terus. Dasar playboy." Celetuk Osamu.
"Uruse!"
"Jangan jatuh cinta pada Atsumu ya Karin. Dia playboy." Miki ikut menggoda Atsumu.
"Hah?! Aku tidak playboy!"
Pandangan Miki pun tertuju pada seorang anak kecil yang sedang berjalan di pinggir jalan sambil memegangi tali yang diikatkan pada seekor anak anjing berjenis Shiba.
"Ada apa?" Tanya Osamu yang melihat Miki memandangi seorang anak.
"Anak itu..." Miki menunjuk seorang anak yang sedang kesulitan menyeberang.
Lalu anjing yang berjalan disampingnya pun berlari menuju tengah jalan karena tali di genggaman anak itu terlepas. Anak itu pun panik lalu mengejar anjingnya yang lepas. Padahal lampu penyeberangan masih menyala merah.
"AWAS!" Miki berteriak sambil berlari menyusul anak itu. Dia berlari menuju tengah jalan dan berusaha meraih tangan anak itu.
"MIKI!!!" Teriak Karin dan Atsumu dari pinggir jalan.
PIM PIIIMMM
"KYAAAA!!!"
CIIIIIITTTT
BRAAKKK
"MIKI!!!" Karin, Atsumu dan Osamu pun berlari menghampir Miki yang tergeletak di depan sebuah mobil.
"O-Onee-chan?!" Anak yang ditolong Miki pun menangis melihat Miki tergeletak dengan kesadaran yang hampir menghilang.
"MIKI!" Osamu mengangkat tubuh Miki. "Miki sadarlah!"
"Itai..." Bisik Miki.
"Pa-panggil ambulance! CEPAT!" Karin mulai menangis melihat saudara sepupunya bersimbah darah.
Atsumu pun menelfon ambulance. Mereka menjadi bahan keributan dan orang-orang mulai mengerumuni mereka.
Si penabrak pun turun dari mobil untuk melihat keadaan Miki.
"Dia masih hidup kan? Dia tidak mati kan?" Tanya si penabrak.
"Diam kau!" Sinis Osamu. "Miki kau dengar aku?"
Mata Miki yang masih terbuka hanya bisa menatap wajah Osamu dengan pandangan yang sudah kabur.
Tidak lama kemudian ambulance datang. Mereka segera membawa Miki masuk dan bergegas menuju rumah sakit terdekat.
Tentu saja Atsumu, Osamu, dan Karin ikut. Karin menelfon Ayahnya dan Ayah Miki. Mereka segera menuju rumah sakit setelah mendengar kabar itu.
___
Rumah sakit.
Osamu dan Atsumu berusaha menenangkan Karin yang terus menangis.
"Miki akan baik-baik saja kan?!" Pertanyaan yang terus terlontar dari mulut Karin sembari menangis.
"Dia akan baik-baik saja. Dia gadis yang kuat!" Atsumu berusaha meyakinkan Karin kalau Miki akan baik-baik saja.
Setelah menangani luka Miki, Ayah Miki Ikeda Satoshi dan Ayah Karin Ikeda Hiiro menemui dokter.
"Luka pada kepalanya tidak parah. Hanya saja..."
"Hanya saja?"
"Benturan pada punggungnya sangat keras. Kami memang tidak menemukan cidera yang berarti."
"Syukurlah."
"Tapi kami khawatir terjadi sesuatu dengan syaraf tulang belakangnya. Karena itu tolong pastikan dia beristirahat selama satu bulan. Tidak boleh ada kegiatan berat, hanya olahraga ringan saja."
"Terima kasih dok."
___
"Otou-sama, bagaimana keadaan Miki?" Karin menghampiri ayahnya saat melihatnya keluar dari ruangan dokter.
"Dia baik-baik saja. Tapi dia harus istirahat selama satu bulan. Pastikan dia tidak melakukan kegiatan yang berat."
"Hai' Otou-sama."
"Terima kasih ya kalian sudah menolong Miki." Satoshi berterima kasih pada si kembar.
"T-tidak..." Atsumu sedikit kelabakan.
"Kami harusnya minta maaf karena tidak bisa menjaga Miki." Osamu membungkuk.
"Anak itu memang ceroboh dan suka seenaknya sendiri. Untunglah dia baik-baik saja."
"Kami masih ada urusan. Ibumu akan segera datang untuk menjaga Miki. Sebelum itu jagalah dia dengan baik, Karin." Perinta Hiiro.
"Hai' Otou-sama."
"Tolong jaga Miki ya Karin."
"Hai' Oji-sama."
Kedua pria bertubuh besar itu pun meninggalkan tempat itu.
"Aku mendadak gugup!" Atsumu memegangi dadanya. "Ayahmu menyeramkan ya Karin!"
"Ayahku baik kok."
"Aku akan melihat keadaan Miki." Osamu meninggalkan mereka dan berjalan menuju ruangan Miki.
KLEK
Osamu masuk ke ruangan Miki dan melihat gadis itu terbaring di tempat tidur dengan plester di kepala, luka lebam di tangan, dan jarum infus yang menembus kulit tangan kirinya.
Osamu menatap wajah tenang Miki yang sedang tertidur. Senyum tipis terukir di wajahnya. Tangannya terulur membelai rambut cerah Miki.
'Dia sangat tenang...'
"Cantik..." Bisiknya.
Atsumu dan Karin pun masuk ke dalam ruangan Miki. Atsumu melihat gerak-gerik Osamu yang mengusap rambut Miki dan terus memandanginya.
'Samu... kau benar-benar menyukai Miki?'
'Iya aku menyukainya...'
___
Yahooo
Kali ini saya bikin Osamu x OC
Tenang saja book My Only One tetap berlnjut kok. Tapi nunggu animenya rilis dulu #digebukin 😭😭😭
Selamat membaca
Semoga terhibur
Sampai jumpa chapter depan 😊
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro